The Start (?) of A Good Thing

Unfamiliar Feeling of Familiar Loneliness (Indonesia Ver.)

-2PM-

"Yah, bokong besar! Minggir!" Kata Chansung, membawa satu nampan besar berisi makanan di tangannya. Junho melihat kearahnya dengan alis terangkat bingung. Chansung menyentuh dadanya dengan jarinya dan Junho memukulnya tangannya sebelum ia bergerak kesamping untuk membiarkan Chansung masuk ke dalam ruangan. Chansung terkekeh lebah dan masuk kedalam, menutup pintu dengan kakinya sebelum menaruh makanan diatas meja yang ada di kamar hotel mereka. Ruangan itu sangat besar, sejak mereka adalah idola yang cukup populer di Jepang (Bahkan mungkin lebih populer daripada mereka di Korea) manajer hotel memberi mereka ruangan terbaik yang mereka miliki, bercatkan putih dan merah dengan TV super besar di depan dua tempat tidur. Terdapat sebuah meja kecil yang biasa mereka gunakan sebagai meja makan, meskipun itu seharusnya digunakan sebagai meja kerja (Ketika kau berbagi ruangan dengan Chansung, kau akan melihat semuanya dipenuhi makanan). Junho menatap Chansung yang mulai makan hamburger dengan lahap, dengan satu tangannya berada di dalam bungkus kentang kering selagi menonton TV.

"Kau terlihat seperti beruang lapar, Hwang Chansung." Junho duduk di atas tempat tidurnya dan melihat temannya mulai makan hamburger keduanya, sekali lagi hal itu mengejutkan Junho bagaimana ia sangat cepat menghabiskan makanan. Chansung melihat kearah Junho dan mengedipkan sebelah matanya, membuat Junho melihat kearah lain jijik. Junho tiduran diatas tempat tidurnya, melihat langit-langit kamar.

"Jadi bagaimana keadaanmu?" Kata Chansung, berbalik memperhatikan Junho. Junho menghela nafas panjang dan mengucek matanya lelah.

"Bagaimana menurutmu? Aku sangat lelah, member lainnya tidak berbicara denganku, aku tidak tahu apa kesalahan yang telah kulakukan..." Junho mengangkat kepalanya cepat dan melihat Chansung dengan pandangan serius. "Yah, Chansung!" Katanya, perlahan merangkak menuju sang maknae. "Apa kau tahu mengapa mereka marah padaku? Apa kesalahan yang sudah aku lakukan? Katakan padaku dan aku akan membiarkanmu memakan dessert-ku selama sebulan." Chansung melihat kearahnya dengan pandangan menyesal. "Okay, dua bulan. Aku tidak bisa menawar lagi."

"Dengar, meskipun aku ingin menyetujui tawaranmu, aku tidak bisa membantumu." Chansung tersenyum lembut, berharap Junho tidak akan marah padanya karena hal ini. Junho menaikkan alisnya marah. "Ini adalah sesuatu yang harus kau selesaikan sendiri. Jika aku membantumu, kau tidak akan melihat betapa pentingnya hal ini-"

"Aku tahu betapa pentingnya ini!" Teriak Junho. "Kau tidak tahu apa yang kurasakan sekarang ini! Semua yang telah kulakukan adalah berbicara dengan member lain dari grup lain dan aku mendengarkan nasihat mereka, aku menggoda mu tapi kalian semua menganggapnya sebagai olokkan dan kalian mulai berteriak padaku dan mereka bilang padaku itu semua karena kalian tidak suka berkomunikasi denganku dan kupikir mereka salah tapi sekarang, aku bisa melihat bahwa mereka benar karena kalian mulai berpaling dariku perlahan tepat seperti yang mereka katakan padaku! Kau adalah satu-satunya member yang berbicara denganku! Bisakan kau bahkan menebak bagaimana rasanya? Orang yang berbagi ruangan denganku selama empat tahun datang dan memukul wajahku tanpa mengatakan apa kesalahanku! Yang lainnya mendorongku ke dinding, orang yang menganggapku sahabatnya bertingkah seolah aku anak kecil, hyungku salah paham denganku! Kau bertingkah seolah aku menjijikkan dan ketika kau tidak bertingkah seperti itu, kau bertingkah seakan aku tidak terlihat! Mereka bilang padaku kalian semua berpikir aku bukan bagian dari grup, aku pikir itu tidak benar, dan aku mengetesnya pada kalian, aku ingin lebih dekat dengan kalian karena mereka bilang padaku aku akan menjadi teman kalian daripada sekedar member di grup ini tapi cara kalian meresponnya menunjukkan padaku bahwa bukan seperti itu situasinya dan ketika aku mencoba menjelaskannya pada kalian, kalian menjauhiku dan meninggalkanku sendirian! Apa kau tahu bagaimana rasanya ketika teman-temanmu melihat kearah lain kapanpun kau berjalan didekat mereka tanpa membiarkanmu menjelaskan situasinya atau menjelaskan mengapa mereka seperti ini? Aku tidak tahu apa apa kesalahanku karena aku tidak melakukan apapun selain mencoba dekat dengan kalian! Mereka bilang padaku itu satu-satunya cara! Sekarang, jawab aku Hwang Chansung! Apa kau tahu bagaimana rasanya tinggal dalam kegelapan? Karena aku tahu itu lebih baik dari siapapun di dunia ini." Junho mengambil nafas dalam-dalam, menenangkan nafasnya dan melihat kearah Chansung.

Chansung tertegun saat Junho berhenti berbicara dan mengerjap beberapa kali. Ia tidak pernah tahu Junho merasakan hal-hal seperti itu. Lalu ia berfikir tentang hal-hal yang Junho katakan dan ia mengangkat alisnya. "Tunggu," katanya pelan. "Siapa mereka?"

Junho menghela nafas lelah. "Apa itu satu-satunya hal yang kau mengerti dari seluruh pembicaraan? Kalau begitu kau bisa melupakan semua hal yang sudah kukatakan padamu." Ia bangun dan berjalan menuju pintu. Chansung bangun dan menahan pergelangan tangannya, tapi Junho mendorongnya kasar dan berjalan keluar ruangan.

"Junho!" Panggilnya sambil mengejarnya sampai ke lobby. "Junho tunggu. Katakan padaku siapa mereka dan aku akan membantumu! Aku bersumpah! Aku hanya ingin tahu siapa mereka, jika aku tidak tahu, aku tidak bisa membantumu!" Ia mencengkram siku Junho dan tidak membiarkan yang lebih tua menyentakkan tangannya lagi. "Hentikan ini! Aku ingin kau berhenti merasa seperti ini dan aku akan membantumu sebisaku, tapi kau harus memberitahuku apa yang terjadi dari awal!"

Junho mengerang putus asa dan berusaha melepaskan tangannya dari Chansung, tapi Chansung tidak membiarkannya. Junho mengambil nafas dalam-dalam dan menyerah, melihat ke lantai. "Aku... Aku minta maaf."

"Lihat," kata Chansung, memeluk anak laki-laki yang lebih kecil darinya itu. Junho membiarkan dirinya dalam pelukan Chansung dan ia membenamkan wajahnya dalam pundak Chansung. "Tidak sulit untuk meminta maaf."

"Taecyeon marah padaku." Chansung hampir tertawa mendengar rengekan kekanakan Junho.

"Percaya padaku, tidak akan menyakitkan untuk mencoba kedua kalinya," kata Chansung selagi mengelus rambut Junho dengan lembut. "Dan Junho... Tolong jangan menyerah."

Junho mendesah dalam diam, tapi ia tidak mengatakan apa-apa. Tidak menyerah tidaklah mudah di situasi ini.

-2PM-

Junho mem-pout-kan bibirnya saat Chansung melihatnya dengan tatapan kosong. "Kau tidak mengerti apa yang kukatakan bukan?"

"Aku mengerti," kata Chansung, tidak terlalu percaya diri. "Tapi aku tidak mengerti mengapa seekor catfish mencoba memakan ikan lainnya itu hal yang lucu..."

"Karena itu adalah catfish..." Chansung kembali menatapnya dengan tatapan yang sama kosongnya seperti sebelumnya dan Junho mendesah. "Lupakan." Chansung mengangkat bahunya dan mengalihkan perhatiannya pada jalanan. Mereka sedang berjalan menuju studio di Jepang sejak cuacanya benar-benar hangat dan menenangkan untuk pertama kalinya selama dua hari belakangan. Tidak mengejutkan bahwa Chansung tidak mengerti lelucon itu, karena Wooyoung masih satu-satunya orang yang mengerti leluconnya dan mereka tidak saling berbicara. Terkadang Junho ingin mendekatinya dan berbagi hal-hal lucu yang ia temukan, tapi ia tidak berani melakukan itu karena kapanpun ia berjalan dekat member yang lebih tua darinya itu, ia teringat rasa sakit di hidungnya dan ia akan berjalan menjauhinya.

Junho menyilangkan tangannya dan cemberut, begitulah posisinya ketika ia berjalan masuk kedalam studio dan mendapat tatapan aneh dari beberapa staff Jepang. Mereka berjalan menuju sang photografer yang sedang berbicara dengan seorang wanita tua dengan rambut putih keriting. Ia melihat mereka datang dan tersenyum kearah mereka, terlebih kepada Junho yang terlihat depresi.

Junho tidak tersenyum kembali sampai ia mendengar suara kucing datang dari arah kanannya. Ia memutar kepalanya ke arah itu dan melihat seekor kucing orange yang melihat kearahnya dengan tatapan takut. Ia refleks tersenyum dan berjalan kearah kucing itu dengan hati-hati. Kucing itu sembunyi dibawah meja kecil dan melihat Junho dengan tatapan takut.

"Shh, kemari," Ia berkata dengan suara lembut, yang mana membuat kucing itu bersembunyi lebih dalam. Junho terkekeh pelan. "Aku tidak akan menyakitimu. Kemari. Aku akan menunjukkanmu beberapa cinta." Kucing itu melihat kearah telapak tangan Junho dengan mata membesar sebelum kemudian meraihnya dengan kaki kirinya dan menyentuh tangan hangat Junho. Yakin tidak ada ancaman yang datang, ia meraih jari Junho dengan kedua kakinya dan keluar dari persembunyiannya. Junho mengangkatnya perlahan dan menaruhnya di pelukannya sebelum mengelus kepalanya lembut. Kucing itu mengeong dan menggerakkan kepalanya di telapak tangan Junho.

"Bagaimana kau melakukan itu?" Tanya sebuah suara yang membuat Junho mengangkat kepalanya dan bertemu dengan mata wanita tua. "Caramel tidak suka orang asing. Ia bersembunyi dibawah meja saat aku menurunkannya dan tidak ada seorangpun yang bisa membuatnya keluar!"

"Aku punya kucing yang takut akan banyak hal," kata Junho, tersenyum lebar. "Aku sudah terbiasa. Aku tahu bagaimana merawat kucing yang ketakutan. Jadi namanya Caramel?"

"Ya," kata wanita itu bangga. "Ia adalah hadiah dari suami terdahuluku yang selalu memanggilnya Caramel. Nama aslinya Fluffy, tapi kamu setuju bahwa Caramel lebih baik."

"Yeah," kata Junho, mengelus punggung Caramel dengan lembut. Kucing itu tiduran diatas pangkuan Junho dan menutup matanya.

"Well, aku lihat kau bisa merawatnya!" kata wanita itu, terlihat terburu-buru. "Aku tidak bisa berkonsentrasi dengan pekerjaanku ketika aku tahu Caramel kecilku kesepian... Jika kau bisa menjaganya selama aku pergi, aku akan sangat menghargai itu!"

"Aku akan menjaganya kapanpun aku punya waktu luang. Kau tahu, kami juga harus bekerja hari ini..."

"Oh, itu cukup untukku!" Kata wanita itu senang sambil tepuk tangan. Untungnya Caramel tidak takut. "Aku akan pergi sekarang. Terima kasih untuk bantuanmu!" Lalu ia pergi dan Junho tersenyum lembut.

"Kau benar-benar tahu bagaimana berkomunikasi dengan hewan."

Junho mengangkat kepalanya, melihat Wooyoung yang nervous duduk di sebelahnya, menunjuk kearah kucing yang tertidur di pangkuan Junho. Junho mengangguk dan menggigit bibirnya, merasa nervous seperti Wooyoung. "Aku... Aku menyukai mereka. Kurasa mereka bisa merasakan itu."

"Aku yakin mereka bisa. Kau benar-benar penuh akan kasih sayang, meskipun kau tidak terlalu menunjukkannya." Wooyoung tidak melihat kearah Junho, tapi ia tidak bisa menyembunyikan ketidakyakinannya. Junho tersenyum saat Wooyoung melihat kearah kucing, mencoba mencari tahu bagaimana ia akan menunjukkan kasih sayangnya terhadap itu.

"Kau bisa mengelus kepalanya, dengan lembut, ia menyukai itu," kata Junho dan mengarahkan tangan kiri Wooyoung keatas kepala Caramel. Wooyoung tersenyum dan melakukan apa yang Junho katakan. "Lihat, ia menikmatinya. Bisakah kau mendengar suara yang ia buat?"

"Woah," kata Wooyoung, matanya melebar. "Bagaimana bisa seekor kucing membuat suara sebanyak itu?"

Junho terkekeh tapi tidak mengatakan apa-apa lagi. Mereka mulai diam selama beberapa saat sebelum Wooyoung menarik tangannnya dan menempatkannya diatas bahu Junho. Junho melihat kearahnya, bingung.

"Dengar," kata Wooyoung, melihat kedalam mata Junho. "Aku tidak tahu kenapa kau bertingkah seperti ini, tapi yang aku inginkan adalah permintaan maaf." Junho merasa Wooyoung telah berlatih kata-kata ini untuk waktu yang lama. "Saat kau minta maaf padaku, aku akan mencoba melupakan hal-hal yang kau katakan padaku. Okay?"

Junho melihat Wooyoung beberapa saat, lalu ia berkata, "Seekor catfish mencoba untuk makan seekor kucing."

Wooyoung tertawa kecil dan Junho tersenyum, merasa tenang lagi. Meskipun ia tidak meminta maaf, ia tahu suatu hari ia akan menemukan keberanian untuk menghadap Wooyoung dan mengatakan betapa ia menyesal. Ia tidak tahu mengapa member yang lebih tua itu datang padanya, setelah bersumpah ia tidak akan berbicara dengan Junho, tapi ia tidak terlalu memikirkan hal itu.

Ia harus menunggu sedikit lebih lama untuk permintaan maaf, pikirnya. Junho punya orang lain yang ingin ia beri permintaan maaf pertama.

-2PM-

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
LUCIVER #1
Chapter 14: Kerenn
lanjut yaa
mannuel_khunyoung
#2
Chapter 13: aghhhrkkkk , baru komen sekarang.

fix,ini bukan sekedar ff , tapi banyak makna yg mau disampaikan.


terimakasihuntuk autor yg membuat ff ini,dan thx juga utk nunna yg telah nge translatin ini :) terharuh,plis updaaate nun
TikaChan
#3
Chapter 12: ff ini mengandung banyak arti, mengagumkan

Di tunggu next chap nya
channuneo90 #4
Chapter 11: cepet update ya,author-nim...
ditunggu chapter selanjutnya :D
pengen lihat mereka kayak dulu,kasian junhonya.....
TikaChan
#5
Chapter 9: aigoo tuh junior songong amat yak

setiap baca ini ff rasanya campur aduk

update soon !!!
mannuel_khunyoung
#6
Chapter 9: Huaaaaaa ini kok angst yah nun??? :,( kok angst cobaaaa

atau aku yg ngerasa sedi ma junho?ntalah kkk

udah mau bahagia nih asyyiiik

bener,ternyata bang taec.berharap dpet bombastis wkkwwkwk

jaeho!dari awal tuh orng bru junior ajah kurang ajar!rasain!

fighting nuuuuuuun.cpet update ye o.o :3 ^^
mannuel_khunyoung
#7
Chapter 8: Ohooooooouuu

chan,woo (tpi kan blum deket)khun,baru siapa lagi?asyiik

o y nun,pas kemarin aku bca yg aslinya (masih chap ini lagian -,-) aku lupa komentar.

aku mau nanya nun,cygs itu memang ada ya?wkwkwk

yesss junho bener2 imut disini -_- :v hahahaha mau lanjut baca nih nun,senengnya update dua x wkwwk
mannuel_khunyoung
#8
Chapter 7: ehem ehem *senngnyaaaaah* nun,catfish bukan ikan lele yah? hehehe :3

bg chan udah, bg woo masih setengah.

menurutku pasti yg pertama ini bg taec or bg khun tpi kok lbih yakin bg minjun ya wkwkwk O.o

Thxxxxxxxxx nunnnaa udaaaaah mau updaaateeeee ff iniiiii senenngyaaah:apalagi liat tingkah junho #adorable-ny mulai keliatan wkwkwk
mannuel_khunyoung
#9
Chapter 6: seneeengnya nunna update :3

sebenarny aku udah baca ini kemarin nuna (yg original,tpi brhubung bhs inggrisku kurang baik,jdi beruntung ada translate-an nuna,kata2 yg kemarin ngk kutahu muncul semua disini hehehe) cepet update nun :3

tpi kayaknya nanti endingnya ini bakaln sedih yah nun?(aku blum bca sih nun,cuman bru liat koment2an ff nya hehehe)

fighting nunnnaaaaaaaa!
mannuel_khunyoung
#10
Chapter 5: Ohhhhhh GOD!

pleaseeeee nunnnnn update cepet..
kasian ma junhooooooo T.T