chapter 2

What is Love

–Langkah awal

Yuja membuka matanya perlahan keesokan harinya, menemukan dirinya berada didalam sebuah kamar asing. Kesadarannya lalu berkumpul setelah melihat pemuda yang berdiri dihadapannya sambil membawa nampan berisi sarapan dan segelas susu untuknya.

“selamat pagi” salam Luhan lalu duduk di tepi ranjang Yuja.”kau isilah perutmu ini. Semalaman kau tidak makan apa-apa” tambahnya.

Yuja menatap makanan yang dibawa Luhan lalu pandangannya mengarah kearah LuHan yang tersenyum manis untuknya.”k-k-kau benar-benar ingin menolongku?” tanya Yuja. Ia merasakan tenggorokannya mengering, karena kurang cairan. Dia juga merasakan perih disekujur tubuhnya. Kemarin malam dia ingat, dia melompat dari ayunan dan mendarat tepat di atas tanah. Dia melihat tangannya yang penuh luka dan membiru. Lututnya juga terasa perih.

“ya, aku akan menolongmu...jadi sekarang kau makan dulu ya?” Luhan lalu menyendokan sesendok nasi dengan sayur untuk diberikan kepada Yuja.”eh?” Yuja menatap Luhan heran. “tanganmu sedang terlukakan?jadi biarkan aku yang menyuapimu” katanya. Yuja masih tidak terbiasa dengan ini semua.”aku akan makan sendiri,nanti..”

“Dasar anak nakal!makan sekarang atau aku tidak akan membuatkanmu sarapan lagi!!”

Suara itu. Yuja mendapati YiXing sedang duduk disebelahnya membawa piring dan sendok ditangannya.”ayo buka mulutmu..setidaknya pikirkan cacing-cacing diperutmu itu. Mereka sudah bernyanyi dari tadi” Wajah YiXing berubah menjadi Luhan. Yuja pasti berhalusinasi, Setelah dipikir-pikir Luhan benar-benar mirip dengan YiXing kekasihnya itu. Senyuman tergambar jelas di wajahnya. Sedetik kemudian dia membuka mulutnya. Membiarkan Luhan menyuapinya sarapan sampai habis. Yuja menatap Luhan tanpa kedip. Membuat Luhan merasa tidak nyaman namun tetap menyuapi Yuja sampai habis. “anak baik...kau sudah menghabiskan semua. Kau pergilah ke kamar mandi, bersihkan dirimu. Nanti aku akan kembali lagi” kata Luhan sambil melangkah keluar dengan nampan kosong yang membuatnya lega. “dia mau memakan semuanya sampai habis” pikirnya.

“Luhan benar-benar terlihat seperti dirimu YiXing..” Gumam Yuja.”tapi, tidak akan ada yang bisa menggantikan tempatmu dihatiku”

---

Luhan mengantarkan Yuja pulang. Memberi penjelasan kepada kedua orang tua Yuja bahwa dia menginap di rumah Luhan semalaman. Orangtua Yuja sedikit terkejut namun, ketika diberi tahu alasan Yuja menginap mereka langsung merasa lega. Setidaknya anaknya berada dipengawasan orang yang memang benar-benar baik. Mendengar kabar YiXing meninggal dunia sempat membuat orangtua Yuja khawatir tentang anak mereka namun, ketika mengetahui bahwa dalam masa-masa sulit yang akan dihadapi Yuja ini ada seseorang yang menolongnya mereka jadi merasa lega.

“Luhan orang yang baik...” Kata Ayah Yuja ketika mereka sedang berkumpul di ruang keluarga.”anaknya sopan dan tampan” tambah Ibu Yuja. ”omma, tahu  apa tentang Luhan?” tanya Yuja malas. ”Loh, dilihat dari luar saja Luhan terlihat seperti orang yang penuh tanggung jawab” Yuja yang entah mengapa merasa tersinggung dengan ucapan ibunya itu langsung bangkit berdiri.”jadi, YiXing bukan orang yang penuh tanggung jawab?” tanya Yuja.”ngapain membicarakan orang yang sudah tidak ada?” tanya ayah Yuja. Kesal. Yuja masuk ke kamarnya menangis.

Keesokan harinya Luhan terheran mendapat pesan dari Yuja untuk menjemputnya kerumahnya. Dengan senang hati Luhan meraih kunci mobilnya dan meluncur ke rumah Yuja. Sejam kemudian Ia mendapati Yuja sudah duduk di dalam mobilnya dengan penampilan yang sangat berbeda dengan yang kemarin. Pakaian hitam Yuja kemarin sudah berubah menjadi blouse kebesaran berwarna Putih yang di pasangkan dengan hem berwarna hijau tua dan celana jeans pendek. Untuk celana pendek itu Luhan merasa sedikit risih. Dia tidak terbiasa melihat Yuja mengenakan celana sependek itu. Namun, dia tidak ingin merusak mood Yuja yang sedang senang. Meski Luhan tidak begitu yakin dengan pemikirannya sendiri.

”aku ingin menonton film” kata Yuja.

“film?film yang seperti apa?” tanya Luhan.”komedi?romantis?action?kudengar kau menyukai film-film yang seperti itu...” YiXing yang memberitahuku, gumam Luhan.

”horor.untuk kali ini aku mau nonton horor” meski heran dan merasa aneh, Luhan menuruti kemauan Yuja. Di dalam gedung bioskop Yuja duduk tegap menatap Layar bioskop, sepertinya tidak ada rasa takut yang terlihat dari wajah Yuja namun, Luhan dapat dengan jelas membaca mata Yuja. Sebelum Yuja sempat menitikan air mata, Luhan menariknya kedalam pelukannya.”kau aneh. Tidak ada film horor yang membuatmu menangis” Luhan mengusap kepala Yuja.

”kalau kau mau menangis. Ayo kita nonton film yang sedih” Luhan menarik Yuja keluar dari Gedung Bioskop dan membeli karcis film lainnya. Namun, Yuja menolak.

”kita makan saja” gumam Yuja. Luhan mengurungkan niatnya mengeluarkan dompet lalu mengajak Yuja ke tempat makan yang enak. Tangannya menggenggam tangan Yuja erat.”aku hanya tidak ingin kau hilang” senyum Luhan.

“Aigoo!lihat kemana tikus kecilku ini menghilang!” YiXing memukul kepala Yuja pelan.”kau mudah sekali hilang ya?sini aku genggam tanganmu sehingga kamu tidak akan hilang lagi” kata YiXing sambil menggenggam tangan Yuja.

“perasaan  ini lagi...” gumam Yuja.Luhan sepertinya mendengar lalu bertanya.”perasaan apa?” tanyanya.”ah, bukan apa-apa”kata Yuja. Mereka sampai disebuah restoran. Luhan mempersilahkan Yuja memesan makanan. Yuja yang melihat daftar menu itu langsung memilih makanan yang paling dia sukai, tidak tanggung-tanggung dia memilih 5 makanan sekaligus, Luhan menatap Yuja tidak percaya.”dia memesan semua makanan kesukaan YiXing” batinnya. Yuja menutup menu lalu membalikkannya kepada si pelayan yang masih dalam keadaan tidak percaya dengan semua makanan berat yang dipesan Yuja.

”berikan saja semua yang dia inginkan. Untukku lemon tea hangat” Luhan menutup menunya lalu mengembalikan menu kepelayan. Si pelayan pergi sambil terus menggaruk kepalanya.

“kau tidak makan?” tanya Yuja. Luhan hanya menggelengkan kepalanya.”tidak lapar?” sekali lagi Luhan hanya menjawab dengan gelengan kepala.”kenapa hanya minum lemon tea?” tanya Yuja. “karena dengan begitu aku akan merasakanmu” kata Luhan.”merasakanku?” pikir Yuja.”namamu...Yuja, Sifatmu, perasaanmu...semuanya akan terasakan hanya dengan meminum Lemon Tea” senyum Luhan.

‘YiXing tidak suka Lemon Tea, katanya itu asam, hangat, dan selalu membuat hidungnya merasakan sesuatu yang aneh’batin Yuja.

“aku suka sensasi yang diberikan Lemon Tea saat ia turun ke tenggorokanku dan aku bisa merasakan suatu kelegaan yang menjalar ke hidungku” Luhan berkata seperti ia bisa membaca keheranan di wajah Yuja.

“terserah kau sajalah” Yuja masa bodoh. Kalau YiXing tidak menyukai Lemon Tea dia juga tidak akan minum Lemon Tea.

---

Beberapa saat kemudian pesanan mereka datang, Yuja mulai memakannya satu-satu. Mulutnya penuh dengan makanan karena dia memasukkannya ke mulut dengan kecepatan kilat. Luhan lalu menahan tangan Yuja yang sudah mau memasukan makanan lain ke mulutnya.”kunyah dan telan pelan-pelan” kata Luhan. “Aku ingin memakan semua makanan kesukaan YiXing dalam waktu yang bersamaan” kata Yuja tidak jelas sambil melirik kearah genggaman tangan Luhan.”kau akan muntah nanti” nasihat Luhan.

“aku tidak akan memuntahkannya.Aku benar-benar tidak akan memuntahkan....” Yuja merasa kepalanya mau meledak dan ia akhirnya terkulai lemah di meja makan.

---

“Pasien menghadapi depresi yang berkepanjangan ini tidak baik untuk kesehatannya, dan juga tolong jaga janin yang ada di rahimnya dia sudah hamil 4 bulan” kata Dokter.”kamu harus menjaga kandungan istrimu ya” tambah dokter itu sambil menepuk pundak Luhan.”Tunggu!Yuja hamil?” gumamnya tidak percaya.

“kau sudah tahu semuanyakan?” Yuja menyambut Luhan dengan kata-kata sinis itu sambil berusaha duduk di ranjang rumah sakit, Luhan menjatuhkan dirinya disebelah Yuja sambil menggenggam tangan gadis itu.”menikahlah denganku” Kata Luhan.

“Kau gila?” Tanya Yuja tidak percaya.”setidaknya ini yang harus kita lakukan kalau kau mau menyelamatkan bayimu dan YiXing!” kata Luhan sambil menunjuk ke arah perut Yuja.”kenapa kau mau membantuku sampai sejauh ini?Kau Cuma sahabat YiXing? Sahabat tidak perlu berkorban segitu besarnya hanya untuk sahabatnya sendiri” kata Yuja.

“Lupakan tentang aku dan YiXing!!aku melakukan ini semua karena aku mencintaimu Park Yuja!” aku Luhan. Seisi rumah sakit menatap kearah mereka.”kau gila!” Yuja berusaha berjalan keluar Rumah sakit, lalu terhenti karena dihadapannya orangtua Yuja sudah berdiri dihadapannya.

“menikahlah dengan Luhan” kata Ayah Yuja.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
f3smile #1
Chapter 11: suka sama cerita ini, seperti suka dengan cerita "reality",
yujaeuoma #2
Chapter 9: biarin :p tao is mine to night kkkk 유자의 팬픾을 기다릴 게
yujaeuoma #3
Chapter 7: 언제 다음 이야기를 업로들까? 난 기다리고 있어 ㅠ.ㅠ
Yujaaa
#4
Chapter 7: 오!다 했어? 아저씨? 뉴규?????
yujaeuoma #5
Chapter 7: kayaknya kita bikin ftv aja ini...pemerannya ada sama ajossi kkkk
Yujaaa
#6
Chapter 7: yujaeuoma : 엄마!!!!!이거도했어~~~굿나잇^^쭉
yujaeuoma #7
언제 다음 이야기를 업로드됩니까???
yujaeuoma #8
yujaaa dapet salam dari luhan
yujaeuoma #9
Chapter 6: njut
yujaeuoma #10
Chapter 6: lanjut