Turning Point

god play a game on our destiny

-2PM-

 

Mobil sedan berwarna silver melaju kencang di jalan tol. Sang pengemudi menatap jalanan tajam, tenggelam dalam pikirannya. Begitu pula dengan Namja chubby yang duduk di samping bangku pengemudi. Ia menatap kosong, pikirannya melayang ke beberapa saat yang lalu. Keduanya tidak berbicara selama perjalanan. Tidak sepatah kata pun.

 

“Kita sudah sampai.” Ucap Nichkhun datar sambil membuka pintu mobilnya, tak lupa ia membukakan pintu untuk namjachingu-nya, Jang Wooyoung yang tidak berkata apa pun.

 

Nichkhun mengantar Wooyoung sampai ke kamarnya, menyelimutinya, dan mematikan lampu di kamarnya.

 

“Hyung?” Panggil Wooyoung.

 

Nichkhun yang hendak menuju kamarnya berbalik menatap Wooyoung.

 

“Ne… Apa kau membutuhkan sesuatu?”

 

“Eem… Kapan kira-kira aku bisa, melihat lagi?” Tanya Wooyoung ragu.

 

Nichkhun berjalan kearah Wooyoung, duduk di tempat tidurnya, dan membelai sayang rambut Wooyoung yang sedikit berantakan.

 

“Aku akan berusaha yang terbaik untuk mencari donor. Aku sendiri yang akan mengoperasimu nanti, akan kupastikan kau bisa melihat kembali. Tunggulah sebentar lagi.” Ucap Nichkhun penuh keyakinan.

 

“Ne hyung.” Jawab Wooyoung patuh.

 

“Kau tahu, aku bersyukur memilikimu.” Ucap Wooyoung lagi sebelum ia benar-benar tertidur.

 

“Aku tahu Woo,” Ucap Nichkhun pelan.

 

‘Kumohon maafkan aku karena telah merampas kehidupanmu.’

 

-2PM-

 

“Terima kasih semuanya, malam ini kita sudah bersenang-senang bersama selama hampir 4 jam. Aku menyayangi kalian semua.”

 

Lee Junho membuat bentuk hati dengan kedua tangannya untuk semua fans nya di Stadium guangxhu China.

 

“Kalian tahu, aku sungguh masih ingin bersenang-senang bersama kalian. Tapi ini sudah hampir tengah malam. Hmm bagaimana ini?” Junho berbicara di mic, menggoda para fansnya.

 

Wajah Junho sangat bersinar di atas panggung. Ia selalu tersenyum. Senyumannya bertambah lebar ketika para fans nya berteriak memenuhi stadium, “We want more, Lee Junho… we want more, Lee Junho…”.

 

“Baiklah karena ini malam yang special bagi kita,” Junho memberikan wink andalannya, membuat para penonton berteriak histeris.

 

“Aku akan mempersembahkan 1 buah lagu special lagi untuk kalian semuanya.” Teriak Junho sebelum ia menyanyikan lagunya yang berjudul ‘Your Voice’.

 

Melodi lembut mengisi atmosfir di stadium. Junho mulai bernyanyi sambil menari diatas panggung bersama para dancer. Semua mata yang ada disana menuju kearah Junho, sang superstar.

 

Seiring dengan suara musik yang memelan, Junho berjalan pelan tapi pasti menuju belakang panggung. Ia disambut oleh para kru.

 

“Kerja bagus Junho-ssi.” Ucap seorang kru dalam bahasa mandarin.

 

Junho hanya mengangguk sambil tersenyum. Ia berjalan terus menuju ruangannya.

 

-2PM-

 

“Junho, mobilnya sudah siap. Ayo kita kembali ke hotel.” Chansung masuk ke ruangan Junho, memperhatikan Junho sudah tertidur lelap di sofa.

 

Melihat wajah Junho yang tenang dan damai membuat Chansung tidak tega membangunkannya. Chansung mengangkat Junho dengan bridal-style, berusaha membuat gerakan seminimal mungkin agar ia tidak terbangun.

 

Taecyeon sedikit tersentak kaget melihat Chansung mendudukkan Junho di bangku belakang. Ia juga ikut duduk disebelah Junho, membiarkan kepala Junho bersandar di pundaknya.

 

“Ia sudah tertidur pulas.” Kata Chansung membaca ekspresi wajah Taecyeon.

 

“Ooh.” Ucap Taecyeon mengerti. Kemudian ia langsung mengemudikan mobilnya menuju hotel mereka.

 

“Tidakkan menurutmu Junho terlihat aneh belakangan ini?” Chansung membuka pembicaraan.

 

“Entahlah, ia memang terlihat sedikit memaksakan diri. Tapi itu wajar untuk artis-artis yang pertama kali melakukan showcase di luar negeri. Cukup banyak artis yang mengalami hal-hal seperti itu.” Jawab Taecyeon bijak. Pengalaman Taecyeon sebagai bodyguard memang sudah tak diragukan lagi.

 

Chansung mengangguk tanpa arti. Sepertinya hanya ia yang menyadari perubahan aneh dari Junho. Sejak awal Junho memang bukan orang yang terlalu terbuka, bahkan ia cenderung lebih tertutup. Butuh 2 tahun bagi Chansung untuk benar-benar bisa masuk dalam kehidupan Junho. Walaupun mereka berteman, Junho hampir tidak pernah membicarakan kehidupannya padahal Chansung selalu menceritakan hampir seluruh kehidupannya. Entah kenapa Chansung merasakan perasaan tidak enak. Ada yang tidak beres, tapi Chansung tidak tahu apa itu.

 

-2PM-

 

Wooyoung mendengar suara derap langkah seseorang. Pasti itu Khun-hyung, pikir Wooyoung. Ia merasakan panasnya sinar mentari masuk ke kamarnya, memaksanya membuka matanya. Hembusan angin pagi yang segar, aroma bunga lily menyeruak hidung Wooyoung.

 

“Hyung, tutup jendelanya.” Suara Wooyoung benar-benar khas orang yang baru bangun tidur.

 

“Udara pagi sangat baik untuk kesehatan Woo.” Ucap Nichkhun.

 

“Tapi aku masih ingin tidur hyung.” Wooyoung menutup mukanya dengan bantal.

 

Nichkhun tidak membalas perkataan Wooyoung. Entah kenapa Wooyoung bisa membayangkan Nichkhun berdiri di depan jendela, menatap langit biru.

 

“Woo, aku ingin kembali ke Korea.” Ucap Nichkhun memecah keheningan diantara mereka.

 

“Hyung, maukah kau membantuku melakukan sesuatu?” Tanya Wooyoung tanpa menanggapi kata-kata Nichkhun.

 

“Tentu saja. Apa pun.” Jawab Nichkhun lembut.

 

-2PM-

 

“Junho, kita perlu bicara.” Chansung menahan pergelangan tangan Junho sebelum ia masuk ke kamarnya.

 

Junho menatap Chansung, “Bicara apa?”

 

Chansung melihat ada kesedihan di mata Junho. Ia sedikit ragu, tapi ia sudah menetapkan niatnya.

 

“Ayo kita berbicara di tempat lain.” Chansung membawa Junho ke balkon, dimana hanya ada sofa kecil yang menghadap ke kolam renang. Keduanya duduk terdiam untuk beberapa saat.

 

“Jun—“ Chansung menghentikan kata-katanya. Dilihatnya air mata mengalir di pipi Junho yang duduk disampingnya.

 

Chansung meraih kepala Junho, menyenderkannya di bahunya. Ia mengelus punggung Junho menenangkan. “Kau tahu, belakangan ini kau terlihat terlalu memaksakan diri. Ada apa denganmu??” Tanyanya lembut.

 

Isak tangis Junho pecah. Ia sudah tidak tahan lagi. Junho memeluk Chansung, membenamkan kepalanya di dadanya, tanpa peduli reaksi Chansung yang terkejut.

 

“Kau bisa bercerita apapun padaku, aku akan selalu membantumu.” Chansung mengelus kepala Junho, memberikan rasa aman padanya.

 

“Aku tidak suka melihatmu menangis seperti ini.” Kata-kata itu meluncur dari bibir Chansung begitu saja.

 

Setelah Junho menangis selama kurang lebih 15 menit, ia mulai bersuara. “Kenapa Channie?? Kenapa semua orang selalu meninggalkanku begitu saja?? Orang tua ku, Adikku, bahkan dia.”

 

“Aku tidak akan meninggalkanmu.” Ucap Chansung yakin.

 

“Tidak, suatu hari kau juga pasti akan meninggalkanku. Sama seperti dia.” Junho menggelengkan kepalanya.

 

“Siapa ‘dia’??” Tanya Chansung. Perasaan marah mulai menyelimuti dirinya, berani-beraninya orang itu membuat Junho seperti ini.

 

“Namjachi- ah ani, dia mantan namjachinguku. Nichkhun Buck Horvejkul.”

 

Chansung terdiam, perasaan aneh muncul perlahan. Entah mengapa nama Nichkhun Buck Horvejkul masuk ke daftar hitam nya.

 

“Channie,” Panggil Junho. “Apa aku tidak pantas untuk bahagia?”

 

Pertanyaan Junho menyentakkan Chansung. Ia menggeleng keras. “Tentu saja tidak, semua orang berhak untuk bahagia. Kau pasti akan segera menemukan kebahagiaanmu. Pasti.”

 

-2PM-

 

“Eomma, aku pulang.”

 

Nichkhun dan Wooyoung memasukki ruang keluarga Horvejkul. Nyonya Horvejkul yang sedang membaca berkas-berkas segera meninggalkannya dan berjalan kearah putra satu-satunya.

 

“Aigoo, my baby, kenapa kau tidak bilang pada eomma kalian pulang hari ini, kan eomma bisa menjemput kalian?”

 

“Tidak apa-apa eomma, aku dan Wooyoung tahu eomma pasti sibuk.” Nichkhun memberikan pelukan hangat pada eommanya.

 

“Anyeong eomma.” Sapa Wooyoung sambil menundukkan kepalanya sopan.

 

“Uyoungie, eomma kangen sekali…” Nyonya Horvejkul memeluk Wooyoung.

 

“Eomma, dimana appa?” Tanya Nichkhun.

 

“Dimana lagi appa-mu bisa berada selain di kantornya.” Jawab Nyonya Horvejkul sakartis.

 

“Kalau begitu aku pergi menemui appa dulu. Uyoung, kau tunggu sini sebentar ya.” Nichkhun langsung pergi ke ruangan appa nya setelah membantu Wooyoung duduk di sofa.

 

“Uyoungie, eomma tinggal sebentar ya, manager Kim akan datang sebentar lagi.” Kata Nyonya Horvejkul.

 

“Ne eommonim.” Wooyoung mengangguk pelan.

 

Sambil menunggu, Wooyoung mengetuk-ngetukkan jarinya di pinggiran sofa. Tiba-tiba ia mendengar suara orang berbicara samar-samar.

 

“Siapa dia?”

 

“Oh, dia tunangannya tuan muda. Kau pasti tidak tahu karena kau baru disini.”

 

“Tu-Tunangan? Tidakkah tuan muda masih terlalu muda untuk bertunangan?”

 

“Yah, bagaimana ya mengatakannya… Dengar-dengar pertunangan ini terjadi karena tuan muda merasa bertanggung-jawab.”

 

“Maksudmu?”

 

Wooyoung menajamkan pendengarannya.

 

“Dia terlibat kecelakaan dengan tuan muda 5 tahun yang lalu. Kecelakaan itu menyebabkan retina tuan muda rusak parah, hanya saja tuan Horvejkul mengambil mata anak itu untuk didonorkan secara paksa ke tuan muda. Makanya anak itu bisa buta. Tragis bukan, apalagi katanya anak itu sudah sebatang kara sejak kecelakaan. Karena itu tuan muda merasa sangat bersalah dan mengambil tanggung-jawab dengan menjadikannya tunangannya.”

 

-2PM-


Author's note:

Finally update juga^^

Next chapter bakal banyak cerita KhunYoung lohh. Ayo mana suaranya penggemar KhunYoung????

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
eyessmile14
#1
I dont have karmas yet to vote this fic up btw T^T
eyessmile14
#2
Chapter 13: Seriously, suka banget sama ff ini, author kid. Baru nemu :"D kapan lg bikin ff kaya gini. Kalo boleh kasi kritik, saya rasa alurnya agak sedikit cepat thor penyelesaian masalah chanwoo khunho. But overall, this is good. <3
sabrinanunneo #3
Chapter 13: AHHH SO SWEET BANGEYYYYSSS. UNTUNGLAH TAK ADA YG TERSAKITI DISINI... BTW CHAP NYA KURANGBPANJANG BUAT ENDING LOL... THOR GUD JOBB DEH... THOR EEQUEST DONK.. BUAT CERITA SEGITIGA TAPI OBJEK PREBUTANNYA SI JUNHO.... PLEASEEE.. KHUN WOO RIVAL SERU JUGA.... HEHHEHE
shaxobyarm #4
Chapter 13: khunwoo! chanho! horee!!

so sweet ending
HottestKY #5
Chapter 12: what is this? -_- i want khunyoung!
myrajunho
#6
Chapter 12: I vote forKhunHo ♡
casslah #7
cam back and upvoted! weehoooooooo!