Busan boy...
Angel"Siapa?", tanya Chansung dari dalam ruangan
"Aku"
"Masuklah Nuneo"
"Changsung ah~ apa kau hari ini sibuk?", tanya Junho dengan manja kepada kekasihnya itu.
"Huff.. Kita akan sangat sibuk sekali"
"Kenapa?"
"Taec hyung akan membawa pergi lagi Wooyoung, kali ini mereka akan ke luar negeri,lagi."
"Apa?! Apakah masih belum cukup aman untuk dia tetap tinggal disini?"
"Ntahlah, menurutku Nichkhun hyung pasti sudah bertemu dengan mereka"
"Benarkah? Tapi kan mereka sebelumnya di Pulau Jeju untuk honeymoon dan....."
"Dan apa?"
"Dan sepulang dari Jeju, Wooyoung hyung masuk rumah sakit lagi. Pasti terjadi sesuatu disana. Lalu mereka berdua juga sekarang ada di Busan kan?"
"Kau benar. Tapi kali ini sepertinya masalahnya lebih serius karena Taec hyung tidak membawa Wooyoung k Amerika atau Jepang."
"Lalu akan kemana dia membawa Wooyoung?"
"Dia akan membawa Wooyoung ke Venice, ke Eropa, huff... Apa yang sedang ada diotak besarnya itu. Aku sudah bilang padanya agar membicarakan masalah ini sebelumnya, tapi dia bersikeras tidak mau memberitahu Nichkhun hyung tentang keberadaan mereka. Padahal belum tentukan Nichkhun hyung masih berminat terhadap Wooyoung, apalagi setahuku Nichkhun hyung adalah seorang playboy walaupun bermuka angel,iya kan?"
"Kau salah besar.", ucap Junho dengan yakin
"Apa maksudmu?"
"Nichkhun hyung adalah orang yang sangat aku kenal, hampir setahun bersamanya jelas aku tahu betul seperti apa sifatnya yang selama ini."
"Oh, jadi kau mau membanggakan mantan kekasihmu itu dihadapanku?", ejek Chansung
"Yach... Chansung ah, kenapa kau berbicara dengan nada menjijikan seperti itu. Ini masalah Taec hyung, Wooyoung dan Nichkhun hyung. Kau tenang saja aku hanya berminat pada penyelesaian masalah mereka, bukan tertarik pada Nichkhun hyung, changi ah~", Junho berbicara dengan semakin memperlembut suaranya sambil mendekatkan diri ke hadapan Chansung dan memberikannya kecupan singkat.
Wajah Changsung yang bersemu karena malu atas perlakuan kekasihnya itu langsung tertunduk, tapi Junho malah tertawa kencang karena berhasil membuat Chansung tersipu malu.
"Yach, Nuneo.. hentikan tertawamu.. Kembali ke topik pembicaraan kita tadi!."
"Baiklah...", sambil Junho kembali duduk di bangkunya yang tepat berada berhadapan dengan Chansung
Junho menceritakan segala sesuatunya yang dia ketahui tentang Nichkhun selama ini, mulai dari awal mereka berkenalan sampai akhirnya mereka berpisah. Chansung hanya mengangguk mendengar semua penjelasan Junho.
Tanpa mereka sadar, ada seseorang yang berdiri dibalik pintu yang semenjak awal tidak tertutup rapat, mendengar semua pembicaraan mereka dari awal.
***
Nichkhun kembali ke apartemennya semenjak kembali dari pulau Jeju. Dia mendapat jatah libur selama seminggu tetapi karena dia belum memutuskan akan menghabiskan waktu liburannya, sementara dia hanya menenangkan diri dikamar sampai akhirnya telepon genggamnya berdering
"Huff... ini masih pagi, siapa yang meneleponku sepagi ini." gerutu Nichkhun dengan kesal sambil menjulurkan tangannya ke meja nakas untuk mengangkat telepon. Nama Minjun tertera dilayar.
"Aduh, kenapa dia menelponku sepagi ini...", Nichkhun masih tetap menggerutu, dengan malas dia menjawab
"Hyung, kau tahu kan ini masih pagi, ada apa menelponku? Jika ini masalah pekerjaan,kau katakan saja nanti"
"Khun, dengarkan aku, ini soal Wooyoung.."
Nichkhun hendak menutup teleponnya tetapi malah terkejut saat minjun mengatakan bahwa ini mengenai Wooyoung. Dengan sigap dia bangkit dari tempat tidurnya dan langsung beranjak ke kamar mandi, membereskan dengan cepat segala keperluan seadanya. Berlari keluar apartemen dan langsung menyetop taksi untuk mengantarnya ke Gimpo Airport.
Sepanjang perjalanan otak Nichkhun terus mengingat apa yang sudah dikatakan Minjun hyung di telepon
"Khun, dengarkan aku ini mengenai Wooyoung. Aku tahu dimana keberadaannya."
"APA?!", mendengar nama Wooyoung disebut membuat nyawa Nichkhun terkumpul sepenuhnya
"Wooyoung saat ini sedang berada di Busan bersama Taecyeon, lusa mereka akan pergi ke Venice. Mungkin ini adalah kesempatanmu untuk bertemu dengan Wooyoung, jadi segera temui dia."
"Tapi Taec pasti berada disampingnya,dia akan menghalangi diriku untuk bertemu dengan Wooyoung"
"Yach! Pabo .. Taec pasti akan pergi mengurus keberangkatan mereka, jadi pasti Wooyoung akan sendirian disana karena Taecyeon pasti berpikir bahwa Busan adalah tempat yang paling aman jadi dia bisa meninggalkan dia sendiri disana,itu kampung halaman mereka. Aku sudah memberitahumu, apapun yang akan kau lakukan itu semua terserah padamu. Bye."
"Yach, hyung yach..!"
Minjun langsung menutup teleponnya dan membuat Nichkhun tanpa sempat berpikir langsung beranjak dan pergi.
Nichkhun tiba di Gimpo airport tepat pada waktunya karena akan segera ada pesawat Korean Air yang akan menuju Gimhae International airport. Tak lama setelah mendarat Nichkhun langsung pergi mencari taksi untuk secepatnya berada di tempat Wooyoung. Dia tahu persis dimana rumah Wooyoung dan Taecyeon karena mereka bertiga pernah berlibur bersama, menghabiskan waktu dengan penuh kebahagiaan.
"Wooyoung, apakah kau didalam?"
Nichkhun dengan perlahan masuk kedalam rumah karena dia sebelumnya sudah mengetuk pintu tapi tidak ada jawaban, diapun tidak melihat ada mobil Taecyeon dihalaman depan. Pintu tidak terkunci, jadi Nichkhun memutuskan untuk masuk kedalam tanpa membuang waktu. Dia yang sudah hapal betul isi dalam rumah Wooyoung tentu saja dia bisa dengan mudah mencari. Nichkhun menemukan Wooyoung sedang berada di dapur mencuci piring. Dengan langkah perlahan Nichkhun mendekatinya memeluknya dari perlahan sambil berlinang airmata penuh dengan rasa penyesalan tapi rasa rindunya pada Wooyoung jauh lebih besar. Wooyoung yang kaget langsung segera membalik badan dan bertatapan langsung dengan mata Nichkhun yang memerah karena tangisnya.
"Kau? Apa yang sedang kau lakukan disini? Bagaimana kau tahu ada disini? Bagaimana kau bisa tahu tempat ini? Dan bagaimana kau bisa masuk?"
Bukan jawaban yang didapat oleh Wooyoung, malah Nichkhun memeluknya dengan erat dan membenamkan wajahnya di leher Wooyoung. Sementara yang dipeluk malah merasa heran dan mencoba melepaskan diri, tapi tenaganya kalah besar hingga akhirnya dia mengalah, membiarkan Nichkhun memeluk dan menangis.
Setelah beberapa menit, Nichkhun menghentikan isak tangisnya lalu memandang wajah Wooyoung sambil tetap memeluknya dengan satu tangan dan tangan lainnya dia tempelkan pada pipi chubby Wooyoung.
"Wooyoungie~ Aku merindukanmu... sangat merindukanmu...sangat sangat merindukanmu."
"Khun, kau kenapa? kenapa kau berbicara seperti itu? Aku hanya mengenalmu di balkon apartemen dan aku disana hanya untuk membuatmu bisa tersenyum tapi kenapa kau malah seperti ini? Kau kan tahu aku sudah memiliki Taec hyung.", Wooyoung bertanya dengan wajah polosnya karena dia memang benar-benar tidak tahu apapun.
"Kau tidak ingat padaku?"
Wooyoung hanya menggeleng mendengar ucapan Nichkhun.
"Aku Nichkhun, sahabatmu dan Taecyeon saat di Amerika. Kita bertiga sangat dekat"
"Tapi aku tidak ingat siapa kau dan Taec hyung pun tidak pernah berbicara tentangmu"
"Apa?!"
"Jadi siapa dirimu?"
"Aku....."
Comments