flashback part 1

god play a game on our destiny

-2PM-

Flashback...

 

“Selamat Nichkhun-ssi, mulai sekarang kau adalah ketua asrama yang baru.”

 

Nichkhun menerima badges ketua asrama dan menjabat tangan gurunya. Sebenarnya Nichkhun tidak terlalu tertarik menjadi ketua asrama, hanya saja ia tidak mau ada orang lain yang mengaturnya apalagi menyuruh-nyuruh dirinya.

 

“Semoga kau bisa menjalankan amanah dengan baik.” Ucap gurunya lagi.

 

 

 

“Terima kasih pak, saya akan berusaha sebaik yang saya bisa.” Ucap Nichkhun ringan. Sekali lagi, senyuman malaikatnya mampu menyembunyikan dirinya yang sebenarnya.

 

Sudah sebulan sejak Nichkhun menjabat sebagai ketua asrama di sekolahnya, Dream High School. Badges ‘DHS’ berkilauan diatas kerah kemeja Nichkhun, menunjukkan arogansi bagi pemiliknya. Meski begitu, Nichkhun hampir tidak pernah mengerjakan tugasnya sebagai ketua asrama. Ia memperdaya beberapa teman asrama nya yang kurang beruntung dengan senyuman malaikatnya.

 

“Woon-ah, apa kau sudah melakukan inspeksi pagi tadi?” Tanya Nichkhun sekedar basa-basi untuk menunjukkan ia ‘sedikit’ bertanggung jawab sebagai ketua asrama.

 

Jinwoon, wakil ketua asrama sekaligus teman baik Nichkhun, membolak-balikkan lembaran yang ada di buku catatan inspeksi.

 

“Sudah. Dan ‘dia’ lagi-lagi membuat masalah.” Jawab Jinwoon sambil menggeleng heran.

 

“Siapa ‘dia’?” Tanya Nichkhun dengan rasa penasaran yang tiba-tiba menghampirinya.

 

“Anak yang berada di kamar 301.”

 

Nichkhun yang sudah menghafal luar kepala nama anak-anak asramanya beserta nomor kamarnya segera mengetahui siapa nama yang dimaksud Jinwoon.

 

“Lee Junho?” Tanya Nichkhun memastikan.

 

Jinwoon mengangguk mengiyakan. “Kau mengenalnya, Khun?”

 

“Tidak. Memangnya hal apa yang ia perbuat?” Tanya Nichkhun sambil menggeleng.

 

“Tadi pagi anak itu berkelahi dengan teman sekamarnya, gara-gara masalah kamar mandi. Temperamen anak itu buruk sekali.” Keluh Jinwoon.

 

“Bukankah perkelahian antar teman sekamar memang sering terjadi? Hukum saja anak itu supaya dia jera.” Ucap Nichkhun acuh.

 

Jinwoon menatap Nichkhun sweetdrop. Ia heran mengapa temannya yang sangat cuek ini bisa ditunjuk menjadi ketua asrama.

 

“Apa kau tidak pernah membaca kotak pengaduan? Semuanya berisi tentang dia. Tidak ada seorangpun yang betah sekamar atau bahkan bersebelahan kamar dengannya.  Semua anak takut padanya. Dengar-dengar dia pernah pulang tengah malam dengan wajah babak belur, hanya saja teman sekamarnya tidak berani melaporkannya karena diancam.”

 

“Jinjja?”

 

“Ne, bahkan anak senior pun tidak berani padanya. Mungkin seharusnya kau bicara padanya sebagai ketua asrama. Beri dia hukuman supaya jera seperti yang kau katakan.”

 

‘Merepotkan sekali.’ Pikir Nichkhun.

 

“Tentu saja, aku akan coba bicara dengannya jika aku sempat.” Ucap Nichkhun dusta.

 

 

 

Langit sore terbentang luas menampakkan keindahannya. Warna biru cerah dengan semburat orange di bagian barat menunjukkan matahari akan segera tenggelam. Sore itu, seperti biasa Nichkhun berjalan melewati taman kota. Pandangan matanya menangkap peristiwa perkelahian yang ada di sudut taman, namun Nichkhun tidak peduli. Ia tetap melangkahkan kakinya, seperti biasanya.

 

Tiga empat langkah kemudian ia berhenti dan menoleh kearah perkelahian. Matanya menangkap sosok berambut merah yang meringkuk ditanah. Nichkhun memicingkan matanya untuk melihat lebih jelas.

 

“Anak itu…”

 

Nichkhun kembali mengingat-ingat berkas Lee Junho, anak bermasalah di asrama. Ia cukup yakin bahwa salah satu orang yang terlibat perkelahian itu adalah dia.

 

“…benar-benar suka berkelahi.”

 

Nichkhun kembali berjalan beberapa langkah sebelum kemudian ia mendengar bunyi jatuh cukup keras yang disertai bunyi retakan.

 

“Anak itu sudah gila.” Komentar Nichkhun dengan mata terbelalak.

 

Anak yang tadinya tersungkur di tanah sekarang berada di atas tubuh salah satu anak yang tadi memukulinya. Tangan kirinya mencengkram kerah baju lawannya, sedangkan tangannya yang satunya lagi memukuli wajah lawannya. Kedua orang lainnya berusaha menyingkirkan anak itu dari temannya.

 

Nichkhun melangkah penasaran kearah perkelahian, bersembunyi di balik pohon besar yang ada di tengah-tengah taman. Ia bisa melihat dengan jelas darah mengalir dari hidung anak yang dipukuli.

 

“Hidungnya pasti patah,” Gumam Nichkhun seperti sedang mengomentari pertandingan sepak bola.

 

Setelah kedua temannya berhasil menarik anak berambut merah dari temannya, mereka langsung membantu temannya berdiri dan pergi. Anak berambut merah, Lee Junho, yang dikenali Nichkhun itu tidak mengejar lawannya. Ia justru berdiri dengan susah payah dan berjalan pincang ke salah satu semak didekatnya. Ia menjulurkan kepalanya kedalam semak, membuat Nichkhun menaikkan sebelah alisnya bingung.

 

Junho mengeluarkan seekor anak kucing dari dalam semak. Ia menggendong anak kucing itu perlahan.

 

“Gwaenchana?”

 

Nichkhun merasakan sesuatu saat mendengar suara nyaring Junho, seakan ada hembusan angin yang membuat lehernya merinding. Ia memperhatikan Junho memeriksa anak kucing itu.

 

“Kakimu terluka…”

 

Nichkhun memegang tengkuknya, melihat Junho berbicara dengan seekor anak kucing.

 

“Jangan khawatir, aku akan mengobatimu.”

 

Junho memeluk anak kucing itu dengan lembut, menggendongnya, dan membawanya pergi dari taman. Meninggalkan Nichkhun yang memandangnya dari kejauhan. Untuk pertama kalinya dalam 17 tahun hidupnya, Nichkhun merasakan debaran di dadanya.

 

 

 

Sejak peristiwa yang ia lihat di taman kota, Nichkhun tidak bisa mengalihkan pikirannya dari anak berambut merah itu. Lee Junho. Ia bahkan sudah menyelidiki identitas anak itu. Tempat dan tanggal lahirnya, keluarganya, masa kecilnya, bahkan kecelakaan yang menimpanya tahun lalu. Bisa dikatakan Nichkhun mengetahui semua hal mengenai Lee Junho. Ia bahkan membaca record kenakalannya setahun belakangan.

 

Setiap hari jumat saat jam makan siang, Nichkhun selalu memperhatikan Junho yang menyelinap pergi diam-diam dari sekolah. Penasaran dengannya, Nichkhun mulai mendekati beberapa teman sekelasnya.

 

“Haneul, apa kau melihat Lee Junho?” Tanyanya pada anak yang duduk di dekat pintu.

 

“Khun sunbaenim,” Anak yang bernama lengkap Kim Haneul itu seakan terkejut melihat Nichkhun berbicara dengannya.

 

“Lee Junho selalu bolos pelajaran Bahasa. Sepertinya dia ke asrama, dan tidak akan kembali ke kelas lagi.”

 

“Apa dia juga sering bolos pelajaran lainnya?” Tanya Nichkhun lagi.

 

“Tidak juga. Sepertinya pelajaran lain jarang.”

 

 

 

Kaki Nichkhun melangkah cepat menuju asrama yang terletak di sebelah timur gedung sekolah utama. Pagi ini ia melihat laporan peringatan di meja kepala sekolah. Peringatan untuk Lee Junho murid kelas 1A.

 

‘Apa yang sedang kulakukan saat ini?’ Gumam Nichkhun saat ia sampai di asrama.

 

Asrama terlihat sepi, karena memang saat itu masih jam sekolah. Bahkan seharusnya Nichkhun juga berada di kelas. Namun Nichkhun tidak bisa berkonsentrasi belajar. Pikirannya terus tertuju pada surat peringatan. Ia tidak bisa membayangkan apabila Junho di skors.

 

‘Anak itu bisa berkelahi seharian.’ Pikiran liar Nichkhun membuatnya tambah tidak tenang. Sikap protectivenya muncul begitu saja.

 

Nichkhun memantapkan diri untuk mengetuk pintu kamar Junho. Selama dua menit Nichkhun mengetuk tapi tidak ada jawaban apapun dari dalam.

 

‘Apa dia tidak di asrama? Kemana anak itu pergi?’

 

Saat Nichkhun hendak mengetuk untuk yang kesekian kalinya, pintu terbuka dan menampakkan sesosok berambut merah yang ia cari.

 

“Kau siapa?” Tanya Junho melihat orang asing di depan kamarnya.

 

Nichkhun bertindak tanpa berpikir panjang. Ia menarik tangan orang yang baru pertama kali berbicara dengannya itu.

 

“Kau seharusnya masuk kelas, kenapa malah berkeliaran tak jelas disini?”

 

Junho menepis tangannya dari Nichkhun, menatapnya aneh.

 

“Mwo?!”

 

“Kau bisa di skors seminggu kalau terus-terusan tidak masuk kelas Bahasa…” Jelas Nichkhun.

 

“Biar saja, apa pedulimu?” Balas Junho sinis.

 

“Lagipula kau ini siapa sih seenaknya saja mengetuk kamar orang lalu menarik tanganku?” Tanya Junho kesal.

 

Nichkhun terdiam. Benar juga kata orang ini. Siapa dia sampai-sampai membuatnya seperti ini?

 

“Aku Nichkhun Buck Horvejkul, ketua asrama.” Ucap Nichkhun memperkenalkan diri.

 

Junho mengangkat sebelah alisnya bingung.

 

“Em, jadi begini, tadi pagi aku melihat laporan peringatan untukmu di ruang kepala sekolah. Pokoknya kau harus masuk pelajaran Bahasa sekarang. Kalau tidak kau bisa di skors seminggu kedepan.”

 

Junho masih menatapnya aneh.

 

“Hey, jangan menatapku seperti itu. Bukankah ini sudah tugasku sebagai ketua asrama untuk memperingatkan anak-anak asrama…” Ucap Nichkhun membela diri.

 

Junho mengerjapkan mata beberapa kali.

 

“Begini Nich…Khun… Hyung,”

 

“Khun saja..” Potong Nichkhun.

 

“Eoh?”

 

“Panggil aku Khun saja.” Jelas Nichkhun.

 

“Ahh, begini Khun. Aku sangat berterima kasih karena kau sudah memperingatkan aku, tapi aku tidak berniat masuk kelas sekarang dan aku juga tidak masalah kalau di skors, jadi kau bisa pergi dengan tenang sekarang.” Ucap Junho panjang lebar.

 

“Bagaimana aku bisa tenang kalau kau akan berkelahi diluar sana?”

 

“Mengapa aku harus berkelahi?” Tanya Junho polos.

 

“Aku melihatmu berkelahi di taman minggu lalu.” Ucap Nichkhun memperjelas pernyataannya.

 

Junho menatap tajam kearah Nichkhun,

 

“Memangnya aku preman yang akan terus-terusan berkelahi?” Ucapnya tersinggung.

 

-2PM-


Anyeong~ Author kembali lagi...

Kali ini author kembali dengan perasaan galau yang luar biasa karena author ga bisa nonton konser 2PM huwaaaa T.T

Dan karena temen author ga mau diajak berbagi kegalauan makanya author mau berbagi dengan para readers aja *evil laugh*

Hayooo ngacung siapa yang senasib sama author >.< !!!

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
eyessmile14
#1
I dont have karmas yet to vote this fic up btw T^T
eyessmile14
#2
Chapter 13: Seriously, suka banget sama ff ini, author kid. Baru nemu :"D kapan lg bikin ff kaya gini. Kalo boleh kasi kritik, saya rasa alurnya agak sedikit cepat thor penyelesaian masalah chanwoo khunho. But overall, this is good. <3
sabrinanunneo #3
Chapter 13: AHHH SO SWEET BANGEYYYYSSS. UNTUNGLAH TAK ADA YG TERSAKITI DISINI... BTW CHAP NYA KURANGBPANJANG BUAT ENDING LOL... THOR GUD JOBB DEH... THOR EEQUEST DONK.. BUAT CERITA SEGITIGA TAPI OBJEK PREBUTANNYA SI JUNHO.... PLEASEEE.. KHUN WOO RIVAL SERU JUGA.... HEHHEHE
shaxobyarm #4
Chapter 13: khunwoo! chanho! horee!!

so sweet ending
HottestKY #5
Chapter 12: what is this? -_- i want khunyoung!
myrajunho
#6
Chapter 12: I vote forKhunHo ♡
casslah #7
cam back and upvoted! weehoooooooo!