Explanations and Japan Trip

Unfamiliar Feeling of Familiar Loneliness (Indonesia Ver.)

-2PM-

Namyoung melihat Junho dengan tatapan tidak percaya.

Satu, dua, tiga, salah gerakan, satu, dua, tiga, lupa bagiannya, satu, dua, tiga, terjatuh lagi, satu, dua, tiga...

Ada apa dengan anak ini?

Satu, dua, tiga, Junho terjatuh sekali lagi dan melihat ke member lainnya sebelum bangun perlahan, satu, dua, tiga...

Yang lainnya juga tidak membantunya... Apa yang sedang terjadi?

Satu, dua, tiga, Taecyeon menginjak kaki Junho dan Junho terlihat kesakitan tetapi itu tidak menghentikan mereka, satu, dua, dan tiga...

Okay, cukup, apa yang sebenarnya mereka lakukan?

"Cukup!"

Teriakan tajam Namyoung membuat keenam laki-laki itu segera berhenti. Wooyoung dan Nichkhun berbalik untuk melihat apa yang membuat Namyoung marah. Namyoung melihat kearah Junho, yang melihat ke pantulan dirinya sendiri dengan tatapan sedih dan menunggu Namyoung berbicara, meskipun ia terlihat kacau dan kesepian, selagi ia mencari tahu apa yang membuat maknae kedua bertingkah seperti ini. Junsu menyadari pandangannya dan melihat pada Junho juga, dengan perasaan bersalah dan kesedihan yang tampak dimatanya, sebelum melihat ke Namyoung lagi.

Namyoung menghela nafas. "Cukup untuk hari ini," Katanya, tidak benar-benar bermaksud menghentikan mereka hanya saja ia tidak bisa terus melihat Junho membuat kesalahan kikuk. "Latihan selesai. Karena kalian tidak punya jadwal lain hari ini, pergi dan beristirahatlah. Kalian akan berangkat ke Jepang besok pagi." Keenam laki-laki itu membungkuk dan bergumam "Terima kasih" dengan bingung, tetapi Namyoung menghentikan salah satu member. "Junsu, kau tetap disini." Member tertua itu terlihat lebih bingung, tetapi ia mengangguk dan berhenti membereskan barang-barangnya. Member lainnya pergi setelah mengucapkan selamat tinggal pada Namyoung dan memberi tatapan semangat pada Junsu. Ia hanya mengangguk dan mengatakan pada mereka untuk berhati-hati di jalan. Hanya Junho yang tidak melihat kearahnya, dan Junsu juga tidak mengatakan apapun. Melainkan ia melihat belakang 'Junbrother'nya dan menggigit bibirnya sambil berpikir keras.

Setelah mereka semua pergi, Namyoung berjalan ke sebelah Junsu dan menaruh tangannya di bahu Junsu dengan erat. Junsu melihat kearahnya dengan sedikit kebingungan menghiasi wajahnya. "Aku tidak yakin jika kau memperhatikannya juga, tetapi Junho terlihat kacau. Ia sudah seperti ini selama lima hari belakangan dan aku tidak melihat kalian berbicara satu sama lain dalam waktu yang lama. Aku mendapatinya kelelahan karena latihan beberapa malam yang lalu, jika aku tidak menyuruhnya pergi, ia seperti akan terus menari sampai pingsan. Apa kau punya ide mengenai hal ini?"

Junsu mengambil nafas dalam-dalam dan mengusap dahinya lelah. "Aku tahu apa masalahnya," ucapnya dan tiba-tiba, ia melihat yang lebih tua lebih dalam dari seharusnya. Namyoung mengguncangkan bahunya meyakinkannya. Junsu kembali melanjutkan setelah beberapa saat. "Kami bertengkar dengan Junho. Kami semua. Kami memutuskan kami tidak akan berbicara padanya kecuali dia minta maaf. Ini sudah beberapa minggu. Dua hari yang lalu ia bertengkar dengan Taecyeon dan bersumpah bahwa ia tidak akan pernah menjadi saudara kami lagi. Ia bilang kita semua bukan teman lagi." Junsu menghela nafas sedih. "Hal seperti ini telah terjadi dalam waktu yang lama, tetapi ia tidak pernah mengatakan hal seperti ini sebelumnya. Ia seperti bermaksud benar-benar melakukan ini. Itulah mengapa ia menjadi kacau. Ia bilang ia ingin pergi berlibur dengan Jo Kwon, tapi aku tidak yakin kapan atau mengapa."

Namyoung mengangguk dan menjatuhkan tangannya dari pundak Junsu. "Kenapa kalian bertengkar?" Ia bertanya pada Junsu saat ia duduk bersila di lantai. Ia duduk disebelahnya dan mendengarkan dengan cermat selagi ia mulai menjelaskan.

"Taecyeon yang pertama bertengkar dengan Junho pertama kali... Junho terus mengejeknya mengenai ketidakmampuannya dalam menari dan membuat lagu sementara ia sangat sempurna di keduanya. Ia melakukan hal yang sama kepada Chansung, bertingkah seakan ia lebih baik daripada Taecyeon, tapi Taecyeon merasa terhina dan benar-benar marah. Ia mengatakan pada Junho bahwa ia tidak bagus dalam apapun dan alasan ia menjadi member 2PM adalah aku dan Jay. Junho terlihat syok tetapi aku tahu itu melukainya, sangat dalam. Ia pernah berkata bahwa ia merasakan hal seperti itu beberapa tahun lalu, bertanya padaku jika ada member lain yang berfikir seperti itu juga, dan aku bilang tidak ada. Ketika ia mendengar itu dari Taecyeon, ia merasa terluka. Kau tahu, saat kita masih training, Junho tinggal sendirian di pojokan dan dia tidak berbicara terlalu banyak. Aku merasa kasihan padanya karena ia selalu terlihat sedih dan kesepian. Itu semua karena dia merasa ia tidak pantas berada disini dan tidak berbakat, seperti yang ia katakan dua tahun setelah kita debut. Ia terlihat seperti Junho di masa itu lagi, sedih dan terasingkan, tetapi ia mengangkat dagunya dan berkata Taecyeon hanyalah sampah dan mereka mulai berargumen. Mereka berdua mengatakan hal-hal kasar dan Junho pergi meninggalkan ruangan tanpa melihat kebelakang, berakting seakan ia mengabaikan kami semua.

Setelah pertengkaran itu," kata Junsu sambil memainkan sepatunya. "Chansung berhenti berbicara dengan Junho. Saat kutanya mengenai itu, ia bilang ia pikir Taecyeon benar dan ia tidak mau Junho terus bertingkah seperti ini; bahwa tidak berbicara dengannya adalah ide Taecyeon. Taecyeon percaya itu akan membantu Junho melihat betapa menyakitkan kata-katanya. Aku pikir itu ide yang paling konyol, naif dan kekanak-kanakkan yang pernah kudengar, tetapi aku tidak mengatakan apa pun. Junho mencoba berbicara dengan keduanya tetapi ketika ia tidak mendapat respon ia berhenti dan, lebih daripada mengejek satu sama lain, mereka tidak berbicara satu sama lain sama sekali. Suatu hari, Junho pergi ke kamar Wooyoung dan aku mendengarnya dan Wooyoung berteriak. Aku tidak tahu apa yang terjadi disana, tetapi Wooyoung terlihat ingin menangis dan Junho berjalan cepat ke kamarnya seperti akan meninju sesuatu. Aku ingat aku mendengarnya mengunci pintu dan aku mendengar suara sesuatu patah tetapi Wooyoung gemetaran jadi pertama-tama aku memastikannya baik-baik saja."

Junsu mengelus lengannya sambil berbalik menghadap Namyoung. Sorot matanya penuh rasa bersalah. "Lalu aku... Aku pergi ke kamar Junho. Aku memintanya untuk membukakan pintu kamarnya untukku dan berjalan masuk kedalam ketika ia melakukannya. Ia mengacaukan seluruh ruangannya, tetapi aku tidak mengatakan apapun mengenai itu dan memegang pundaknya. Aku melihat kedalam matanya..." Junsu melihat ke lantai, dengan tatapan terluka. "Aku bertanya padanya untuk menceritakan padaku apa yang mengganggunya, aku memohon padanya untuk membiarkanku berbagi beban yang ada di pundaknya, tetapi ia berkata tidak dan mendorongku menjauh..."

Junho melihat Junsu; ekspresinya gelap dan marah. "Aku tidak ingin berbicara kepadamu. Kenapa aku harus melakukannya? Ini tidak seperti kau berarti untukku. Kenapa kau bertanya padaku apa yang salah? Kenapa kau akan membantuku mengatasi masalahku?"

"Aku hyungmu, Junho-yah," kata Junsu sabar. Cara dongsaengnya melihatnya menyakiti hatinya dan ia ingin menolongnya dari kemarahan. "Aku tidak ingin melihatmu sedih..."

"Kau bukan hyungku. Kau bukan apa-apa. Kau hanyalah partner kerja. Hubungan hyung-dongsaeng hanya untuk para fans."

Junsu terkejut. Ia tidak pernah mengira ia akan mendengar hal ini dari member lain, terutama Junho. Ia selalu memanggilnya hyung dan bertingkah manja kepadanya, ia akan pergi kepada dirinya (atau kepada Nichkhun) kapanpun ia butuh teman bicara dan Junsu rasa Junho mempercayainya dan melihatnya sebagai hyungnya. Sekarang, ia bilang ia tidak melihatnya seperti itu?

"Tetapi, aku hyungmu... Aku melihatmu sebagai dongsangku yang sesungguhnya..."

"Tetapi aku tidak melihatmu sebagai hyungku yang sesungguhnya," kata Junho, membalikkan badannya dari Junsu dan berjalan menuju tempat tidurnya.

Junsu merasa sakit hati. Ia menelan ludah dan melihat kearah Junho. Ia berbaring diatas tempat tidurnya, melihat langit-langit kamar dengan marah. Sangat tidak mungkin berbicara baik-baik dengan Junho yang sedang marah tetapi Junsu terlalu sakit hati untuk berpikir kesitu. Ia berjalan ke dekat dongsaengnya dan duduk disebelahnya. Junho melihat kearahnya kesal.

"Dengar," ia berkata sambil mengatupkan giginya. "Aku ingin sendirian. Aku tidak bisa berbicara denganmu saat ini."

Junho mengerjap matanya yang mulai berair, mencoba mengabaikan komentar-komentar sebanyak yang ia bisa. "Okay, aku tahu... Tapi... Aku ingin memberitahumu; Kau bisa percaya padaku apapun itu. Aku akan melakukan yang terbaik untuk membantumu, tidak peduli apapun. Aku tidak akan men-judge atau ragu membantu. Aku akan melakukan apapun yang aku bisa. Jika ini mengenai argumenmu dengan Taec, lalu aku akan berbicara padanya dan..."

"Pertama, ini bukan argumen, ini adalah pertarungan gila. Kedua, aku bisa mengatasinya jika aku mau, aku tidak butuh bantuanmu." Mata Junsu membesar. "Jangan katakan hal apapun didepanku, aku bukan anak kecil dan tidak ada orang lain di ruangan ini, lupakan! Dan terakhir, -Aku akan mengatakan ini sekali lagi- aku tidak percaya padamu. Kita adalah saingan, bukankah begitu? Kenapa aku harus mempercayaimu?"

Junsu bergidik ngeri. Dia... Aku kira aku melakukan hal benar, maksudku menjadi hyung mereka; aku kira aku membuat mereka mempercayaiku... Aku kira aku adalah orang tempat mereka bisa membuka hati mereka, bahwa mereka bisa bicara sampai mereka merasa lebih baik... Tapi sepertinya aku tidak bisa melakukan itu..." Ia terlihat seperti akan menangis lagi. Ia mengambil nafas dalam-dalam. "Aku tinggal di kamar sampai Nichkhun datang... Kami berbicara sedikit... Atau mungkin tidak... Aku tidak terlalu ingat. Tapi ia mengatakan padaku ia akan pergi untuk berbicara dengan Junho setelah hari itu, dan saat itu Junho berlaku kasar kepadanya juga... Sejak itu kami tidak berbicara satu sama lain. Aku tidak tahu apa yang memulai pertengkarannya dengan Taec, tapi aku yakin ia berada disitu untuk meminta maaf. Ia bukan orang yang akan pergi dan memulai perkelahian, seperti Taecyeon. Aku cukup yakin Taecyeon lah yang memulai pertengkaran..."

"Taecyeon bisa melakukan itu..." Namyoung mengelus pergelangan tangan kanannya sambil berfikir. "Ia bisa memulai perkelahian, tapi ia tidak pernah bermaksud mengatakan hal-hal yang ia katakan. Aku yakin ia merasa bersalah tentang itu."

"Dia. Dia hanya terlalu bangga dengan permintaan maaf itu."

"Junho dan dia akan menjadi pasangan yang baik," Kata Namyoung sambil tersenyum kecil. "Mereka berdua sama-sama keras kepala."

"Atau musuh yang baik."

"Itu juga."

Junsu mendesah dan bangun. "Well, aku harus pulang. Sudah larut." Ia mengambil tas ranselnya. "Jika kau bisa memikirkan cara untuk membuat keadaan menjadi lebih baik, telpon aku, okay hyung? Karena aku tidak bisa berpikir apa-apa sekarang." Ia berbalik pergi ketika Namyoung mengangguk dan menggumamkan ucapan selamat tinggal, lalu berhenti dan melihat kearahnya. "Ngomong-ngomong, Nichkhun bilang ia akan minta maaf pada Junho karena meninggalkannya sendirian. Aku tidak yakin ia benar-benar melakukannya atau tidak. Aku akan memberitahumu jika kau mau hyung."

"Aku akan senang. Apa menurutmu aku harus memberitahu Jin Young mengenai hal ini?"

"Jangan," Kata Junsu cepat. "Kami akan memberitahunya jika hal ini benar-benar tidak bisa kamu atasi lagi. Jika kita memberitahunya sekarang, ia akan mencoba menyelesaikannya sendiri dan Junho akan lebih tidak mempercayai kami."

"Good point."

"Sampai jumpa hyung, bye."

"Yeah, sampai jumpa."

-2PM-

Saat Junsu pulang, ia menemukan Chansung berbaring diatas lantai, tidur sambil mengigau; sementara Wooyoung sedang membuat makanan. Member lainnya tidak terlihat. Junsu menjatuhkan ranselnya diatas lantai dan berjalan kesamping Wooyoung diam-diam. Member yang lebih muda itu melihat kearahnya dan tersenyum kecil, lalu kembali ke makanannya. Ia sedang membuat ramen untuk dirinya sendiri. Aroma ramen yang kuat mendesak hidung Junsu dan ia baru menyadari betapa laparnya ia. Wooyoung mungkin mendengar suara perut kosongnya karena ia berkata padanya untuk mengambil mangkuk.

"Ada cukup banyak ramen disini," Ia menjelaskan sambil mengambil mangkuk dari tangan Junsu dan mengisinya dengan ramen yang kelihatan lezat. Junsu duduk di kursi dan minum segelas air. "Aku tahu kau akan pulang telat, jadi kupikir untuk membuat lebih. Silahkan," Ia menaruh mangkuk dan sumpit diatas meja dan Junsu menggumamkan "terima kasih" sebelum mulai makan makanannya. Wooyoung mengisi mangkuknya dan duduk di depan Junsu. Mereka makan dalam diam selama beberapa saat sebelum Junsu bertanya.

"Dimana member lainnya? Apa mereka sudah tidur?"

"Mm-hm," Kata Wooyoung pelan. "Mereka semua lelah karena latihan. Aku rasa hanya Nichkhun yang masih bangun. Ia bilang padaku ia akan menonton satu atau dua film."

"Dia bilang dia akan berbicara dengan Junho. Apa dia sudah melakukannya?"

"Dia mencoba," Kata Wooyoung, berhenti makan selama sesaat dan berdiri untuk mengambil minum. "Tapi Junho mengunci dirinya di kamarnya dan tidak menjawab Nichkhun," Ia melanjutkan selagi menuang orange juice kedalam gelas. Ia menaruh kembali kotak juice kedalam kulkas dan kembali duduk dengan gelas berisi orange juice. "Ia mendengarkan musik benar-benar keras sampai beberapa menit yang lalu. Aku rasa ia memutuskan untuk tidur."

"Well, ia mencoba menjauh dari kita. Dia bersumpah tidak menjadi teman kita lagi, kau tahu."

"Yeah..." Wooyoung minum beberapa teguk orange juicenya sebelum menatap Junsu penasaran. "Apa yang Namyoung-hyung katakan padamu?"

"Ah," Junsu menyumpit ramennya lagi. "Dia menanyakanku tentang Junho. Ia menyadari ada yang salah dengannya. Aku mengatakan padanya tentang pertengkaran kita dengan Junho. Aku juga mengatakan padanya untuk tidak memberitahu Jin Young-hyung mengenai hal ini. Aku tahu dia akan mencoba menyelesaikan ini dengan caranya sendiri," Ia mencoba berbicara sepelan mungkin mengingat member lainnya mungkin sudah tidur sambil maju berbisik ke agar lebih dekat dengan Wooyoung. "Dan itu benar-benar tidak akan membantu kita mendapatkan kepercayaan Junho."

"Kau ingin mendapat kepercayaannya," Kata Wooyoung, berbisik. "Aku mau ia minta maaf padaku, itu saja."

Junsu mengangguk untuk menunjukkan pada Wooyoung bahwa ia mengerti apa yang ia coba katakan. "Tapi sungguh... Aku tidak punya ide bagaimana kita akan melalui ini."

"Kita keras kepala, kita semua. Salah satu dari kita harus berhenti."

Junsu mengangguk lagi tetapi tidak mengatakan apa-apa lagi. Mereka berdua makan dalam diam. Ketika mereka selesai makan, Wooyoung membersihkan mangkuk mereka dan menaruhnya di wastafel. Junsu menyenderkan kepalanya keatas meja dan menutup matanya. Ia merasa lelah. Ia membuka matanya ketika ia mendengar Wooyoung berbicara dan melihat ke member yang lebih muda. "Kau tahu, kurasa kau harus berbagi ruangan dengan Junho saat kita pergi ke Jepang besok."

"Kenapa?"

"Mungkin kau akan mendapatinya minta maaf."

Junsu memikirkan tentang hal itu sedikit, lalu ia menggelengkan kepalanya. "Kurasa lebih baik itu Nichkhun atau Chansung. Nichkhun benar-benar sedih tentang ini dan ia akan melakukan apapun agar Junho berbicara dengannya lagi. Ia menyukai Junho. Selama ini mereka cukup akrab."

"Yeah, tapi aku tidak tahu jika itu benar-benar ide yang bagus. Nichkhun mungkin merasa lebih buruk setelah berbicara dengan Junho jika ia mendapat 'Kau bukan teman baikku' lagi. Bull. Aku tidak suka Nichkhun yang depresi."

"Jadi, Chansung?"

"Mm-hm, itu ide bagus." Wooyoung mengucek matanya mengantuk. "Chansung dan Junho tidak benar-benar bertengkar. Mungkin maknae bisa melaluinya sejak ia tidak bertengkar dengannya. Ia juga terkadang terlihat lupa dengan pertengkaran ini. Ia tidak benar-benar ambil bagian dalam hal ini. Mungkin dia akan membantu Junho mengerti situasi yang lebih baik."

"Junho mengerti itu," Ucap Junsu lembut. "Ia mengerti itu buruk. Ia tidak tahu apa kesalahan yang ia lakukan dan kenapa ia harus meminta maaf, tapi ia melihat betapa buruknya itu. Aku rasa ia akan minta maaf pada Taec jika ia tidak mulai berteriak pada Junho. Sebenarnya, aku yakin itu."

"Mungkin."

Junsu melihat Wooyoung menguap lebar. Ia menegakkan kepalanya dan bangun, berdiri disebelahnya. Ia mengalungkan tangannya dipundaknya dan tersenyum tenang. "Aku rasa kita harus melupakan tentang anak-anak kita sekarang," Ia berkata main-main. Wooyoung melihat kearahnya blank. "Kita sudah cukup dengan omongan-orang-tua malam ini," Ia menjelaskan dan tertawa pelan saat Wooyoung tersenyum. "Tidurlah, Youngie. Aku akan bicara pada Chan besok."

"Okay, panda." Kata Wooyoung lalu ia berjalan ke sofa. Junsu tersenyum, lalu ia memutuskan untuk pergi ke kamarnya. Ia tidak lupa mengecek Nichkhun dan melihat lampu kamar orang Thailand itu masih menyala. Ia belum tidur. Ia berpikit untuk masuk ke dalam dan mengatakan pada Nichkhun untuk tidur, tapi lalu ia memutuskan untuk tidak melakukannya. Dia bukan anak kecil. Ia berbalik dan melihat kamar Junho. Pintunya tertutup.

Ia tidak tahu kenapa atau bagaimana, tetapi setelah beberapa menit ia menemukan dirinya sendiri berada di depan kamar Junho, memutar kenop pintu dan menemukan itu tidak terkunci. Ia melangkah kedalam tanpa suara, melihat Junho tertidur dan merasa lebih tenang. Ia pergi ke sebelahnya dan menutupi bahunya dengan selimut 2PMnya, tersenyum ketika ia menyadari maknae kedua masih menggunakan selimut lamanya dan melihat muka damainya. Junho masih seorang anak yang membutuhkan seseorang untuk menggenggam tangannya dan menuntunnya. Junsu ingin melakukan itu, tapi tahu bahwa ia tidak seharusnya melakukan itu. Ia laki-laki dewasa dan ia harus belajar bagaimana meminta maaf.

Ia hanya bisa tersenyum ketika ia menyentuh rambut Junho dengan lembut. Yang lebih muda bergerak perlahan, tapi tidak terbangun. Junsu mendesah, melihat wajah dongsaengnya yang sedang tidur sebelum meninggalkan ruangan.

-2PM-

Junho melihat kearah Junsu saat ia pergi, perasaan bersalah menyelimutinya. Ia tetap melihat kearah hyungnya pergi, merasa seperti idiot karena mengatakan hal-hal buruk. Sisi keras kepalanya mengatakan padanya untuk tidak mempedulikan hal ini, untuk tetap pada keputusannya, untuk tidak mengubah pikirannya, dan, menjadi boneka yang patuh pada sisi gelapnya, ia berbaring diatas tempat tidurnya lagi dan mencoba menyingkirkan segala pikirannya tentang Junsu dari kepalanya.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
LUCIVER #1
Chapter 14: Kerenn
lanjut yaa
mannuel_khunyoung
#2
Chapter 13: aghhhrkkkk , baru komen sekarang.

fix,ini bukan sekedar ff , tapi banyak makna yg mau disampaikan.


terimakasihuntuk autor yg membuat ff ini,dan thx juga utk nunna yg telah nge translatin ini :) terharuh,plis updaaate nun
TikaChan
#3
Chapter 12: ff ini mengandung banyak arti, mengagumkan

Di tunggu next chap nya
channuneo90 #4
Chapter 11: cepet update ya,author-nim...
ditunggu chapter selanjutnya :D
pengen lihat mereka kayak dulu,kasian junhonya.....
TikaChan
#5
Chapter 9: aigoo tuh junior songong amat yak

setiap baca ini ff rasanya campur aduk

update soon !!!
mannuel_khunyoung
#6
Chapter 9: Huaaaaaa ini kok angst yah nun??? :,( kok angst cobaaaa

atau aku yg ngerasa sedi ma junho?ntalah kkk

udah mau bahagia nih asyyiiik

bener,ternyata bang taec.berharap dpet bombastis wkkwwkwk

jaeho!dari awal tuh orng bru junior ajah kurang ajar!rasain!

fighting nuuuuuuun.cpet update ye o.o :3 ^^
mannuel_khunyoung
#7
Chapter 8: Ohooooooouuu

chan,woo (tpi kan blum deket)khun,baru siapa lagi?asyiik

o y nun,pas kemarin aku bca yg aslinya (masih chap ini lagian -,-) aku lupa komentar.

aku mau nanya nun,cygs itu memang ada ya?wkwkwk

yesss junho bener2 imut disini -_- :v hahahaha mau lanjut baca nih nun,senengnya update dua x wkwwk
mannuel_khunyoung
#8
Chapter 7: ehem ehem *senngnyaaaaah* nun,catfish bukan ikan lele yah? hehehe :3

bg chan udah, bg woo masih setengah.

menurutku pasti yg pertama ini bg taec or bg khun tpi kok lbih yakin bg minjun ya wkwkwk O.o

Thxxxxxxxxx nunnnaa udaaaaah mau updaaateeeee ff iniiiii senenngyaaah:apalagi liat tingkah junho #adorable-ny mulai keliatan wkwkwk
mannuel_khunyoung
#9
Chapter 6: seneeengnya nunna update :3

sebenarny aku udah baca ini kemarin nuna (yg original,tpi brhubung bhs inggrisku kurang baik,jdi beruntung ada translate-an nuna,kata2 yg kemarin ngk kutahu muncul semua disini hehehe) cepet update nun :3

tpi kayaknya nanti endingnya ini bakaln sedih yah nun?(aku blum bca sih nun,cuman bru liat koment2an ff nya hehehe)

fighting nunnnaaaaaaaa!
mannuel_khunyoung
#10
Chapter 5: Ohhhhhh GOD!

pleaseeeee nunnnnn update cepet..
kasian ma junhooooooo T.T