Comforting Silence and Hurtful Ideas

Unfamiliar Feeling of Familiar Loneliness (Indonesia Ver.)

-2PM-

Junho duduk di lantai, disebelah Taesung. Laki-laki yang lebih muda itu, baru saja debut dalam sebuah grup bernama GCYS, menepuk pundak Junho pelan dan memberinya senyum menyakinkan. Junho kembali tersenyum dengan lelah.

"Apa yang salah, hyungnim?" Tanya Taesung, terlihat benar-benar khawatir. Junho mengangkat bahu dan melihat ke member 2PM lainnya, yang sedang tertawa keras dan mendorong satu sama lain sambil bermain-main. Ia sangat ingin menjadi bagian dari kebahagiaan itu, tapi mengingat sakitnya ditinggal sendirian, membuatnya merinding dan menggeleng menghancurkan pemikiran yang ada di kepalanya.

Ia berbalik menghadap Taesung sekali lagi. "Aku... Benar-benar tidak tahu." Taesung melihatnya bingung, yang mana membuat Junho menghela nafas berat. "Kau tahu, aku telah berpikir tentang banyak hal selama beberapa hari ini... seperti... bagaimana rasanya setelah... petaka yang kami miliki. Betapa banyaknya hal-hal yang berubah. Aku tidak bisa memutuskan apakah itu perubahan yang baik atau buruk. Aku telah berbicara dengan beberapa orang lainnya," Kata Junho, melihat ke member lainnya lagi. Tatapannya bertemu dengan Taecyeon yang melihatnya tidak suka dan mengejeknya sebelum ia memalingkan kepalanya ke arah lain. Ia mencoba untuk tidak menyadari raut muka Chansung kepada yang member yang lebih tua. "Aku bertanya pada mereka apa masalahnya," Junho melanjutkan. "Kau tahu, orang-orang yang sangat aku percaya... Mereka bilang kami kekurangan beberapa hal. Seperti, kerja sama. Hal yang wajar untuk menyukai satu member dibanding member lainnya, aku tahu, tapi mereka memberitahuku sesuatu... benar-benar menarik dan aku tidak bisa menghilangkannya dari pikiranku..."

"Apa kau berbicara dengan idola-idola lain?" Tanya Taesung ragu. Junho mengangguk. "Hyungnim, apa kau yakin kau harus percaya mereka? Maksudku, ketika aku melihat kalian, aku melihat banyak kerja sama dan kepercayaan. Kau melakukan gerakan akrobatik berbahaya bersama Taecyeon-hyungnim seakan itu bukan apa-apa! Menurutku, itu benar-benar menunjukkan kepercayaan!

Junho tidak menjawab selama beberapa saat, lalu melihat Taesung dengan tatapan lelah. "Ini tidak se-simple itu."

Taesung menggigit bibirnya. "Mungkin tidak... Aku tidak akan tahu, kalian semua telah berada dalam satu grup lebih lama dari yang aku tahu... Tapi aku telah melihat bagaimana kalian bekerja sama. Aku tidak yakin orang-orang yang berbicara denganmu sudah melihat kalian yang sesungguhnya, saat tidak ada kamera disekitar kalian."

"Mereka sudah melihatnya," kata Junho, menurunkan lengan kiri jaketnya kebawah. "Aku berbicara dengan member 2AM juga, mereka mengatakan hal yang sama."

Taesung tidak menjawabnya dan Junho terus memperhatikan hyung-hyungnya. Ia menarik lututnya lebih dekat ke dadanya dan menumpukan kepalanya diatas tangannya yang disilangkan diatas lutut. Ia melihat bagaimana mereka tertawa bebas satu sama lain. Mereka terlihat tidak peduli mengenai kamera-kamera. Itu tidak sama ketika Junho bersama mereka; selalu ada tekanan, kegelisahan tiba-tiba disekitar mereka yang membuat mereka sulit menjadi diri mereka sendiri. Junho membenci itu.

"Hyungnim?" Junho memutar kepalanya menghadap Taesung, tapi bukan dia yang berbicara. Melainkan, member GCYS lainnya, laki-laki berambut pirang. Namanya adalah Jaeho.

"Yeah?"

Jaeho duduk bersila didepan Junho. "Apa kalian baik-baik saja? Aku dengar kalian bertengkar?"

"Sejenis itu," Kata Junho lelah. Ia tidak benar-benar menyayangi membernya. Ia sedikit egois, dari apa yang ia lihat. "Kami tidak memiliki bulan yang menyenangkan."

"Hmm," Jaeho menggigit bibir bawahnya. "Kau tahu, hyungnim? Kau telah melakukan hal yang benar!" Junho melihatnya bingung. "Maksudku, dengan memutuskan kau tidak akan berbicara dengan mereka lagi. Mereka bertingkah seakan mereka tidak menyukaimu, aku melihat bagaimana mereka mendorongmu menjauh! Mereka juga tidak membiarkanmu berada di dalam layar. Ini pilihan yang baik, sekarang mereka akan mengerti betapa pentingnya dirimu!"

Junho merasakan Taesung duduk gelisah di tempatnya, tapi ia tidak memperdulikannya dan tetap melihat kearah Jaeho. Anak ini mendapat perhatiannya.

"Kau tahu apa," kata Jaeho, lebih dekat kepada Junho. "Aku rasa kau harus mencoba solo sebelum yang lainnnya. Terutama sebelum Junsu. Jika ia melakukannya, tidak akan ada yang menyukaimu lagi. Aku hanya akan bilang, mereka akan mencegahmu mendapatkan solo karir."

"Jaeho!" kata Taesung cepat-cepat. "Apa yang sedang kau katakan? Kenapa mereka akan melakukan sesuatu seperti ini?" Ia berbalik menghadap Junho. "Hyungnim, jangan dengarkan dia! Kami berdua tahu 2PM tidak punya pikiran seperti itu terhadap membernya. Setiap grup punya bulan yang tidak menyenangkan, itu akan membaik bagaimanapun caranya. Tunggu saja, okay?"

Junho mengangguk, meskipun ia masih terlihat bingung.

-2PM-

Taesung melihat Jaeho dengan amarah ketika ia mengingat hari itu. Membernya berusaha menyebarkan rumor tentang 2PM, grup yang menolong mereka mendapatkan perform debut yang baik, bahkan memberi mereka lagu-lagu bagus (sebenarnya, Junsu dan Junho yang melakukannya, tapi mereka mengatakan bahwa member lainnya juga membantu dalam proses), akan segera bubar.

Taesung merinding pada pikiran itu.

2PM membuatnya ingin menjadi dancer dan penyanyi, mereka menunjukkan padanya bahwa keduanya bisa dilakukan bersamaan jika ia mau. Jika mereka akan terluka karena seorang member dari grup dimana ia berada, bagaimana ia akan terus bekerja dengan ketekunan yang sama seperti saat debut?

Ia bangun ketika ia memutuskan sudah cukup baginya dan berjalan menjauhi member-member GCYS. Ia melihat ke handphone-nya, masih tidak ada message dari Junho. Ia telah mengiriminya message, memperingatinya tentang Jaeho, tapi ia bahkan tidak membalas. Taesung tidak terluka, ia tahu Junho sedang melalui masa yang sulit, tapi ia khawatir Junho tidak membaca messagenya. Jika seperti itu, mereka akan menghadapi kekacauan besar di Korea dan akan seperti surprise. Ia tidak yakin JYP tahu mengenai rumor ini, jadi ia sedang mencoba memperingati 2PM.

Ia tidak menyadari ia berlari kearah  Jo Kwon sampai ia mendengar decitan keras disebelah kirinya. Ia mendongak dan melihat ekspresi kesakitan di wajah hyungnya. Taesung menghampirinya dan melihat kearahnya khawatir. "Hyungnim, kau baik-baik saja?"

Jo Kwon mengangguk, dan tersenyum kearah Taesung. "Terima kasih sudah mengkhawatirkanku, Taesung-ah!" Katanya, berusaha menyembunyikan rasa sakitnya. Taesung menyadari ia menginjak kaki hyungnya, kelihatannya sedikit keras.

"Ya, tentu saja! Kau adalah hyungnim-ku!"

Jo Kwon tersenyum dan duduk di bangku yang ada di dekatnya. Taesung duduk disebelahnya, senang karena ia menemukan teman. Jo Kwon melihat sekeliling, lalu melihat kearah Taesung. "Yah, Taesung-ah... Bisa aku bertanya sesuatu?"

"Ya, tentu saja Hyungnim! Apaupun!"

"Bisakah kau menghubungi Junho? Ia tidak menjawab telponku, juga member lainnya. Aku takur sesuatu telah terjadi."

Taesung mendesah. "Tidak, aku juga tidak bisa menghubunginya. Mungkin telepon mereka dimatikan di Jepang? Kau tahu, terjadi badai besar tadi malam."

Jo Kwon mengangguk. "Saat terakhir kali aku berbicara dengan Junho, dia bilang disana hujan besar dan mereka akan menunda penerbangan mereka ke Korea... Sudah tiga hari sejak saat itu. Aku tidak bisa menghubungi mereka..." Ia terdiam beberapa saat, lalu berkata pelan. "JYP Hyung bilang mereka masih di Jepang... Aku khawatir... Dan JYP Nation concert semakin dekat, mereka masih belum latihan..."

"Aku yakin mereka baik-baik saja, hyungnim," kata Taesung, mencoba menenangkan diri mereka berdua. Dia sendiri, tidak percaya apa yang baru saja ia katakan, tapi ia tidak menunjukkannya. Jo Kwon melihatnya dengan tatapan sedih dan putus asa. "Mereka 2PM. Baiklah. Mereka akan melalui segalanya."

"Kau seperti fanboy." Jo Kwon tertawa selagi pipi Taesung bertambah merah. "Lucunya. Tapi aku tidak yakin Junho akan suka memiliki fanboy..." Taesung mulai protes tapi Jo Kwon hanya tertawa. Lalu tiba-tiba ia berhenti dan meminta Taesung untuk mendekat padanya sambil berbisik di telinganya. "Taesung-ah, apa kau sudah dengar tentang rumor palsu?"

Taesung mengangguk pelan sambil membenarkan duduknya. Jo Kwon terlihat lebih khawatir, jika itu bisa terlihat. "Aku bilang tentang mereka pada JYP Hyung, tapi ia bilang ia sudah tahu mengenai mereka. Namyoung hyung juga tahu. Aku tahu anak-anak berkelahi, cukup buruk kali ini, tapi itu tidak seperti mereka akan bubar. Aku tahu itu! Aku tahu mereka..." Jo Kwon berhenti dan Taesung merasa benar-benar buruk. Ia menepuk pelan bahu Jo Kwon berusaha menenangkan.

"Kuberitahu, hyungnim. Mereka akan melalui ini."

Jo Kwon mengangguk. "Semoga saja."

-2PM-

Disuatu tempat di Osaka

"Dan aku tidak bisa percaya kita tersesat!" Teriak Wooyoung selagi menutup pintu mobil dengan geram. Mereka berada di tengah-tengah hutan, mereka sendirian dan hujan deras. "Kita punya begitu banyak fans di Jepang, tapi kita tersesat disini, di tengah-tengah entah dimana, tidak bisa menemukan hotel!"

"Wooyoung, aku sudah mengatakan padamu," kata Taecyeon, setenang yang ia bisa. "Orang-orang Jepang tinggal didalam rumah mereka ketika badai meskipun mereka punya sesuatu yang penting untuk dikerjakan! Tidak terlalu mengejutkan kita tersesat..."

"Kau bilang kau tahu jalan kembali kesana!" Teriak Wooyoung dan ia membuka tangannya lebar-lebar, menunjuk hutan seperti orang gila. "Kita tersesat! Di Jepang!"

"Jangan panik," kata Taecyeon marah.

"Ia benar jika panik," kata Nichkhun, terlihat benar-benar kesal. Ia menyenderkan diri di mobil, memegang payungnya cukup tinggi untuk menutupi Chansung dan Junsu bersamanya. Ia melihat kearah Taecyeon yang mulai basah. "Baterai handphone-ku mati, begitu juga Chansung, Junsu kehilangan handphonenya lagi," Junsu terlihat mengejek tapi tidak mengatakan apa-apa, "Kau meninggalkan handphonemu di Hotel dan handphone Wooyoung dan Junho tidak berfungsi." Ia menyebut Junho, yang sedang berjalan sekeliling, mencoba menemukan sinyal dan terlihat benar-benar bingung.

Wooyoung terlihat gusar dan menyilangkan lengannya. "Dan mobilnya benar-benar menjadi bau! Apa yang akan kita lakukan?"

"Mengapa kita tidak berkemah disini?" Tanya Junsu. Member lainnya melihat kearahnya geli. "Apa? Aku membawa tiga tenda, ingat? Jaga-jaga kita pergi berkemah..." Junsu melihat muka member lainnya dan mengangkat bahunya. "Bukan dengan kalian, aku memikirkan tentang keluargaku, okay... Kita pergi berkemah sepanjang waktu..."

Nichkhun memutar matanya. Taecyeon berjalan didepan Junsu. "Apa kau menaruhnya di bagasi?" Junsu mengangguk dan Taecyeon berlari menuju bagasi, membukanya dan mengambil tiga tenda. Ia menaruhnya di tanah dan mulai membangun satu.

"Ini lebih baik dari tidak ada sama sekali..." Kata Chansung dan pergi menolong Taecyeon. Nichkhun merasa basah disebelah kirinya saat Wooyoung mengambil tempat Chansung dibawah payung.

Nichkhun memperhatikan mereka mempersiapkan tenda pertama dan mulai membangun yang kedua. Ia ingin masuk kedalam, tapi ia merasakan Wooyoung dan Junsu pergi dari sisinya dan berlari kedalam tenda dan ia menghela nafas. Ia harus menunggu tenda kedua.

Ia tersenyum sendiri ketika tenda kedua siap dan ia masuk kedalam tanpa ragu. Di dalam tidak benar-benar kering, tapi setidaknya tidak terlalu basah. Nichkhun membentangkan jaketnya di atas tanah dan berbaring diatasnya, melihat ke atap tenda saat ia mendengar suara langkah kaki pelan disekitar tenda dan tetesan air hujan jatuh diatasnya.

Chansung membuka pintu tenda dan melihat kedalam. "Hey, hyung,"  Katanya. Ia terlihat gelisah. "Tenda ini terlihat... lebih kecil... mungkin kau harus mengambil tenda ketiga dan menghabiskan malam bersama Taec. Kalian tidak akan muat disini."

Nickhun melihat sekeliling dan menyadari sang maknae benar. Tidak ada ruang sisa yang tertinggal lebih besar dari dirinya sendiri, apalagi untuk seseorang seperti Taecyeon. Tapi ia tidak mau keluar dari tanda dan berlari dibawah hujan yang dingin. "Aku... Aku tidak benar-benar berpikir aku akan keluar."

Chansung menghela nafas. "Kalau begitu kau akan berbagi tenda dengan Junho, apa itu baik-baik saja?"

Nichkhun ragu, lalu mengangkat bahunya. "Ini tidak seperti ia sakit atau sejenisnya. Lagi pula kami tidak perlu berbicara." Chansung tersenyum, hampir senang, dan mengangguk sebelum keluar tenda. Nichkhun menutup matanya.

Beberapa menit kemudian ia merasakan sesuatu yang dingin berbaring disebelahnya, tapi ia tidak membuka matanya. Ia mendengar suara hujan selagi nafas Junho mulai tenang sedikit demi sedikit.

Ketika ia mendengar nafas Junho yang dalam, ia yakin member yang lebih muda itu tertidur dan ia mencoba mendapatkan iPodnya dari sakunya. Ia memakai headphonenya, mencoba menemukan lagu bagus yang akan menidurkannya. Sebelum ia memulai lagu yang ia pilih, ia mendengar Junho berbicara pelan.

"Terima kasih."

Nichkhun membeku, lalu melepas headphonenya dan membalikkan kepalanya untuk melihat Junho. Yang lebih muda menghadap kearah tenda, tapi Nichkhun bisa melihat betapa tegangnya ia.

"Kenapa?" Ia bertanya balik setelah beberapa saat tidak ada yang bersuara.

"Untuk tidak menolak berbagi tenda denganku." Nichkhun bisa merasakan ini bukanlah yang ingin Junho katakan, dan keraguan kecil sebelum ia berbicara menyakinkan pendapatnya. Tapi ia merasa senang, karena Junho berbicara dengannya. Ia tidak ingin berharap terlalu tinggi, berfikir, bagaimanapun Junho sudah lebih baik dengan Chansung. Ia tidak ingin mendengar kata-kata kasar lagi.

"It's okay."

Nichkhun hampir saja meninju dirinya sendiri karena menjawab begitu datar, tapi ia tidak bisa memikirkan cara menjawab lebih baik dari kalimat seperti ini. Junho terdiam beberapa saat, dan Nichkhun pikir ia tidak akan membalas lagi. Ia memutar kepalanya menghadap atap tenda lagi, melihat bagaimana hujan menutupi tenda, dan ia menyadari ia tidak ingin mendengarkan Mika Nakashima lagi.

"Nichkhun..."

Nichkhun berbalik menghadap Junho sekali lagi setelah mendengar kata-kata lembut. Sejenak Junho tidak berkata apa-apa, lalu ia berkata, "Apa kau sudah tidur?"

"Belum," kata Nichkhun, selembut kata-kata Junho. Junho membalikkan punggungnya, menyilangkan tangannya di dadanya dan Nichkhun melihat ke atap sekali lagi, merasa Junho terlalu dekat.

Mereka berdua mendengar suara nafas satu sama lain dan hujan selama beberapa saat, tapi tidak ada diantara mereka yang akan mengatakan apapun. Nichkhun mendengar tawa Junsu dan memutar matanya. Ia merasakan dirinya bersentuhan dengan Junho sedikit, tapi yang lebih muda tetap berada di tempatnya, mereka saling bersentuhan karena ukuran tenda.

Lalu, Nichkhun mendengar Junho berbisik pelan. "Aku berbohong."

Nichkhun menunggunya untuk mengatakan hal lain lagi, tapi ia tidak melakukannya. Nichkhun memutuskan untuk bertanya padanya. "Tentang apa?"

Ia bisa merasakan keraguan Junho. Tubuhnya menegang sesaat, sebelum kembali relax. "Ketika kita berbicara tentang... menjadi saingan dan sahabat. Aku berbohong. Aku tidak melihatmu sebagai sainganku. Aku tidak bisa. Kau tahu terlalu banyak tentangku, memikirkanmu sebagai seseorang yang harus kukalahkan adalah salah."

"Lalu mengapa kau mengatakan padaku hal-hal itu?"

"Aku..." Junho tertegun sebentar. "Aku punya alasan sendiri."

Nichkhun mendesah, tapi tidak mengatakan apa-apa. Mereka berdua terdiam setelah itu, sampai Nichkhun meraih tangan Junho erat. Junho kaget dengan sentuhan tiba-tiba itu, tapi ia tidak menariknya.

"Berhenti bertanya-tanya apakah kau harus mempercayai kami atau tidak," Kata Nichkhun pelan, ia merasakan Junho semakin relax perlahan-lahan. "Biarkan itu. kau tidak bisa hidup tanpa teman."

"Aku tahu." Nichkhun merasa buruk tentang bagaimana Junho bersuara. Itu terlalu menyedihkan dan lemah.

Mereka menunggu sedikit lagi, untuk seseorang mengatakan apa yang lainnya ingin dengar, dan Nichkhun tahu Junho tidak akan menjado orang itu. Jadi, ia memutuskan untuk mengambil langkah pertama.

"Aku tidak akan meninggalkanmu dibelakang, Junho."

Ia merasakah Junho menghela nafas, lalu yang lainnya mengeratkan pegangan di tangannya sebelum menariknya dan berbalik menghadap tenda lagi. Nichkhun menerima keheningan itu, tanpa ingin merusaknya kali ini, dan merasakan dirinya menjadi lelah karenanya. Ia mendengar Junho membisikan sesuatu dengan lembut sebelum tertidur, tapi itu sangat jelas untuknya dan ia lebih dari senang mendengarnya.

"Sekarang aku tahu itu... Hyung."

-2PM-

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
LUCIVER #1
Chapter 14: Kerenn
lanjut yaa
mannuel_khunyoung
#2
Chapter 13: aghhhrkkkk , baru komen sekarang.

fix,ini bukan sekedar ff , tapi banyak makna yg mau disampaikan.


terimakasihuntuk autor yg membuat ff ini,dan thx juga utk nunna yg telah nge translatin ini :) terharuh,plis updaaate nun
TikaChan
#3
Chapter 12: ff ini mengandung banyak arti, mengagumkan

Di tunggu next chap nya
channuneo90 #4
Chapter 11: cepet update ya,author-nim...
ditunggu chapter selanjutnya :D
pengen lihat mereka kayak dulu,kasian junhonya.....
TikaChan
#5
Chapter 9: aigoo tuh junior songong amat yak

setiap baca ini ff rasanya campur aduk

update soon !!!
mannuel_khunyoung
#6
Chapter 9: Huaaaaaa ini kok angst yah nun??? :,( kok angst cobaaaa

atau aku yg ngerasa sedi ma junho?ntalah kkk

udah mau bahagia nih asyyiiik

bener,ternyata bang taec.berharap dpet bombastis wkkwwkwk

jaeho!dari awal tuh orng bru junior ajah kurang ajar!rasain!

fighting nuuuuuuun.cpet update ye o.o :3 ^^
mannuel_khunyoung
#7
Chapter 8: Ohooooooouuu

chan,woo (tpi kan blum deket)khun,baru siapa lagi?asyiik

o y nun,pas kemarin aku bca yg aslinya (masih chap ini lagian -,-) aku lupa komentar.

aku mau nanya nun,cygs itu memang ada ya?wkwkwk

yesss junho bener2 imut disini -_- :v hahahaha mau lanjut baca nih nun,senengnya update dua x wkwwk
mannuel_khunyoung
#8
Chapter 7: ehem ehem *senngnyaaaaah* nun,catfish bukan ikan lele yah? hehehe :3

bg chan udah, bg woo masih setengah.

menurutku pasti yg pertama ini bg taec or bg khun tpi kok lbih yakin bg minjun ya wkwkwk O.o

Thxxxxxxxxx nunnnaa udaaaaah mau updaaateeeee ff iniiiii senenngyaaah:apalagi liat tingkah junho #adorable-ny mulai keliatan wkwkwk
mannuel_khunyoung
#9
Chapter 6: seneeengnya nunna update :3

sebenarny aku udah baca ini kemarin nuna (yg original,tpi brhubung bhs inggrisku kurang baik,jdi beruntung ada translate-an nuna,kata2 yg kemarin ngk kutahu muncul semua disini hehehe) cepet update nun :3

tpi kayaknya nanti endingnya ini bakaln sedih yah nun?(aku blum bca sih nun,cuman bru liat koment2an ff nya hehehe)

fighting nunnnaaaaaaaa!
mannuel_khunyoung
#10
Chapter 5: Ohhhhhh GOD!

pleaseeeee nunnnnn update cepet..
kasian ma junhooooooo T.T