How to deal with A Saeggi

Unfamiliar Feeling of Familiar Loneliness (Indonesia Ver.)

-2PM-

"Aku tidak bisa percaya ia melakukan sesuatu seperti ini... Apa yang akan aku lakukan? Seluruh rencanaku berantakan; masa depanku, mimpiku, bakatku... Segalanya telah diambil pergi dariku..." Junho menarik kakinya lebih dekat ke dadanya sambil terisak pelan. Ia sendirian di kamarnya, di dalam kegelapan, melihat kearah tempat tidur didalam kamarnya. "Aku akan benar-benar sendirian mulai saat ini..." Ia tidak bisa menemukan kekuatan untuk mengusap air matanya yang mulai jatuh perlahan menelusuri pipinya dan turun sampai kaki dan tangannya. "Tidak ada orang yang akan melindungiku... Apa yang bisa kulakukan sekarang? Aku bahkan tidak pantas berada disini..."

Ia bisa mendengar samar-samar suara orang-orang berargumen panjang diluar kamarnya. Mereka sedang membuat rencana mengenai situasi ini; mencoba mencari cara untuk tetap berlalu dan melindungi diri mereka dari banyaknya rasa sakit. Tanpa dirinya. Mereka akan memutuskan takdir setiap member, tanpa dirinya diantara mereka, berbicara dalam suara rendah sehingga ia tidak akan bisa mendengar komentar dan pendapat yang datang dari ke-enam member 2PM lainnya. Junho hanya bisa memeluk kakinya lebih erat, berharap ia akan tetap di dalam grup.

Ia mendengar komentar dari member 2AM. Mungkin hanya sedikit, tapi itu membantunya lebih mengerti percakapan mereka.

"... Ini salah, ia tidak melakukan..."

"... Mungkin kita hanya harus..."

"... Tidak cukup..."

"... Tidak berbakat, kau tahu..."

"... Aku rasa kita harus..."

"... Mengeluarkannya..."

Ia bergidik pada kata-kata terakhir dan menarik selimut untuk menutupi tubuhnya yang terbilang kurus. Ia menutup telinganya dengan tangannya mencegahnya mendengar pendapat apapun dan ia terisak; sama seperti bagaimana ia menangis selama tiga hari belakangan.

Tanpa sadar ia mengguling-gulingkan badannya, merasa mual. Ia memegang perutnya ketika merasakan perasaannya bertambah buruk dan mendorong selimutnya menjauhi badannya, untuk bangun dari tempat tidurnya dan berlari menuju kamar mandi di sisi lain apartement mereka.

-2PM-

Junho menyenderkan dirinya pada Chansung. Ia bisa mendengar suara musik keras dari headphone yang digunakan sang maknae dan tersenyum lembut ketika menyadari itu lagu Give It to Me. Ia melihat kedalam mobil kecil yang dikemudikan oleh Taecyeon menuju kota.

Sangat hening didalam mobil, selain dari suara musik yang berasal dari radio. Wooyoung sudah tertidur di bahu Nichkhun dan member Thailand itu sedang membaca buku, judulnya terlihat sangat tidak familiar bagi Junho dan ia tidak mempedulikannya. Taecyeon terlihat tenang dan hampir bahagia karena bisa kembali ke hotel mereka dan mandi (Ia seperti anak anjing kecil ketika keluar dari tenda dan ia berbau seperti anjing basah). Junsu sedang melihat keluar jendela, menghentakkan tangannya pelan diatas lututnya selagi ia mendengarkan radio dengan konsentrasi terlihat di wajahnya.

Ketika mereka bangun keesokkan paginya, Junho menemukan Nichkhun berbaring disebelahnya dengan tangan dan kakinya menimpa badannya. Ia tersenyum dan menggelengkan kepalanya, mendorong member yang lebih tua menjauh darinya dengan lembut. Meskipun ia tidak benar-benar minta maaf ke member Thailand itu, ia tahu itu cara teraman untuk mengatakan bahwa mereka tidak akan saling mengacuhkan satu sama lain lagi.

Wooyoung bertingkah seolah ia tidak memperdulikan hal-hal yang Junho katakan sepanjang waktu. Ia tidak berbicara kepada Junho, tapi ia tidak mengacuhkan member yang lebih muda itu seperti dulu. Melainkan, ia mencoba untuk duduk disebelah Junho, atau di dekatnya, dan memulai percakapan kecil tentang hal-hal bodoh (seperti jumlah bakteri yang ditinggal diatas daun di Osaka atau bagaimana kau bisa melihat rusa berlari mengelilingi kuil). Junho menikmati percakapan kecil itu, tapi ia bisa merasakan bagaimana Wooyoung memaksanya untuk memperbaiki hal-hal seperti ini; dan itu membuatnya merasa buruk. Ia tidak ingin Wooyoung merasa seolah ia telah datang pada Junho untuk mengakhiri perkelahian diantara mereka. Junho adalah orang yang seharusnya melakukan ini. Ia tahu itu, tapi ia tidak tahu mengapa.

Mata Junho membesar saat Junsu berhenti menggerakkan jarinya dan melihat lurus pada Junho. Kedua member itu melihat satu sama lain selama beberapa saat, sebelum Junho mengerutkan dahinya dan menatap dingin, membalikkan pandangannya menuju jendela di sisi lain. Ia tidak melihat ekspresi sedih dan kecewa di wajah Junsu.

-2PM-

Jo Kwon menyilangkan kakinya diatas lantai dan mempoutkan bibirnya sedih. "Ini salah, ia tidak melakukan kesalahan apapun! Kenapa JYP Hyung berteriak padanya? Anak malang itu pasti merasa buruk karena ini... Apa kalian melihat ekspresi di wajahnya? Ia terlihat seperti akan menangis."

Seulong mengangguk dengan kebingungan di wajahnya. "Aku juga tidak tahu kenapa ia begitu marah. Junho adalah dancer yang baik; ia tidak membuat kesalahan sesering ini!"

"Ia tidak sengaja membuat kesalahan," Gumam Jay sambil berpikir. "Ia dibawah banyak tekanan. JYP-hyung memintanya melakukan banyak hal; ia masih mencoba untuk mempelajarinya. Ini terlalu awal untuknya debut."

"Ia pantas debut," Sela Seulong kasar. "Ia bekerja lebih keras dari kita semua."

"Mungkin kita harus memberinya ruang?" Kata Jinwoon dalam suara lembut. Wooyoung dan Junsu mengangguk. "Mungkin ia harus mendapat istirahat singkat, untuk beberapa hari. Ia akan berakhir menyakiti dirinya lebih jauh, kau tahu."

"Beberapa hari tidak akan cukup untuk Junho," kata Changmin. "Ia masih mudah, seperti Chansung-ah. Perbedaannya adalah; Chansung menyibukkan diri dengan jadwalnya, photo-shoots dan bangun lebih awal. Anak malang itu berasal dari Ilsan; ia tidak terbiasa dengan kehidupan sibuk di Seoul. Dan ia berkata padaku ini pertama kalinya ia tinggal jauh dari ibunya untuk waktu yang lama..."

Jinwoon mengangguk. "Ia pikir dirinya tidak berbakat, kau tahu? Ia pikir ia tidak berharga berada di dalam 2PM."

Junsu mendesah keras. "Aku tahu. Aku bisa melihatnya bisa bagaimana ia bertingkah selama gladi resik. Itu seperti ia hanya tamu di situ; ia bahkan tidak mencoba untuk masuk kedalamnya. Aku berusaha memaksanya juga... setidaknya... mencoba."

"Kurasa," kata Jo Kwon dengan keyakinan di wajahnya. Ia menaruh tangannya diatas meja kecil untuk terlihat lebih dramatis. "Kita harus menunjukkan pada Junho betapa berartinya ia bagi kita. Menunjukkannya bahwa kita akan menerimanya tak peduli apapun. Bahwa kita merasa komentar-komentar kasarnya..."

"Itu tidak benar-benar kasar," kata Taecyeon mengangkat bahunya. "Itu caranya menunjukkan kasih sayang."

"Aku tahu..." Jinwoon mengusap bibir bawahnya dengan jempolnya dengan khawatir. "Aku terkadang berpikir JYP akan mengeluarkannya... Itu akan benar-benar buruk."

"Setidaknya ia juga belajar bahwa Junho bisa mengatakan hal-hal baik dari waktu ke waktu," kata Jay dalam gumamannya dan tersenyum lembut. Junsu mengangguk setuju.

"Ia baik ketika ia ingin," kata Wooyoung sambil berpikir.

Mereka berhenti berbicara ketika mereka mendengar deru langkah kaki datang mendekat dan Junho berlari dibelakang mereka, menuju kamar mandi.

-2PM-

"Hello!" Kata seorang gadis Jepang keras, menyambut mereka dengan semangat. "We tried to reach you, but we couldn't!" Ia melanjutkan dengan bahasa inggrisnya yang terdengar sedikit aneh. "Are you okay? Well, you guys look okay and handsome as always! Why don't I help you get to your rooms?"

"Terima kasih," kata Nichkhun dalam bahasa Jepang sambil tersenyum mempesona. "Aku rasa kami tidak perlu mengganggumu dengan hal-hal yang tidak penting. Kau disini saja; kami akan mencari kamar kami sendiri. Terima kasih banyak atas tawarannya, ngomong-ngomong. Kami sangat menghargainya."

Gadis itu menjerit dan mengangguk cepat sebelum berlari menjauh untuk membisikkan sesuatu ke gadis Jepang lainnya. Junsu memutar matanya ketika mereka masuk dalam elevator.

"Ah... Lelahnya..." Kata Wooyoung pelan dan mendesah. "Aku ingin mandi air panas dan tidur yang lama. Jangan bangunkan aku sampai seseorang meninggal, mengerti?"

Taecyeon terkekeh. "Maaf mengganggu mimpimu, Woo, tapi shower milikku."

"Mandilah diruangan lain, aku tidak peduli. Jika aku berbaring, aku akan langsung tertidur. Dan jika aku tertidur seperti itu..." Ia mengangkat bahunya dan membuat Taecyeon terkekeh lebih keras selagi mereka berjalan keluar elevator. Mereka berjalan menuju kamar mereka ketika Chansung berteriak kencang dan mengatakan pada mereka untuk datang ke kamarnya (yang ia bagi bersama Junho). Member-member mematuhinya, terkejut dan syok tertulis di wajah mereka.

"Ada yang salah Chansung-ah?" Tanya Junsu sambil duduk di tempat tidur Chansung.

"Ini salah," kata Chansung selagi ia membaca message.

"Tetap disana dan jangan pergi kemana-mana sampai aku memberi kabar lagi. Hal-hal bertambah buruk. Seseorang menyebarkan rumor tentang pembubaran 2PM. Aku tahu kalian bertengkar, jadi jangan sampai siapapun melihat atau mendengar kalian ketika kalian bercakap-cakap. Hati-hati. Kami sedang berusaha mencari tahu siapa dibalik semua ini."

"Ini dari Jinyoung-hyung," kata Chansung. Member-member lainnya terlihat pucat dan terkejut. "Guys... Siapa yang mungkin menyebarkan rumor..."

"Itu Jaeho," kata Junho dengan suara geram. Member lainnya berbalik menghadapnya.

"dari GCYS"

"Ya." Junho mengencangkan tinjunya keras. "Sial! Dia satu-satunya yang memulai ini semua... Aku tahu itu dia... Aku yakin itu..."

"Bagaimana kau bisa begitu yakin?" Tanya Nichkhun hati-hati. Junho yang sedang marah lebih buruk dari letusan gunung berapi.

"Aku hanya tahu, okay?" Teriak Junho dan bangun. "Aku akan menyelesaikan ini. Aku berjanji." Ia berjalan keluar ruangan dengan handphone di genggaman tangannya.

-2PM-

"Junho!" Junsu bangun dan berlari dibelakang Junho. Member-member lainnya bangun untuk mengikuti laki-laki Daegu itu, tapi Jay mengatakan pada mereka untuk berhenti.

"Junsu adalah satu-satunya orang yang bisa menenangkan orang yang sedang sedih di ruangan ini. Terlalu banyak orang hanya akan membuat Junho bertambah buruk. Mari tunggu dan percaya pada Junsu, okay?" Member lainnya mengangguk tapi mereka terus menatap pintu kamar mandi yang tertutup itu

Junsu berlutut disebelah Junho yang sedang muntah didalam toilet dan menarik rambut yang lebih muda dari wajahnya. Ia bisa melihat wajah kurus dan pucat dari anak laki-laki yang polos; nafasnya membuat hatinya sakit. Tangannya yang bebas mengelus punggung Junho pelan-pelan, menenangkannya.

Maknae kedua itu mendorong dirinya sendiri menjauh dari toilet dengan usaha keras dan menggenggam kaos Junsu. "Maaf," ia berkata dalam suara rendah.

"Bukan masalah. Kau tidak punya alasan untuk meminta maaf."

Junho menahan nafasnya dan melihat kearah Junsu dengan banyak kesedihan di dalam matanya. "Kau tidak tahu mengapa aku meminta maaf..." Junsu memegang Junho lebih dekat ketika ia merasakan member yang lebih muda itu mulai terjatuh ke belakang. "Aku minta maaf karena aku seorang yang gagal... Aku tidak pantas mendapatkan ini... keluarkan aku; aku pantas mendapatkan itu lebih daripada hidup ini... Persahabatan ini... Segalanya..."

"Berhenti mengatakan hal-hal bodoh!" Kata Junsu marah. "Kami tidak akan mengeluarkanmu, dan kamu bukanlah seorang yang gagal."

"Tapi... Kalian sedang membicarakan tentang mengeluarkan aku keluar..."

"Tidak, Junho. Kami semua berbicara mengenai betapa buruknya jika kau keluar. Kami membutuhkanmu. Kita harus bersama-sama, sebagai saudara." Junsu memeluk anak laki-laki yang gemetaran dengan erat seolah memeluk saudaranya sendiri. "2PM adalah keluarga. Kami tidak akan pernah meninggalkan seseorang dibelakang."

-2PM-

Seoul, gedung S2eS Entertainment

Jaeho sedang tidur diatas sofa. Damai, tenang, sedikit lelah tapi setidaknya bersih... Terdapat suara background musik... Member-member lainnya (kecuali Taesung) mengelilinginya... Ia memegang handphone mahal dan terbaru di tangannya... Ia menemukan pacar seorang model...

Hidup begitu indah untuk Jaeho...

Sampai 'sunbae' bermata kecil bodoh masuk kedalam ruangan privasi mereka, dengan peliharaan seperti Taesung sebagai buntutnya dan berdiri tepat didepannya, menggenggam potongan kertas aneh ditangannya.

"Bangun kau brengsek," desis Lee Junho, matanya terlihat seperti ingin membunuh orang. "Bangun atau aku akan membuatmu bangun dengan caraku sendiri dan kau akan menyesalinya seumur hidupmu."

Jaeho bangun dengan malas, senyuman mengejek terlihat jelas diwajahnya. Ia melihat Junho dengan ekspresi sombong diwajahnya. Ia merasakan member lainnya terbangun juga. "Ada apa ini? Siapa yang memberimu izin untuk masuk kedalam ruang privasi kami?" Ia bersandar lebih dekat. "Tertulis tidak ada serangga yang bisa masuk kedalam ruangan, sunbae-nim."

Junho terlihat seakan ia ingin mencekik Jaeho saat itu juga, tapi ia menahannya. Dari pada itu, ia menunjuk pada selembar kertas, membuat Jaeho untuk melihatnya dengan sombong.

"Kau tahu apa ini?"

"Pemutusan kontrak-mu?" Member-member lainnya tertawa, tapi Taesung mengencangkan tinjunya.

"Bukan," kata Junho sambil tersenyum lebar. Jaeho bersandar kebelakang, merasa tidak nyaman dan takut akan perubahan mendadak. "Ini adalah pemutusan kontrak-mu."

-2PM-

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
LUCIVER #1
Chapter 14: Kerenn
lanjut yaa
mannuel_khunyoung
#2
Chapter 13: aghhhrkkkk , baru komen sekarang.

fix,ini bukan sekedar ff , tapi banyak makna yg mau disampaikan.


terimakasihuntuk autor yg membuat ff ini,dan thx juga utk nunna yg telah nge translatin ini :) terharuh,plis updaaate nun
TikaChan
#3
Chapter 12: ff ini mengandung banyak arti, mengagumkan

Di tunggu next chap nya
channuneo90 #4
Chapter 11: cepet update ya,author-nim...
ditunggu chapter selanjutnya :D
pengen lihat mereka kayak dulu,kasian junhonya.....
TikaChan
#5
Chapter 9: aigoo tuh junior songong amat yak

setiap baca ini ff rasanya campur aduk

update soon !!!
mannuel_khunyoung
#6
Chapter 9: Huaaaaaa ini kok angst yah nun??? :,( kok angst cobaaaa

atau aku yg ngerasa sedi ma junho?ntalah kkk

udah mau bahagia nih asyyiiik

bener,ternyata bang taec.berharap dpet bombastis wkkwwkwk

jaeho!dari awal tuh orng bru junior ajah kurang ajar!rasain!

fighting nuuuuuuun.cpet update ye o.o :3 ^^
mannuel_khunyoung
#7
Chapter 8: Ohooooooouuu

chan,woo (tpi kan blum deket)khun,baru siapa lagi?asyiik

o y nun,pas kemarin aku bca yg aslinya (masih chap ini lagian -,-) aku lupa komentar.

aku mau nanya nun,cygs itu memang ada ya?wkwkwk

yesss junho bener2 imut disini -_- :v hahahaha mau lanjut baca nih nun,senengnya update dua x wkwwk
mannuel_khunyoung
#8
Chapter 7: ehem ehem *senngnyaaaaah* nun,catfish bukan ikan lele yah? hehehe :3

bg chan udah, bg woo masih setengah.

menurutku pasti yg pertama ini bg taec or bg khun tpi kok lbih yakin bg minjun ya wkwkwk O.o

Thxxxxxxxxx nunnnaa udaaaaah mau updaaateeeee ff iniiiii senenngyaaah:apalagi liat tingkah junho #adorable-ny mulai keliatan wkwkwk
mannuel_khunyoung
#9
Chapter 6: seneeengnya nunna update :3

sebenarny aku udah baca ini kemarin nuna (yg original,tpi brhubung bhs inggrisku kurang baik,jdi beruntung ada translate-an nuna,kata2 yg kemarin ngk kutahu muncul semua disini hehehe) cepet update nun :3

tpi kayaknya nanti endingnya ini bakaln sedih yah nun?(aku blum bca sih nun,cuman bru liat koment2an ff nya hehehe)

fighting nunnnaaaaaaaa!
mannuel_khunyoung
#10
Chapter 5: Ohhhhhh GOD!

pleaseeeee nunnnnn update cepet..
kasian ma junhooooooo T.T