Chapter 1

This is my desteny??

Ide cerita ini muncul saat baca salah satu novelnya 'Charon' beberapa waktu lalu. Tapi dijamin ceritanya lain, tokohnya juga lain... karena tokoh disini hanya pinjam nama. Yang ingin baca monggo silahkan lanjut membaca, yang tidak suka bisa langsung di back. Gamshaheyo...

Selamat membaca.

***

Semangkuk besar jjajangmyeon yang 4 menit yang lalu masih utuh didepanku sekarang sudah habis, hanya bersisah sumpit dan mangkuknya saja.

“Ahjussi! Aku pesan semangkuk lagi!” teriakku pada Ahjussi pemilik kedai langgananku ini.

“Aish! Kau sudah menghabiskan mangkuk ketigamu Kyu! Apa perutmu tidak sakit?” kata Donghae Hyung sambil geleng-geleng kepala.

“aku membutuhkannya Hyung! Aku ingin makan dan tidur nyenyak malam ini!”.

“jangan jadikan mereka pelarian Kyu! Aku tidak mau dongsaengku bulat seperti Heebum!!”.

“Aish! stop it Hyung! Cukup diam dan traktir aku makan hari ini! Arraseo!”.

“Arra... Arra... makanlah jika itu bisa membuatmu sedikit lebih baik... Hyung akan menemanimu” katanya melembut sambil mengusap ujung bibirku yang mungkin cemot.

Dan suara lembutnya membuatku semakin sakit, mengingat kejadian 3 jam yang lalu.

***

Flashback (on)

Aku berjalan keluar taman bersama Namjachinguku, emh... dia dan aku sama-sama namja... hubungan kami memang tidak lazim, tapi kami benar-benar saling mencintai, setidaknya dulu, akhir-akhir ini aku sedikit tidak yakin dengan hal itu, dia sedikit demi sedikit menghindariku dan kami jarang punya waktu bersama..

Aku menggenggam jemarinya yang selalu terasa hangat.

Dia memandangiku terus dan membuatku sedikit risih, apa ada noda atau ada yang berubah dengan wajahku? Apa aku sekarang menjadi jelek?

“waeyo? Kenapa Hyung melihatku begitu?” tanyaku penasaran pada akhirnya.

“anni... aku hanya ingin memuaskan diriku untuk memandangimu Baby...” jawabnya dengan lembut.

“Arrayo... tapi besok, besok, besok dan besoknya lagi kau masih bisa memandangku Hyung, jangan terlalu melow dan dramatis!” elakku sambil menyandarkan bahuku dibangku taman.

“mendekatlah dan peluk aku” lirihnya.

Walau otakku bingung dengan permintaannya, aku tetap memeluknya, mendekapnya dan menyamankan kepalaku di bahunya.

“apa kau kurang sehat?” tanyaku merasa sedikit aneh dengannya.

“a-anni...” jawabnya.

“apa ada masalah dikantor?” tanyaku lagi.

“anni...” jawabnya lagi.

“kau tahu Hyung, kau aneh hari ini, dan membuatku cemas kalau terus begini...”.

“Mianhae... jangan fikirkan aku... sekalipun jangan cemas karenaku lagi...jangan menangis karena aku... kau harus bahagia”.

“bukan ‘kau’, tapi kita Hyung... kita harus bahagia...” kataku berusaha membenarkan kata-katanya.

Aku merasakan sebuah kecupan kecil dirambutku. bukan, bukan kerupan hangat seperti biasa, ini lain... aku yakin.

“apapun yang terjadi jangan pernah menangis karenaku! Berjanjilah” perintahnya.

Aku mengangguk dan melonggarkan pelukanku.

Dia juga melepas pelukannya, kemudian membuka tas yang sedari tadi dibawanya. Mengambil sebuah kertas merah berbentuk persegi dan dilipat rapih, berbungkus plastik rapih berhias pita putih yang membuat kertas itu menjadi indah, dia mengulurkannya padaku.

“Mwoya?” tanyaku.

Aku melihat tulisan berwarna emas yang tertera di kertas itu.

Jung Yunho dan Kim Jaejong?

Maksudnya?

“Mianata... aku harus menikah dengan Jaejong minggu depan... Appaku dalam keadaan gawat, dan permohonan terakhirnya adalah pernikahanku bersama yeoja bernama Kim Jaejong itu... Mianhae... aku tak bisa melakukan apapun lagi untukmu” kata Namjachinguku sambil menunduk.

Apa maksudnya?

“kita sampai disini saja Kyu... mianhae... lupakan semua cerita kita... lupakan cinta kita... aku akan berbakti dan menuruti semua permintaan terakhir Appa... semoga kau bahagia Kyu...” imbuhnya sambil beranjak dari kursi taman.

Aku?

Lalu?

Bagaimana dengan diriku?

Perasaanku?

Apa yang harus kulakukan?

Yunho Hyung... dia pergi? Dengan Yeoja pilihan keluarganya?

Yunho Hyung namjachinguku selama 3 tahun ini?

Dia meninggalkanku?

Menikah dengan orang lain?

Kisah kami berakhir?

“Hyung...”

Hatiku sakit... tapi... airmataku enggan jatuh... rasanya ini semakin sakit.

Flashback (off)

***

“jangan memaksakan diri, kau lupa aku ini Hyungmu, kau boleh menangis didepanku, Saengie” kata Hae Hyung lembut.

“nan Gwenchana Hyung... setelah aku kenyang dan tidur lelap aku akan baik-baik saja... kau akan melihatku ceria lagi nanti”.

Aku tahu Donghae Hyung menatapku lain. Ada rasa sayang dan kasihan dalam mata bening bak kaca memantul khas anak-anak miliknya.

“malam ini, jangan pulang kerumah, kau tidur di apartemen Hyung saja... mungkin Eunhyukie bisa menghiburmu... aku akan bilang pada Eomma dan Appa...”.

“aku mau pulang saja... aku mau tidur sepuasnya diranjangku... dan jangan katakan apapun pada Appa... aku tidak mau Yunho Hyung babak belur dihari pernikahannya”.

“jangan pedulikan dia lagi... kurasa tidak ada salahnya dia babak belur dihari pernikannya, kalau Appa tidak menghajarnya, maka aku yang akan menghajarnya”.

“ya, jangan begitu Hyung...”.

Setelah mangkuk ke 7 aku merasa kenyang. Aku mengusap pipiku yang terasa masih panas seperti sensasi yang kudapat saat makan tadi.

“kau yakin mau naik taxi pulang?” tanya Hae Hyung setelah aku menolaknya untuk mengantarku pulang.

Aku mengangguk. “tahun depan aku sudah boleh punya motor... ehehehe”.

“jangan pasang wajah sok baik-baik saja... ck! Menangislah kalau ingin menangis...”.

“aku tahu...”.

Dia memelukku sejenak, lalu mengecup rambutku, seperti biasa.

“kau masih 17 tahun Kyu... masih jauh dan panjang masa depanmu, Hyung yakin kau akan menemukan yang lebih baik nanti. Dan cari saja yang seumuran denganmu... jarak 9 tahun memang terlalu jauh untukmu dan Yunho Hyung...”.

Aku mengangguk. Dan masuk ke taxiku. Benar jarak usiaku dan Yunho Hyung memang 9 tahun, bahkan dia lebih tua dari Hyungku sendiri yang jaraknya 8 tahun dariku.

“salam untuk Hyukkie Hyung dan Donghyuk...”.

“hem... pulanglah...” jawabnya sambil menutup pintu taxiku.

Aku memberikan almatku pada supir taxi.

Hujan rintik membasahi kaca mobil.

Apa yang harus aku lakukan setelah ini?

Apa aku bisa tanpa Yunho Hyung?

Ah... benar... usiaku baru 17 tahun... pasti banyak yang masih bisa kuraih... termasuk, cinta...

Tapi, dengan siapa? Apa aku bisa bahagia? Apa aku bisa menemukan namja atau yeoja yang seperti Yunho Hyung yang menerimaku apa adanya?

“sudah sampai tuan” kata supir taxi.

Aku memberikan uang sesuai nominal yang dimintanya. Aku membuka pintu rumah dengan pelan, takut akan membangunkan Eomma ataupun Appa.

Saat menutup pintu aku merasakan pelukan hangat yang menenangkanku.

“Eomma belum tidur?” tanyaku menyadari itu adalah Eomma... yeoja terlembut yang pernah kukenal dan yeoja paling kucintai.

“Eomma menunggumu, sayang...”.

Aku tersenyum dan menyamankan diriku dipelukan Eomma.

“temani aku datang kepernikahan Yunho Hyung minggu depan yah” pintaku pada Eomma.

Kurasakan tubuh Eomma menegang mendengar kata-kataku. Aku tahu, eomma kaget mendengar kata-kataku.

“Gwenchana?” tanyanya sambil membelai pipiku.

“nan gwenchana... wae Eomma?” tanyaku sebelum kembali menatapnya.

Dia hanya memandangku intens dan mengelus dadaku, mencoba melapangkan dadaku.

Aku tersenyum kecil sambil menguatkan diri... semua akan baik-baik saja... keluargaku akan menemaniku melewati semua sakit menggila ini...

“Eomma akan menemani dan melindungimu nanti... eoh?" kata Eomma serius.

Aku terkekeh kecil kemudian mengangguk.

"Kyunnie... suatu hari nanti pasti akan ada seseorang yang lebih baik darinya untukmu, nak... percayalah...” kata Eomma mengelus pundakku dan tersenyum prihatin.

Aku mengangguk kecil dan memeluk Eomma kembali. Aku butuh pelukan hangat ini.

“kau sudah makan? Kau pasti lapar sekali?” tanya eomma yang tahu kebiasaan burukku saat keadaanku sedang buruk.

“aku sudah makan 7 mangkuk Jumbo Jjajangmyeon dengan Hae Hyung... tapi masih cukup ada tempat untuk masakan Eomma” kataku sambil melepas pelukanku dan mencium pipi Eomma.

“Jinja? 7 mangkuk? Mangkuk Jumbo?” tanyanya sambil melebarkan mata.

Aku mengangguk sambil tersenyum.

“pasti sakit sekali... guere! Tadi sore Eomma buat bolgogi dengan Appamu... tunggu di meja makan, biar Eomma panaskan dulu” kata Eomma sambil berlalu kedapur.

Aku menurutinya untuk segera duduk didepan meja makan, melepas jaketku yang terasa dingin dibagian luar.

Tak lama, Eomma sudah kembali dengan sepanci bulgogi dan semangkuk nasi dengan uap mengepul.

“Jja! Ayo makan yang kenyang dan segera tidur!” kata Eomma.

Seperti biasa Eomma menungguiku makan dengan sesekali dia akan menyuapiku.

Sampai setengah panci bulgogi masuk keperutku aku menghentikan aktifitas makanku.

“aku kenyang Eomma” kataku sambil mengusap perutku.

“bersihkan tubuhmu, dan segera tidur, apa perlu Eomma menemanimu sampai tidur?” tawar eomma sambil membelai pipiku hangat.

Aku menggeleng. “aku ingin sendiri dulu Eomma...”.

“Guere... cepat istirahat setelah mandi... ne?”.

Aku mengangguk.

“Jalja nae aegi...”.

“jalja Eomma”.

Aku menuju kamarku, menguncinya dari dalam, segera mandi dan menutup mataku yang sudah sangat berat karena kelelahan hati dan fisikku hari ini.

Dunia mimpi mungkin akan terasa lebih indah saat ini...

Jaljayo!

 

***

 

Ck! Siapa sih berani menggangguku! Cahaya ini! Siapa berani membuka horden kamarku? Kubuka mataku yang berat sekali untuk membuka. Kenapa kamarku yang bercat biru menjadi putih semua begini? Dan itu, ada botol terbalik.

CUP

kurasa kecupan hangat didahiku.

Ho? Kenapa dia menciumku?

“Kyunnie... kau sudah sadar sayang?” tanya sebuah suara cukup lembut ditelingaku.

Ini dimana?

Ini seperti... bau dan rupa rumah sakitkan?

Botol itu?

Aku mengikuti selang yang terhubung dengan botol terbalik itu. Aish! berakhir dipunggung tanganku?

“ini dimana? Dirumah sakit?” tanyaku.

Orang itu mengangguk dan membelai pipiku lembut.

“jangan lakukan ini lagi padaku... jangan tinggalkan aku... jangan membuatku takut...” gumam orang itu didekatku, matanya berkaca-kaca.

Tapi....

“nuguya?”

 

Bersambung...

 

Jadi siapa ini? kenapa dia langsung mencium Kyu? eumh...

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
ratnasparkyu #1
Chapter 14: Baru tau ada ff ini, sayang gak ada lanjutannya, padahal pengen sampai kihyun punya anak
emon204
#2
Chapter 13: Aku kira ni ff sampai ending ternyata masih tbc.

Apa ini akan berhenti sampai disini saja? semoga bisa dilanjut.

Terima kasih ffnya
emon204
#3
Chapter 11: Percakapan Kibum dan Kyuhyun yang to the point mengingatkanku pada teman chatku yg juga memberian link ff ini padaku (jadi ingin tertawa)

Terima kasih ffnya
emon204
#4
Chapter 10: Chapter ini sudah romantis kok. Romantis ala KiHyun hehe

BumKyu disini lucu banget
emon204
#5
Chapter 8: Pertemuan pertama mereka dan adegan lainnya sama persis dengan yang diceritakan oleh Kibum2016. Masalahnya mengapa Kyuhyun tak ingat semuanya?
emon204
#6
Chapter 6: "Kalau marah makanlah yang banyak" kebiasaan Kyuhyun yg unik ini patut untuk dicontoh. Tapi sayang, banyak sekali makanan yg tak boleh kumakan :(

Terima kasih ffnya
emon204
#7
Chapter 4: Aku sempat tertawa dengan nama2 member super Junior disini. Pertanyaanku, siapa nama maknaenya? Guixian? Marcus? Hahaha..... #abaikan.
emon204
#8
Chapter 1: Maaf. Absen saja karena baru nemu ff ini. Ini juga dari temen yang mungkin gak/belum bisa komen karena tidak punya akun.

Terima kasih ffnya
emon204
#9
Chapter 1: Maaf. Absen saja karena baru nemu ff ini. Ini juga dari temen yang mungkin gak/belum bisa komen karena tidak punya akun.

Terima kasih ffnya
Rikamy #10
Chapter 13: Haish......yunho masih menggangu babykyu lagi ckckckck.....dan bum bum masuk rumah sakit apa yang telah terjadi chingu ? Tapi scandal yang di buat bum bum boleh jugak hehehehe.....