you!!

god play a game on our destiny

-2PM-

 

“Junho tunggu—“ Nichkhun baru saja hendak mengejar Junho kalau saja Minjun tidak muncul di depannya.

 

“Khun! Maaf aku tadi ada pasien. Apa kau sudah lama menunggu?” Tanya Minjun.

 

“Ah—tidak juga hyung… Aku baru saja sampai.” Jawab Nichkhun. Pandangan matanya masih tertuju pada punggung Junho yang menghilang di belokan koridor.

 

“Ayo masuk ke dalam.” Ajak Minjun.

 

Nichkhun mengikuti seniornya itu masuk ke ruangannya.

 

“Bagaimana co-as mu disini?” Tanya Minjun setelah ia dan Nichkhun duduk di sofa yang ada di dekat jendela.

 

“Cukup menarik, rumah sakit ini seolah memiliki pasien yang tidak ada habisnya.” Keluh Nichkhun. Selama seminggu belakangan Nichkhun mendapat tugas jaga malam. Ia jadi jarang sekali pulang ke rumah.

 

“Kau ini terlalu jujur,” Ucap Minjun sambil terkekeh pelan.

 

Nichkhun menunduk malu. Ia melihat-lihat sekeliling untuk mengubah topik pembicaraan mereka. Tanpa sadar matanya tertuju pada berkas yang ada di meja Minjun. Secarik kertas nampak timbul dari dalam map bertuliskan ‘Lee Junho’. Nichkhun berpikir sejenak, berusaha mengingat-ingat sesuatu yang bisa menghubungkan beberapa hal dalam pikirannya.

 

“Hyung! Kau dokternya Junho??” Tanya Nichkhun kaget setelah ia menyadari sesuatu.

 

Nichkhun refleks langsung berdiri dan mengambil berkas Junho dari meja Minjun.

 

“Yack, apa yang kau lakukan?! Kau tidak boleh seenaknya membacanya, itu privasi pasien, PABBO!” Minjun memukul kepala Nichkhun.

 

Seolah tidak mempedulikan kata-kata seniornya, Nichkhun membuka map itu dan terkejut membaca report perkembangan Junho. Perasaan sedih menyesapi dadanya, sekelebat memori-memori indah terputar di kepalanya membuat dadanya semakin sesak.

 

“Kau bisa menyembuhkan ‘dia’ kan hyung?” Tanya Nichkhun pelan.

 

Nichkhun juga seorang dokter (calon). Meskipun ia bukan spesialis jantung, dan sesungguhnya ia memang belum bisa mengambil spesialis apapun. Ia mengerti dengan sangat jelas perkembangan Junho. Mengingat aktivitas yang dijalani Junho sepanjang hari, Nichkhun semakin tahu bahwa resiko kematian Junho bisa melebihi 50 persen.

 

“Kau mengenalnya? Ah iya, tentu saja kau kenal. Dia artis terkenal.”

 

“Dia benar-benar keras kepala. Kau tahu kan menari bisa memperburuk keadaannya. Apalagi ia sering mengadakan konser. Musik-musik yang dimainkannya memang tidak sekeras rock, tapi tetap saja itu tidak baik untuk jantungnya. Aku cuma menyuruhnya istirahat selama satu atau dua bulan saja dia tidak mau.” Cerita Minjun.

 

Nichkhun memberikan map ditangannya ke tangan Minjun, “Hyung, aku permisi dulu…”

 

-2PM-

 

Chansung keluar dari gedung agensinya dengan tampang cemberut. Ia baru saja rapat dengan direksi untuk membahas schedule Junho selama satu bulan ke depan yang dipenuhi dengan persiapan album terbarunya. Chansung kesal dengan para direksi yang benar-benar memadatkan jadwal Junho. Hey, ayolah… Junho juga manusia biasa yang butuh istirahat. Sebenarnya Chansung khawatir pada Junho. Beberapa hari yang lalu ia mendapati Junho meringkuk kesakitan di dalam kamar. Chansung memang tidak melaporkan hal itu ke agensi karena Junho memohon padanya dan mengatakan ia baik-baik saja, tapi Chansung tahu ia tidak baik-baik saja.

 

Chansung meluapkan kekesalannya dengan menendang tempat sampah yang ada di pinggir jalan. Satu hal lagi yang membuat Chansung kesal setengah mati dengan rapat tadi. Junho di jadwalkan tampil di beberapa acara TV bersama soeun.

 

“Lagi-lagi Junho akan menunjukkan kemesraannya dengan cewek itu. Arrrgh!!!” Chansung menahan teriakannya.

 

Sebuah suara menginterupsi kekesalan Chansung, diiringi dengan langkah kaki seseorang yang berjalan mendekatinya, “Permisi, Chansung-ssi?”

 

Chansung menatap bingung pemuda di hadapannya. Pemuda itu mengenakan kemeja berwarna biru kotak-kotak. Meski tidak mengakui, Chansung menyadari ketampanan pemuda tersebut.

 

“Bisa kita berbincang sebentar?” Tanya pemuda itu ramah.

 

-2PM-

 

Nichkhun duduk berhadapan dengan Chansung di sebuah café. Dua gelas capucinno yang sedikit mengepul tergeletak di meja di hadapan mereka.

 

“Perkenalkan namaku Nichkhun Buck Horvejkul. Aku teman, ah ani… Aku—tunangan Jang Wooyoung.” Nichkhun memulai pembicaraan.

 

“Mwo?!?!” Chansung jelas terlihat kaget. Entah terkejut karena mengetahui orang di hadapannya adalah Nichkhun yang telah menyakiti Junho, atau karena dia adalah tunangan Wooyoung, namjachingunya. Ia hampir saja menyembur Nichkhun dengan kopi.

 

“Em… Mungkin ini mengagetkanmu. Mianhae, tapi aku tidak bermaksud begitu. Aku—“ Nichkhun menggaruk tengkuknya. Ia jadi salah tingkah sendiri.

 

Chansung berdiri dan berjalan hendak meninggalkan Nichkhun, tapi dengan cepat Nichkhun mencegat Chansung. “Kumohon, dengarkan penjelasanku terlebih dahulu.”

 

Chansung tercengang mendengar Nichkhun menceritakan sebagian kejadian antara dirinya dan Wooyoung.

 

“Aku harus bertemu dengan Wooyoung. Dimana dia?” Tanya Chansung.

 

“Dia tidak mau bertemu denganmu. Bukankah tadi sudah kubilang, ia memintaku memberitahumu untuk melupakannya dan mencari penggantinya.” Balas Nichkhun.

 

Chansung menatap Nichkhun tajam, “Aku bukan tipe orang yang dengan mudah meninggalkan orang yang aku sayangi hanya karena ketidakberdayaannya. Sebuah hubungan ada karena kehendak dua belah pihak, begitu pula dengan penyelesaiannya.”

 

Nichkhun menyadari sindiran Chansung padanya. Ia berusaha menjaga suaranya tetap tenang.

 

“Jadi kau berniat untuk tidak melepaskannya huh?” Nada bicara Nichkhun sedikit meninggi.

 

“Apapun yang ingin kulakukan tidak ada hubungannya denganmu.” Desis Chansung. Tangannya sudah terkepal kencang di bawah meja.

 

Nichkhun balik menatap Chansung marah, “Tentu saja ada. Dia tunanganku, dan kau bisa saja menyakitinya!!!”

 

Sifat posesif Nichkhun muncul begitu saja. Membayangkan Chansung akan menyakiti Wooyoung yang memutuskannya secara sepihak membuat amarah Nichkhun bertambah.

 

“Kau benar-benar namja yang paling brengsek yang pernah kutemui.” Kata Chansung kasar.

 

“Jangan pernah berkata apapun tentangku jika kau tak tahu apa-apa.!” Balas Nichkhun dingin.

 

Baik Nichkhun maupun Chansung, keduanya menatap satu sama lain dengan tatapan sedingin es. Keduanya tidak lagi menunjukkan sopan santun, rasa enggan, atau pun tata karma satu sama lain.

 

“Aku tahu kau. Kau adalah ‘mantan namjachingu’ Junho yang meninggalkannya begitu saja. Kau juga pasti orang yang membuat Wooyoung seperti saat ini.” Tebak Chansung, masih dalam nada dinginnya.

 

Nichkhun tersentak, tapi ia langsung mengendalikan ekspresinya.

 

“Setidaknya aku tidak membiarkan penyakit seseorang bertambah parah padahal aku bisa mencegahnya.” Balas Nichkhun.

 

Mata Chansung membulat sempurna. Ia mengerti kemana arah sindiran Nichkhun dan ini adalah serangan telak baginya. Pancaran mata Chansung yang tadi nya sedingin es kini terlihat kesedihan yang mendalam.

 

“Aku tidak bisa membujuknya. Bagaimana bisa aku menyuruhnya berhenti melakukan satu-satunya hal yang membuatnya terasa hidup?” Ucap Chansung pelan, namun masih bisa terdengar oleh Nichkhun.

 

Nichkhun mengangkat sebelah alisnya. Lalu senyuman aneh mengembang di bibirnya. Ia mulai menyadari situasinya. Nichkhun bahkan tertawa kencang seperti orang gila, karena ia baru saja menyadari sebuah fakta menarik bahwa ia dan Chansung sama-sama terlibat hubungan yang namakan cinta dengan orang-orang yang sama.

 

“Apa menurutmu itu lucu?” Kata Chansung sinis.

 

“Ah mian, aku tidak bermaksud… Apa kau menyukai Junho?” Tanya Nichkhun to the point.

 

Nichkhun tidak memerlukan jawaban secara verbal dari Chansung lagi. Gerak tubuhnya menunjukkan dengan sangat jelas. Bagaimana pipinya merona samar, dan juga tatapan mata Chansung yang bergerak ke segala arah.

 

Dering handphone Chansung menyelamatkannya dari pertanyaan Nichkhun. Chansung melihat nama Junho tertera di handphonenya dan itu malah membuat rona di pipinya terlihat jelas sekarang.

 

“Y-yeoboseyo… Ne Junho-ssi?” Ucap Chansung di telepon. Ia berusaha mengabaikan Nichkhun yang sekarang menertawakannya.

 

“…”

 

“Tidak, aku baik-baik saja. Ada perlu apa?” Chansung berusaha mengendalikan suaranya.

 

“…”

 

“Apa, kau baik-baik saja? Suaramu terdengar aneh. Mungkin sebaiknya kita ke Rumah Sakit. Aku akan segera menjemputmu.” Chansung tak bisa menyembunyikan nada panik dalam suaranya.

 

“…”

 

“Arra, Arra, tak usah berteriak!! Aku akan membelikannya!” Balas Chansung dengan sedikit teriakan karena Junho baru saja berteriak padanya di telepon.

 

“…”

 

“Ne…”

 

Chansung memasukkan handphonenya ke dalam saku, lalu ia meminum kopi yang ada di depannya beberapa tegukan.

 

“Apa terjadi sesuatu dengan Junho?” Tanya Nichkhun.

 

“Itu-bukan-urusanmu.” Jawab Chansung, tetap mempertahankan sifat stay-cool nya.

 

“Aku permisi dulu. Kita akan bicara lagi nanti.” Chansung memberikan kartu namanya pada Nichkhun, kemudian ia segera pergi.

 

Nichkhun membaca kartu nama Chansung sebelum menyimpannya dalam tasnya. Ia menengok ke luar jendela, gerimis. Kopi di gelasnya sudah tidak panas lagi, meski begitu ia tetap menghabiskannya pelan-pelan. Matanya beralih dari handphonenya yang diletakkan diatas meja ke luar jendela.

 

Musik di café itu mengalun lembut, ‘Let it Rain’. Perasaan Nichkhun benar-benar sesuai dengan suasananya saat ini. Pikirannya mulai berjalan-jalan dan pada akhirnya terfokus pada namja yang telah menarik seluruh hidupnya kearahnya, perlahan tapi pasti. Tunangannya, Jang Wooyoung.

 

-2PM-

 

Author's note :

Anyeong semua~ Author is back in this story.

Ohya sebelumnya author mau minta maaf buat semua nya atas keterlambatan update story ini juga FF author lainnya. Author juga mau minta maaf karena ga bisa nyelesaiin semua FF author dalam waktu dekat ini. Author mau hiatus dulu, ada beberapa hal yang harus author fokusin TT, mohon pengertiannya.

Mungkin sesekali, di sela-sela kegiatan author yang mmmm... Author bakal nulis kalo dapet feel dan juga ide hehe :3

See you soon everybody. ^^
Enjoy read~

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
eyessmile14
#1
I dont have karmas yet to vote this fic up btw T^T
eyessmile14
#2
Chapter 13: Seriously, suka banget sama ff ini, author kid. Baru nemu :"D kapan lg bikin ff kaya gini. Kalo boleh kasi kritik, saya rasa alurnya agak sedikit cepat thor penyelesaian masalah chanwoo khunho. But overall, this is good. <3
sabrinanunneo #3
Chapter 13: AHHH SO SWEET BANGEYYYYSSS. UNTUNGLAH TAK ADA YG TERSAKITI DISINI... BTW CHAP NYA KURANGBPANJANG BUAT ENDING LOL... THOR GUD JOBB DEH... THOR EEQUEST DONK.. BUAT CERITA SEGITIGA TAPI OBJEK PREBUTANNYA SI JUNHO.... PLEASEEE.. KHUN WOO RIVAL SERU JUGA.... HEHHEHE
shaxobyarm #4
Chapter 13: khunwoo! chanho! horee!!

so sweet ending
HottestKY #5
Chapter 12: what is this? -_- i want khunyoung!
myrajunho
#6
Chapter 12: I vote forKhunHo ♡
casslah #7
cam back and upvoted! weehoooooooo!