Dare to be stupid

Unfamiliar Feeling of Familiar Loneliness (Indonesia Ver.)

You can just turn the other cheek
You can just give up the ship
You can eat a bunch of sushi and forget to leave a tip

Dare to be stupid
Come on and dare to be stupid
It's so easy to do
Dare to be stupid
We're all waiting for you
Let's go

-2PM-

Wooyoung bangun perlahan, merasa sakit dan sedih -perasaan yang biasanya ia rasakan selama dua minggu belakangan ini- dan berpikir untuk pergi ke kamar mandi untuk mencuci mukanya, pikirnya bahwa mungkin air dingin bisa membantunya. Tetapi pikirannya itu tetap menjadi pemikiran saja -seperti biasanya- dan ia menemukan dirinya menatap ruangan kamarnya, tanpa ingin beranjak dari tempat tidurnya yang hangat dan melihat muka yang merajuk dan menerima tatapan dingin.

Ia masih bisa mengingat pertengkarannya dengan Junho, memori menyakitkan di dalam kepalanya. Ia ingat bagaimana Junho berteriak padanya, suaranya serak karena berteriak terlalu banyak, mukanya merah karena marah dan malu. Wooyoung gemetar, mengingat hal yang Junho katakan padanya.

"Apa kau pikir mereka mencintaimu karena kau berbakat? Mereka mencintai siapa saja yang lucu! Mereka akan berpikir suara Taecyeon yang terbaik jika kita menjadikannya main vocal karena mereka pikir ia yang terbaik. Jadi jangan berpikir kau lebih baik dariku, karena kau tidak. Kau hanyalah boneka, tempatmu di 2PM adalah second vocal yang lucu, itu saja. Jangan bertingkah seakan kau tahu lebih dari padaku! karena kau tidak! Jangan bertingkah seakan kau yang terbaik. Aku membencinya, dan aku membencimu karena kau bodoh."

Wooyoung merasakan air mata di pelupuk matanya dan dengan cepat ia mengusapnya, tidak ingin menangisi orang yang menyakitinya tanpa keraguan sedikit pun. Orang itu sepertinya telah berpikir mengenai hal tersebut sebelumnya, karena kata-kata keluar dari mulutnya begitu mudahnya, sepertinya ia telah merangkai kata-kata itu berkali-kali. Pikiran itu bahkan menyakiti Wooyoung. Apa yang telah ia lakukan sehingga membuatnya marah? Ia bahkan tidak ingat kenapa dirinya menjadi marah. Mungkin itu hanya tiba-tiba marah, kesalahan sesaat yang ia buat... Tidak, ia berpikir masam. Kata-kata itu pasti bukan tiba-tiba.

Keadaan seperti ini telah terjadi selama seminggu, sebenarnya. Ia telah berbicara kasar dengan Taecyeon, ia berhenti merespon comment dari Chansung, tetapi ia tidak pernah mengatakan apapun. Junho punya saat-saat seperti ini, tapi yang kali ini... Hati adalah hal yang menyedihkan, pikir Wooyoung, sementara ia mencoba memaksa dirinya untuk bangun dan hanya menemukan satu hal, ketika hati itu hancur sekali, itu tidak bisa diperbaiki. Mungkin kita telah menghancurkan hatinya juga?

Dapur kosong, ketika Wooyoung akhirnya berhasil bangun dari tempat tidurnya dan berjalan lurus menuju kulkas. Terdapat semangkuk sereal diatas meja, tidak tersentuh, dan beberapa gelas, tetapi tidak ada siapapun. Wooyoung menaikkan alisnya penasaran, melihat sekelilingnya untuk memastikan jika ada orang lain selain dirinya. Ia tidak melihat siapapun. Ia melihat kearah sofa, berasumsi Chansung terbangun dan memakan sesuatu sebelum akhirnya tertidur di sofa (ini bukan pertama kalinya ia seperti itu, tetapi tidak ada siapapun di sofa. Wooyoung mengangkat bahunya, memutuskan untuk mengabaikan hal itu dan cepat-cepat bersiap membuat sarapan. Member lainnya mungkin sedang tidur, jadi ia mencoba membuat suara se-sedikit yang ia bisa.

Ia sangat berkonsentrasi; ia tidak menyadari Junho keluar dari kamar mandi dengan kacamata tebal dan rambut berantakan, lebih berantakan dari selama ini. Ia duduk di kursi, menatap sedih pada sereal, lalu pada Wooyoung, dan pada sarapan yang sedang ia siapkan. Lalu kembali pada sereal dihadapannya. Ia mendesah keras dan menjatuhkan kepalanya diatas meja dengan suara yang keras.

Wooyoung terlonjak karena suara itu dan berbalik melihat Junho duduk di belakangnya. Rasa sakit mulai terasa di dadanya sekali lagi dan ia berbalik, mencoba mengabaikan member yang termuda itu, tetapi ia tidak bisa melakukannya dengan benar.

"Kau bukanlah apa-apa! Apa kau mendengarku, Jang Wooyoung? Bukan apa-apa tetapi boneka yang bodoh!"

Wooyoung mengingatkan dirinya sendiri kata-kata kasar yang dilontarkan Junho dan menghentikan dirinya dari membuatkan dongsaengnya sarapan. Malahan, ia membuat banyak untuk dirinya sendiri, menyicipinya sedikit untuk membuat Junho lebih lapar. Ia tahu Junho tidak punya bakat memasak sedikitpun, jadi daripada ia membakar dirinya sendiri dan seluruh rumah, ia tidak pernah memasak apapun selain nasi dan mie instan. Wooyoung tersenyum jahat.

Ia menaruh makanannya yang lezat tepat di depan hidung Junho, yang mencium bau makanannya dan bertingkah seolah tidak ada siapa-siapa disana. Ia mulai makan sarapan yang telah ia buat dan, dengan pikiran balas dendam, ia mencoba menunjukkan pada Junho seberapa enak rasanya. Junho mengambil handphonenya dan mulai melihatnya, tidak mencoba melakukan hal lainnya, hanya mencoba terlihat senyaman yang ia bisa.

Member yang lebih muda itu melihat kearah Wooyoung selama beberapa menit, lalu tatapannya berubah dingin, ia mendengus dan wajahnya memakai topeng menjijikan sekali lagi. Jika ia bisa menjaga itu, ia bisa mendapatkan Wooyoung, tetapi Junho tidak pernah menjadi aktor yang baik, dan ekspresi lemah yang terlihat sesaat membuat Wooyoung senang dan makanan terasa lebih baik.

Ia melihat Junho membuka mulutnya, seperti ingin mengatakan sesuatu, yang Wooyoung asumsikan, mungkin akan menjadi beberapa comment bodoh tentang wajahnya saat sarapan, sebelum Chansung datang ke dapur, dengan mata terbuka dan tersenyum bodoh.

"Makanan," itu semua yang dikatakannya sebelum ia mengambil semuanya sambil berdiri di depan Wooyoung dan mulai memakan mereka dengan kelaparan terlihat jelas dimatanya. Sekarang, muka Junho yang terlihat jijik terlihat nyata, Wooyoung yakin itu, karena ia mungkin menunjukkan ekspresi yang sama seperti Junho.

"Aish, kau maknae, belajarlah beberapa tata krama... Gunakan sumpit!" Ucap Wooyoung dengan aksen Busannya yang terdengar jelas di tiap kalimatnya.

"Kau benar-benar jelek," Gumam Junho sebelum ia bangun dan pergi dari dapur.

Chansung melihat ke belakangnya dengan dingin yang mana membuatnya terlihat berbahaya dan menakutkan. "Aku akan membunuhnya suatu hari nanti."

"Jangan," Kata Wooyoung, berpikir ia bohong jika mengatakan ia tidak menyukai ide Chansung itu. "Itu hanya akan membuat Park Jin Young-hyung marah."

Chansung mengangguk tanpa sadar dan sekali lagi membenamkan wajahnya pada makanan.

Wooyoung bertanya-tanya kenapa Chansung begitu marah pada Junho. Ia tidak mengatakan sesuatu yang tidak biasa pada sang maknae, hanya mengoceh seperti biasa "Kau jelek, aku lebih baik daripadamu", tetapi Chansung semarah mereka saat ini. Mungkin itu karena kami sedih. Sensitif maknae... Aish.

Wooyoung beranjak dari tempat duduknya, merasa kenyang dan tersenyum kearah Chansung. "Nikmati makananmu," Ucapnya hangat dan menerima anggukan singkat dari member termuda itu. Ia berjalan perlahan ke sofa besar yang mereka punya.

"Aku akan datang segera, eomma," Ia mendengar suara Junho dan berhenti. Junho tiduran diatas sofa, matanya tertutup dan handphoneya ditekan dekat telinganya. "Aku rasa aku butuh libur. Yeah... Sepertinya bukan... Well begini..." Junho diam sebentar. "Mereka marah padaku lagi." Berhenti sejenak. "Aku tidak tahu kesalahan apa yang telah kulakukan! Sungguh! Mungkin mereka hanya ingin menjadi kejam?" Berhenti sejenak. "Tentu saja itu mungkin terjadi, aku tidak mengacaukannya. Mereka mengharapkanku meminta maaf, tapi tidak ada yang harus kukatakan maaf!"

Kau tidak sadar huh.

"Aku tidak melakukan apa-apa. Aish, eomma, sungguh."

Kau anak nakal yang bodoh.

"Aku tahu aku mungkin menyakiti mereka. Aku hanya bertingkah seperti biasa."

Kau bajingan sialan tidak sensitif!

Sekarang Wooyoung merasa seperti di tonjok si wajahnya. Bagaimana bisa orang ini seperti ini... begitu menyedihkan tentang mengerti perasaan orang lain? Benar-benar, seharusnya tidak begitu sulit ketika kau berbagi tempat tinggal dengan seseorang selama hampir lima tahun! Wooyoung sedikit merasa bersalah, berkata dalam hati mungkin ia harus menghentikan ini, dan membiarkan begitu saja, seperti yang ia lakukan beberapa kali, tetapi sekarang ia bisa merasakan itu semua menghilang seolah perasaan itu tidak pernah ada disana sebelumnya. Sekarang, semua yang Wooyoung rasakan adalah keharusan untuk mengalahkan kekotoran keluar dari dirinya.

Junho menutup handphonenya dan mendudukkan dirinya. Ia mengangkat kepalanya, bertemu tatapan marah Wooyoung dan, secara tiba-tiba, atau ia pikir begitu, ia merasakan tonjokan kuat memukul wajahnya. ia terjatuh ke belakang dan memegang hidungnya yang, dari rasa sakit dan suara yang terdengar, mungkin patah.

"Apa-apaan ini..?"

"Aku tidak akan pernah mau berbicara denganmu lagi." Ucap Wooyoung dalam suara yang membuat Junho membeku. Ia tidak pernah mendengar teman sekamarnya berbicara seperti ini sebelumnya. "Jangan pernah datang padaku; jangan pernah berbicara denganku, selamanya. Aku tidak peduli dengan fans, atau kamera. Jangan pernah mendekatiku lagi. Bahkan saat kita berada di panggung."

Setelah berkata seperti itu Wooyoung pergi, meninggalkan Junho dengan hidung yang berdarah.

-2PM-

Junho mengutuk ketika ia memegang handuk di hidungnya yang terus berdarah. Hidung nya tidak patah, untungnya, karena ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan jika itu patah. Ia tidak bisa meminta Nichkhun membantunya, ia bahkan tidak melihat dirinya, begitu juga dengan member lainnya. Junho mencibir saat memikirkan itu, yang mana membuat hidungnya terasa lebih sakit, dan membuatnya mengeluarkan suara kesakitan pelan.

Ia benar-benar tidak tahu apa yang telah ia lakukan sehingga hyungnya marah. Ia mencoba mencari tahu, duduk di pojok kamar mandi mereka yang kecil, memegang handuk untuk mencegah darahnya mengalir karena pukulan Wooyoung di wajahnya... Wooyoung memukulnya. Itu masih tidak bisa dipercaya.

Okay, ia mungkin bertingkah sedikit kasar, dan hinaannya mungkin terdengar lebih buruk dari yang ia maksud, tapi ia berada dibawah tekanan beberapa hari ini. Park Jin Young terus menanyakan lagu yang sedang ia buat, dan ia berusaha menyelesaikannya secepat mungkin. Ia menjadi lebih dan lebih sibuk beberapa hari ini, membuat lagu, menyiapkan comeback mereka dan komentar-komentar kasar yang ia terima tidak banyak menolongnya. Ia memiliki bulan terburuk, begitulah ia kehilangan kontrol sedikit?

Ia bisa mengerti bahwa ia membuat hyungnya sedih dengan hal buruk yang yang ia katakan, tapi ia pikir mereka akan mengerti. Tetapi, dari pengamatannya, mereka tidak mengerti.

Ia berusaha mencari tahu jika ada lagi hal yang telah ia lakukan yang membuat mereka sedih, tetapi ia benar-benar tidak mengetahuinya.

Jadi, ia memutuskan bahwa masalahnya bukanlah dia, itu adalah hyungnya dan ia berdoa mereka akan melupakannya tanpa membuat keadaan mereka menjadi lebih kacau. Pemikiran dipukul oleh Taecyeon begitu menakutkannya hingga ia gemetar.

Suara kecil di kepalanya mengatakan padanya untuk berhenti keras kepala dan meminta maaf, tetapi ia menyingkirkannya lalu membersihkan hidungnya. Ini akan segera berakhir, hyungnya hanya membutuhkan waktu. Dan sampai mereka meminta maaf, Junho akan terus memainkan permainan kekanak-kanakan.

Lagipula, mereka tidak akan menyimpannya terlalu lama.

Benarkan?

-2PM-

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
LUCIVER #1
Chapter 14: Kerenn
lanjut yaa
mannuel_khunyoung
#2
Chapter 13: aghhhrkkkk , baru komen sekarang.

fix,ini bukan sekedar ff , tapi banyak makna yg mau disampaikan.


terimakasihuntuk autor yg membuat ff ini,dan thx juga utk nunna yg telah nge translatin ini :) terharuh,plis updaaate nun
TikaChan
#3
Chapter 12: ff ini mengandung banyak arti, mengagumkan

Di tunggu next chap nya
channuneo90 #4
Chapter 11: cepet update ya,author-nim...
ditunggu chapter selanjutnya :D
pengen lihat mereka kayak dulu,kasian junhonya.....
TikaChan
#5
Chapter 9: aigoo tuh junior songong amat yak

setiap baca ini ff rasanya campur aduk

update soon !!!
mannuel_khunyoung
#6
Chapter 9: Huaaaaaa ini kok angst yah nun??? :,( kok angst cobaaaa

atau aku yg ngerasa sedi ma junho?ntalah kkk

udah mau bahagia nih asyyiiik

bener,ternyata bang taec.berharap dpet bombastis wkkwwkwk

jaeho!dari awal tuh orng bru junior ajah kurang ajar!rasain!

fighting nuuuuuuun.cpet update ye o.o :3 ^^
mannuel_khunyoung
#7
Chapter 8: Ohooooooouuu

chan,woo (tpi kan blum deket)khun,baru siapa lagi?asyiik

o y nun,pas kemarin aku bca yg aslinya (masih chap ini lagian -,-) aku lupa komentar.

aku mau nanya nun,cygs itu memang ada ya?wkwkwk

yesss junho bener2 imut disini -_- :v hahahaha mau lanjut baca nih nun,senengnya update dua x wkwwk
mannuel_khunyoung
#8
Chapter 7: ehem ehem *senngnyaaaaah* nun,catfish bukan ikan lele yah? hehehe :3

bg chan udah, bg woo masih setengah.

menurutku pasti yg pertama ini bg taec or bg khun tpi kok lbih yakin bg minjun ya wkwkwk O.o

Thxxxxxxxxx nunnnaa udaaaaah mau updaaateeeee ff iniiiii senenngyaaah:apalagi liat tingkah junho #adorable-ny mulai keliatan wkwkwk
mannuel_khunyoung
#9
Chapter 6: seneeengnya nunna update :3

sebenarny aku udah baca ini kemarin nuna (yg original,tpi brhubung bhs inggrisku kurang baik,jdi beruntung ada translate-an nuna,kata2 yg kemarin ngk kutahu muncul semua disini hehehe) cepet update nun :3

tpi kayaknya nanti endingnya ini bakaln sedih yah nun?(aku blum bca sih nun,cuman bru liat koment2an ff nya hehehe)

fighting nunnnaaaaaaaa!
mannuel_khunyoung
#10
Chapter 5: Ohhhhhh GOD!

pleaseeeee nunnnnn update cepet..
kasian ma junhooooooo T.T