Chapter 10

This is my desteny??

Bagian 10

 

Ikanku bergerak liar, berat sekali untuk ditarik. Aku terus melawannya dan nanti pasti berhasil!

“Camchoon! Talik yang kuat!” seru Donghyuk menyemangatiku.

Sial! Ikan ini kuat sekali! Awas kalau aku sudah menangkapnya nanti! Awas saja kalau dia kecil seperti milik Kibum!

YAYAYA!!!

AAAAAA!!!!

GREB

Tangan ini? Melingkar dipinggangku?

DEG

Tangan ini memeluk dan menahanku sangat erat.

Dia menyelamatkanku...

Fiuh...

Hampir saja...

“babo! Jangan melamun! Tarik senarnya!” seru Kibummenyadarkanku.

Aku menarik senar itu dibantu Kibum yang sekarang turut memegangi pancinganku.

“ambil jaringnya!” perintah Kibum padaku. Dia sudah mengambil alih pancingannya.

Aku melepaskan pancingan dan mengambil jaring yang disediakan untuk mengangkat ikan.

“yeay!!!!” seruku dan Donghyuk bersama saat ikan berhasil ditarik kedaratan.

Pluk... pluk... pluk...

Suara ikan yang mencoba berontak.

Segera kumasukan ember kami.

Wow... besar sekali ikannya... mungkin ada 3 kg lebih.

“Camchoon hebat! Ikannya besal sekali!” seru Donghyuk sambil melunjak lunjak senang.

Setelah itu kami memancin lagi untuk bersenang-senang, kami melepas kembali beberapa ikan kecil yang kami tangkap. Pemancingan disini hanya mengijinkan kami mengambil jumlah ikan sesuai dengan jumlah tiket yang kami beli. Jadi kami mengambil 3 ikan dengan bentuk jumbo, rata-rata 3kg.

Untuk hiburan, kami menerima penawaran baik dari pihak pemilik pemancingan untuk membakarkan 1 ikan kami. Donghyuk memakannya dengan lahap. Semetara Kibum seperti biasa tidak suka makan diluar hanya membantu Donghyuk makan. Eumh... ikan kami akan kami masak dirumah.

Tempat ini tidak terlalu ramai hari ini, mengingat ini bukan hari minggu atau hari libur nasional. Aku mencuci mataku dengan pemandangan air pemancingan yang sekali-kali memperlihatkan ikan yang berhasil dipancing.

“Injung...?” gumamku saat melihat sesosok yeoja mirip Injung dengan seorang namja juga ada ditempat pemancingan itu.

Kibum ikut melihat kearah pandangku.

“Bum, jaga Donghyuk, aku akan memastikanya sebentar” kataku sebelum pergi.

Aku mengikuti arah terakhir aku melihat keduanya. Keruangan privasi yang ada ditempat pemancingan ini.

“bagaimana dengan bocah cupu teman sekelasmu itu?” tanya sebuah suara namja didalam ruangan itu.

“ah... aku sedang mencari jalan untuk memutuskannya. Karena aku sudah selesai memanfaatkannya”.

DEG

Suara itu, aku mengenalnya, dia ternyata... kenapa?

“benarkah? Cepatlah kalau begitu chagi...”.

“tunggulah... aku tidak mau terlalu menyakitinya...”.

Cup... Cup... Cup...

“eumh...” suara lenguhan terdengar.

Suara kecupan demi kecupan aku dengar.

Sakit?

Tentu...

“eumh... Sujong-ah... eumh...” suara itu terdengar lagi. “aku merindukanmu Sujong... eungh... ah... yeah... eungh...” terdengar semakin keras. “itu... disitu terus... Eumh... Su-eumh... Jong... Eumh...” desahan itu semakin menusuk telingaku.

Cukup!

Aku membuka ruang privasi itu. Sejenak aku terperangah melihat namja bernama Sujong itu sudah menciumi leher Injung dan tangannya sudah hilang kedalam kemeja Injung yang sudah terbuka bagian atasnya, sedang tangan yang lain menghilang dibalik celana jeans yang dipergunakan Injung.

“K-Kyuhyun...” sebut Injung gelagapan.

A-apa yang mereka lakukan? Ta-tangannya? Dan... dan daging putih yang tampak hampir keluar di kemeja bagian atas i-itu... bu-bukankah itu.... da-dan jangan lupakan, bercak kemerahan hiasan bongkahan daging putih itu... i-itu, Ah! !

“KYUHYUN!” sebutnya sambil berdiri tegak dan berusaha menghampiriku.

Aku mengangkat tanganku untuk memintanya tidak mendekat.

“Kyu...” sebutnya lagi.

“tidak usah khawatir... kita sudah tidak ada hubungan apapun lagi mulai sekarang... maaf mengganggu... lanjutkan aktifitas kalian...” kataku berusaha tenang membalik badan dan beranjak pergi menjauh.

“K-Kyuhyun!” panggil suara itu lagi. Injung.

Aku berhenti melangkah.

“Kyu... m-mianhae... Mianhae Kyu... aku memang bersalah... mianhae...”.

“sudahlah, lupakan... kita sudah berakhir... ah, dan rapikan bajumu... banyak orang melihatnya...” pesanku setelah melihatnya dengan ekor mataku dan semakin terlihat bongkahan payudaranya yang mencuat. Aku melangkahkan kakiku menjauh.

GREB

Aku merasakan pelukan dipunggungku.

“mianhae... yang kau dengar semua tidak benar... jangan pergi...”.

Aku menarik kedua tangannya yang memelukku erat. Aku berusaha menariknya lepas dengan lembut.

Tapi dia menarikku untuk berbalik melihatnya. Melihat bongkahan payudaranya yang masih mencuat hampir terlihat seluruhnya.

“kau menginginkannya? Akan kuberikan” kata Injung sambil meraih tanganku dan mendekatkan kearah payudaranya.

Aku menepis tangannya. Sungguh kalau kesempatan ini tidak dalam waktu menyebalkan begini aku akan meraihnya dan memenuhi fantasiku tentang benda bulat yang tidak kumiliki itu. Tapi...

“jangan buat imagemu semakin buruk didepanku” kataku sambil berbalik dan mulai menjauhinya lagi.

“Kyuhyun...” sebutnya lagi.

“tenanglah... aku tidak akan menarik tugas akhirmu yang sudah terlanjut kubuat... tidak perlu khawatir... aku bukan orang seperti itu...” kataku tanpa berbalik.

Aku segera kembali ke tempatku tadi makan bersama Kibum dan Donghyuk.

Kulihat Donghyuk makan dengan lahap. Sementara Kibum hanya membantu membuang duri ikan.

“kenapa tidak kau bantu Donghyuk makan?” tanyaku pada Kibum.

“kita makan dirumah saja...” kata Kibum.

“akan kau masak apa?” tanyaku.

“kau ingin makan apa?”.

“apapun, asal banyak dan pedas”.

“2 posrsi ikan pedas? Kurang?”.

“kurasa kurang... aku sedang butuh lebih banyak...”.

“guere... beberapa porsi mi?”.

“jjajangmyeon!” pintaku.

“kurasa cocok dengan ikan pedas”.

“setuju” kataku menutup perbincangan kami.

Setelah Donghyuk selesai makan, kami ke apartemen Kibum.

Donghyuk sudah terlelap, dan Kibum menidurkannya dikamarnya.

“Hyung... nanti jemput Dongie di apartemen Bum-bum saja, kami ada disini... ah, katakan pada Hae Hyung bawakan beberapa botol soju kesini nanti...”

‘wae? Kau baik-baik saja?” tanya Hyukkie Hyung diseberang.

“kami baik-baik saja” jawabku.

‘Hyungmu mau bicara’.

“berikan...”.

‘kau patah hati lagi?’ tanya Hae Hyung tepat sasaran.

“sedikit... tapi tidak parah... Bum-bum membuatkanku Jjajangnyeon dan ikan pedas sebentar lagi... hanya tidak ada soju atau wine disini... jadi bisakah bawakan sedikit soju Hyung?” tanyaku.

‘sudah makan berapa porsi?’ tanya Hae Hyung dengan nada khawatir.

“belum... Bum-bum baru saja masuk dapur...” kataku saat melihat Kibum baru memakai celemek hitamnya, menyingsingkan lengan kemejanya, mencuci kedua tangan dan mulai mengiris bwang bombainya.

‘baiklah, 30 menit lagi Hyung sudah disana...’ kata Hae Hyung dengan cepat.

“umh...” gumamku mengiyakan.

Aku duduk manis memperhatikan Kibum yang asyik dengan kegiatannya mengiris, dan menumis bumbu ini dan itu. Dia juga merebus mie.

“Bum...” panggilku.

“heum...” jawabnya.

“aku sangat payah, kau tahu?”.

“wae?”.

“aku pacaran hampir 5 bulan dengan Injung, sekalipun aku belum pernah menciumnya... dan namja tadi dia menciumi Injung, bahkan meraba-raba tubuhnya...setelah itu, Injung memberiku kesempatan untuk merasakan kedua payudaranya agar aku tidak meninggalkannya...” ceritaku.

“lalu?”.

“tentu saja aku menolaknya, dia membuatku merasa jijik... bahkan fantasiku tentang payudaranya yang besar selama ini menguap saja... aku jadi tidak bernafsu...”

“kau terlalu polos...”.

“mungkin...”.

“jangan disesali...”.

“siapa yang menyesal?”.

“kau?”.

“anni... aku hanya sedikit kecewa...”.

“sama saja...”.

“bukan tentang ‘aku belum pernah menyentuhnya’ babo...”.

“lalu?”.

“mau-maunya diperalat olehnya”.

“eumh...”.

“tugas akhir miliknya...”.

“buatanmu kan?”.

“kau tahu?”.

Dia menghampiriku

TUK

Dan memukul kepalaku dengan spatula bekas meniriskan mie ditangannya.

“Appo!” keluhku.

“setiap karyamu punya ciri khas! Sekali dengar saja aku sudah tahu!”.

“jinja?”.

“hum... kurasa Park saem juga tahu... bukankah dia penguji kalian berdua?”.

“jinja?”.

Dia mengangguk.

“bagaimana rasanya melakukan itu?”.

“maksudmu?”.

“ciuman, cumbuan, dan mungkin ?”.

“menyenangkan”.

“kau sudah melakukan?”.

“sudah”.

“semua?”.

“selain ”.

“hum... kupikir kau sudah”.

“ck! Aku akan melakukannya dengan orang yang benar-benar aku cintai, babo! Dan bukan dengan yeoja idiot macam mereka!” decaknya kesal.

“hahaha...” tawaku.

“apa yang kau tertawakan?”.

“anni...” jawabku disela tawa.

Dia menghampiriku lagi. Kemudian memegang kedua pipiku.

CUP

DEG...

Jantungku berhenti saat kurasakan bibir kami bertemu. Dia melumat lembut bibirku.

DEG... DEG... DEG...

Jantungku berdetak keras dan cepat. Tidak, tidak sakit sama sekali.

Hangat dan lembut... itu yang kurasakan.

Aku masih kaget dan bingung harus bagaimana. Dia terus melakukannya sampai suara minyak yang dari tadi bergemelatuk sedikit tenang.

“itu rasanya ciuman...” katanya dengan Smirk setan tersungging dibibirnya.

“YA! KIM KIBUM!” sentakku.

“wae? Mau lagi?” tanyanya cuek dan segera kembali ke wajan dan pancinya.

Aku merasa wajahku memanas.

“aku bersyukur kau tidak berciuman atau menyentuh tubuh nappeun yeoja itu”.

“namanya Injung, Bum...”.

“i know...”.

“wae? Kenapa kau bersyukur? Harusnya kau kasihan pada sahabatmu ini, babo!”.

“setidaknya bibirmu tidak tercemar bibir nappeun yeoja sepertinya” kata Kibum cuek.

“tapi kau juga mencium nappeun yeoja seperti Naomi, Seonja, Saemi- ”.

“aku langsung membersihkannya” potongnya.

“caranya?” tanyaku bingung.

“menciummu” jawabnya enteng.

“...”

“aku langsung menciummu sepulang kencan dengan yeoja-yeoja idiot itu”

“YA! KAU MENCURI CIUMANKU?” sentakku.

“ne...” jawabnya santai.

“UNTUK MEMBERSIHKAN BEKAS CIUMAN?”.

Kibum mengangguk tanpa menoleh.

“berapa kali? Berapa kali sudah kau mencurinya! Ya! Nappeun Bum-bum!” marahku.

“entahlah... berapa kali... setiap aku selesai berciuman dengan yeoja-yeoja idiot itu aku selalu menciummu saat kau tidur” katanya lagi tak kalah santai.

Mataku terasa panas. Pelan-pelan mereka, lelehan airmataku, meluncur. Aku mengusapnya, tapi mereka kembali menuruni wajahku. Hatiku tidak merasa sakit, lagipula Kibum namja bukan? Dia masih suka yeoja... tidak sepertiku atau Yunho hyung yang pernah menyukai sesama. Tapi entah kenapa... aish! Padahal aku biasanya tidak secengeng ini.

“Jja! Jjajangmyeonmu sudah jadi” kata Kibum sambil menyodorkan jjajangmyeon kedepanku. “wa-wae?” tanyanya bingung saat melihatku.

Aku menghapus airmataku lagi.

Dia duduk dikursi didepanku kemudian menarik tanganku dan menghapus airmataku dengan tangannya.

“waeyo? Kenapa menangis?” tanyanya lembut.

Aku masih enggan bersuara.

“Mianhae... Mianhae kalau kau marah karena aku menciummu” katanya lirih.

Aku menarik tanganku.

TUK

Kupukul kepalanya dengan sumpit yang dia sediakan di samping mangkuk Jjajangmyeonku.

“kau pikir bibirku sabun deterjen untuk mencuci bibirmu? Nappeun!” kataku akhirnya. Sepertinya memang ini yang membuatku menangis. Memang ada alasan yang lain?

“mmpphhttt” dia menutup mulutnya sendiri untuk menahan tawa.

“YA!” teriakku frustasi.

“hahahahahaha....” tawanya lepas sudah. “Hahahaha....”

“KIM KIBUM!” sebutku jengkel setengah mati dan airmataku masih turun dengan deras.

Dia mengusap kepalaku sedikit kasar.

Aku mendecih.

“uljima... hentikan... kau semakin menambah hasratku untuk tertawa...” katanya masih dengan tangan yang mengusap kepalaku. Wajahnya sampai memerah karena tertawa.

Tet... Tet...

Bel pintu berbunyi.

“aku buka pintu dulu...” ijinnya.

Tak lama aku melihat Hae Hyung duduk ditempat Kibum tadi.

“ini soju pesananmu, juga ada sebotol red wine... dan kenapa wajahmu? Kau menangis? Kau bisa menangis, eoh?” tanya Hae Hyung dengan wajah penuh tanya. “karena Yeoja bernama Yoo Injung itu?”.

Kibum duduk disampingku, dia melihat wajahku kemudian kembali tertawa keras.

“Ya! Bum! Berhenti tertawa! Babo!” sentakku.

“kenapa bocah ini menangis Bum? Bagilah kalau memang lucu” kata Hae Hyung.

Kibum berusaha menahan tawanya. Dan melihatku. Dia kembali tertawa! Astaga!

“YA!”.

“dia menangis! Dia menangis Hyung...” lapor Kibum di sela tawanya, dia kembali tertawa.

Hae Hyung mengerutkan dahi.

“Dia menangis karena... hemp... dia bilang bibirnya seperti deterjen... hahaha” tawanya meledak lagi.

Hae Hyung menarik sudut bibirnya sepakat bahwa Kibum benar. Aku sangat lucukah?

“HYUNG!”.

***

Malam mulai larut. Donghyuk sudah pulang dengan Hae Hyung. Kami duduk beralasakan karpet yang membentang seluas kamar Kibum dan untuk menyamankan posisi, kami bersandar pada badan ranjang. 4 dari 5 botol Soju serta sebotol Wine yang dibawakan Hae Hyung sudah berpindah tempat keperut kami. Aku menghabiskan 2 porsi jjajangmyeon beserta satu buah Ikan pedas jumbo. Dan ditanganku masih ada botol soju terakhir yang sudah kutenggak hampir setengahnya.

“kau mabuk?” tanya Kibum.

“belum...”.

“aku sudah melayang...”.

“kau hanya minum 1 botol soju dan 2 gelas wine Bum...”.

“kau tahu, aku tidak biasa minumkan?”.

“hem...” gumamku ingat. Aku menenggak soju lagi. “Bum...”.

“eumh...”.

“berapa banyak Yeoja yang pernah kau cium?”.

“entahlah...”.

“banyakkah?”.

“mungkin... Yeoja pertama yang menciumku, aku mengenalnya saat duduk dibangku sekolah Junior... namanya Renata... selebihnya aku tidak ingat...”

“sekolah Junior?”

Kibum mengangguk. “saat semester pertama... dia sunbaeku...”

“kau tidak menolak?”.

“semua terjadi begitu cepat... dia menyatakan perasaannya padaku, kemudian menciumku”.

“Yeppo?”

“lumayan...”.

“lalu, berapa namja yang kau cium?”.

Dia diam sejenak, kemudian mengacungkan tiga jarinya. “baru tiga...”.

“nugu?”.

“Appaku, dan Chullie Hyung, dia Hyungku dan Kyuhyun” jawabnya lantang tanpa ragu, tangannya kini memeluk pinggangku.

Aku tersenyum kecil mendengarnya dan membiarkannya memeluk pinggangku. “apa kau biasa mencium tanpa perasaan?”.

Dia menggeleng kecil.

“lalu?”.

“setidaknya aku harus menyukainya...”.

“emh?”.

“ya, aku harus menyukainya”.

“menyukai?”

Kibum mengangguk kecil. “denganmu bahkan aku lebih dari merasa suka... kau tahu...”

“maksudmu?”.

“aku merasa nyaman denganmu... aku yakin membuat angan-angan denganmu... dan kau tahu... kau orang pertama yang kucium sembunyi-sembunyi... yeoja-yeoja itu, biasanya mereka lebih dahulu agresif menyerangku” ceritanya dengan suara mulai goyah.

“I know... siapa yang tidak ingin kau cium? Maksudku para yeoja yang katamu idiot”.

“kau... kau menangis karena kucium” jawabnya sambil melihatku.

“aku namja, babo...” kataku sambil memukulkan botol soju ditanganku kedahinya.

“bagiku tak ada bedanya kau namja atau yeoja... hem...” gumamnya yang masih jelas ditelingaku. “kau, satu-satunya orang yang menangis karena kucium...”.

“itu karena kau menggunakan bibirku seperti detergen untuk mencuci bekas ciuman mereka. babo...”.

“hehe... aku hanya babo saat bersamamu...” gumamnya tidak jelas.

PLAK

Aku memukul lengannya yang memelukku.

“Appo!” jeritnya.

“rasakan!” kataku setelah itu menenggak sojuku.

“kau keberatan?”.

“apa?”

“kucium?”

“hem?” tanyaku kaget.

CUP

 

Bersambung...

yang minta adegan romantis, emh... mianhae mengecewakan, karena di cahpter ini juga belum ada suasana romantis yang menggigit... semoga chapter depan bisa posting adegan lebih romantis... Gamshaheo chingudul...

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
ratnasparkyu #1
Chapter 14: Baru tau ada ff ini, sayang gak ada lanjutannya, padahal pengen sampai kihyun punya anak
emon204
#2
Chapter 13: Aku kira ni ff sampai ending ternyata masih tbc.

Apa ini akan berhenti sampai disini saja? semoga bisa dilanjut.

Terima kasih ffnya
emon204
#3
Chapter 11: Percakapan Kibum dan Kyuhyun yang to the point mengingatkanku pada teman chatku yg juga memberian link ff ini padaku (jadi ingin tertawa)

Terima kasih ffnya
emon204
#4
Chapter 10: Chapter ini sudah romantis kok. Romantis ala KiHyun hehe

BumKyu disini lucu banget
emon204
#5
Chapter 8: Pertemuan pertama mereka dan adegan lainnya sama persis dengan yang diceritakan oleh Kibum2016. Masalahnya mengapa Kyuhyun tak ingat semuanya?
emon204
#6
Chapter 6: "Kalau marah makanlah yang banyak" kebiasaan Kyuhyun yg unik ini patut untuk dicontoh. Tapi sayang, banyak sekali makanan yg tak boleh kumakan :(

Terima kasih ffnya
emon204
#7
Chapter 4: Aku sempat tertawa dengan nama2 member super Junior disini. Pertanyaanku, siapa nama maknaenya? Guixian? Marcus? Hahaha..... #abaikan.
emon204
#8
Chapter 1: Maaf. Absen saja karena baru nemu ff ini. Ini juga dari temen yang mungkin gak/belum bisa komen karena tidak punya akun.

Terima kasih ffnya
emon204
#9
Chapter 1: Maaf. Absen saja karena baru nemu ff ini. Ini juga dari temen yang mungkin gak/belum bisa komen karena tidak punya akun.

Terima kasih ffnya
Rikamy #10
Chapter 13: Haish......yunho masih menggangu babykyu lagi ckckckck.....dan bum bum masuk rumah sakit apa yang telah terjadi chingu ? Tapi scandal yang di buat bum bum boleh jugak hehehehe.....