Chapter 13

This is my desteny??

Hari terus berjalan, hubunganku dan Kibum masih tetap berjalan. Tapi minggu ini kami sedang ada masalah, yap, untuk pertama kalinya sejak hampir 5 tahun saling mengenal kami saling berdiam. Bukan masalah besar sebenarnya, bukan masalah perselingkuhan atau kegenitan yeoja ataupun namja pada kami, kami sudah saling memahami tentang hal itu. Tapi dia, Jung Yunho, kembali mengusik kehidupanku.

Dia mengobrak abrik hungunganku dan Kibum. Dia datang dan meminta kembali padaku tanpa rasa bersalah.

“aku sudah berpisah dengan Jaejong... kembalilah padaku, Kyunnie...” katanya hari itu setelah tiba-tiba datang diacara makan malam sederhanaku dengan Kibum di studio music untuk kesekian kalinya. Jangan lupa dia menciumku walau aku menolaknya.

“Hyung, lepaskan aku!” sentakku.

Dia tidak bergeming, dia memelukku erat.

Aku mendorongnya sekuat tenaga. Tapi sama sekali tidak menggerakannya.

“eumh... sebaiknya aku pergi” kata Kibum datar kemudian beranjak pergi.

“Bum...” sebutku. “Hyung! Lepaskan aku! Kalau tidak akan kupanggil Hae Hyung untuk menghajarmu lagi!” ancamku.

“aku tidak peduli! Aku merindukanmu!” katanya ngotot.

Aku menendang tulang keringnya. Kemudian berlari menghampiri Kibum yang kuyakin ada diruangan rekaman.

“Bum...” sebutku saat melihatnya. Aku duduk didepan kakinya yang tertekuk dalam posisi duduk. “jangan mendiamkanku begini...” mohonku sambil memeluk kedua kakinya dan menyandarkan kepalaku dipahanya.

“kalau kau ingin kembali kepadanya, maka kembalilah... tak masalah untukku... asal kau bahagia...” katanya tanpa nada.

“Bum... jangan katakan itu lagi...” pintaku.

“Kyu... aku tahu kau mencintai namja itukan?” tanyanya masih tenang.

“anni...”.

“hem...” desahnya, tangannya mengusap puncak kepalaku. “jangan membohongi dirimu... kembalilah kalau kau memang mengharapnya...” katanya masih sama datarnya, melepas kedua tanganku dari kakinya dan bangkit dari duduknya meninggalkanku. “aku ingin kau bahagia...” katanya terakhir sebelum pergi.

Tulangku terasa rontok mendengarnya.

Saat aku keluar ruangan. Orang itu, Jung Yunho, masih disana. Dia langsung memelukku tanpa permisi.

“kuantar pulang?” tawarnya.

“jangan sentuh aku!” seruku sambil menepis tangannya yang hendak memegang pergelangan tanganku kemudian segera berjalan menjauh.

Dia masih ngotot memelukku.

“lepas Hyung! Aku sudah bahagia tanpamu!” sentakku akhirnya. “jangan ganggu aku lagi!” teriakku kemudian pergi dari hadapannya.

Kedai Jjangmyeon diujung jalan dekat kantor jadi sasaranku. Jam sudah menunjukan pukul 11 malam, sudah tidak banyak pelanggan disana.

“Ahjussi, pesan 2 mangkuk jumbo ya!” seruku pada pemilik kedai.

Sambil menunggu Jjangmyeonku jadi. Aku mengutak atik handphoneku. Berfikir untuk menghubungi Hae Hyung atau tidak.

Tapi Handphoneku bergetar sebelum aku berhasil memutuskannya.

[Donghae Hyung calling]

“ada apa Hyung?” tanyaku.

‘Oddiseo?’ tanyanya langsung.

“eumh... kedai Jjangmyeon dekat kantor...”.

‘tunggu aku’ katanya kemudian memutus sambungan.

2 mangkuk jumbo pesananku datang. Aku langsung mengambil sumpit dan memakannya dalam tenang. Setelah hampir habis aku memesan lagi. Begitu seterusnya sampai Hae Hyung datang.

“berapa mangkuk?” tanya hae Hyung langsung.

“baru 6 mangkuk” jawabku setelah berhasil menghitung mangkuk kotor didepanku.

“mau berapa mangkuk lagi?” tanya Hae Hyung saat melihatku makan mangkuk ke 7.

“2 atau 3 mangkuk lagi...”.

“kali ini masalah apa? Putus dengan Kibumie?”.

“HYUNG!” seruku. Bagaimana dia bisa mengiraku putus dengan Kibum dan sejak kapan dia tahu kalau kami bersama?

“apa karena Yunho Hyung?”.

Aku mengangguk. “dia mengcaukanku dan Bum-bum... dia datang ke studioku setiap malam selama seminggu lebih ini. Tiba-tiba memeluk dan menciumku. Aku sudah menolaknya Hyung... dan mungkin Bum-bum sudah terlalu muak melihatku dan Yunho Hyung seperti itu... “.

“jelaskan pada Kibum... coba perlahan... kalian sudah kenal 5 tahun Kyu...”.

“dia sudah menyuruhku meninggalkannya dan kembali pada Yunho Hyung...”.

“Kyu, kau mau dengar pendapatku?”.

Aku memfokuskan pandangan dan telingaku pada Hae Hyung.

“kau boleh menyalahkannya”.

Aku mengangguk.

“dia hanya memikirkan kebahagiaanmu, maka dia menyuruhmu kembali... sekarang cukup tunjukan padanya kalau kau serius tidak ingin kembali pada Yunho Hyung dan hanya dialah kebahagiaanmu... kau harus yakinkan dia dan buat dia mengerti”.

“akan kupikirkan caranya setelah menghabiskan mangkuk ini dan mangkuk selanjutnya” kataku.

Seperti biasa, Hae Hyung terus mendampingiku. Kadang tangannya akan turut membersihkan sudut bibirku. Sementara dia hanya minum sebotol soju.

Setelah perutku benar-benar penuh aku mengirim pesan ke rumah, memberi tahu Eomma aku tidak pulang malam ini. Appa dirumah, jadi aku sedikit tenang meninggalkan Eomma dirumah malam ini.

“kau mau kemana? Mau Hyung antar?”.

“tidak Hyung... aku bisa menyetir mobilku...” kataku menolaknya sambil tersenyum kecil.

“apa perlu Hyung bantu menghajar namja itu lagi?”.

“lebih baik jangan Hyung... kami bisa menyelesaikannya sendiri...”.

“guere... Hyung hanya bisa mendo’akanmu...” katanya terakhir sambil menepuk kepalaku ringan.

Aku mengangguk dan keparkiran. Mengendarai mobilku menuju suatu tempat yang jalannya bahkan sudah kuhapal tanpa melihat rambu yang ada. Kumasukan pasword untuk masuk apartement itu. Suasana gelap. Aku melihat kertas berserakan diatas keyboard diruangan itu. Gitar juga ada disana, satu benangnya putus. Aku memilih merapihkan kertas-kertas yang tidak lazim berserakan begini, mengingat hunian ini milik seorang Kim Kibum. Kemudian mengganti senar gitar yang rusak.

Kubuka perlahan kamar tidur satu-satunya hunian itu. Aku melihatnya tidur meringkuk di ranjang. Aku tersenyum melihatnya. Menarik selimut, dan masuk kedalamnya didepan Kibum dan memeluknya. Menariknya untuk memelukku.

Dia mendesah kecil, kemudian menghela nafas.

“aku lelah Bum...” keluhku.

“hem...”.

“peluk sampai pagi...” pintaku.

Dia menarikku semakin dalam kepelukannya dan jemarinya aktif membelai kepalaku.

Aku menyamankan diri di dadanya.

“Bum...” panggilku.

Dia membuka matanya kecil.

“kau tidak memberiku ciuman sebelum tidur?” tanyaku sambil mendongakan wajahku.

CUP

Dia menciumku kecil di dahiku. “tidurlah...”.

Aku terkikik senang. Nyatanya dia tidak menolakku sama sekali.

“wae?” tanyanya mendengar tawaku.

“anni...” gumamku mengeratkan pelukanku dan menyamankan kepalaku.

“tidurlah...” bisiknya sambil terus membelai rambutku lembut.

Aku mengangguk. “saranghae...” lirihku, aku terlalu malu untuk mengatakannya secara lantang. Dan lagi ini yang pertama untukku. Bahkan dia belum mengucapkannya sekalipun padaku. Tapi... biarkan saja egoku kalah sekali ini saja.

Dia mengeratkan pelukannya, mengecup kepalaku sekali lagi. “Nado... nan jeongmal Saranghae...”.

Aku tersenyum lega mendengarnya.

“tidurlah...” bisiknya lembut.

“kau belum membersihkan bekas Yunho Hyung, mana bisa aku tidur?” tanyaku sedikit keras.

Dia melonggarkan pelukannya.

CUP... cup... cup...

Dia mengecup bibirku beberapa kali.

“dimana lagi dia menyentuhmu?” tanyanya.

“disini...” tunjukku pada pipiku yang tadi sempat disentuh Yunho Hyung.

Tangannya membelai pipiku kecil kemudian menciumnya.

“disini” tunjukku pada pundakku.

Tangannya menyusup kedalam kemeja kerja yang belum sempat kuganti dan mengusap pundakku.

“disini...” kataku menunjuk punggungku.

Tangannya menyusup ke dalam kemeja bawahku dan mengusap punggungku.

“disini...” kataku sambil menunjuk pergelangan tanganku.

Dia tersenyum kecil dan menarik tanganku mendekat ke dadanya dan meletakan tanganku di sana, diatas piamanya kemudian memelukku erat.

“sudah?” tanyanya.

Aku tersenyum kecil dan mengeratkan pelukanku padanya juga.

“Jalja Bum...” kataku lirih.

“hem... tidurlah” katanya sambil mengusap rambutku dengan lembut.

***

Hari ini pekerjaanku sangat banyak, ketua devisi bukan sesuatu yang menyenangkan yang bisa kutinggal main-main walau hanya sekedar membuat lirik lagu. Pdahal hatiku sedang membuatku menjadi orang paling kreatif hari ini. Sial!

Aku bertekat sebelum makan siang semuanya sudah harus selesai. Jadi ada waktu kosong untuk membuat sedikit lirik.

“Pak, ada telpon dari resepsionis” kata rekanku saat aku masih sibuk mengecek hasil kerja karyawan devisiku.

“tolong sambungkan ke line telponku” pintaku pada rekanku itu.

Aku mengambil gagang telpon dan menempelkannya ditelingaku. Sementara mataku masih terpaku di layar dan jangan lupakan tanganku masih memegang mouse untuk mengontrol scroll dilayar.

“Ada apa?” tanyaku pada resepsionis.

“ada tamu mencari anda pak”.

“siapa? Apa Kim Kibum?”.

“bukan pak, beliau Jung Yunho... bagaimana?”.

Aku terdiam sesaat.

“apa saya langsung suruh beliau keruangan anda?”.

“tolong tolak saja, katakan saya ada meeting atau perkerjaan lain. Tolong ya” pintaku.

“ba-baik pak...” kata resepsionis.

Sambungan terputus.

Ddrrrttt... dddrrrttt...

Handphoneku bergetar.

[Private numb Calling]

Aku mengangkatnya tanpa bicara.

“Yoboseo... Kyunnie...” panggil orang diseberang. Jung Yunho.

Aku memilih diam.

“aku tahu itu kau... temui aku dibawah sekarang... aku mohon... aku tahu kau tidak ada meeting, itu hanya alasan saja... kumohon...” katanya lagi.

Kumatikan sambungan tanpa mengatakan apapun.

Tinggal satu jam lagi sebelum istirahat makan siang. Semangat Kyu! Hanya kurang beberapa dokumen lagi.

Aku kembali fokus ke laptop dan dokumen ditanganku. Bermain scrol dan juga bolpoint.

Jam makan siang datang. Tinggal menyisahkan 1 dokument saja. Ah, biarlah.

“Kyu, tidak makan siang?” tawar seorang yeoja yang juga karyawan di devisiku, Park Jihyun, dia sudah cukup akrab denganku, jadi ketika jam kerja sedang break atau habis dia akan memanggil namaku tanpa sungkan.

“makan sianglah dulu, bayimu butuh banyak asupan, Noona...”.

“kau masih menunggu Manager pemasaran Kim Corp yang tampan itu ya?” tanyanya lagi.

“noona... jangan panggil dia begitu” kataku sedikit malu. Malu karena Kibum berhasil naik jabatan terlebih dahulu, dan malu ketahuan menunggunya. Hahaha...

Jihyun noona berlalu meninggalkanku sambil tertawa tertahan.

Ddrrtt... drrtt..

[Kim Kibum Calling]

“kau dimana?” tanyaku langsung saat telpon tersambung.

‘5 menit lagi aku sudah diruanganmu... aku ditahan Appa di lorong’.

“kasihan... yasudah, aku tunggu di rest area dekat ruanganku saja”.

‘Guerre’ jawabnya kemudian memutus sambungan telpon.

Aku menyimpan semua fille yang sudah kubuka dan juga menyimpan dokument yang tadi berserakan kemudian melepas kacamataku. Ke toilet ruangan, merapihkan sedikit rambutku dan mencipratkan sedikit air ke wajahku agar tidak terlihat layu. Setelah kurasa cukup aku keluar ruangan, segera menuju rest area.

Di rest area, keadaan cukup ramai, banyak karyawan yang memilih istirhat disana sambil memakan bekal yang mereka bawa dari rumah atau sekedar minum kopi dari mesin kopi yang disediakan. Sama seperti kami berdua. Aku melihat Kibum duduk santai di meja paling pojok, yang memang sudah tempat langganan kami kalau makan siang disini.

“Bum” panggilku.

Dia menoleh dengan tampang datarnya.

Aku duduk didepannya seperti biasa, kemudian mengeluarkan bekal yang tadi pagi kusiapkan dan tentu saja masakan Eomma. Eomma semangat sekali membuatkan aku bekal, karena Eomma bisa mengontrol apa saja yang masuk keperutku. Dan lagi, ini memang rutinitas kami sejak masa kuliah.

Bum membuka kotak bekal kami dan mengangsurkan satu pasang sumpit kepadaku dan satu lagi dipakainya sendiri.

“Bum...” panggilku.

“hum..”.

“Yunho Hyung datang kesini tadi pagi...”.

“lalu?”.

“aku tidak mau menemuinya, jadi kusuruh resepsionis bilang aku sibuk. Tidak lama kemudian ada telpon tanpa nomor masuk ke handphoneku, kuangkat ternyata dia lagi” ceritaku disela-sela kegiatan makan ku.

“tidak apa kalau kau mau menemuinya...” kata Kibum setelah menelan makanannya.

“aku ingin membuat dia berhenti mengejarku” kataku sambil menyomot lauk dan memasukan kemulutnya.

Dia melakukan hal serupa padaku.

“kau, tidak cemburu lagikan?” tanyaku.

“cemburu?”

Aku mengangguk.

“tidak... aku membebaskanmu melakukan apapun asal kau bahagia...”.

“jangan katakan itu lagi Babo”.

“lalu?”.

“kau harus cemburu!”.

Kibum tersenyum. “aku memang cemburu”.

“maka kau harus bilang kau akan membantuku membuatnya berhenti mengejarku dan melakukannya” kataku sebal.

“caranya?”.

“terserah”.

“yakin?”.

Aku mengangguk.

“baiklah...”.

“apanya?”.

“apa dia masih dibawah?” tanya Kibum setelah menelan makanannya.

Aku merogoh saku celanaku, mengeluarkan handphoneku, menghubungi satu nomor. Nomor sambungan resepsionis.

“selamat siang, dengan Saphire Corporation disini, dengan siapa dan ada yang bisa dibantu?”.

“ah, jimin noona ini aku Kyuhyun, jangan sebut namaku, dan pura-puralah berbicara dengan orang lain”.

‘nde, ada yang bisa saya bantu?’ tanya Jimin Noona berhasil berpura-pura berbicara dengan orang asing.

“apa orang yang namanya Jung Yunho tadi masih menungguku dibawah?” tanyaku.

‘oh, nde... beliau masih ada ditempat’.

“apa security tidak mengusirnya?”.

‘sudah, namun beliau menolak untuk bertemu dengan siapapun’ aktingnya.

“Gumapta Noona...” kataku menutup pembicaraan.

‘nde... selamat siang’.

Sambungan terputus.

Kibum memasukan makanan kemulutku lagi.

“dia masih disana, apa kau tidak bertemu dengannya tadi?” tanyaku pada Kibum setelah menelan makananku.

“aku tidak lewat depan”.

“pantas saja... apa yang mau kau lakukan?”.

“kau bisa istirahat lebih lama?” tanyanya.

Aku mengangguk.

“habiskan makan siangnya” perintahnya sambil memasukan makanan kemulutku. Kemudian menyuapkan untuk mulutnya sendiri.

Setelah selesai makan siang aku mengemasi kotak bekal makan kami. Membawanya ke tempat sampah dan setelah itu kami turun kebawah.

Kibum menggandeng tanganku dengan kuat.

Saat di depan pintu lift di lantai dasar kibum mendekatkan bibirnya ditelingaku.

“berlakulah seperti kalau dia tidak ada... arrachi?” bisiknya.

Aku mengangguk dan tersenyum kecil. Aku melihatnya, Jung Yunho, menghampiri kami. Dia hendak memelukku.

Plak

Kibum menampik pelukan yang belum sempat menyentuh tubuhku.

“apa-apaan kau ini?” tanya Yunho Hyung dengan wajah garang.

Kibum memandangnya intens dengan tatapan dingin dan datar.

Yunho Hyung kembali mencoba memelukku.

Kibum kembali menangkisnya.

“apa masalahmu bocah?” tanya Yunho Hyung dengan nada sebal.

“dia namjachinguku. Aku tidak mengijinkanmu memeluknya, itu saja masalahnya” jawab Kibum datar dan dingin.

Wajah yunho Hyung tampak mengeras.

“kuharap kau tidak kurang ajar untuk memeluknya lagi” tambah Kibum tak kalah dingin dari sebelumnya. “aku kembali kekantor, sayang. Kau bekerjalah dengan benar.  Aku jemput nanti” katanya lembut padaku, setelah itu dia mengusap rambutku dan mencium dahiku kecil. Setelah itu dia menyuruhku masuk lift dan dia juga segera pergi.

Dddrrtt... dddrrttt...

[Donghae Hyung Calling]

“ada apa Hyung?”.

‘apa yang terjadi?’

“kenapa memang?”.

‘sekertarisku dan sekertaris Appa heboh semua membicarakan kisah cinta segitiga pegawai Saphire corp. dengan Putra kedua pemilik Kim Corp dan pemilik saham Cassie Corp. Apa ada yang terlewat dariku?’.

“cepat sekali beritanya sampai dilantai 23?” gumamku. “Yunho Hyung datang kesini tadi”.

‘jinja? Aku tidak tahu soal itu. Lalu?’

“Bum-bum juga kesini”.

‘soal itu aku tahu dari Appa, lalu apa?’.

“semalam aku sudah berbaikan dengan Bum-bum”.

‘baguslah... lalu kenapa kalian bertiga?’

“Bum-bum menggandengku didepan Yunho Hyung dan mengingatkannya untuk menghentikan gangguannya pada kami. Itu saja”.

‘yang benar Cuma itu? Para sekertaris tadi bergosip katanya Kibumie m-menciummu dimuka umum... dan mengatakan kalian...’.

“ah, itu benar... dia mencium dahiku, dan mengatakan pada Yunho Hyung dia keberatan dia memelukku karena aku namjachingunya, begitu sa-“ kata-kataku terhenti menyadari kesalahanku. “AISH! BABO! KIM KIBUM BABO!” teriakku tanpa sadar. Aku menoleh kekanan kiri, untung ruanganku masih sepi hanya ada satu dua orang saja. “APPA! Bagaimana kalau Appa dengar? Dan... ah! Dan harga saham, penjualan! AISH! Apa kata masyarakat nanti kalau sampai ini sampai ketelinga media?” aish babo! Kenapa kau baru kepikiran sekarang!

‘HAHAHAH... Babo... HAHAHAH...’ tawa Hae Hyung meledak. ‘kau pikir Appa begitu bodoh sampai tidak sadar hubungan kalian? Bahkan saat kau masih bersama Injung Appa sering bertanya padaku mengenai kalian... Appa itu cukup peka kalau itu masalah kita babo!’ kata Hae Hyung puas telah berhasil mengataiku dengan telak.

“jinja? Appa tidak mempermasalahkan apapun?”.

‘hm... entahlah... mungkin belum... tunggu saja beritanya di media masa. Oh, soal saham dan penjualan, kurasa akan semakin ramai berkatmu... kau hebat Saengi...’ kata Hae Hyung dengan senang.

Sial!

‘yasudah, lanjutkan kerjamu, kalau sampai rapor 3 bulananmu jelek kau akan kumutasi ke tempat yang jauh’ ancamnya kemudian langsung mematikan sambungan.

“sial!!! Sial!!” umpatku.

***

Benar saja! Belum sehari kejadian itu berlalu, saat jam pulang kantor, loby sudah sangat penuh wartawan dan di internet sudah menyiarkan berita dnegan Headline:

PANGERAN KULARGA KIM MENJALIN KASIH DENGAN PEGAWAI SAPHIRE CORPORATION

KIM KIBUM, COMPOSER TERNAMA TERLIBAT KISAH CINTA SEGITIGA DENGAN PEGAWAI SAPHIRE CORP. DAN PEMEGANG SAHAM TERBESAR CASSIE CORP.

Dan banyak judul lain diberbagai chanel tv. disana juga tercantum foto yang telah diposting karyawan-karyawan yang sempat melihat dan mengabadikan moment memalukan di Loby siang tadi.

Dddrrrttt ddrrttt

Handphoneku bergetar. Ada pesan masuk.

From: Donghae Hyung

Terimakasih bocah, karenamu harga saham kita meningkat. Lihat disitus harga saham.

 

Aku segera membuka web yang diperintah Hae Hyung. Dan benar saja. Harga sahamnya memang meningkat drastis.

Handphoneku bergetar lagi kali ini telpon masuk.

“Apa lagi Hyung?”.

‘harga saham kita akan naik lagi kalau mereka tahu kau putra kedua pemilik Saphire Corp. Bagaimana menurutmu, Saengi?’ tanyanya.

“HYUNG! Jangan gila! Hidupku tidak akan tenang kalau sampai mereka tahu!”.

‘Kibumie saja santai saat kutelpon beberapa saat lalu’.

“orang dikantor kita jarang ada yang tahu identitasku. Ck, jangan ganggu kenyamananku!” seruku.

‘hahahaha....’ tawanya meledak.

“jangan tertawa Hyung! Kau menyebalkan!”.

‘lambat laun mereka akan tahu identitasmu’.

Aku merasa ada getaran di handphoneku.

[Kim Kibum Calling]

“kumatikan, Bum-bum babo menelponku” kataku langsung mematikan sambunganku dengan Hae Hyung dan langsung mengangkat telpon Bum-bum.

‘turunlah, aku tunggu diparkiran’ katanya cepat.

“dilantai dasar kantor sedang ramai Bum... bagaimana caranya aku keluar?”.

‘merekakan belum mengenalmu...’

“iya juga yah? Ya sudah tunggu diparkiran” jawabku santai.

Aku melihat jam menunjukan pukul 5, berarti aku memang sudah boleh pulang.

Kurapihkan tasku, jasku kusampirkan dilenganku, kupasang headsetku yang memutar lagu favoriteku dan Bum-bum ‘biting my lips’ yang dinyanyikan beberapa anggota Super Junior. Lagu lama memang, mengingat kami menyukainya sejak kami masih kuliah semester awal dulu.

Saking sukanya kami bisa menyanyikannya tanpa teks berdua bersama dengan petikan gitar atau melodi piano.

Ramai sekali lantai dasar. Aku mencoba berjalan dengan cuek dan seperti tidak ada beban.

Seorang wartawan datang mendekatiku.

“permisi, bolehkah saya bertanya, karyawan yang mana yang punya hubungan khusus dengan penerus Kim corporation?”.

Aku hanya mengatupkan tanganku dan menolak berbicara seperti perintah Hae Hyung pada semua pegawai sebelum pulang tadi.

Aku segera masuk kedalam mobil Kibum saat sampai diparkiran. Saat keluar dari parkiran mobil Kibum ternyata sudah dikenali pers dan langsung diserbu. Untung aku sudah menutup wajahku dengan jas hitam milik Kibum. Bisa gawat kalau aku menutup pakai jasku, bukannya tadi ada wartawan yang bertemu dengandku di Loby?

Perjalanan dari pintu keluar parkiran sampai jalan raya sangat lama.

“kita mau kemana Bum?” tanyaku saat kami melewati jalan yang tidak sama dengan jalan ke studio.

“kita tidak akan ke studio...”.

“apa studio juga dipenuhi pers?”

“hem...”.

“ah! Sial! Kau babo sekali tadi siang!”.

“tapi kau juga setujukan?”.

“apa?”.

“lagi pula sudah untung mereka tidak mengenalimu”.

“lalu kita mau kemana?”.

“Eomma menyuruhku membawamu pulang”.

“baguslah! Kita akan mendapat sidang dadakan, Kim Kibum”.

“hadapi saja...” kata Kibum masih santai.

Aku mendengus dan menyamankan diriku disandaran jok.

Kibum tersenyum menang.

“bagaimana keluargamu?”.

“mereka hanya menanyaiku... harga saham perusahaan naik, itu yang menurut mereka penting”.

“baguslah...”.

Kami makan malam bersama dirumah, keadaan diam tanpa guyonan ataupun obrolan.

“appa ingin tahu cerita lengkap versi kalian. Dan kau Kyunnie, kau tidak cerita soal ini sama sekali” gugat Appa.

Aku hanya bisa menunduk. Appa dan Eomma duduk didepan kami. Dan Hae Hyung ada disampingku.

“Mianhamnida Appa... kami sudah sepakat bersama sejak... sejak kurang lebih 11 bulan lalu... “ kata Kibum tegas walaupun terdengar sangat sopan.

“lalu?”.

“Yunho Hyung datang sejak seminggu yang lalu, setiap hari menggangguku lagi, dia ingin aku mau bersamanya lagi. Puncaknya tadi. Dia datang ke kantor dari pagi. Aku sudah muak dia kejar terus, jadi kuminta Bum-bum membantuku, jadilah perkara ini” ceritaku akhirnya.

Appa memandangku intens. Dimatanya sangat terlukis banyak pertanyaan.

“aku sudah tidak menyembunyikan apapun Appa... aku berani bersumpah...” kataku sungguh-sungguh.

“sejak seminggu dia mengganggumu dan Appa tidak tahu?”.

“Mianhe...” sesalku.

Apa menghembuskan nafasnya kasar kemudian mengusap wajahnya sendiri.

“Appa... Mianhae...” rengekku.

“apa dia menyakitimu?” tanya Appa dengan datar.

“tidak... hanya saja dia sedikit kurang ajar. Dia berani menciumku dan memelukku”.

Sebal juga kalau mengingat tingkahnya itu, main cium dan peluk.

“apa perlu Appa menghajarnya seperti dulu lagi?”.

“jangan Appa... dia tidak akan berani macam-macam lagi...” kataku cepat.

Aku memberi tanda pada Eomma untuk membantuku, ehm... Eomma sudah tahu soal Yunho Hyung datang dan meminta untuk kembali. Bahkan dihari pertama Yunho Hyung datang.

“mereka sudah dewasa yeobo...” kata Eomma lembut.

“Appa rasa cepat atau lambat pers akan mencarimu Kyunnie... mereka akan mencari orang terdekat Kibum. Apa lagi kalian memang dekat dari kalian masih kuliah. Bahkan kalian bekerja sama dalam proyek penulisan beberapa lagu artis dari management yang kalian dukung kan?”.

Ah, iya benar juga...

Kulirik Kibum yang sedari tadi diam disampingku.

Dasar Kibum babo...kau membuatku dalam masalah.

“semakin wartawan ingin tahu tentangmu, wajahmu akan masuk ke layar televisi dan koran, setelah itu mereka akan mengusut asal usulmu, mereka akan mengetahui kau adalah putra kedua pemilik Saphire Corp yang sedang bekerja sebagai pegawai biasa dan binggo, mereka akan tahu dari karyawan bahwa kau yang menjalin kasih dengan salah satu penerus Kim Corp” kata Hae Hyung yang tiba-tiba duduk disamping Eomma.

“Hyung, jangan menakutiku” erangku.

“aku sudah bersiap untuk kemungkinan itu Hyung... dan akan tertutup berita lain segera... jadi mereka akan segera berhenti sebelum meledak” kata Kibum enteng.

Aku menoleh pada Kibum yang duduk disampingku.

Appa dan Eomma hanya menyimak.

“caranya?”

“Pertunangan Lee Sungmin, artis sekaligus penerus perusahaan besar Sandbill Corp... kurasa berita itu lebih menarik dari pada berita kisah cintaku yang hanya seorang composer...” kata Kibum enteng.

Keadaan hening setelah itu. Sampai waktu free aku dan Kibum akhirnya memutuskan meneruskan kerja kami yang belum selesai. Membuat lagu pesanan.

“banyak sekali ide bermunculan diotakku! Sialnya semua hilang karena keramaian berita ini... sial!” gumamku saat menghadapi kebuntuan menghadap kertas dan pensilku.

CUP

Kurasakan sebuah ciuman mendarat di dahiku.

“bangkitkan saja ide yang tadi...” kata Kibum yang beralih didepanku dengan gitarku dipangkuannya. Dia sudah menulis liriknya tadi pagi dan sekarang hanya tinggal memeberi nada yang sebenarnya sudah setengah jadi diotaknya.

“tidak bisa... susah sekali...” kataku sebal.

Dia meletakan gitarnya. Menarik kertas dan pencilku. Memegang pipiku dari kedua sisi.

CUP

Dia mengecup bibirku. “Saranghae...” ucapnya.

Aku tersenyum, dan tanpa sadar wajahku bersemu. “Nado... Nado Saranghae...” jawabku kemudian menyamankan diri dalam pelukannya.

“Kyu...”.

“euhm...”.

“tadi malam... aku tidak akan melupakannya...”.

“wae?”.

“akhirnya kau mengakui mencintaiku”.

“kau terlalu lelet untuk ditunggu”.

“banarkah?”.

“eumh...”.

“kau tahu, lega sekali mendengarmu mengatakannya... aku sudah takut kau akan meninggalkanku dan memilih Jung Yunho”.

“kau babo”.

“biarlah... hanya denganmu...”.

“jangan menggombaliku... aku bukan Yeoja...”.

“aku mengatakan yang sebenarnya babo... kau kira berapa IQ milikku?”.

“arraseo...” gumamku menikmati pelukannya. “jangan tinggalkan aku lagi... apapun yang terjadi...”.

“arra...”.

“Yakseok?”.

“promise...” jawabnya lembut.

CUP

Kucium pipinya.

“ya, namjacinguku untuk pertama kalinya mengawali ciuman? Aku juga tidak akan melupakannya!” katanya dengan nada bahagia snagat kentara.

“eumh... aku sudah pernah mencurinya... eumh... sekali... saat kau tidur Bum...” akuku takut.

“YA! Benarkah?” tanya Kibum takjub sambil berusaha menarikku untuk memperlihatkan wajahku.

Aku melesakan kepalaku didadanya lebih dalam dan mengeratkan pelukanku untuk menghindarinya.

“Ya! Kau! kapan! Kyu! Ayo mengaku!” cecarnya masih terus berusaha melihat wajahku.

Aku masih tidak bergeming. “Bum!” seruku.

“hahahaha... kau malu?”.

“anni!”.

“hahahah....” tawa Kibum terdengar nyaring.

“jangan tertawa Bum...”.

Kibum masih terus tertawa.

“berhenti!” perintahku.

Dia berusaha menahannya.

“jangan tertawa!”.

“hahahaha...” tawanya kembali meledak.

“Kim Kibum!” seruku melepas pelukanku dan menatapnya sebal.

Dia meletakan tangannya dipipiku. “guere... ah... lain kali, kau tidak perlu malu... cium kalau kau ingin cium, peluk kalau kau ingin peluk dan lakukan apapun kalau kau mau... mengerti?” katanya setelah berhasil menahan tawa, walau bibirnya tidak bisa berhenti tersenyum ditutup dengan kecupan kecilnya dirambutku.

***

Keesokan paginya, saat aku masuk kekantor, tetap masih banyak wartawan yang mengerumuni area Kim Corp. Aku mengantar Kibum karena mobilnya sudah tidak aman untuk bepergian. Dan sesampainya aku dikantor, aku juga telah mendapati Loby penuh dengan wartawan. Jadi kupastikan di loby milik Cassie Corp. Tidak jauh berbeda.

“ini dia pembuat skandal kita...” kata Jihyun Noona sesampainya aku diruangan.

“sstt.... jangan keras-keras Noona...”.

“kenapa memangnya?”.

“orang-orang diperusahaan masih jarang yang tahu aku anak Lee Kangin...”.

“ups... benarkah?” tanya Jihyun Noona.

Aku mengangguk. “hanya kau, Jimin Noona maksudku yeoja resepsionis itu, sekretaris Appa dan juga salah satu sekretaris Hae Hyung saja...”.

“lalu, bagaimana pekerjaanmu yang lain?”.

Aku mengedikan bahu. “kami akan bersabar sampai berita pertunangan Sungmin Hyung menyebar”.

Aku duduk dikursiku dan mulai mengerjakan tugasku. Siang ini kami tidak bisa makan bersama seperti biasa, Kibum ada acara makan siang dengan kliennya kemudian ada pertemuan dengan klien sampai malam. Dan aku akan dengan senang hati menghabiskan waktuku untuk membuat lagu dan nanti sore aku akan ke management untuk mengurus lagu yang akan dilatihkan, terutama 2 lagu yang sudah kami selesaikan sebelumnya dari total seharusnya 6 lagu.

***

Aku berhasil membuat 2 rangkaian lirik hari ini, waw... moodku sedang sangat-sangat baik karena moment kami semalam. Hahaha... aku memarkir mobilku dengan rapih di halaman parkir management.

“Kyuhyun Hyung!” seru Minho, salah satu member Boy band yang beberapa kali sempat kubuatkan lagu dengan Kibum berteriak memanggilku ketika aku masuk loby yang sebenarnya sangat ramai wartawan.

Aku tersenyum saja.

Minho mendatangiku dan melakukan aksi brutalnya seperti biasa, memelukku tiba-tiba dan meloncat-loncat seperti anak kecil, maklumlah, umurnya baru 17 tahun.

“baru selesai latihan?” tanyaku saat dia melepas pelukannya. Ku hapus peluh didahinya.

Dia mengangguk. Dan kami mulai berjalan menjauh dari keramaian.

“mana Jonghyun dan Key?”.

“eumh... Hyung ada perlu dengan mereka?”.

Aku mengangguk.

“mereka diruangan sajangnim bersama Jay Hyung dan Jino Hyung...”.

“kau mau pulang ke dorm?”.

“sebenarnya iya, tapi aku ingin banyak cerita denganmu Hyung... lagi pula Hyung sendirian yah? Mana Kibum Hyung?”.

“eungh... Bum-bum ada acara dengan kliennya...”.

“permisi, bisa anda memberi kami sedikit waktu untuk interview Lee Kyuhyun-ssi?” tanya seorang yeoja, aku yakin dia seorang wartawati.

“mianhae... aku sedang sibuk...” tolakku sopan.

“hanya 2 pertanyaan... kami tahu anda teman terdekat Kim Kibum mulai kuliah hingga saat ini, bahkan kalian sering menciptakan lagu bersama. Bagaimana komentar anda tentang hubungan Kim Kibum dengan pegawai di Saphire Corp? Dan apa anda tahu siapa pegawai Saphire Corp yang dalam hubungan dengan Kim Kibum itu?”.

“Mianhae... aku tidak bisa memberi kejelasan... bisa langsung bertanya pada yang bersangkutan...” kataku berusaha dengan manis. Aku langsung menarik Minho kearah lift dan segera naik ke lantai dimana seharusnya aku berada. “heuft... akhirnya...” legaku.

“kalian tidak bisa selamanya menutupinya Hyung...” kata Minho tiba-tiba.

“I know... but not now...”.

“kalian sudah sama dewasa Hyung...”.

“hem... cepatlah dewasa dan ajak Taemin untuk lebih serius bocah...”.

“arra...” dia menjawab tanpa antusias. “Hyungie...”.

“Huem...”.

“kudengar kalian berdua berskandal dengan orang dari Cassie Corp, apa benar?”.

Aku menghela nafasku dan mengangguk.

“apa dia mantan pacarmu, Hyung? Sepertinya Kibum Hyung sangat cemburu sampai mengatakan ‘dia namjacinguku, tidak mengijinkanmu memeluknya, itu masalahnya’. Tidak biasanya Kibum Hyung yang cuek bisa semenakutkan itu....”

“kau masih kecil Mino... jangan berfikir terlalu tinggi...”.

“kau selalu begitu Hyung...”

Aku merangkul lehernya menunjukan aku sangat menyayanginya.

Kami segera menuju ruang latihan vokal. Disana ternyata kami bertemu langsung dengan Jonghyun dan Key dipintu.

“Kyuhyun Hyung!” seru keduanya tak jauh beda dengan yang dilakukan Minho tadi. Andai saat ini ada Jinki dan Taemin, pasti akan lebih ramai.

“syukurlah aku tidak perlu menunggu kalian. Ayo masuk...” ajakku pada ketiganya.

Mereka patuh masuk bersamaku dan duduk ditempat mereka di hadapanku yang menghadap keyboard.

“ini lagu yang akan kalian bawakan... seperti biasa, sebelum bertemu dengan anggota yang lain, sebagai Lead vokal grup kalian aku ingin kalian melihatnya dulu dan mempelajarinya, siapa tahu ada yang ingin untuk dirubah, setelah itu baru bagi bagian kalian masing-masing dan atur sendiri sebelum latihan bersamaku dan Bum-bum... bagaimana?”

“ok Hyung...” kata Jonghyun semangat kemudian menerima partiturnya.

Tidak beda dengan Key yang langsung menerima dengan semangat.

“Eumh... lalu aku hanya akan diam Hyung? Beri aku pekerjaan...” pinta Minho.

“Hyung punya sedikit tugas untukmu Minno...” kataku teringat hal lain.

“apa Hyung?” tanyanya dengan semangat, merasa dia tidak akan menganggur.

“aku baru membuatnya, belum selesai, bisa kau dengarkan ini dan beri nilainya” kataku sambil menyodorkan MP3 putih kesayanganku.

Dia tersenyum senang. “boleh Hyung?” tanyanya senang.

Aku tersenyum dan mengusap kepalanya sayang. “bantu Hyung yah!” kataku.

Dia segera beranjak ke sudut ruangan dan membiarkanku dan kedua bocah lead vocal ini membicarakan lagu baru agar cepat selesai dan tugasku yang dibantunya juga cepat selsai.

Jonghyun menghampiriku terlebih dahulu, dia memintaku memainkan bagian tertentu lagu dan memintaku mencontohkan. Ya walau suaraku tidak setinggi Jonghyun tapi setidaknya aku bisa menyanyi dengan benar.

Tak lama Key juga turut bergabung. Beberapa titik dia minta dirubah sedikit dan kami mendiskusikannya.

“ayo kita coba lagunya...” ajak Jonghyun.

Aku mengangguk setuju, kemudian duduk dibelakang keyboardku dan memainkan lagu.

***

Ah... lelahnya... jam sudah menunjukan pukul 22.14, dan aku baru saja keluar ruang latihan bersama 3 remaja ini. Memuaskan, mereka asik untuk diajak kerja sama. Minat mereka juga sangat tinggi. Sempat juga Lee sajangnim mendatangi dan melihat kami.

“latihanlah dengan keras, supaya album kalian menang GDA...” pesanku.

Mereka mengangguk semangat. “terimakasih untuk hari ini Hyung...”.

“Heum... Cheonma... cepat kalian pulang ke dorm...”.

“siap kapten!” seru Key sambil memasang tangannya bergaya hormat.

Aku segera memasuki mobilku, ingin segera pulang dan merebahkan tubuhku dengan nyaman diranjang.

Dddrrrrttt... dddrrrttt...

[Kim Kibum Calling]

“sudah pulang?” tanyaku langsung.

‘Joesonghamnida, kami dari pihak rumah sakit ingin mengabarkan bahwa pemilik handphone saat ini dalam perawatan di rumah sakit, dan nomor anda adalah nomor yang paling sering di hubungi, bisakah anda ke RS XXX secepatnya?’

Dunia serasa kabur. Kibum? RS?

Bersambung...

akhirnya sampai di chapter ini... terimakasih untuk semua dukungannya. Gumawo...
mungkin cuma kurang beberapa chapter lagi ff ini akan tamat, jadi tetap ikuti ceritanya...

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
ratnasparkyu #1
Chapter 14: Baru tau ada ff ini, sayang gak ada lanjutannya, padahal pengen sampai kihyun punya anak
emon204
#2
Chapter 13: Aku kira ni ff sampai ending ternyata masih tbc.

Apa ini akan berhenti sampai disini saja? semoga bisa dilanjut.

Terima kasih ffnya
emon204
#3
Chapter 11: Percakapan Kibum dan Kyuhyun yang to the point mengingatkanku pada teman chatku yg juga memberian link ff ini padaku (jadi ingin tertawa)

Terima kasih ffnya
emon204
#4
Chapter 10: Chapter ini sudah romantis kok. Romantis ala KiHyun hehe

BumKyu disini lucu banget
emon204
#5
Chapter 8: Pertemuan pertama mereka dan adegan lainnya sama persis dengan yang diceritakan oleh Kibum2016. Masalahnya mengapa Kyuhyun tak ingat semuanya?
emon204
#6
Chapter 6: "Kalau marah makanlah yang banyak" kebiasaan Kyuhyun yg unik ini patut untuk dicontoh. Tapi sayang, banyak sekali makanan yg tak boleh kumakan :(

Terima kasih ffnya
emon204
#7
Chapter 4: Aku sempat tertawa dengan nama2 member super Junior disini. Pertanyaanku, siapa nama maknaenya? Guixian? Marcus? Hahaha..... #abaikan.
emon204
#8
Chapter 1: Maaf. Absen saja karena baru nemu ff ini. Ini juga dari temen yang mungkin gak/belum bisa komen karena tidak punya akun.

Terima kasih ffnya
emon204
#9
Chapter 1: Maaf. Absen saja karena baru nemu ff ini. Ini juga dari temen yang mungkin gak/belum bisa komen karena tidak punya akun.

Terima kasih ffnya
Rikamy #10
Chapter 13: Haish......yunho masih menggangu babykyu lagi ckckckck.....dan bum bum masuk rumah sakit apa yang telah terjadi chingu ? Tapi scandal yang di buat bum bum boleh jugak hehehehe.....