first destiny

god play a game on our destiny

-2PM-

 

Tirai besar terbuka, menunjukkan angka yang menghitung mundur dari 60 pada layar besar berukuran 6x9 m. Para penonton ikut menghitung bersama-sama, siap menanti idola mereka yang ada di balik layar tersebut. Tak sedikit penonton yang berteriak kencang, menyorakkan nama sang idola seakan tak sabar melihat penampilannya.

 

“Are you ready?” Tanya seorang staf di balik panggung.

 

“Ne, I’m always ready.” Jawab sang idola sambil membenarkan posisi micnya.

 

“Junho… Junho… Junho…”

 

“yeaaaaaa, Junho-oppa saranghae-“

 

“We want Junho… We want Junho…”

 

Berbagai sorakan memenuhi salah satu stadium terbesar di Singapure. Sorakan bertambah kencang seiring dengan munculnya Lee Junho, penyanyi korea yang sedang booming di tahun 2013 ini. Saat ini Junho dan kru-krunya sedang menjalani tour showcasenya yang pertama di luar Korea. Mereka akan berkunjung ke Negara-negara di Asia. Singapure, Hongkong, China, Jepang, Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina, dan beberapa Negara lainnya. Semua Negara tempat Junho mengadakan Showcasenya memberikan respon sangat baik. Antusias penonton, tiket yang habis terjual, bahkan beribu-ribu hadiah diterima Junho dari para fansnya.

 

Malam itu, 2000 penonton puas menyaksikan idola mereka bernyanyi sambil menari, menghibur mereka semua.

 

-2PM-

 

Tanpa melepas pakaian showcasenya, Junho tiduran di sofa yang ada di ruang gantinya. Matanya terpejam, bibirnya tertarik ke belakang menunjukkan senyuman di wajahnya. Perasaan senang dan bahagia selalu menyelubungi hatinya tiap kali ia selesai konser. Baginya, sangatlah menyenangkan bisa berpesta bersama para fansnya. Hanya kebahagiaan seperti itulah yang bisa membuatnya lupa akan kekosongan di hatinya.

 

Pintu ruangan terbuka, sesosok namja masuk sambil membawa bingkisan-bingkisan hadiah ditangannya. Bingkisan-bingkisan itu menutupi separuh wajahnya.

 

“Ini hadiah-hadiah dari penggemarmu.” Namja itu menaruh bingkisan-bingkisan tersebut diatas badan sang idola.

 

“Yach, Hwan Chansung… Tidak bisakah kau menaruhnya diatas meja.” Protes Junho sambil menunjuk sebuah meja tak jauh dari mereka.

 

Junho bangun dan memposisikan dirinya duduk diatas sofa, menyisakan sedikit tempat untuk Chansung duduk disebelahnya. Ia mulai sibuk membuka bingkisan-bingkisan dari penggemarnya.

 

“Tentu saja tidak bisa. Bisa-bisa akan ada rumor beredar ‘Lee Junho mengabaikan hadiah-hadiah dari fansnya’.” Ucap Chansung bercanda.

 

“Chan, lihat ini.” Junho memperlihatkan sebuah lilin berukirkan tulisan ‘come to Singapure again’.

 

Chansung mengambil lilin dari tangan Junho dan memperhatikannya dengan seksama,

 

“Ini hanya lilin Junho-ya.” Ucap Chansung.

 

“Tidak bisakah kau melihat nilai seninya? Lihat, ini terukir sangat rapi dan indah.” Junho menunjuk-nunjuk lilin di tangan Chansung.

 

Chansung kembali memperhatikan lilin di tangannya. Menurutnya itu hanyalah lilin biasa. 5 tahun bersahabat dengan Junho tak pernah membuatnya mengerti dengan selera seni Junho.

 

Chansung adalah manajer sekaligus sahabat Junho. Mereka berkenalan di Sowon University. Meski keduanya berbeda jurusan, Junho di jurusan musik sedangkan Chansung di jurusan bisnis dan manajemen, keduanya mulai berteman dekat sejak keduanya sering bertemu di sungai Han, mengenang masa lalu masing-masing.

 

“Apa jadwalku minggu ini?” Tanya Junho sambil membereskan hadiah-hadiahnya.

 

Chansung mengeluarkan smartphone dari sakunya,

 

“Hm… Besok kau bebas sampai jam 3 sore, setelah itu kita akan terbang ke China selama 3 hari.”

 

“Jinjja??” Tanya Junho memastikan. Matanya berbinar-binar membayangkan rencana-rencana apa saja yang akan dilakukannya besok.

 

Chansung mengangguk sambil berdeham pelan, matanya masih fokus pada layar smartphonenya.

 

“Besok kita harus berkeliling Singapure. Kudengar banyak tempat-tempat menarik disini.” Kata Junho antusias.

 

“Ohya ada berapa Negara lagi sampai kita kembali ke Korea?” Tanya Junho lagi.

 

“Tinggal China, Jepang dan Thailand. Kita akan kembali ke Korea 10 hari lagi.” Jawab Chansung.

 

‘Thailand.’

 

Nama Negara itu terngiang di kepalanya, mengingatkannya pada luka batin yang digoreskan seseorang padanya 5 tahun yang lalu. Seketika kepalanya seperti proyektor yang memutarkan memori-memorinya terdahulu, memori indah namun menyakitkan. Ingin Junho melupakan semua kenangan akan orang itu, namun apa daya, masih ada sedikit rasa sayang yang tersisa yang membuat Junho tak mampu melupakan orang itu.

 

“Junho-ya, wae?” Chansung menyadarkan Junho dari lamunannya.

 

“ani, sepertinya aku sudah mulai mengantuk. Ayo kembali ke hotel.” Junho berjalan keluar tapi tangannya tertahan oleh Chansung.

 

Tunggu dulu. Diluar masih ada banyak fans. Kita akan keluar lewat pintu belakang.” Jelas Chansung.

 

Kemudian Chansung segera menghubungi seseorang,

 

“Taec, kami akan keluar lewat pintu belakang, tolong disiapkan aksesnya.” Ucap Chansung di telefon.

 

-2PM-

 

Jang Wooyoung, namja berusia 22 tahun, duduk di depan teras seorang diri. Tangannya memegang segelas cokelat panas. Sesekali ia menyeruput cokelat panasnya, merasakan hangatnya minuman itu di tenggorokannya. Tak berapa lama, seorang namja menghampirinya, menyelimuti tubuh Wooyoung dengan sweater yang dibawanya.

 

“Kau bisa sakit jika terus ada diluar, ayo masuk ke dalam.” Ajak namja tersebut sambil mengambil cokelat panas dari tangan Wooyoung.

 

“Aku suka merasakan angin sore berhembus di pipiku. Angin disini terasa hangat, berbeda dengan di Korea.” Jawab Wooyoung.

 

“Arra, kau bisa keluar lagi besok. Sekarang masuklah, aku tidak ingin kau sakit.” Bujuk namja itu lagi.

 

“Ne, Chagi.” Wooyoung pun menurut pada namjachingunya. Ia membiarkan dirinya dituntun masuk kedalam.

 

“Kau sedang menonton apa chagi??” Tanya Wooyoung, mendengar suara berita yang ia yakini berasal dari televisi.

 

Karena namjachingunya tidak menjawab pertanyaannya, ia memeluk posesif lengan namjachingunya yang ada disebelahnya, kemudian menyenderkan kepalanya ke bahu sang kekasih.

 

“Khunnie-hyung, kau mengacuhkanku.” Ucap Wooyoung manja sambil mempoutkan bibirnya.

 

Nichkhun sedikit tersentak ketika Wooyoung tiba-tiba memeluknya. Meski sudah 4 tahun mereka dijodohkan orang-tua mereka, Nichkhun masih saja belum 100% terbiasa dengan Wooyoung karena hatinya masih menjadi milik seseorang, dari dulu sampai sekarang.

 

“Ah, mian Woo, aku sedang memikirkan skripsiku.” Bohong Nichkhun.

 

“Jadi, sedang menonton apa?” Ulang Wooyoung.

 

“Berita entertainment, tentang penyanyi Korea yang sedang melakukan tour di Asia.” Jawab Nichkhun.

 

“Suaranya bagus. Siapa dia? Seperti apa tampangnya?” Tanya Wooyoung antusias.

 

“Namanya, Lee Junho. Good-looking,” Ucap Nichkhun pelan dan lembut.

 

‘lucu dan menggemaskan, juga sangat menarik.’ Tambah Nichkhun dalam hatinya.

 

"Apa dia juga menari diatas panggung??" Tanya Wooyoung.

 

"hm... Tariannya termasuk yang terbaik diantara semua penyanyi, ia memiliki banyak prestasi dance." Nichkhun mengangguk, matanya terfokus pada layar televisi yang menyorot sebagian aksi panggung Lee Junho.

 

“Sepertinya hyung penggemar beratnya, apa dia tidak melakukan tour di Thailand?” Tanya Wooyoung lagi.

 

Nichkhun tampak berpikir sejenak.

 

“Entahlah Woo, mungkin saja. Wae??” Nichkhun menatap Wooyoung. Topik ini mulai menarik untuknya.

 

“Ayo kita tonton konsernya bersama. Carikan aku tiket vvip untuk konsernya.” Pinta Wooyoung.

 

Nichkhun tidak menjawab. Ia tampak berpikir keras. Wooyoung yang sudah terbiasa dengan perilaku Nichkhun kembali berkata,

 

“Ayolaah Chagi, sudah lama sekali kita tidak keluar bersama. Lupakan sejenak skripsimu itu. Ya ya ya???” Bujuk Wooyoung, mengeluarkan aegyonya.

 

Nichkhun tersenyum melihat aegyo Wooyoung. Ia mencubit pipi Wooyoung dengan penuh kasih sayang, sambil berkata, “Baiklah, akan kuusahakan mencari tiketnya.”

 

-2PM-

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
eyessmile14
#1
I dont have karmas yet to vote this fic up btw T^T
eyessmile14
#2
Chapter 13: Seriously, suka banget sama ff ini, author kid. Baru nemu :"D kapan lg bikin ff kaya gini. Kalo boleh kasi kritik, saya rasa alurnya agak sedikit cepat thor penyelesaian masalah chanwoo khunho. But overall, this is good. <3
sabrinanunneo #3
Chapter 13: AHHH SO SWEET BANGEYYYYSSS. UNTUNGLAH TAK ADA YG TERSAKITI DISINI... BTW CHAP NYA KURANGBPANJANG BUAT ENDING LOL... THOR GUD JOBB DEH... THOR EEQUEST DONK.. BUAT CERITA SEGITIGA TAPI OBJEK PREBUTANNYA SI JUNHO.... PLEASEEE.. KHUN WOO RIVAL SERU JUGA.... HEHHEHE
shaxobyarm #4
Chapter 13: khunwoo! chanho! horee!!

so sweet ending
HottestKY #5
Chapter 12: what is this? -_- i want khunyoung!
myrajunho
#6
Chapter 12: I vote forKhunHo ♡
casslah #7
cam back and upvoted! weehoooooooo!