Chapter 2

This is my desteny??

“Kyunnie... kau sudah sadar sayang?” tanya sebuah suara cukup lembut ditelingaku.

Ini dimana?

Ini seperti... bau dan rupa rumah sakitkan?

Botol itu?

Aku mengikuti selang yang terhubung dengan botol terbalik itu. Aish! berakhir dipunggung tanganku?

“ini dimana? Dirumah sakit?” tanyaku.

Orang itu mengangguk dan membelai pipiku lembut.

“jangan lakukan ini lagi padaku... jangan tinggalkan aku... jangan membuatku takut...” gumam orang itu didekatku, matanya berkaca-kaca.

Tapi....

“nuguya?”

 

***

 

“Kyunnie...” panggilnya dengan wajah memucat ada tatapan kaget dan sedih bercampur takut di mata namja ini.

Aku merasa ada hal aneh menjalar di hatiku melihatnya begitu.

Sesuatu yang terasa janggal...

“Kibumie, makanlah dulu” seru seseorang yang baru datang...

Dia Hae Hyung... tapi dia potong rambut ya?

“Hyung! Panggil Euisa!” perintah orang yang dipanggil Kibumie dan orang yang telah menciumku tanpa izin tadi.

Hae Hyung menatapku sekilas kemudian berlari keluar meninggalkan aku dengan namja yang tidak kukenal ini.

Tak lama beberapa orang yang kuyakini adalah Euisa dan Ganhosa masuk kekamar ini.

Mereka menanyakan beberapa pertanyaan dan memeriksa badanku. Setelah itu mereka keluar kamarku.

Aku duduk diranjang, melihat kanan kiri.

Hae Hyung masuk kamarku.

“Hyung!” panggilku.

Dia mendekat dan memelukku.

“ayo pulang... kau tau aku tidak suka disini! Kenapa membiarkanku disini!” kataku sebal dan tidak membalas pelukannya.

“Hyung rindu padamu... kenapa kau tidur lama sekali Saeng... Kibumie sampai meninggalkan perusahaan beberapa ini dan Eomma tidak bisa berhenti menangisimu! Kau tahu, Appa dan Eomma sampai bertengkar” kata Hae Hyung dengan menggebu tanpa sedikitpun melonggarkan pelukannya.

Rindu? Aneh... bukankah semalam kami masih bertemu? Aku juga belum tidur lama, bahkan aku masih merasa capek.

Eomma menangisiku? Andwe... Eomma tidak boleh menangis karenaku... dan apa sebenarnya yang terjadi sampai Eomma bertengkar dengan Appa?

Tunggu-tunggu, Kibumie? Bukankah itu nama namja tadi? Setidaknya Hae Hyung menyebutnya seperti itukan?

“Kibumie nugu, Hyung?”.

“Kyu?”.

“hem... Kibum nugu Hyung? Dan kau kenapa ganti model rambut? Akukan sudah bilang kau cocok dengan rambutmu yang kemarin! Apa Hyukkie Hyung yang menyuruhmu ganti model?”.

Hae Hyung tampak bingung.

“kenapa aku bisa tidur disini?” tanyaku lagi.

“se-seminggu yang lalu kau perdarahan...”.

“perdarahan? Perdarahan apa?”.

“kau, keguguran, Saeng... Mian... Hyung tidak bisa membantu menjagamu...” kata Hae Hyung dengan wajah menyesal, dia memelukku erat dan jangan lupakan kecupannya dirambutku yang bertubi-tubi.

“tunggu! Keguguran? Jangan bercanda Hyung! Aku tidak pernah melakukan ‘itu’ dengan Yunho Hyung, mana mungkin aku bisa keguguran? Dan lagi aku ini namja!” elakku tegas.

Tubuh Hae Hyung menegang, dia melepas pelukannya kemudian memandangku serius.

“Geu namja, nugueyo?” lanjutku ingat sosok namja yang mengecup keningku tanpa ijin tadi.

“Yunho Hyung? Kau bicara apa kyu? Apa kau bertemu dengannya? Kau bertemu sembunyi-sembunyi dibelakang suamimu? Kyu! Dengarkan Hyung! Jangan jadi wifu durhaka! Kau harus ingat apa yang dilakukan Yunho Hyung padamu dan Kibumie dulu!”.

“suami? Wifu durhaka? Tunggu Hyung! Apa maksudnya? Aku masih 17 tahun, aku bahkan baru putus dengan Yunho Hyung kemarin sore! Semalampun kau menemaniku menghabiskan 7 mangkuk Jjajangmyeon!”.

Donghae Hyung membelalakan matanya yang memang lebar.

Sampai namja yang dipanggil Kibum tadi masuk kekamar ini. Dia tersenyum lembut kepadaku.

“apa yang kau rasakan? Apa ada yang sakit?” tanyanya sambil duduk dipinggir ranjangku.

Aku menggeleng kecil.

Siapa sebenarnya Kibum itu?

“baguslah...”.

“hanya punggungku sedikit sakit” kataku saat menyadari punggungku terasa sedikit tidak nyaman dan agak nyeri.

“itu wajar... kau sudah tidur selama 5 hari Kyu...” katanya masih lembut diiringi senyum kecil.

“Kibumie... dia...”.

“bicaralah dengan Eomma dan Appa diluar Hyung...” kata Kibum memotong kata-kata Hae Hyung.

Hae Hyung melepaskan kaitan tangannya denganku dan beranjak keluar.

“Hae Hyung bilang kau suamiku, apa benar?”.

Dia mengangguk.

“2 tahun?”.

Dia mengangguk lagi.

“apa kalian bermain opera denganku? Akhiri saja permainan peran kalian!” jengkelku saat kurasa semua semakin aneh saja.

Dia menggeleng dan membelai kecil pipiku. Sangat lembut dan hangat. Bahkan lebih hangat dari sentuhan Yunho Hyung yang bisa kuingat.

“semua itu benar adanya Kyu... kami tidak sedang berakting”.

“tapi, aku bahkan tidak pernah bertemu dneganmu! Mana mungkin kita menikah selama 2 tahun?” elakku tidak percaya.

“apa yang kau ingat terakhir?”.

“eumh... aku baru putus dengan namjachinguku, Jung Yunho, karena dia ingin mewujudkan permintaan Appanya yang memintanya menikah dengan seorang Yeoja bernama Kim Jaejong, setelah itu aku makan 7 mangkuk Jjajangmyeon dan setengah panci bulgogi bersama Hae Hyung dan Eomma...”.

“itu kejadian 11 tahun lalu...”.

“mwo? 11? 11 tahun lalu? Kau, kau siapa? Aku sebenarnya ada dimana? Dan kenapa dari tadi kau membelai pipiku?”.

“kau ada di tahun 2016, kau dinyatakan lupa ingatan karena shock psikis yang kau alami karena kehilangan calon anak pertama kita... aku suamimu sejak 2 tahun yang lalu, namjachingumu sejak 6 tahun lalu, sahabatmu sejak 9 tahun lalu dan teman sekelas dan sebangkumu sejak 10 tahun lalu. Kim Kibum... itu namaku...” katanya masih dengan senyuman dan tangannya masih setia membelai pipiku.

“teman sebangku?”.

Dia mengangguk. “kita saling mengenal saat awal kuliah... kita sama-sama mahasiswa seni music modern...”.

“apa itu benar?”.

Dia mengangguk kecil.

Aku menunduk. Apa benar aku amnesia? Tapi aku ingat dengan jelas kejadian semalam...

“jangan dipaksakan mengingat... biar kau ingat dengan sendirinya... dan, kalaupun kau tidak mengingatku, kita buat kenangan baru saja... mengerti?” tanyanya sambil menarik kedua sisi wajahku untuk memandangnya.

Pandangannya sangat teduh dan menenangkan.

Aku mengangguk.

“jangan merasa canggung padaku, katakan apapun yang kau rasakan”.

“aku masih merasa asing saja... mian...”

Dia tersenyum semakin lebar dan menyentil hidungku kecil.

“Gwenchana!” serunya.

Aku senang melihat senyumnya yang hangat. Aku suka sekali.

Setelah itu pintu tebuka, masuklah Eomma.

“Eomma!!!” seruku pada Eomma.

Wajahnya tampak lebih tua dari yang kuingat.

Eomma tersenyum dan memelukku ketika sudah didekatku.

Aku memeluknya senyaman mungkin.

***

Setelah uisa itu menahanku selama 4 hari di tempat paling tidak enak itu aku diijinkan pulang. Emh... aku tidak pulang kerumah Appa dan Eomma... aku pulang kerumahku dan Kibum. Aku mulai bisa menerimanya, emh... aku sudah jadi pasangan hidupnya. Lagi pula dia mendekatiku dengan lembut dan membuatku nyaman. Mungkin aku  benar-benar mencintainya dulu.

“kau yakin tidak mau dirumah dulu?” tanya Appa melihatku khawatir.

Aku menggeleng.

“Appa! Anakmu ini sudah punya suami” elakku masih dipelukan Appa.

“ne... Appa mengerti anak Appa yang manja ini sudah menikah... tapi jika merasa tidak nyaman katakan pada Appa... Appa akan menjemputmu... Arrachi?” kata appa lembut.

Aku mengangguk.

Appa akan selalu begitu padaku. Baik di ingatanku dulu dan sekarang. Appa adalah orang yang sangat lembut dan penyayang. Tapi dia akan menjadi singa lapar saat tahu kami (Eomma, Hae Hyung ataupun aku) dalam kesusahan dan sedih karena manusia lain.

“Appa sangat menyayangimu Hyun-ah” bisiknya ditelingaku.

Hyun itu panggilan sayang Appa untukku.

“jangan sesali keguguranmu... Appa yakin nanti kau pasti mendapatkannya lagi... arra?”.

“siap kapten!” seruku sambil melakukan hormat ala angkatan padanya.

Eomma dan Kibum memandang kami dengan senyum lebar.

“Eomma, seringlah datang kerumah kami, kalau aku sudah boleh kemana-mana aku yang akan pulang. aku akan sering ingin bulgogi buatan Eomma...” kataku pada Eomma sebelum Kibum menuntunku masuk mobil.

Eomma mengangguk kemudian mencium dahiku.

Setelah itu aku dan Kibum pulang kerumah kami.

“apa rumah kita masih jauh Bum?” tanyaku.

Entah kenapa aku lebih suka memanggilnya Bum-Bum dari pada Kibumie seperti yang lain memanggilnya.

“sudah tidak jauh...” katanya sambil tersenyum walau pandangannya masih tertuju pada jalan raya.

“Bum...”.

“hum...”.

“bagaimana dulu kita berkenalan? Aku ingin mendengar cerita lengkapnya”.

“hum... dulu, kita bertemu pertama di depan kelas. Kita telat dihari pertama pembagian kelas. Dan terpaksa kita duduk dibangku paling belakang karena datang paling akhir. Awalnya aku dan kau sama-sama tidak saling bicara dan hanya sibuk dengan PSP masing-masing ditengah jam pelajaran yang membosankan. Sampai akhirnya suatu ketika kau melihat kearah PSP yang kupegang dan kau berkata ‘waw... kau juga suka starcraft? Ayo bertanding! Namaku Kyuhyun!’ kurang lebih begitu” katanya seperti mengingat-ingat.

“ya, memang susah mencari teman bermain game... mungkin waktu itu aku senang menemukanmu... lanjutkan... aku ingin degar semuanya” pintaku mulai merasa nyaman karena alsanku berkenalan dengannya cukup baik, tidak ada moment memalukan.

“Setelah itu kita sering bertanding  dan banyak mengobrol soal starcraft, diablo dan game lain. Aku sering main dan menginap dirumahmu dulu, karena aku sendirian di Korea”

Aku mendengarnya dengan seksama.

“Selama kita bersahabat, aku beberapa kali berpacaran dengan yeoja dikampus kita, kau juga pernah berpacaran dengan seorang yeoja teman sekelas kita bernama Yoo Injung dan bahkan aku juga pernah berpacaran dengan sahabat dari yeojachingumu itu, Lee Eunsang. Aku putus saat aku dan Eunsang saat kami baru jalan 2 minggu dan kau putus dengan Injung pada bulan ke 5”.

Aku pacaran dengan yeoja? Ternyata hebat juga...

“Yunho sempat masuk kekehidupanmu lagi di akhir tahun pertama kita pacaran, dan kau banyak menangis juga ditahun itu, karena aku” lanjutnya lirih.

“Jung Yunho?”.

Dia menagangguk.

Aku sedikit merasa terintimidasi dengan nama itu. Aku menoleh kesamping dan menemukan namja, yang adalah suamiku, menatap lurus ke jalan raya.

Kibum memandang jalan tampak tidak nyaman dengan nama mantanku satu itu.

“bagaimana bisa kita pacaran? Bagaimana kau menembakku atau aku menembakmu?”

“tidak ada acara tembak menembak yang romantis, Kyunnie... kau jangan berharap”

“Jinja! Kau membunuh fantasiku! ceritakan”. Aku mulai merasa nyaman dalam suasana ini walau belum sepenuhnya mengenal namja disampingku ini.

“hari itu, kita memancing bersama Donghyuk, kau melihat Injung dengan namja lain dan membuntutinya. Kemudian kau kembali dan berkata kau sudah putus. Sesampainya diapartemen, aku membuatkanmu Jjajangmyeon dan ikan pedas. Kau cerita apa saja yang kau lihat waktu itu direstoran. Kau menyesal belum pernah mencium yeoja itu. Kemudian aku menciummu dan kita pacaran”.

Aish... Jinja? Tidak romantis sekali... padahal setidaknya, aku ingin acara romantis untuk awal pacaran dengan namja yang akhirnya menjadi pendamping hidupku selamanya. Menyebalkan.

“Awal pacaran yang aneh memang, tapi aku semakin serius begitu juga kau, diusia pacaran kita 3 tahun lebih aku membawamu ke California untuk mengenalkanmu pada orang tuaku sebagai calon pendampingku. Sekaligus minta restu mereka. Setelah itu aku meminta ijin pada Appa, Eomma dan Hyungmu. Menginjak 3 setengah tahun kita bertunangan dan menikah saat kita sudah berpacaran selama 4 tahun 4 bulan”.

“lama sekali kita saling mengenal... dan aku lupa semuanya...” gumamku.

“jja! Kita sudah samapai...” katanya sambil membuka seatbeltnya, kemudian keluar dari mobil dan membukakan pintu serta seatbeltku, setelah itu mengambil tas cukup besar dari bagasi. Menuntunku disebelah kirinya dan membawa tas di tangan kanannya.

Kami masuk kesebuah pintu di gedung apartemen ini, dilantai 12 dengan nomor pintu 12013.

Saat masuk apartemen itu, langsung terlihat foto kami berdua dengan tuxedo hitam dan putih, tampak elegan. Dan jangan lupakan senyum manis kami berdua.

“ini foto pernikahan kita?” tanyaku.

Dia meletakan tas yang tadi dibawanya kemudian berdiri dibelakangku dengan melingkarkan tangannya di bahuku. Dan anehnya aku merasa tidak risih sama sekali.

“uhm... iya... foto pernikahan kita 2 tahun yang lalu... kau mau lihat foto yang lain?” tawarnya.

“ada?” tanyaku.

Dia mengangguk, menarikku menuju ruang tengah, dia mendudukanku didepan tv dan dia duduk disebelahku. Disana banyak terpajang foto kami di figura-figura kecil dan besar.

“yang itu foto kita saat kita ke Hawai saat kita tingkat 2, kita masih menjadi sahabat waktu itu. Kemudian disebelahnya, saat kita ke Bunsan, disebelahnya ke Ilsan kemudian ke Namsan, yang dipojok sana foto kita di Tokyo, untuk resepsi Hyungku, waktu itu kau masih berpacaran dengan Injung. Yang disebelahnya kita ke disney itu diambil saat kita liburan pertama pasca kejadian buruk dengan Jung Yunho”.

 “2 bayi itu? Anak siapa? Mereka cantik sekali...”.

“ah, itu... itu dongsaeng Donghyuk... HaeJi... dia lahir sebulan setelah pernikahan kita, tepat 4 hari setelah ulang tahunmu, dan yang satu itu Daehee putri Chullie Hyung, Hyungku”.

“Donghyuk sudah punya Saeng?”.

Dia mengangguk.

Dan hah... tanpa sadar aku kini dengan tenang bersandar didadanya. Sungguh aneh!!!

Dia tidak menolak, dia membelai rambutku.

Aku?

Karena suadah terlanjur ya biarkan saja!

“sebentar lagi jam makan siang... mau makan apa?” tanyanya.

“kita makan keluar?”.

"Tidak, aku tidak pernah makan diluar...".

"jadi makan apa kita? apa aku bisa memasak?"

 

Bersambung...

 

Jadi apakah di usia ini seorang Kyuhyun bia memasak? apa masakannya bisa dimakan?

Bagian akhir chapter ini terinspirasi dari sebuah variety show SJM punya, disitu mereka lomba masak. Eunhyukie Oppa dan Kyu Oppa satu kelompok, Mereka membuat kerusuhan dan berhasil membuat makanan super pedas. lupa apa nama Variety shownya itu... yang jelas diacara itu SJM cuma ber enam, minus Donghae Oppa dan Siwon Oppa.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
ratnasparkyu #1
Chapter 14: Baru tau ada ff ini, sayang gak ada lanjutannya, padahal pengen sampai kihyun punya anak
emon204
#2
Chapter 13: Aku kira ni ff sampai ending ternyata masih tbc.

Apa ini akan berhenti sampai disini saja? semoga bisa dilanjut.

Terima kasih ffnya
emon204
#3
Chapter 11: Percakapan Kibum dan Kyuhyun yang to the point mengingatkanku pada teman chatku yg juga memberian link ff ini padaku (jadi ingin tertawa)

Terima kasih ffnya
emon204
#4
Chapter 10: Chapter ini sudah romantis kok. Romantis ala KiHyun hehe

BumKyu disini lucu banget
emon204
#5
Chapter 8: Pertemuan pertama mereka dan adegan lainnya sama persis dengan yang diceritakan oleh Kibum2016. Masalahnya mengapa Kyuhyun tak ingat semuanya?
emon204
#6
Chapter 6: "Kalau marah makanlah yang banyak" kebiasaan Kyuhyun yg unik ini patut untuk dicontoh. Tapi sayang, banyak sekali makanan yg tak boleh kumakan :(

Terima kasih ffnya
emon204
#7
Chapter 4: Aku sempat tertawa dengan nama2 member super Junior disini. Pertanyaanku, siapa nama maknaenya? Guixian? Marcus? Hahaha..... #abaikan.
emon204
#8
Chapter 1: Maaf. Absen saja karena baru nemu ff ini. Ini juga dari temen yang mungkin gak/belum bisa komen karena tidak punya akun.

Terima kasih ffnya
emon204
#9
Chapter 1: Maaf. Absen saja karena baru nemu ff ini. Ini juga dari temen yang mungkin gak/belum bisa komen karena tidak punya akun.

Terima kasih ffnya
Rikamy #10
Chapter 13: Haish......yunho masih menggangu babykyu lagi ckckckck.....dan bum bum masuk rumah sakit apa yang telah terjadi chingu ? Tapi scandal yang di buat bum bum boleh jugak hehehehe.....