FINAL

This is my desteny??

Ah... lelahnya... jam sudah menunjukan pukul 22.14, dan aku baru saja keluar ruang latihan bersama 3 remaja ini. Memuaskan, mereka asik untuk diajak kerja sama. Minat mereka juga sangat tinggi. Sempat juga Lee sajangnim mendatangi dan melihat kami.

“latihanlah dengan keras, supaya album kalian menang GDA...” pesanku.

Mereka mengangguk semangat. “terimakasih untuk hari ini Hyung...”.

“Heum... Cheonma... cepat kalian pulang ke dorm...”.

“siap kapten!” seru Key sambil memasang tangannya bergaya hormat.

Aku segera memasuki mobilku, ingin segera pulang dan merebahkan tubuhku dengan nyaman diranjang.

Dddrrrrttt... dddrrrttt...

[Kim Kibum Calling]

“sudah pulang?” tanyaku langsung.

‘Joesonghamnida, kami dari pihak rumah sakit ingin mengabarkan bahwa pemilik handphone saat ini dalam perawatan di rumah sakit, dan nomor anda adalah nomor yang paling sering di hubungi, bisakah anda ke RS XXX secepatnya?’

Dunia serasa kabur. Kibum? RS?

 

Chapter-14

 

Aku seperti orang kebingungan lari sempoyongan. Diotakku hanya ada Kim Kibum, bagaimana keadaannya? kenapa babo sekali sampai terjadi kecelakaan begitu?

Saat aku tiba di Rumah sakit resepsionis menyuruhku masuk ke ruang gawat darurat. Kibum belum dipindahkan.

“Bum...” lirihku melihatnya masih dikerumuni beberapa Dokter dan perawat.

“Anda Tuan Lee Kyuhyun?” panggil seorang berjas putih.

“n-nde... bagaimana keadaan Kibum?” tanyaku mengalihkan pengelihatan dan perhatianku pada Dokter yang berdiri di sampingku.

“anda keluarga pasien?”.

“n-nde...”.

“ikut saya sebentar” jawabnya.

Aku mengikutinya menuju ruang kecil di dekat ruang ramai itu.

Dia menyerahkan beberapa kertas. Penjelasan panjang kuterima sebagai hasil pemeriksaan yang ada dalam kertas itu.

Tapi....

Sekarang pasien dalam keadaan koma. Dan entah kapan dia akan sadar”.

Aku hanya bisa membisu dan entah harus berkata apa atau melakukan apa sekarang.

Duniaku serasa runtuh.

***

Aku melihatnya terlelap dengan wajah lebam... tangan digips dan jangan lupakan perban di dahinya. Apa yang terjadi dengan Bum-bumku? Bukannya dia bilang ada acara dengan kliennya? Dan tadi pagi dia bahkan sempat bilang jangan merindukannya... dia juga sempat bilang jangan bersedih lagi... tapi sekarang... dia disini... tidak berdaya seperti ini?

“Bum...”.

Tidak ada gumaman seperti biasa terdengar saat aku memanggilnya.

“Bum...”

Tetap tidak ada jawaban.

“Bum-bum...”.

Hening.

“Kim Kibum...”

Tetap hanya keheningan yang kuterima.

Tanpa kusadari lelehan airmataku sudah menetes. Kuusap dengan cepat. Tanpa sadar isakanku keluar pelan-pelan dan kemudian mengeras tanpa izinku, airmatakupun mengalir bebas tanpa kontrolku. Kuletakan kepalaku disamping kepalanya. Kuciumi pipinya berkali-kali.

Dia tetap tidak merespon apapun.

“Bum-bum... jangan menakutiku... katakan dokter yang menyatakanmu koma hanya berbohong... jebal... jebal irroena...”.

Suaraku tertelan ditenggorokan. Tidak bisa keluar.

2 hari penuh sudah Kibum tak sadarkan diri. Selama itu pula airmataku tidak bisa berhenti.

“Hyun... makan ya” bujuk Appa.

“belum lapar Appa...”.

“sampai kapan?”.

“sampai Bum-bum bangun...”.

“saat dia sadar kau pasti sudah lemas Hyun-ah... makanlah...”.

Aku menggeleng menolaknya. Aku masih meletakan kepalaku nyaman disamping Bum-bum. Tidak peduli pada apapun. Kuseka airmataku kembali.

“Appa...” panggil Hae Hyung yang baru masuk.

“bagaimana Hae, menemukan sesuatu?”.

“polisi sudah menangkapnya... aku juga sudah menghajar wajahnya...” kata Hae Hyung cuek dan tanpa nada.

“dimana dia Hyung?” tanyaku pada Hae Hyung.

“dikantor polisi...”.

“antar aku kesana” pintaku.

Aku bangkit dari posisiku kemudian mengikuti Appa dan Hae Hyung keluar. Disaat itu aku melihat Saehee datang.

“Oppa, dimana Bummie Oppa?”.

“diruangan, aku titip dia sebentar nde?” pamitku sambil menepuk kepalanya pelan.

“nde Oppa... mandi dan makanlah dulu” pesannya.

Aku hanya tersenyum dan segera pergi bersama Hyung dan Appa.

Aku duduk disamping Hae Hyung yang menyetir dan Appa terpaksa kembali ke kantor menyelesaikan masalah kantor tanpa kami.

Sesampainya di kantor polisi, namja itu, namja yang membuat Kibumku koma, aku melihatnya sedang di interogasi. Aku berjalan kearahnya.

BUGH!

Dia terdorong merasakan tonjokan sekuat tenagaku. Walau aku sudah tidak bertenaga tapi aku masih seorang namja, kupastikan itu sakit. Diapun hanya diam dan menikmati perihnya tonjokanku.

“kau boleh menyakitiku, tapi tidak dengan Kibum!” sentakku. “aku hanya diam saat kau menyakitiku! Tapi tidak dengan Kibum!” jertiku. “Bangsat!” jeritku lagi sambil mencengkram kerah bajunya.

Beberapa Polisi dan Hae Hyung berusaha menarikku menjauh.

“tuan! Ini kantor polisi! Harap anda mengontrol emosi anda! Atau anda bisa kami masukan kedalam sel!” ancam seorang polisi yang memancing tawaku.

“kau pikir aku takut?” tanyaku dan sekali lagi kupukul wajah namja itu sekuat tenagaku.

“cukup Kyu!” sentak Hae Hyung sambil memelukku dari belakang dan menarikku menjauh agar tidak mengulang aksiku.

“lepas Hyung! Aku ingin memukulnya sepuasku! Belum cukup dia menyakitiku dulu! Dia masih menyakitiku lagi! Aku ingin membunuhnya!” elakku yang jelas percuma melawan Hae Hyung yang lebih kuat dariku.

“cukup Saeng...Hyung tau kau marah... tapi jangan seperti itu saeng...” bisiknya lembut ditelingaku. Dia menarikku keluar dari sana dan membawaku pulang.

Aku mengusap kasar airmataku yang masih juga menyusup dikelopak mataku.

“kita pulang dulu... mandi dan makanlah... jangan buat Eomma khawatir...”.

Aku terdiam mendengar Hae Hyung menyebut Eomma.

Dddrrrtt... ddrrrtt... handphone disakuku bergetar.

[Kim Saehee calling]

‘Oppa! Bummie Oppa sudah sadar! Cepat kesini! Dia menanyakanmu!’ suara diseberang tidak mengizinkanku mengucap salam.

“Arra... aku segera kesana” jawabku. “Hyung, ayo kembali kerumah sakit! Bum-bum sadar!”.

Hae Hyung menurutiku. Tak sampai 20 menit mobil sudah terparkir di parkiran rumah sakit.

Aku turun dari mobil dan berlari keruangan Kibum. Kibum... Kim Kibum.. hanya dia yang ada diotakku saat ini.

“Bum...” panggilku sesampainya aku diruang rawatnya.

Aku melihatnya, melihat mata hitam kelamnya. Mata itu melihatku dan bibirnya tersenyum.

Aku berlari kearahnya dan segera memeluk dan menciumi wajahnya.

“Bum...” panggilku lagi.

“hem...”.

Tanpa sadar airmataku kembali menetes.

“hei... uljima... matamu sudah bengkak... jangan menangis lagi...” gumamnya sambil mengusap airmataku dengan sebelah tangannya yang tidak digips.

“aku tidak peduli!” seruku.

“Kyunnie-ku cengeng, eoh?” godanya.

“hanya untukmu...”.

“kau mengcopynya!” sentaknya.

Aku menciumnya lagi. “saranghae...” bisikku menghentikan aksi pura-pura marahnya.

Setelah puas memeluknya dan puas menatap matanya, aku baru sadar kalau diruangan ini ada Saehee dan Hae Hyung yang entah sejak kapan masuk.

“Hyung...” sapa Kibum pada Hae Hyung.

“bagaimana? Merasa baikan?” tanya Hae Hyung.

Kibum mengangguk.

“aku yakin kau akan lebih sehat setelah mendengar ceritaku”.

“apa Hyung?” tanyanya.

Hae Hyung menarik tangan kiriku dan memperlihatkannya pada Kibum.

“tanganmu kenapa Oppa? Cepat obati!” kata Saehee histeris saat melihat tanganku juga.

“kalian tahu dia menonjok Jung Yunho sampai tangannya seperti ini... dia menonjok sekuat tenaga sampai kontrolnya hilang”.

“HYUNG!” serangku.

“tau kau bisa menghajar orang begini kerasnya, aku tidak akan repot-repot mengahajar siapapun untukmu, Kyu”.

“kau, bisa memukul orang? Seorang Kyuhyun?” tanya Kibum tidak percaya.

“Oppa... kau, ternyata menakutkan...” kata Saehee.

Aku menunduk takut.

GREB

Aku merasakan pelukan hangat itu.

“jangan takut... aku tidak akan memarahimu untuk hal itu...” bisiknya lembut.

Aku mengangkat kepalaku.

“aku hanya akan memarahimu karena kau menolak makan seharian selama aku tidak sadar, jangan lupakan mata bengkakmu... dan apa ini, namjacinguku bau sekali...” katanya lembut sambil menoel hidungku.

“Bum...” sebutku sambil memeluknya dan menyamankan kepalaku dibahunya.

“hem...”.

“apa tanganmu tidak sakit?”.

“dia hanya retak... jangan takut...”.

“apa kepalamu masih nyeri?"

“anni... jangan khawatir".

Aku mengangguk dan baru menyadari kalau ruangan kami sepi, hanya tinggal kami, 2 saudara kami adalah orang pengertian. Aku bersyukur menyadari itu.

“jangan membuatku khawatir begitu lagi... nde? Kalau ada yang menyerangmu cepat lari saja atau minta bantuan”.

“Arraseo Songsaenim...” godanya.

Aku tertawa dan menyamankan posisiku kembali. Bersandar padanya yang duduk.

***

Hari kami selanjutnya berjalan seperti sedia kala, banyak pelajaran dan hikmah yang kami petik dari kejadian itu. Dan aku juga menunjukan bahwa aku adalah namja, aku bisa sangat kuat saat sesuatu yang berharga untukku terusik.

Dan Kim Kibum adalah salah satu hal paling berharga dalam hidupku.

Kibum, aku semakin serius dengannya sampai pada usia hubungan kami yang ketiga tahun, dia mengajakku mengambil cuti sedikit panjang dan mengajakku ke rumah orang tuanya. Aku diperkenalkan sebagai calon pasangan kepada kedua orang tuanya. Mereka sempat menolak. Ingatlah kami sama-sama namja. Walau setahun lalu aku sudah menjalani operasi cangkok rahim. Tetap saja hubungan kami bukan sesuatu yang lumrah.

Tapi akhirnya mereka menyetujuinya. Aku dan Kibum bersyukur untuk itu.

Setelah itu kami baru menghadap ke depan kedua orang tua dan Hyungku. Dia meminta izin pada mereka untuk bertunangan dan menikah setelahnya. Walau keluargaku sudah sangat mengenal Kibum, jangan harap semuanya akan mudah. Appa bahkan mengujinya habis-habisan. Yang paling mendebarkan adalah ujian kesetiaan dengan menyuruh beberapa wanita cantik dan namja manis untuk menggodanya.

“baguslah kau sama sekali tidak tegang dengan godaan mereka” kata Appa saat selesai menguji dengan cara anehnya itu.

“Appa mengijinkan kami?” tanyaku senang.

“Appa belum bisa melepas anak Appa yang manja sepertimu... terlalu riskan”.

“Appa... aku sudah besar dan dewasa...”.

“Appa tahu Hyun-ah... kemari...” pinta Appa sambil membuka kedua tangannya.

Aku mengerti dan langsung melarutkan kepalaku didada Appa dan memeluknya seerat aku bisa.

“appa ingin kau bahagia, nak... itu saja...”.

“Aku tidak bisa berjanji selalu membuatnya bahagia, tapi aku akan berusaha sekuat mungkin Appa...” kata Kibum dengan tekatnya.

Akhirnya kami diijinkan bertunangan. Dan kami bertunangan saat usia kebersamaan kami 3 tahun 5 bulan. Kami mulai menabung uang banyak-banyak sebelum pernikahan yang rencananya akan kami adakan dibulan januari tahun depan. Kami ingin membeli apartemen baru yang lebih besar dari apartemen Kibum sekarang, kemudian membuat pesta kecil untuk pernikahan kami, dan tentu saja bulan madu yang indah. Ditengah kesibukan kami pertengkaran tak jarang terjadi. Apa lagi banyak yeoja centil menggodanya. Beberapa penyanyi baru yang cari keuntungan darinya, padahal ada aku disana. Dan pernah juga suatu ketika dia mempermasalahkan kemanjaan Minho dan Taemin padaku.

“kau aneh Bum... kau tahu aku menyayangi mereka seperti Saengiku sendiri... kau kan tahu aku tidak punya satupun Dongsaeng, lagipula Saehee jauh”.

“tapi bisakan tidak sedekat itu didepan kamera!” marahnya.

“KIM KIBUM! Kau ini kekanakan! Seharusnya aku yang marah-marah gara-gara yeoja centil yang kau biarkan bergelantungan dilenganmu!” marahku.

“mereka tidak tahu kau calon pengantinku!” elaknya.

“Minno dan Minnie hanyalah Saengku!” ngototku balik.

“ayo buat konferensi Pers tentang persiapan pernikahan kita!” tantangnya.

“siapa takut!”.

Akhirnya karena sifat posesifnya kami menggelar konferensi pers dan terkuak sudah siapa kekasih Kim Kibum yang sangat misterius selama beberapa tahun ini.

“kalian sudah benar-benar siap untuk mengumumkannya?” tanya Wookie Hyung sambil membelai kepalaku. Dia member salah satu Boyband yang ada di management ini. Dia salah satu yang paling dekat denganku.

Aku memandangnya dengan pandangan sanksi juga sebenarnya.

“kurasa ini baik untuk kalian Hyung...” kata Taemin yang juga menemaniku.

“lakukan saja Babo, jangan suka menyembunyikan berita gembira” kata Casey Hyung sakartis seperti biasa. Dia se grup dengan Wookie Hyung.

“kami mendukungmu Saengi...” kata Denish Hyung yang wajahnya selalu menenangkan.

Puk.. Puk...

Tepukan kecil kudapat di pipiku dari Siwon Hyung.

“berdo’alah... hanya Tuhan yang bisa menenangkan hatimu” katanya tak kalah menenangkan dengan Denish Hyung.

“gumawo Hyung... Taeminie...” kataku pada mereka semua.

Sementara disisi lain, Kibum didampingi Youngwoon Hyung, dia juga member grup yang sama dengan para Hyung yang ada disini. Mereka berdua memang cukup dekat.

“aku akan mengawal kalian untuk acara ini” kata Youngsub Hyung, dia orang management.

“Gamsahamnida Hyung” kataku dan Kibum bersamaan.

Suasana kembali tenang. Youngsub Hyung masuk ke ruang konferensi pers.

“terimakasih atas kesediaannya teman-teman pers untuk datang ke konferensi pers yang kami adakan mendadak ini” buka Youngsub Hyung. “beberapa waktu lalu sempat marak berita tentang hubungan salah satu komposer kami yang juga adalah penerus Kim Corp. Dengan salah satu pegawai Saphire Corp. Walau sudah lama yang bersangkutan ingin sekali mengklarifikasi dan memberi berita bahagia sehubungan dengan berita tersebut” lanjutnya.

Kibum masuk ruang konferensi pers dan duduk disamping perwakilan management.

“baiklah, karena Kibum-ssi sudah disini, maka saya persilahkan Kibum-ssi untuk menyampaikan sesuatu”.

Mic berpindah pada Kibum.

“ehm... ehm...” dia berdehem sejenak. “Mianhamnida, saya kurang terbiasa berbicara dimuka umum...” buka Kibum untuk membuat suasana sedikit lebih santai. “berita waktu itu saya klarifikasi memang benar adanya. Saya menjalin kasih dengan seorang pegawai Saphire corp. Yang adalah sahabat saya sendiri sejak awal kuliah, dia juga sempat kalian wawancarai untuk mencari berita waktu itu. Selain itu, teman-teman wartawan tidak perlu mencari tahu data orang tersebut karena saya juga sudah membawanya kesini” kata Kibum dengan santai.

“masuklah Kyu” bisik Sungmin Hyung yang ada disampingku sedari tadi bersama beberapa Hyung yang lain.

Aku merapihkan sweaterku. Kemudian masuk ke ruangan konferensi pers. Tampak langsung riuh melihatku yang ternyata adalah namja dan kami sama-sama composer.

“Anyeonghaseo, Joneun Lee Kyuhyun Imnida” kuperkenalkan diriku pada umum saat Kibum memberiku mic.

“dialah kekasihku selama hampir 4 tahun ini. Dia Lee Kyuhyun composer cukup terkenal juga disini, dia juga manager disalah satu devisi di Saphire corp. Untuk lebih jelasnya waktu tertangkap kamera waktu itu dia adalah seorang ketua devisi disalah satu sub devisi di Saphire Corp” buka Kibum santai tak lupa senyum mematikannya yang sudah tersemat dari tadi.

“sudah berapa lama kalian saling mengenal?” tanya salah seorang wartawan.

“kurang lebih 8 tahun tepat pada tahun ajaran depan” jawab Kibum.

“hubungan kalian ini masih cukup tabu di kalangan masyarakat, bagaimana kalian dan keluarga kalian menanggapinya?”.

“memang, bukan hal lazim memiliki hubungan seperti kami, tapi selama ini kami baik-baik saja dan keluarga sempat menentang, tapi kini mereka bisa menerima”.

“kami mendapat data tentang Lee Kyuhyun-ssi... bahwa Lee Kyuhyun-ssi adalah Putra kedua dari pasangan pengusaha Lee Kangin dan ex model Park Jungsoo, apa itu benar?”.

Nyeeeet... tanganku terasa mendingin. Keringat dingin menetes di pelipisku.

“dan dari sumber terpercaya pemilik Saphire corp. Lee Kangin selalu menyembunyikan identitas putra keduanya, benarkah itu saudara Lee Kyuhyun-ssi?”.

Tanganku semakin dingin. Kugigit bagian dalam bibirku untuk menjaga kesadaranku.

“Ne, semua itu benar adanya... Kyuhyun-ssi memang adalah putra kedua dari pasangan Lee kangin dan Lee Jungsoo, adik dari mantan actor remaja Lee Donghae. Dan dia juga calon menantu Kim Jongwoon dan Kim Natalia...” jelas Kibum dengan santai sembari meremas tanganku.

Aku menoleh kearahnya dan meneguk air liurku dengan susahnya.

“Calon menantu? Apakah-“.

“ne, kami akan segera menikah diawal tahun depan... dan berita bahagia itulah yang ingin kami sampaikan kali ini, mohon do’a dan restunya”.

Suasana kembali riuh.

Dan acara semakin tidak kondusif. Kepalaku sampai pusing mendengar keriuhan ini. Aku hampir saja terjatuh dengan konyol kalau saja tidak ada tangan Kibum dan Siwon Hyung yang menyanggaku.

“Gwenchana Saeng?” tanya Siwon Hyung.

“semua akan baik-baik saja...” bisik Sungmin Hyung.

Setelah acara itu selesai banyak tanggapan dari masayarakat. Banyak yang menghujat, tapi banyak juga yang mendukung. Harga saham? Kembali melonjak. Dan penjualan? Jangan tanyakan lagi.

Efek paling kubenci dari konferensi pers itu adalah semua pegawai jadi tahu bahwa aku adalah putra bungsu seorang Lee Kangin dan mereka jadi sungkan padaku yang saat ini baru menjabat sebagai Manager bagian keuangan.

“aku benci padamu!” keluhku pada Kibum suatu hari saat dia menjemputku pulang kantor karena mobilku masuk bengkel. Dan aku akhirnya menginap dirumahnya.

Dia memandangku penuh tanya.

“mereka jadi tahu aku anak pemilik perusahaan dan adik dari Presiden pelaksana! Kau menyebalkan!” kataku jengkel.

“Kyu...”.

“Apa?” jawabku ketus.

“kau menyesal?”.

“kau meneybalkan!” erangku.

Dia memelukku dan menciumi wajahku. “masih sebal?”.

“sangat!”.

CUP

“masih?”.

“Masih Kim Kibum! Kau sangat menyebalkan!”

Dia mengeratkan pelukannya.

Aku menyamankan sandaranku pada dadanya yang memeluku dari belakang.

“aku beri tahu sesuatu, mau?”.

“apa?”.

“Donghyuk... akan segera punya Dongsaeng... tepat sebulan setelah kita menikah dia akan lahir...”.

“dibulan ulang tahunku?”.

Dia mengangguk.

Aku tersenyum senang, membayangkan akan ada anak kecil lagi dalam keluarga kami.

“satu lagi...”.

“Apa?”.

“Putri Chullie Hyung sudah lahir tadi siang...”.

“ayo kita kunjungi keponakan kita... ayo Bum...”.

“kita memang akan kesana akhir pekan ini... kita akan foto Praweding sekalian”.

“serius?”.

Dia mengangguk. “Mommy juga bersih keras untuk membuatkan Tuxedo untuk kita”.

Aku tersenyum lebar tanpa sadar.

“masihkah aku menyebalkan? Masih marah padaku? Huem?” godanya.

“menurutmu?”

“kurasa sudah tidak...” katanya kemudian mengecup rambutku.

Aku tersenyum saja menerimanya. “malam ini, ayo selesaikan semua tugas lagu kita sebelum berangkat ke California...” ajakku.

Dia mendengus kecil tapi tetap mengikutiku menuju ruang musicnya.

Aku duduk didepan pianonya, dan dia duduk memangku gitarnya.

PLUK.

BRAK

Notesku terjatuh kelantai dan Kibum segera memungutnya.

“hei, kau membuat diary, Kyu?” tanyanya.

Aku menghampirinya. Dan melihatnya.

16 maret 2005.

Aku baru pulang dari timetravel tanpa sengajaku 10 hari yang lalu, bertemu namja bernama Kim Kibum, 9 tahun mendatang kami menikah sebulan sebelum ulang tahunku. Di usia pernikahan kedua aku mengalami keguguran anak pertama kami. Kyuhyun masa depan, jaga kandunganmu baik-baik, ingatkan Kim Kibum untuk menjagamu agar dia tidak menyesal. Ah dan ingat keguguran itu akan terjadi dibulan ke 4. Sebagai bukti, Kibum menunjukan foto Haeji (yeodongsaengnya Donghyuk) dan Daehee(putri Heechul Hyung, kakak kandung Kibum), dimasa depan aku melihat foto mereka diaprtemen kami, apartemen dilantai duabelas di kamar nomor 13. 12013.

                                                                                                                Lee Kyuhyun

 

“Bum...”.

“eumh?”.

“siapa nama putri Chullie Hyung?”.

“Daehee...”

END

yeeeeee....akhiiirrrnnyyyyaaaaa.....jeongmal gomawo untuk semua dukungannya dan penantiannya...thanks alot chingudul!!!!

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
ratnasparkyu #1
Chapter 14: Baru tau ada ff ini, sayang gak ada lanjutannya, padahal pengen sampai kihyun punya anak
emon204
#2
Chapter 13: Aku kira ni ff sampai ending ternyata masih tbc.

Apa ini akan berhenti sampai disini saja? semoga bisa dilanjut.

Terima kasih ffnya
emon204
#3
Chapter 11: Percakapan Kibum dan Kyuhyun yang to the point mengingatkanku pada teman chatku yg juga memberian link ff ini padaku (jadi ingin tertawa)

Terima kasih ffnya
emon204
#4
Chapter 10: Chapter ini sudah romantis kok. Romantis ala KiHyun hehe

BumKyu disini lucu banget
emon204
#5
Chapter 8: Pertemuan pertama mereka dan adegan lainnya sama persis dengan yang diceritakan oleh Kibum2016. Masalahnya mengapa Kyuhyun tak ingat semuanya?
emon204
#6
Chapter 6: "Kalau marah makanlah yang banyak" kebiasaan Kyuhyun yg unik ini patut untuk dicontoh. Tapi sayang, banyak sekali makanan yg tak boleh kumakan :(

Terima kasih ffnya
emon204
#7
Chapter 4: Aku sempat tertawa dengan nama2 member super Junior disini. Pertanyaanku, siapa nama maknaenya? Guixian? Marcus? Hahaha..... #abaikan.
emon204
#8
Chapter 1: Maaf. Absen saja karena baru nemu ff ini. Ini juga dari temen yang mungkin gak/belum bisa komen karena tidak punya akun.

Terima kasih ffnya
emon204
#9
Chapter 1: Maaf. Absen saja karena baru nemu ff ini. Ini juga dari temen yang mungkin gak/belum bisa komen karena tidak punya akun.

Terima kasih ffnya
Rikamy #10
Chapter 13: Haish......yunho masih menggangu babykyu lagi ckckckck.....dan bum bum masuk rumah sakit apa yang telah terjadi chingu ? Tapi scandal yang di buat bum bum boleh jugak hehehehe.....