break???!

god play a game on our destiny

-2PM-

 

Pada awalnya Lee Junho adalah anak yang baik, dan sangat taat beragama. Ia pergi ke gereja setiap hari, berdoa sebelum dan sesudah melakukan sesuatu, melakukan hal-hal baik, dan sebagainya. Tapi semuanya berubah sejak ia kelas 1 SMP. Hidupnya seakan dijungkirbalikkan oleh takdir.

 

Ketika Junho sekeluarga hendak pergi ke luar negeri, pesawat yang ditumpangi mereka mengalami kecelakaan. Hanya beberapa orang termasuk Junho yang selamat dari kecelakaan itu, namun tentunya bukan tanpa efek apapun. Entah Junho harus bersyukur atas kesempatan yang diberikan oleh Tuhan padanya atau tidak karena orang-tua dan adik perempuannya tidak bisa terselamatkan.

 

Menurut Junho, Tuhan begitu tidak adil padanya karena telah mengambil seluruh keluarganya. Sejak itu Junho berhenti pergi ke gereja. Hidupnya menjadi berantakan. Ia sering berkelahi dengan siapa saja termasuk teman sekelasnya. Tidak ada yang bisa menghentikan Junho. Tidak ada kecuali Nichkhun, kakak kelas Junho.

 

Entah bagaimana asal mulanya terjadi, Nichkhun mulai memasuki kehidupan pribadi Junho. Hanya Nichkhun yang bisa dekat dengan Junho disaat semua teman-temannya takut padanya, dan menghentikan kenakalan-kenakalannya. Hanya Nichkhun yang mengerti Junho, dan mampu mengubahnya kembali ke jalan yang benar.

 

Namun Tuhan kembali bermain-main dengan hidup Junho. Nichkhun meninggalkan Junho begitu saja, sama seperti keluarganya yang pergi dan tak pernah kembali.

 

-2PM-

 

Junho memasuki restaurant Thailand, tempat ia mengadakan meet&greet beserta makan malam bersama 100 orang fansnya. Junho tersenyum lebar, menyapa setiap fans yang ada. Tak jarang juga ia menyempatkan dirinya untuk berfoto bersama atau memberi tanda tangan. Kalau saja para host tidak menarik dirinya untuk duduk di meja yang disediakan mungkin Junho akan terus meladeni fansnya sampai tengah malam.

 

Junho duduk di meja bundar bersama 4 orang lainnya, 1 wanita dan tiga orang laki-laki yang masih sangat muda. Ia tersenyum ramah menyapa semua orang yang duduk disana.

 

“Anyeong semuanya. Terima kasih banyak telah datang di acara ini. Aku sangat senang berada disini bersama kalian semua. Kuharap kalian semua juga menikmati malam ini sepertiku. Selamat makan semuanya.” Ucap Junho di mic kepada semua fansnya di ruangan tersebut.

 

Ia kembali duduk. Makanan mulai disajikan ke tiap-tiap meja, termasuk meja Junho. Suasana di meja Junho terasa hangat. Ternyata hampir semua di meja itu bisa berbahasa korea seperti Junho.

 

“Junho-oppa, namaku Cheeren, aku sangat menyukai lagumu yang berjudul Your Voice. Everytime I listen that song, I always feel that we’re connected.” Ucap gadis cantik yang duduk disebelah Junho menggunakan campuran bahasa Thailand dan bahasa Inggris.

 

“Thank you Cheeren-ssi. Are you happy here?” Tanya Junho dengan pengucapan bahasa inggris yang pasif.

 

“Yeah, ofcourse I’m” Jawab cheeren mantap.

 

“Anyeong Junho-hyung, namaku Jr. dan ini sahabatku Jb. Kami sedang berlibur ke Thailand bersama. Kau tahu, kami penggemar beratmu. Kami sangat suka melihat tarian-tarianmu yang terasa hidup.” Ucap Namja yang mengenakan kaos bertuliskan ‘JJ’. Disebelahnya duduk sahabatnya yang berambut pirang, Jb. Ia tersenyum kagum melihat Junho.

 

Junho membalas dengan senyuman ramah kearah dua orang tersebut.

 

“Anyeong Jr. Jb. Semoga kalian menikmati makanannya.” Ucap Junho.

 

“Junho-ssi? Namaku Jang Wooyoung. Aku menyukai semua lagu-lagumu. Melodi nya terasa lembut dan tidak membosankan.” Ucap Wooyoung.

 

Junho memperhatikan namja berkacamata hitam itu dengan seksama. Saat berbicara, Wooyoung tidak melihat kearah Junho. Padahal Ia duduk tepat disebelah Junho tetapi ia malah memandang ke depan.

 

“Terima kasih. Senang mendengar kau menyukai lagu-laguku.” Junho berkata ramah. Matanya memandang bangku disebelah Wooyoung yang kosong.

 

“Ah iya, tadinya aku bersama namjachingu-ku. Tapi dia ada urusan mendadak. Dia juga penggemar beratmu. Hampir setiap hari ia menonton beritamu.” Cerita Wooyoung.

 

“Benarkah? Kalau begitu sampaikan salamku padanya.” Ucap Junho.

 

-2PM-

 

Hwan Chansung berjalan masuk ke restaurant Thailand tempat Junho mengadakan meet&greet. Ia hendak menjemput Junho kembali ke hotel tempat mereka menginap. Baru saja Chansung hendak membuka pintu, matanya menangkap sosok Wooyoung- namjachingunya yang menghilang 5 tahun yang lalu- tengah berdiri sendirian tidak jauh dari tempat Chansung berdiri.

 

“U-uyoungie??” Panggil Chansung ragu.

 

Wooyoung menoleh ke arah Chansung, berkata dengan suara yang juga meragukan,

 

“Kh—C-chansung?”

 

“Uyoung?? Benar ini kau?? Apa yang terjadi denganmu? Kenapa kau tidak pernah menghubungiku selama ini? Kemana saja kau? Aku dan Minjun-hyung mengkhawatirkanmu, kau tahu?” Chansung memberikan pertanyaan retoris, tanpa memberi jeda untuk Wooyoung menjawab.

 

“B-bagaimana bisa kau disini?” Tanya Wooyoung gugup.

 

“Aku menjemput seseorang.” Jawab Chansung.

 

“Uyoungie aku merindukanmu, bogoshipo.” Chansung memeluk Wooyoung erat. Perasaan senang tiba-tiba membuncah dalam diri Chansung.

 

Chansung melepas pelukannya karena Wooyoung tidak memberikan respon apa-apa, bahkan membalas pelukannya pun tidak.

 

“waeyo chagiya?” Tanya Chansung lembut.

 

Wooyoung sedikit tersentak. Suara husky yang sudah lama tidak ia dengar, suara yang biasanya memenuhi hari-harinya 5 tahun lalu. Pelukan hangat Chansung yang dulu sangat ia rindukan. Entah kenapa Wooyoung tidak merasakan hal-hal seperti dulu lagi, hatinya sudah berubah sekarang.

 

“Mianhae Chansung-ah.” Ucap Wooyoung.

 

“Aku tidak pantas lagi untukmu. Kumohon lupakanlah aku dan cari orang lain yang lebih baik dariku. Kau pantas mendapat yang terbaik.” Ucap Wooyoung pelan namun tegas.

 

Chansung membelalakkan matanya. Tidak pernah terpikirkan oleh Chansung bahwa Wooyoung akan memutuskan hubungannya secara sepihak di saat mereka baru saja bertemu kembali.

 

“T-tapi kenapa?” Chansung kembali memperhatikan Wooyoung dengan seksama.

 

Ia baru menyadari adanya tongkat di tangan Wooyoung. Sepertinya hal kecil itu terlewatkan saat Chansung melihat sosok Wooyoung.

 

“Apa yang terjadi denganmu Uyoungie?” Tanya Chansung. Tangannya membelai pipi Wooyoung lembut.

 

“Seperti yang kau lihat, aku sudah tidak pantas untukmu. Sekarang aku buta Chansung.” Ucap Wooyoung kesal entah pada siapa. Ia kesal pada Chansung yang masih saja memberinya kehangatan, namun ia juga kesal pada dirinya sendiri yang tidak bisa lagi membalasnya.

 

“Kau akan selalu menjadi Woo-baby ku uyoungie.” Ucap Chansung yakin.

 

“Ku-kumohon Chan, jangan membuatku berada di posisi yang sulit.”

 

‘Jangan membuatku merasa tambah bersalah padamu.’ Tambah Wooyoung dalam hatinya.

 

-2PM-

 

Angin malam yang dingin berhembus membuat rambut Junho sedikit berantakan. Bintang-bintang malam bertebaran, seolah turut menemaninya malam ini.

 

“Junho-ssi, masuklah kedalam. Angin malam kurang baik untuk kesehatan. Kau bisa menunggu di dalam.” Ucap salah satu staf acara meet&greet Junho.

 

“Gwaenchana. Aku masih ingin di balkon sebentar lagi.” Ucap Junho tanpa mengalihkan pandangannya dari bintang-bintang malam.

 

“Baiklah, kalau begitu saya ke dalam dulu, banyak yang harus dibereskan. Jika perlu sesuatu jangan sungkan memanggil saya di dalam.” Ucap staf Junho sebelum pergi meninggalkan Junho.

 

“Khun-hyung??” Ucap Junho pelan sembari melihat seorang namja menyetir mobil silver di bawah. Mobil itu memasukki parkiran restaurant tempat Junho berada.

 

Perlu beberapa detik bagi otak Junho untuk memprosesnya. Sesaat kemudian Junho berlari kencang ke bawah, menuju parkiran. Dadanya tak karuan, jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya. Di kepalanya muncul berbagai pertanyaan-pertanyaan yang ingin ditanyakannya.

 

-2PM-

 

Nichkhun baru saja memarkirkan mobilnya. Ia mengambil nafas sejenak sebelum turun.

 

‘Semoga saja Junho sudah kembali ke hotelnya. Mianhae Junho-ya, aku belum siap.’ Batin Nichkhun.

 

Nichkhun mengunci mobilnya, kemudian berbalik. Dan betapa terkejutnya ia mendapati sosok yang ingin ia hindari berdiri di hadapannya dengan nafas yang terengah-engah.

 

“Kh… khunnie hyung. Kau… hhha… tidak bisa lari dariku lagi.” Ucap Junho mantap. Matanya yang sipit menatap lurus ke mata Nichkhun.

 

“J-Junho.” Nichkhun tidak bisa berkata apa-apa.

 

“K-kenapa kau pergi dariku?” Tanya Junho to the point sambil masih berusaha mengatur nafasnya.

 

“Aku minta maaf Junho-ya, aku… aku ada di keadaan yang mengharuu pergi.” Nichkhun bingung bagaimana ia menjelaskan situasinya saat 5 tahun yang lalu.

 

“Jelaskan padaku, kumohon, jangan buat aku jadi gila.” Ucap Junho lirih.

 

“Aku tidak bisa menjelaskannya padamu sekarang Junho-ya. Aku harap kau mengerti. 2 bulan lagi aku akan kembali ke Seoul. Aku akan menceritakan semuanya disana.” Kata Nichkhun sambil memegang pundak Junho dengan kedua tangannya.

 

Nichkhun berjalan pergi melewati Junho. Namun dengan cepat Junho menahan pergelangan tangan Nichkhun.

 

“Ma-mau kemana kau?” Tanya Junho.

 

“Mianhae, aku harus pergi sekarang, seseorang menungguku.” Jawab Nichkhun.

 

“Kau… Kau sudah memiliki orang lain??” Tanya Junho tak percaya.

 

“Aku sudah bertunangan.” Jawab Nichkhun tanpa memandang kearah Junho. Ia tidak sanggup menatap Junho.

 

Air mata Junho mengalir begitu saja. Hatinya hancur dalam hitungan detik. Tangannya tidak lagi mencengkram pergelangan tangan Nichkhun, melainkan mencengkram dadanya sendiri.

 

Nichkhun mengambil kesempatan itu untuk pergi meninggalkan Junho.

 

‘Mianhae Junho, cheongmal mianhae.’ Ucap Nichkhun dalam hati. Ia tahu cepat atau lambat ia akan menyakiti Junho.

 

Tubuh Junho bergetar akan segala emosi yang ada padanya. Kesal, marah, sedih, senang, semuanya bercampur aduk di dalam dirinya. Junho menyenderkan tubuhnya di tiang. Dadanya terasa nyeri. Ia langsung mengambil obat di saku celananya, dan menelannya tanpa air. Rasa pahit obat tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan perasaan hatinya saat ini.

 

Junho mengelap air mata di pipinya. Kemudian ia mengambil iPhone di saku jasnya, dan dengan cepat menghubungi seseorang.

 

“Channie, jemput aku di parkiran mobil sekarang.” Ucap Junho lirih tanpa menunggu balasan dari Chansung.

 

-2PM-

Catatan Author:

HELLO para readers semuanya, mian ya agak lama updatenya... Tugas author numpuk kayak cucian *curhat lagi*. Ceritanya agak gaje yak haha, maklum author pemula.

Thanks so much buat Woo_Woo_Woo sama khunyoungyes yang upvotes cerita author. Author seneng eh pertama kali nya ada yang upvotes hahaha :D

Thanks juga buat para subcribers yang setia nunggu cerita author ^^.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
eyessmile14
#1
I dont have karmas yet to vote this fic up btw T^T
eyessmile14
#2
Chapter 13: Seriously, suka banget sama ff ini, author kid. Baru nemu :"D kapan lg bikin ff kaya gini. Kalo boleh kasi kritik, saya rasa alurnya agak sedikit cepat thor penyelesaian masalah chanwoo khunho. But overall, this is good. <3
sabrinanunneo #3
Chapter 13: AHHH SO SWEET BANGEYYYYSSS. UNTUNGLAH TAK ADA YG TERSAKITI DISINI... BTW CHAP NYA KURANGBPANJANG BUAT ENDING LOL... THOR GUD JOBB DEH... THOR EEQUEST DONK.. BUAT CERITA SEGITIGA TAPI OBJEK PREBUTANNYA SI JUNHO.... PLEASEEE.. KHUN WOO RIVAL SERU JUGA.... HEHHEHE
shaxobyarm #4
Chapter 13: khunwoo! chanho! horee!!

so sweet ending
HottestKY #5
Chapter 12: what is this? -_- i want khunyoung!
myrajunho
#6
Chapter 12: I vote forKhunHo ♡
casslah #7
cam back and upvoted! weehoooooooo!