A(nother) Silent Acceptance

Unfamiliar Feeling of Familiar Loneliness (Indonesia Ver.)

Akhirnya hening.

 

Semua telepon khawatir dari Nichkhun; semua ceramah dari Jinyoung; semua pandangan tidak setuju dari Namyoung; Kekhawatirannya mengenai Taesung; rasa sakit di punggungnya... Semuanya telah menghilang sekarang. Ia akhirnya tinggal sendirian.

 

Ia sendirian di dalam dorm. Member-member lainnya -Untuk beberapa alasan yang Junho tidak tahu- memutuskan untuk tinggal di Jepang beberapa hari lagi. Junho diberitahu bahwa member lainnya bekerja sesuatu yang tidak melibatkan Junho dan ia harus tinggal di dalam dorm sampai member-member lainnya datang. Junho tahu bahwa ia tidak perlu bertanya apapun ketika Namyoung tidak memberitahunya detailnya. Jika ia perlu tahu, sang koreografer akan memberitahunya. Jadi ia menunggu, berbaring diatas sofa dan tidak memperhatikan apapun, selagi menunggu member-member lainnya muncul.

 

Sudah seminggu sejak ia pergi ke S2eS Entertainment dan menuntut Jaeho untuk dipecat. Ia ingat tatapan ketakutan terlihat di wajah manajer mereka; ia terus memohon pada Junho untuk tetap diam dan membiarkannya mengatasi issue ini, tapi Junho tidak bisa membiarkan issue ini lepas dari genggamannya. Ia akhirnya menemukan cara untuk menyelesaikan issue-issue diantara dirinya dan para member; dan dia tidak akan membiarkan kesempatan ini terlewat begitu saja.

 

Ia mengambil handphonenya -yang berserakan disuatu tempat diatas lantai bersama beberapa selimut dan sebuah box pizza kosong- untuk mengecek jika ada message yang masuk. Tidak ada. Para member lainnya tidak meneleponnya untuk waktu yang lama, tidak seperti Taesung yang akan meneleponnya hanya untuk bertanya apakah ia bangun tengah hari. Ia seperti anak kecil. Ini seperti punya hewan peliharaan kecil disekitarmu. Ia bertingkah disekitar Junho seakan Junho adalah idol terbaik dan Junho menyukai perhatian.

 

Ia merasa buruk terhadap Taesung. Grupnya berada diambang kebubaran karenanya. GCYS seharusnya comeback bulan ini dan sekarang, tidak ada satu fans pun yang ingin melihat mereka diatas panggung. Mereka berada disituasi yang lebih buruk dari 2PM saat itu; dimana tidak ada fans di sisi mereka. Situasi mereka saat ini bahkan semakin buruk dengan adanya para 'sasaeng fans'; mereka merusak masuk dorm mereka dan mencuri komputer mereka, hadiah-hadiah dari para fans, pakaian mereka. Semua yang bisa mereka temukan hilang dalam satu hari.

 

Junho tahu apa yang Jaeho katakan lewat account Twitternya. Ia tahu apa yang ingin anak itu lakukan untuk menebusnya. Ia tahu hal ini sebelum ia pergi ke S2eS dan ia telah memutuskan untuk mengorbankan dirinya, menimpakan segala kesalahan terhadap dirinya jika para netizen mulai menanyakan tentang pembubaran 2PM - Ia tahu ada kemungkinan itu dan ia mengambil resiko tersebut.

 

Tapi hal itu tidak terjadi. Para netizen masih mendukung mereka, kecuali beberapa yang masih mencoba membawa kontroversi kembali. Junho lelah dengan mereka; ia lelah dengan semua hal terkait fans dan anti-fans. Ia ingin tidur, ia ingin makan apapun yang diinginkannya; tapi yang terpenting, ia ingin tetap bisa mempunyai sahabat sesungguhnya.

 

Ia ingat Chansung berbicara tentang hal ini beberapa saat lalu. "Uang dan popularitas bisa meracuni persahabatan. Bahkan hal paling bersih dan murni bisa ternodai oleh ketamakan. Saat kamu memilih untuk meraih mimpimu, terkadang kamu lupa untuk meraih tangan orang lain yang juga ikut menaiki tangga bersamamu. Kamu membiarkan mereka jatuh kedalam kegelapan, bersama persahabatan dan cinta mereka terhadapmu." Ia sekarang mengerti apa yang ingin maknae itu katakan. Ia serakah di banyak aspek dan ia membiarkannya mempengaruhi keputusan-keputusannya.

 

Ia melihat layar handphonenya lagi, tidak bisa memutuskan apakah ia harus menelepon Nichkhun atau tidak.

 

Ia merenungkan pertengkaran mereka selama beberapa saat. Ia tidak tahu mengapa ia membiarkan kemarahan merasuki dirinya. Ia mengatakan hal yang tidak ingin ia katakan, kepada mereka yang selalu memaafkannya. Ia dipukul oleh Wooyoung, demi Tuhan! Dan sekarang, seperti biasanya, mereka memaafkannya. Wooyoung mulai berbicara padanya meskipun ia belum meminta maaf; Nichkhun menerima permintaan maaf diamnya, tapi meski begitu jelas terlihat bahwa Nichkhun yang mencoba berbicara padanya. Ia bahkan tidak berfikir tentang Chansung; sang maknae yang tidak pernah marah padanya.

 

Tetapi hal-hal yang ia katakan pada Junsu dan Taecyeon sangat kasar. Biasanya, ketika mereka berkelahi, Junsu akan datang padanya, berdiri di depan pintu kamarnya dan melihatnya dengan tatapan tegas seolah mengatakan bahwa seharusnya kamu merasa bersalah tetapi aku terlalu peduli padamu dan tahu bahwa kamu tidak akan pernah melakukannya, dan meminta maaf. Taecyeon akan cemberut dan menatap tajam selama beberapa hari, sebelum akhirnya mendorongnya pelan (yang mana biasanya menyebabkan ia jatuh berlutut dan Taecyeon mulai tertawa diam-diam) dan mengatakan padanya untuk berhenti marah.

 

Ia bahkan tidak bisa membayangkan Taecyeon ataupun Junsu melakukan hal tersebut setelah pertengkaran mereka ini.

 

Ia mendesah dalam-dalam dan melempar handphonenya sekali lagi. Lagipula ia tidak mengharapkan telepon masuk. Member lainnya sedang sibuk; mereka mungkin lupa tentang Junho.

 

Ia bangun dan berjalan menuju dapur. Tidak ada apa-apa di dalam kulkas selain sekaleng sup dan sisa mie yang Junho masak dua hari yang lalu. Ia mengambil sisa mie tersebut dan mulai memanaskannya. Bahkan baunya tercium sangat lezat dan ia bisa merasakan perutnya bergetar. Ia belum makan apapun sejak pagi.

 

Ia hendak mengambil sumpit dan mulai makan saat ia mendengar suara bel pintu. Ia berdiri selama beberapa menit, tidak bisa menduga apa yang terjadi. Biasanya, kecuali mereka memesan sesuatu online, tidak ada seorang pun yang akan datang ke rumah mereka tanpa pemberitahuan. Ia menaruh piring diatas meja dan berjalan menuju pintu. Ia ragu beberapa saat, takut bahwa ia harus berhadapan dengan beberapa sasaeng fans, tapi meski begitu ia tetap membuka pintu.

 

Seorang laki-laki asing. Ia melihat laki-laki itu beberapa saat dan menunggunya mengatakan sesuatu, tetapi laki-laki itu terlihat seolah ia sedang melihat hantu. Aku mungkin terlihat seperti zombie, pikirnya ketika ia ingat lamanya ia tidur tadi.

 

"Ada yang bisa kubantu?" Tanyanya seramah yang ia bisa. Laki-laki itu mengerjap dan tersenyum lebar.

 

"Ah, ya, saya diberitahu untuk mengirim paket ini untukmu. Ini adalah hadiah dari temanmu di Jepang." Ia memperlihatkan paket kecil dengan kertas diatasnya.

"Tolong tanda-tangan disini," Ucapnya, sambil memberikannya pensil dan menunjuk ke suatu tempat diatas kertas.

 

"Aku... Bisa aku tahu siapa nama teman tersebut?"

 

"Saya diberitahukan bahwa anda akan mengerti siapa mereka setelah membuka paket ini, dan saya tidak diperbolehkan untuk memberitahumu identitas pengirim."

 

"Bagus..." Ia berbisik dibawah nafasnya dan menandatangani kertas tersebut. "Terima kasih banyak."

 

Ia mengambil paket dari laki-laki itu. Laki-laki itu, yang merupakan tukang pos, mengambil kertas dari paket dan membungkuk, sebelum ia berbalik pergi. Junho berdiri sejenak, sebelum ia menutup pintu dan membawa paket ke ruang tamu.

 

Ia menginspeksi paket mencurigakan itu beberapa menit. Ini terlihat seperti paket biasa; dengan sedikit selotip cokelat. Ia mengira ini bisa jadi hadiah dari fans, tapi tidak ada gambar hati atau surat yang terlihat. Dengan hati-hati ia membuka boxnya, takut akan hal aneh yang tiba-tiba loncat ke mukanya dan membunuhnya.

 

Namun, tidak ada yang terjadi.

 

Tidak ada apa-apa di dalam box, kecuali sebuah notebook kecil. Ia mengambil notebook itu perlahan dan membukanya. Itu hanya sebuah notebook kosong.

 

Tidak, itu bukan notebook kosong.

 

Junho menyadari sebuah gambar terselip diantara lembaran kosong. Ia mengambilnya dan melihat dirinya dan teman-teman grupnya yang melihat kearah kamera dan memperlihatkan ekspresi yang aneh. Mereka terlihat sangat bahagia, beberapa duduk diantara pangkuan yang lainnya, beberapa duduk di bagian belakang sofa, dua diantara mereka berbaring diatas lantai menimpa satu sama lain.

 

Gambar itu diambil bertahun-tahun yang lalu, ketika mereka semua masih rookies.

 

Sekarang ia ingat. Itu adalah hari ulang tahunnya. Sepanjang hari, semua member berakting seakan mereka lupa tentang Junho, dan menjalani hidup mereka masing-masing. Junho tidak mengatakan apapun, hanya melakukan hal yang harus ia lakukan selama photo-shoot sampai ketika tiba-tiba Jokwon berlari padanya dengan tatapan horor dan mengatakan padanya untuk pergi ke kamar ganti, salah satu member lainnya membutuhkannya secepatnya. Ia ingat ia berlari menuju ruangan, menemukan Taecyeon yang tersenyum jahil dan sebuah kue besar diatas meja, dengan member lainnya yang meneriakan namanya dan bertepuk tangan.

 

Ia merasa seperti dirumah hari itu, setelah sekian lama.

 

Ia menghela nafas merasakan air mata membasahi matanya. Ia ingin kembali ke hari itu. Ia berharap ia tidak pernah melakukan kesalahan itu, tidak pernah mengatakan hal-hal itu kepada teman-temannya, untuk kesekian kalinya sejak kecelakaan dengan Wooyoung.

 

Itu ketika ia menyadari ada kalimat pendek yang tertulis dibalik gambar. Ia membaliknya dan membacanya.

 

Kita belum berubah.

 

Junho merasakan senyumannya melebar. Ia menggelengkan kepalanya dan melihat gambar itu sekali lagi.

 

"Kenapa kalian selalu melakukan ini kepadaku?" Ia berbisik pelan dan mengambil handphonenya. Ia menekan nomor seseorang, yang saat ini sangat ingin ia berbicara padanya, sambil masih memegang gambar foto dengan erat ditangannya.

 

Ia mendengar suara lelah menjawab di handphonenya. "Ada apa?"

 

"Hey, Junsu-hyung..."

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
LUCIVER #1
Chapter 14: Kerenn
lanjut yaa
mannuel_khunyoung
#2
Chapter 13: aghhhrkkkk , baru komen sekarang.

fix,ini bukan sekedar ff , tapi banyak makna yg mau disampaikan.


terimakasihuntuk autor yg membuat ff ini,dan thx juga utk nunna yg telah nge translatin ini :) terharuh,plis updaaate nun
TikaChan
#3
Chapter 12: ff ini mengandung banyak arti, mengagumkan

Di tunggu next chap nya
channuneo90 #4
Chapter 11: cepet update ya,author-nim...
ditunggu chapter selanjutnya :D
pengen lihat mereka kayak dulu,kasian junhonya.....
TikaChan
#5
Chapter 9: aigoo tuh junior songong amat yak

setiap baca ini ff rasanya campur aduk

update soon !!!
mannuel_khunyoung
#6
Chapter 9: Huaaaaaa ini kok angst yah nun??? :,( kok angst cobaaaa

atau aku yg ngerasa sedi ma junho?ntalah kkk

udah mau bahagia nih asyyiiik

bener,ternyata bang taec.berharap dpet bombastis wkkwwkwk

jaeho!dari awal tuh orng bru junior ajah kurang ajar!rasain!

fighting nuuuuuuun.cpet update ye o.o :3 ^^
mannuel_khunyoung
#7
Chapter 8: Ohooooooouuu

chan,woo (tpi kan blum deket)khun,baru siapa lagi?asyiik

o y nun,pas kemarin aku bca yg aslinya (masih chap ini lagian -,-) aku lupa komentar.

aku mau nanya nun,cygs itu memang ada ya?wkwkwk

yesss junho bener2 imut disini -_- :v hahahaha mau lanjut baca nih nun,senengnya update dua x wkwwk
mannuel_khunyoung
#8
Chapter 7: ehem ehem *senngnyaaaaah* nun,catfish bukan ikan lele yah? hehehe :3

bg chan udah, bg woo masih setengah.

menurutku pasti yg pertama ini bg taec or bg khun tpi kok lbih yakin bg minjun ya wkwkwk O.o

Thxxxxxxxxx nunnnaa udaaaaah mau updaaateeeee ff iniiiii senenngyaaah:apalagi liat tingkah junho #adorable-ny mulai keliatan wkwkwk
mannuel_khunyoung
#9
Chapter 6: seneeengnya nunna update :3

sebenarny aku udah baca ini kemarin nuna (yg original,tpi brhubung bhs inggrisku kurang baik,jdi beruntung ada translate-an nuna,kata2 yg kemarin ngk kutahu muncul semua disini hehehe) cepet update nun :3

tpi kayaknya nanti endingnya ini bakaln sedih yah nun?(aku blum bca sih nun,cuman bru liat koment2an ff nya hehehe)

fighting nunnnaaaaaaaa!
mannuel_khunyoung
#10
Chapter 5: Ohhhhhh GOD!

pleaseeeee nunnnnn update cepet..
kasian ma junhooooooo T.T