How will I ?

Unfamiliar Feeling of Familiar Loneliness (Indonesia Ver.)

-2PM-

"Kalau kau terus berbicara seperti itu padanya, ia tidak akan pernah memaafkanmu." Nichkhun berlari di belakang Junho, mencoba membuatnya menyadari betapa seriusnya situasi saat itu. Setelah pertengkarannya dengan Junsu, ia bersumpah ia tidak akan pernah memaafkan Junho. Cara mereka berbicara satu sama lain benar-benar kasar dan itu membuat Nichkhun sedih melihatnya. Junho terlalu keras kepala untuk melihat Junsu mengeluarkan air matanya, atau bagaimana tangan Junsu gemetar. Junho terus mengatakan kata-kata kasar pada hyungnya seolah mereka tak berarti baginya. Junsu memberikan Junho tatapan terakhir sebelum ia menghilang ke dalam kamarnya, tidak keluar sampai Nichkhun mengetuk pintu dan memohon untuk masuk ke dalam, untuk mendengarkan hyung kesayangannya. Junsu membuka pintu dengan tatapan sedih, melihat ke mata orang Thailand dengan ekspresi depresi, dan ia berkata dengan lembut: "Aku bukanlah hyung yang baik, benarkan Khunnie? Apa kesalahan yang telah aku lakukan?" Bagaimana Junsu bertanya hal tersebut menghancurkan hati Nichkhun. Ia ingin memeluk hyungnya, memberitahunya bahwa itu semua bohong, tapi ia tahu hyungnya itu tidak akan percaya padanya, karena kata-kata kasar menyakitinya terlalu banyak dan sedikit kata-kata baik dari orang yang berbeda tidak akan menyembuhkan lukanya. Sehingga Nichkhun hanya menggelengkan kepalanya, mengatakan pada hyungnya bahwa di matanya, ia adalah hyung terbaik di dunia, dan tidak ada hal lain yang harus dipermasalahkan. Nichkhun membawakan makan malam Junsu ke kamarnya, membantunya sementara ia mencoba menghindari Junho dan tinggal bersamanya sampai ia tertidur.

Dan Junho masih tidak melihat ini. Ia benar-benar bodoh, dan itu membuat Nichkhun marah. Dan Nichkhun yang marah bukanlah hal baik.

Jadi disinilah Nichkhun, mengamati Junho yang sedang duduk di kursi dan mencari-cari di folder komputernya, mencoba membuatnya mengerti dan berdoa semoga ia tidak harus memukul Junho. "Dia sakit hati, kau tahu. Ia bahkan menangis! Ia pikir ia gagal melaksanakan tanggung jawabnya. Ia memandangmu sebagai adiknya. Baginya, kita semua adalah keluarga. Jadi dalam pikirannya, ia bertanggung jawab atas dirimu dan juga kami, dan salah satu tanggung jawab itu adalah membuatmu mempercayainya. Jika kau pergi dan mengatakan padanya kau tidak mempercayainya, kau tidak memandangnya sebagai hyungmu, itu hanya akan menyakitinya."

"Apa lagi yang coba kau bicarakan?" Tanya Junho dengan suara keras seperti biasa. "Mempercayai apanya? Aish, jika ia benar-benar berpikir seperti itu ia butuh pertolongan." Junho tertawa tapi Nichkhun tidak bisa menemukan apa yang lucu. Itu hanya membuatnya marah. "Kita bukan benar-benar saudara. Kita punya keluarga kita masing-masing dan aku tidak berpikir sementara kita bekerja bersama sebagai saingan membuat kita jadi saudara, kita hanya teman."

"Kita bukan saingan," Kata Nichkhun, dengan penekanan tiap katanya. Ia merasa seperti menjelaskan sesuatu kepada anak kecil. Ia bahkan tidak tahu mengapa situasinya menjadi begitu sulit. Mereka semua hanya ingin membuat Junsu tidak bersedih, karena ia pasti akan melakukan hal yang sama kepada mereka dan mereka semua berada di sisinya. Sial, apa ada solusi dalam argumen-argumen bodoh ini? Dan sejak Taecyeon dan Chansung marah kepada Junho, ia hanya pergi. Nichkhun tahu betapa buruk yang Junho rasakan saat ia pergi, ia tahu itu dengan baik, dan ia tidak perlu melihat tatapan kosong itu lagi. Ia melanjutkan. "Kita semua berteman. Aku temanmu. Junsu temanmu. Teman saling mempercayai satu sama lain. Kita bekerja bersama, jadi kita semua juga partner bekerja, tapi itu tidak mengubah apapun, ok? Jangan melihat semua dalam hidup ini sebagai 'tantangan'. Kami menyayangimu tidak peduli apapun, tapi jangan bertingkah seperti ini. Kami tidak akan pernah membencimu, tetapi itu tidak berarti kau bisa menyakiti perasaan kami. Terutama perasaan Junsu. Dia sangat peduli padamu. Bahkan mungkin lebih daripada ia peduli pada kami."

Junho mendengus dan berbalik menghadap Nichkhun. "Apa pedulimu?" Tanyanya dingin. Ia terlihat lelah, tapi tetap memiliki semangat untuk bertarung. Junho selalu punya energi untuk berargumen. "Ini antara aku dan Junsu. Tidak ada hubungannya denganmu."

"Tentu saja ada. Dia adalah hyungku dan kamu adalah teman terbaikku."

Okay, Nichkhun tidak pernah mengatakan Junho adalah teman terbaiknya sebelumnya, terutama tidak kepada Junho. Member yang lebih muda itu terlihat tertegun, dan Nichkhun pikir akhirnya ia berhasil membuat Junho menyadari situasinya...

Junho tertawa, matanya berubah dari shock menjadi terhibur. "Benarkah! Teman terbaik? Apa kau ingin membuat janji pinky juga? Kita semua teman terbaik selamanya, seperti itu?"

Sekarang Nichkhun tahu bagaimana perasaan Junsu. Ia selalu berpikir Junho adalah teman terbaiknya, ia dan Chansung, mereka bertiga sangat dekat. Junho tahu rahasia Nichkhun, dan Nichkhun tahu rahasianya. Sekarang, teman terbaiknya (mungkin) menertawakan idenya.

"Kau..." Nichkhun merasa seperti akan menangis. Ia seorang laki-laki, ia tidak ingin menangis seperti bayi, atau seperti gadis kecil hanya karena ia bertengkar dengan teman terbaiknya tapi sekarang ia benar-benar ingin menangis. Tahu bahwa Junho hanya akan mengejeknya nanti mengenai hal tersebut, ia menggelengkan kepalanya perlahan. "Aku tidak tahu siapa kau," kata Nichkhun, tanpa melihat kearah Junho. "Aku tidak tahu apa yang terjadi padamu. Aku tidak tahu mengapa kau bertingkah seperti ini. Jika ada yang salah kau hanya perlu memberitahuku..."

"Lalu apa yang akan kau lakukan? Menyelamatkanku?" Junho memberi penekanan di kata terakhirnya dan Nichkhun melihatnya dengan kecewa.

"Tentu saja. Tapi sejak kau memutuskan untuk melakukan ini..." Nichkhun berbalik dan membuka pintu kamar Junho. "Aku rasa aku telah kehilangan sahabat terbaikku."

Dan itu menyakitkan. Benar-benar mneyakitkan. Nichkhun merasa hancur berkeping-keping saat ia menutup pintu, tapi ia tahu Junho harus diberi suatu pelajaran. Mungkin meninggalkannya sendirian akan membantunya. Mungkin...

Ini bukan waktunya untuk merasa bersalah tentang hal itu. Junho akan sendirian selama beberapa waktu, semoga saja ia bisa mengerti betapa buruknya ia menyakiti hyungnya dan meminta maaf.

Nichkhun yakin tentang itu. Ia begitu mempercayai sahabat baiknya. Ia akan belajar dari ini.

-2PM-

"Mengapa kau tidak bisa mempelajarinya?" Nichkhun berteriak dan melotot sementara member yang lebih kecil terlompat dan melihat kearah Nichkhun dengan tatapan terkejut.

"Belajar apa?" Tanya Wooyoung ketakutan.

"Aku tidak bicara padamu Woo," Kata Nichkhun lalu menunjuk ke handphone di tangannya. "Mengapa kau tidak mengerti apa yang aku sedang coba katakan?" Ia berteriak di telepon, berharap di ujung sana bisa melihat mukanya yang kesal. Wooyoung memberi Nichkhun tatapan aneh lalu ia pergi meninggalkan ruangan.

"Aku tidak tahu apa yang salah!"

"Kau tahu itu!"

"Aku benar-benar tidak tahu!"

"Aish, dasar anak bodoh!" Nichkhun menjambak rambutnya kesal. "Hanya... Tunggulah disana, aku akan datang secepatnya." Ia menutup handphone lalu mengambil jaketnya yang tergantung. Ia memakai sepatunya dengan terburu-buru ketika melihat Junho keluar dari kamarnya dengan pakaian lengkap. Ia akan pergi ke suatu tempat. Sial, aku harap kita tidak pergi ke tempat yang sama...

Junho tidak mengambil mantelnya, ketika ia melihat mantelnya tergantung di belakang Nichkhun, ia memakai sepatunya dengan tenang. Nichkhun selesai bersamaan dengannya. Ia membuka pintu dan keluar, tanpa mempedulikan apakah pintu di belakangnya menutup.

Nichkhun merasakan kehadiran seseorang tepat di belakangnya. Ia tahu itu adalah Junho. Mereka pergi ke tempat yang sama. Nichkhun mengutuk dibalik nafasnya, dan mengutuk Baek Hyumin yang membuatnya meninggalkan rumah. Bagaimana bisa ia tidak mengerti gerakannya? Koreografernya cukup simple; ia sudah menunjukkan padanya 10 kali. Tetapi dia, yang merupakan penari baru di JYPE, tidak bisa mengerti gerakannya dan terus berkata pada Nichkhun "Tolong tunjukan lagi?" Nichkhun pikir gadis muda itu sedang mencoba membuatnya tinggal lebih lama, tetapi perbedaan umur mereka terlalu jauh, dan terlalu beresiko untuk pekerjaannya jika ia melakukan sesuatu seperti ini. Meski begitu Nichkhun masih punya keraguan.

Ketika mereka sampai ruang latihan, Junho masuk ke salah satu ruangan yang kosong dan menyalakan musik dengan cepat. Nichkhun memutar matanya melihat Junho lalu ia menemukan Hyumin sedang berlatih di ruang sebelahnya.

"Tidak, tidak, bukan seperti itu!" Dengan itu, pelajaran menari dari Nichkhun dimulai sekali lagi.

-2PM-

Nichkhun tidak tahu berapa lama ia mencoba mengajari Hyumin satu gerakan mudah, tapi ketika ia selesai, itu sudah jam dua lewat tengah malam. Ketika ia melihat tulisan '2AM' di layar handphonenya ia hampir tertawa, kemudian ia menyadari itu sudah benar-benar terlambat, tawanya menghilang dan satu-satunya hal yang keluar dari mulutnya adalah helaan lelah. Ia mengantar Hyumin ke depan gedung JYPE, mengatakan padanya untuk "Pulang dengan taxi, daripada tinggal disini" dan kembali masuk kedalam mengambil jaketnya. Hujan mulai turun, ia tidak ingin terkena flu.

Terkena flu.

Itu membuatnya teringat tentang Junho. Ia tidak memakai pakaian hangat. Ia melihat jaketnya sambil berpikir. Ia mengenakan pakaian tebal. Junho memakai kaos putih yang tipis dan hanya itu... Ia bahkan tidak memakai jaket... Dan ia punya jadwal besok (well, hari ini) sementara Nichkhun tidak...

Nichkhun menghela nafasnya, kembali ke dalam dan melihat-lihat sekeliling. Mungkin ia sudah pergi...

Nichkhun mendengar suara musik datang dari ruangan yang Junho gunakan, dan ia menghela nafas lagi. Sepertinya ia tidak akan pernah pergi jika tidak ada seseorang yang menyuruhnya pergi...

Nichkhun melihat kedalam ruangan, mencoba untuk tidak terlihat.

Junho sedang berlatih, ia berkeringat sangat banyak dan nafasnya terlihat berat tidak teratur dan ia melakukan banyak kesalahan, gerakannya tidak lembut dan setiap gerakannya terlihat lebih lelah dari sebelumnya. Meski begitu Junho tetap berlatih. Ia bisa jatuh sakit jika seperti itu terus. Junho terjatuh sementara Nichkhun memandangnya khawatir dan Junho tidak mencoba untuk bangun. Ia menyandarkan dirinya di dinding, menutup matanya dan membiarkan musik berputar tanpa koreografinya.

Nichkhun meremas jaket di tangannya. Ia butuh diberi pelajaran. Aku tidak boleh berbicara padanya. Nichkhun melihat kearah Junho, yang terlihat rapuh dan lelah. Tetapi mungkin istirahat bisa membuatnya menjadi baik...

Nichkhun meninggalkan jaketnya diatas meja tepat disebelahnya berdiri dan pergi diam-diam.

-2PM-

"Mengapa kau bisa sakit?"

Nichkhun memicingkan matanya saat Junsu berteriak, menarik selimutnya sampai menutupi seluruh kepalanya dan bergumam pelan. "Aku tidak tahu akan hujan hari itu."

"Tidakkah kau mengecek cuaca? Cuacanya dingin! Bahkan jika kau tidak tahu itu akan hujan, kau seharusnya memakai mantel, atau jaket!"

"Maaf..."

"Berkata maaf tidak akan membantu... Aish..." Junsu keluar dari ruangan, terlihat murka. Nichkhun hanya bisa bersembunyi dibalik selimutnya dan melihat kearah membernya yang lain meminta bantuan.

"Sorry dude," Kata Taecyeon, dalam bahasa Inggris lalu menepuk kepala Nichkhun sambil tersenyum. "I agree with the panda. Drink your medicine and try to get better as soon as possible, or he will literally kill you."

"or kill himself," Kata Chansung, tersenyum jahat seperti Taecyeon. Ia juga berbicara dalam bahasa Inggris. "Out of anger."

"Yeah," Kata Taecyeon tertawa. Chansung dan dirinya menepuk tangan mereka dan menggelengkan kepala mereka pada saat yang bersamaan, seolah mereka berlatih hal tersebut. "Jadi, kita harus meninggalkan orang yang sakit sendirian," Kata Taecyeon, berbicara dalam bahasa Korea kali ini. "Wooyoung akan membawakan sarapanmu."

"Kenapa aku?"

"Kau yang termuda."

"Bukan aku! Chansung yang termuda!"

"Ia akan pergi latihan bersamaku. Lagipula aku yakin Nichkhun tidak mau raksasa ini membawakan sarapannya lalu memakan setengahnya."

"Tapi masih ada..." Wooyoung tidak mengatakannya. Ia mengecilkan suaranya dan membersihkan tenggorokannya. Tatapan kematian yang ia terima dari Taecyeon cukup untuk mengatakannya agar diam. "Maksudku, itu tidak adil."

"Itu cukup adil untukku," Kata Nichkhun, gambaran raksasa dengan sarapannya membuatnya takut. "Wooyoung, kau bisa membawakanku sarapan, iya kan?"

"Aku tidak bisa," Kata Wooyoung, sepertinya tiba-tiba ia teringat sesuatu. Ia melihat jam di tangannya dengan cepat. "Sebenarnya, aku tidak bisa berada disini juga! Aku harus pergi! Ada syuting dengan Junsu! Aish, orang itu, ia melupakannya lagi. Bagaimana bisa aku lupa..."

Ia tersenyum singkat kearah Nichkhun dan bergumam pelan "maaf" sebelum meninggalkan ruangan. Taecyeon tersenyum dan menunjuk Chansung. "Bersiap untuk menerima setengah sarapanmu... Ini bukan berarti aku akan membawakannya untukmu, aku lebih tua darinya dan ia harus..."

"Namyoung-hyung meneleponmu."

Nichkhun memutar matanya kearah pintu dan melihat Junho bersandar di pintu. Ia tidak melihat kearah Taecyeon selagi berbicara. Taecyeon mengerang, tetapi Chansung menelan ludah dan melihat ke arah maknae kedua. "Apa yang kau katakan?" Ia berkata dengan suara tenang. Jika Namyoung benar-benar menelepon mereka, ia harus tahu mengenai apa, meskipun itu artinya ia berbicara kepada Junho.

"Namyoung-hyung memanggilmu ke studio latihan. Ia bilang ia akan menunjukkan beberapa gerakan baru. Kau dan Taecyeon harus segera bersiap. Ia memerlukan kalian untuk berada disana satu jam lagi."

Chansung melompat dan melihat kearah Taecyeon. Laki-laki yang lebih tua itu melihat ke dinding di depannya. "Hyung, kita harus pergi."

Taecyeon mengangguk. Ia meninggalkan ruangan dan tidak menunggu Junho bergerak ketika ia berjalan disebelahnya dan menabrakkan bahunya pada bahu Junho. Junho mengelus bahunya sendiri dan melihat kebelakang Taecyeon. "Sungguh kekanak-kanakan," gumamnya, dan Nichkhun setuju. Junho melihat kearah hyungnya, tetapi Nichkhun berbalik cepat sebelum Junho menyadari bahwa ia memperhatikannya. "Aku akan membawakanmu sarapan," Kata Junho datar. Ketika Nichkhun tidak menjawab, ia berbalik pergi, tetapi kemudian berhenti dan mengambil sesuatu dari lantai. Itu adalah jaket Nichkhun. "Ngomong-ngomong," kata Junho pelan, dan selama satu menit harapan memenuhi dada Nichkhun dan ia berpikir mungkin laki-laki yang lebih muda darinya itu akan meminta maaf. "Aku tidak benar-benar membutuhkan ini. Aku tidur di studio." Junho meletakkan jaket itu diatas meja Nichkhun dengan hati-hati. Ia melihat kearah hyungnya yang memandang kearah lain, dan menghela nafas. "Terima kasih sudah memikirkanku," Ia hampir berkata, tetapi ia menggigit bibirnya. Hyungnya marah padanya; ia tidak mau menngatakan hal itu. Ia melihat seluruh situasi sebagai tantangan dan itu berarti jika ia mengatakan hal itu ia kalah. Jadi Junho tidak mengatakannya dan pergi meninggalkan hyungnya di belakangnya.

Nichkhun memukul dirinya sendiri pelan. "Bodoh, jangan berharap terlalu cepat," Ia bergumam pada dirinya sendiri. "Dia itu bodoh! Ia tidak akan menyadarinya."

Tetapi diluar, di dapur, selagi menyiapkan sarapan terbaik yang bisa ia buat untuk Nichkhun, sementara tukang masak di rumah itu, Junsu dan Wooyoung, sudah pergi, Junho mulai merasa kesepian. Itu adalah awal dari perasaan buruk yang ia tahu dengan baik, dengan sesuatu yang tercampur didalamnya Junho tidak tahu itu apa, tetapi itu membuatnya merasa seakan ada sesuatu di tenggorokannya. Ia menelannya bulat-bulat.

Mungkin mereka tidak terlalu membenciku, pikir Junho. Mungkin, seperti Nichkhun, mereka benar-benar peduli padaku apakah aku sakit atau sedih... Oh, apa yang sudah kau lakukan Junho, bahkan kau tidak mempercayai ini. Mereka hanya bermain permainan denganmu; Mereka akan segera merasa bosan. Mereka ingin melihatmu sedih dan meminta maaf dan mereka akan menggodamu karena itu.

Suara kecil mengatakan padanya ia salah kali ini; bahwa ia mengambil sisi yang salah sebuah koin, bahwa ia benar-benar bodoh dan harus berhenti melakukan ini sebelum terlambat, tetapi Junho tidak mendengarkannya sekali lagi. Itu adalah Junho yang baik yang berbicara. Junho yang baik tidak seharusnya keluar selagi Junho berpikir tentang hal-hal seperti ini. Itu bisa (dan akan) menunggu sampai Junho berlibur dan kembali ke rumahnya di Ulsan.

-2PM-

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
LUCIVER #1
Chapter 14: Kerenn
lanjut yaa
mannuel_khunyoung
#2
Chapter 13: aghhhrkkkk , baru komen sekarang.

fix,ini bukan sekedar ff , tapi banyak makna yg mau disampaikan.


terimakasihuntuk autor yg membuat ff ini,dan thx juga utk nunna yg telah nge translatin ini :) terharuh,plis updaaate nun
TikaChan
#3
Chapter 12: ff ini mengandung banyak arti, mengagumkan

Di tunggu next chap nya
channuneo90 #4
Chapter 11: cepet update ya,author-nim...
ditunggu chapter selanjutnya :D
pengen lihat mereka kayak dulu,kasian junhonya.....
TikaChan
#5
Chapter 9: aigoo tuh junior songong amat yak

setiap baca ini ff rasanya campur aduk

update soon !!!
mannuel_khunyoung
#6
Chapter 9: Huaaaaaa ini kok angst yah nun??? :,( kok angst cobaaaa

atau aku yg ngerasa sedi ma junho?ntalah kkk

udah mau bahagia nih asyyiiik

bener,ternyata bang taec.berharap dpet bombastis wkkwwkwk

jaeho!dari awal tuh orng bru junior ajah kurang ajar!rasain!

fighting nuuuuuuun.cpet update ye o.o :3 ^^
mannuel_khunyoung
#7
Chapter 8: Ohooooooouuu

chan,woo (tpi kan blum deket)khun,baru siapa lagi?asyiik

o y nun,pas kemarin aku bca yg aslinya (masih chap ini lagian -,-) aku lupa komentar.

aku mau nanya nun,cygs itu memang ada ya?wkwkwk

yesss junho bener2 imut disini -_- :v hahahaha mau lanjut baca nih nun,senengnya update dua x wkwwk
mannuel_khunyoung
#8
Chapter 7: ehem ehem *senngnyaaaaah* nun,catfish bukan ikan lele yah? hehehe :3

bg chan udah, bg woo masih setengah.

menurutku pasti yg pertama ini bg taec or bg khun tpi kok lbih yakin bg minjun ya wkwkwk O.o

Thxxxxxxxxx nunnnaa udaaaaah mau updaaateeeee ff iniiiii senenngyaaah:apalagi liat tingkah junho #adorable-ny mulai keliatan wkwkwk
mannuel_khunyoung
#9
Chapter 6: seneeengnya nunna update :3

sebenarny aku udah baca ini kemarin nuna (yg original,tpi brhubung bhs inggrisku kurang baik,jdi beruntung ada translate-an nuna,kata2 yg kemarin ngk kutahu muncul semua disini hehehe) cepet update nun :3

tpi kayaknya nanti endingnya ini bakaln sedih yah nun?(aku blum bca sih nun,cuman bru liat koment2an ff nya hehehe)

fighting nunnnaaaaaaaa!
mannuel_khunyoung
#10
Chapter 5: Ohhhhhh GOD!

pleaseeeee nunnnnn update cepet..
kasian ma junhooooooo T.T