Chapter 11

This is my desteny??

“kau... kau menangis karena kucium” jawabnya sambil melihatku.

“aku namja, babo...” kataku sambil memukulkan botol soju ditanganku kedahinya.

“bagiku tak ada bedanya kau namja atau yeoja... hem...” gumamnya yang masih jelas ditelingaku. “kau, satu-satunya orang yang menangis karena kucium...”.

“itu karena kau menggunakan bibirku seperti detergen untuk mencuci bekas ciuman mereka. babo...”.

“hehe... aku hanya babo saat bersamamu...” gumamnya tidak jelas.

PLAK

Aku memukul lengannya yang memelukku.

“Appo!” jeritnya.

“rasakan!” kataku setelah itu menenggak sojuku.

“kau keberatan?”.

“apa?”

“kucium?”

“hem?” tanyaku kaget.

CUP

Bibir kami bertemu kembali. Dia menciumku lagi.

Aku terdiam.

“seperti itu, kau keberatan?”.

“...”.

“mau lagi?” tanyanya.

“YA!” sentakku.

Dia terkekeh kecil. “kau menyukainya?”.

“BUM!” sentakku. Wajahku memerah.

“hehehe... Guere... guere... aku ingin bicara serius Kyu...”.

“apa?” tanyaku sewot. “jangan berani mencuri bibirku lagi!” imbuhku.

“tidak... ini benar-benar serius...” kata Kibum lirih. “kau tahu Kyu?”.

“apa?” tanyaku sewot.

“bibirmu...”. katanya semakin lirih. “saat aku menciummu, sentuhan itu membuat jantungku berpacu dan bibirmu seperti heroin untukku... membuatku ingin terus-terus dan terus menciumnya, aku menyukai sensasinya... sensasi aneh yang belum pernah kutemukan pada bibir yang lain” katanya semakin melantur.

PLUK

Aku merasa beban dibahuku.

Sial, bocah babo ini sudah terlelap. Ck! Terpaksa aku membantunya naik ke ranjang. Kemudian menyelimutinya dan tidur disisi lain ranjang. Tunggu, aku harus mencari sesuatu untuk menutup mulutku, agar dia tidak mencuri bibirku lagi!

Hah! Ini dia! Masker!

Aku memakainya dimulut dan hidungku.

Setelah itu aku membaringkan tubuhku disampingnya, melihat lekukan wajahnya. Jujur ku akui, terkadang aku mencuri melihat wajahnya saat terlelap begini... wajahnya sangat tenang dan tentram... seperti tanpa dosa.

Kuraba wajahnya perlahan.

“kenapa harus aku? Banyak yeoja yang mau denganmu... dan banyak namja juga yang tertarik denganmu... kau hanya tinggal memilih merekakan? Alasanmu untuk memilihku itu tidak rasional, babo!”.

Ctak!

Ku sentil sedikit dahinya.

Pelan-pelan mataku mulai mengantuk dan akhirnya aku terlelap dengan nyaman.

***

Seperti biasa, aku bangun duluan. Dan dia seperti biasa juga memelukku seperti pagi-pagi yang lain. Aku meraba hidung dan bibirku!

YES!

Masker yang kupakai masih menempel.

Tanpa melepasnya aku kembali tidur.

Dan aku terbangun lagi saat merasa ada yang hilang.

“kau sudah bangun?” tanya Kibum.

Aku mengerjap dan menguletkan badanku.

“cepat mandi, kau masuk kantorkan hari ini?” tanya Kibum.

Aku mengangguk. Aku meraba maskerku. Masih ada... syukurlah...

Dia masih berdiri didepan kaca, tangannya berusaha mengikat dasinya.

“Babo...” kataku saat melihat dasinya terikat dengan sangat buruk.

Kusahut dasinya, kuikat di leherku sendiri, setelah jadi kulepas dan kupakaikan di kerah bajunya. Kemudian kurapihkan posisi dasi dengan kerahnya.

“Cha! Begini saja kau tidak bisa” ejekku.

“aku belum pernah mengikatnya” gumamnya.

“geure, nanti pulang kantor kuajari sampai kau bisa...” kataku kemudian menyahut handuk dan segera menuju kamar mandi dan segera bersiap berangkat.

“kau tumben pakai setelan formal begitu?”.

“aku harus kekantor”.

“kantor?”

“ya... Chullie Hyung menyuruhku kekantor, dia tidak bisa datang, aku menggantikannya” jawab Kibum tanpa meliahatku. Dia menata meja dan segera mengambil 2 slice roti meletakan selada telur keju lembaran dan sedikit saus sambal.

“aku mau” kataku meminta roti yang sudah ditatanya.

Dia mengulurkannya. “makan seladanya!” perintahnya saat aku akan menarik keluar monster hijau dalam roti itu.

Aku menurut saja. Rasanya memang tidak enak, tapi tetap kutelan dari pada kami harus bertengkar pagi-pagi.

Sesekali dia memegang kepalanya.

“wae?”.

“...”.

“sakit kepala?”.

Dia mengangguk kecil.

“kenapa? Salah makan?” tanyaku khawatir.

“alkohol...”.

“Jinja!”.

Dia mendecih kecil.

“kau payah Bum... baru juga 1 botol”.

“dan wine 2 gelas”.

“arraseo... aku bahkan menghabiskan lebih banyak. Kau ingat. 4 botol soju dan 5 gelas wine lebih”.

“bangga?”.

“tentu!”.

“ck...”.

“diam dirumah kalau pusing, aku akan menggantikan tugasmu lagi...”.

“kau harus pergi magang, babo...”.

“bisa ku nego”.

“urus perusahaanmu sendiri...”.

“aku ingin bertanggung jawab”.

“untuk?”.

“membuatmu hangover”.

“urus perusahaanmu”.

“ck... aku tak pernah ingin memegang perusahaan”.

“aku tahu...”.

“aku hanya ingin musik”.

“hem...”.

“kau? Apa yang paling kau inginkan Bum?”.

“musik, dan kau...”.

“Aku?”.

Dia mengangguk. “mulai semalam kau kekasihku...” katanya memutuskan.

“YA! Bagaimana bisa kau putuskan begitu?”.

“kau sudah setuju”.

“kapan?”.

“tadi malam... kau diam saja saat kucium... perlu kuingatkan?”.

“aku tidak mau jadi pacarmu”.

“wae?”.

“aku tidak mau punya seme sepertimu”.

“banyak uke dan yeoja mengejarku”.

“aku tahu...”.

“lalu?”.

“aku lebih bahagia menjadi sahabatmu”.

“wae?”.

“sudah kubilang, aku tidak mau punya seme sepertimu”.

“alasannya?”.

“kau, kau ini playboy”.

“kau takut sakit hati lagi?”.

“mungkin”.

“aku ingin serius”.

“maksudmu?”.

“aku ingin serius... denganmu”.

“kenapa?”

“ck... sudah kubilang, aku lebih dari menyukaimu. Jadi kita resmi pacaran tadi malam... arra?”.

CUP

Bibir kami bertemu lagi.

Dia menciumku lagi.

Tangannya membelai lembut pipiku. “aku tidak akan membuatmu terluka lagi... tidak akan meninggalkanmu untuk yeoja atau namja lain seperti Yunho dan juga Injung... kita akan bersama terus... kau sudah tahu bagaimana aku, memahamiku bahkan... bagaimana?” tanyanya lembut.

Aku menatap matanya dalam-dalam.

CUP

Dia menciumku lagi, kali ini sedikit lama dan dalam.

“Bum... kau namja normal... jangan seperti ini...” kataku sambil menghindari tatapannya.

Dia menarik pandanganku padanya. “Kyu...”.

“heum...”.

“aku tidak perduli normal atau tidak... aku hanya tahu, aku nyaman denganmu”.

“kau tidak bisa membangun hubungan hanya dengan suka dan nyaman Bum-bum...” kataku sambil menatap manik matanya serius.

“aku bahkan mampu berangan-angan hidup berdua denganmu sampai kita tua...”.

“lalu?”.

“3 tahun lagi, setelah kita cukup dewasa, kita menikah” katanya serius.

“aku tidak punya perasaan cinta”.

“aku juga”.

“lalu?”.

“kita bangun bersama”.

“caranya?”.

“terus bersama... dan hanya memandangku”.

“Bum...”.

“aku tahu kita bisa...”.

“aku-”.

“kau ragu?”

Aku mengangguk.

“aku juga... tapi kita bisa mulai perlahan, mulai sekarang... sini, mendekat” pintanya setengah memerintah.

Aku menarik kursiku mendekat kearah meja dan mencondongkan tubuhku untuk mendekat.

Dia berdecak. Kemudian dia memutari meja dan mendekatiku. Dia menarikku duduk dimeja dan dia duduk dikursi yang kududuki tadi.

“kenapa?” tanyaku datar.

“pusing...”.

“lalu?”.

“baumu”.

“wae?”.

“membuatku nyaman...” katanya sambil meletakan kepalanya dipahaku dan kedua tangannya melingkar hingga punggungku.

Aku tanpa sadar tersenyum dan jemariku bergerak membelai helaian rambutnya.

“3 tahun lagi kita harus menikah...”.

 Aku terdiam mendengarnya.

“aku serius, jadi kau harus setuju”.

“hem...” gumamku.

“kuanggap kau setuju”.

“boleh...”.

Bibirnya mengukir senyum.

Aku ikut tersenyum dan terus mengusap helaian rambutnya.

“apa artiku untukmu?”.

“kau, entahlah Bum... kau bilang kau nyaman dengankukan? Begitupun denganku... hampir 4 tahun mengenalmu... kurasa aku tidak pernah bosan berkeliling disekitarmu”.

“hem... kau hanya makan 2 mangkuk Jjajangmyeon semalam...”.

Aku mengangguk. “aku tidak terlalu memikirkannya”.

“karen aku?”.

“hya! Kau percaya diri sekali!”.

“selalu”.

“menyebalkan”.

“hehe...”.

“apa sakit sekali?”.

“hum...” gumamnya mengiyakan.

“jangan minum alkohol lagi”.

“kau juga”.

“beda... jangan melarangku minum”.

“aku juga”.

“andwe, mereka membuatmu pusing”.

“mereka juga buruk untuk badanmu”.

“mereka menghangatkanku”.

“kau akan kuhangatkan tanpa mereka”.

Aku terkekeh mendengarnya.

“wae?”.

Aku menepuk pipinya pelan. “Anni... hanya saja dulu, kau tidak semanja ini” aku kembali membelai rambutnya.

“biar”.

“dasar”.

“ini karena kau kekasihku”.

“kau juga begini dengan mantanmu?”.

Dia menggeleng. “mereka tidak memberiku rasa nyaman...”.

Aku mengelus helaian hitam rambutnya.

“kau keberatan?”.

“untuk?”.

“aku bersandar begini?”

“anni...”.

“kalau begitu biarkan”.

“arra...”.

“kita tidak usah kekantor ya?”.

“perusahaan membutuhkan kita”.

“hari ini saja...”.

“arraseo...” kataku kembali membelai rambutnya selembut mungkin.

Dia tampak kesakitan. Tentu saja. Dia tidak bisa minum dari dulu... dan semalam dia menghabiskan 2 gelas wine dengan kadar alkohol cukup tinggi. Dan juga sebotol soju.

Pelan kupijat pelipisnya.

“Appo...” keluhnya.

“tahan sedikit...”.

Aku memijatnya lagi.

Setelah beberapa saat kemudian tidak ada suara darinya.

“kau tidur Bum?” tidak ada jawaban. Kuputuskan dia kembali terlelap.

Aku mengambil handphone disakuku.

“Hyung... mian aku absen hari ini... Bum-bum sakit karena minum alkohol tadi malam...”.

‘apa dia hangover?’ tanya Hae Hyung.

“iya... aku tidak tega melihatnya...”.

‘guere... aku akan mengurus absenmu, sebaiknya hubungi Hyukkie biar dia buatkan sup untuk menghilangkan hangovernya’.

“arra... gumawo Hyung...”.

Sambungan terputus. Aku mengambil handphone Kibum. Mencari satu nomor.

“Hallo...”.

“hallo”.

“Saehee-ah?” panggilku.

‘yes, this is me, who’s there?’

“aku Kyuhyun”.

‘ouh... Kyu Oppa, sudah lama tidak mendengar suaramu’ katanya dengan gembira.

 “bisa aku minta tolong?”.

‘Tentu saja, selama aku bisa membantu, apa ini tentang Bummie Oppa?’.

“ne, katakan pada Chullie Hyung, Bum-bum sakit tidak bisa datang kekantor hari ini”.

‘Bummie Oppa sakit? Tumben... siapa yang mengurusnya Oppa? Apa dia sendiri?’

“aku mengurusnya... makanya aku tidak bisa meninggalkan dan menggantikannya mengerjakan tugas kantornya juga... tolong Saehee-ah... katakan pada Chullie Hyung... bisa?” tanyaku lembut.

‘Arraseo Oppa... jaga Oppaku, nde!’

“Arra...”.

‘kalau terjadi apa-apa segera hubungi aku...’.

“hem...”.

‘katakan padanya untuk segera menghubungiku’.

“ne, akan kusampaikan saat dia bangun nanti... gumawo Saehee-ah...”.

“Cheonma Oppa...”.

Sambungan terputus.

 Aku kembali menatap Kibum yang masih terlelap dipangkuanku.

Kubelai pipinya yang lumayan chuby, setelah puas aku kembali ke rambutnya yang kaku karena gel dan berwarna hitam pekat.

Oh iya, Hyukkie Hyung.

‘ada apa Kyunnie?’ tanya suara ketika sambungan terhubung.

“hyung, kata Hae Hyung kau bisa membuatkan obat untuk hangeover, bisakah buatkan untukku?”.

‘tumben, kau hangeover? Bukankah kau tahan alkohol?’

“bukan aku, Bum-bum yang sakit”.

‘Arra... akan kubuatkan, diantar ke apartemennya?’

“bisa Hyung?”.

‘hem... kuantar saat menjemput Dongie pulang kindergarten nanti’.

“hehe... gumawo Hyung... kau Hyungku paling baik...” pujiku untuk sedikit memudahkan lain kali saat butuh bantuannya.

Sambungan teputus setelah terdengar desahannya.

Aku kembali fokus pada kibum. Kim Kibum... orang pertama yang mengajakku menikah. Namja aneh yang ingin membangun hubungan denganku karena aku menangis saat dia menciumku. Namja aneh.

Kubiarkan dia tidur dalam posisi itu, pegal sekali sebenarnya, tapi kasihan juga kalau mau ku tinggal. Bagaimanapun dia begini karena akukan?

Sampai 2 jam kemudian Hyukkie Hyung datang, aku memberinya pasword apartemen ini.

“ommo...

 

BERSAMBUNG

Mian ya updatenya semakin lama... karena banyak hal yang menunda untuk bisa posting... semoga kedepannya akan update lebih cepat... sekali lagi Mian...

Thanks for reading, subscribe and comment...

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
ratnasparkyu #1
Chapter 14: Baru tau ada ff ini, sayang gak ada lanjutannya, padahal pengen sampai kihyun punya anak
emon204
#2
Chapter 13: Aku kira ni ff sampai ending ternyata masih tbc.

Apa ini akan berhenti sampai disini saja? semoga bisa dilanjut.

Terima kasih ffnya
emon204
#3
Chapter 11: Percakapan Kibum dan Kyuhyun yang to the point mengingatkanku pada teman chatku yg juga memberian link ff ini padaku (jadi ingin tertawa)

Terima kasih ffnya
emon204
#4
Chapter 10: Chapter ini sudah romantis kok. Romantis ala KiHyun hehe

BumKyu disini lucu banget
emon204
#5
Chapter 8: Pertemuan pertama mereka dan adegan lainnya sama persis dengan yang diceritakan oleh Kibum2016. Masalahnya mengapa Kyuhyun tak ingat semuanya?
emon204
#6
Chapter 6: "Kalau marah makanlah yang banyak" kebiasaan Kyuhyun yg unik ini patut untuk dicontoh. Tapi sayang, banyak sekali makanan yg tak boleh kumakan :(

Terima kasih ffnya
emon204
#7
Chapter 4: Aku sempat tertawa dengan nama2 member super Junior disini. Pertanyaanku, siapa nama maknaenya? Guixian? Marcus? Hahaha..... #abaikan.
emon204
#8
Chapter 1: Maaf. Absen saja karena baru nemu ff ini. Ini juga dari temen yang mungkin gak/belum bisa komen karena tidak punya akun.

Terima kasih ffnya
emon204
#9
Chapter 1: Maaf. Absen saja karena baru nemu ff ini. Ini juga dari temen yang mungkin gak/belum bisa komen karena tidak punya akun.

Terima kasih ffnya
Rikamy #10
Chapter 13: Haish......yunho masih menggangu babykyu lagi ckckckck.....dan bum bum masuk rumah sakit apa yang telah terjadi chingu ? Tapi scandal yang di buat bum bum boleh jugak hehehehe.....