Chapter 1

What is Love

Yuja berdiri di pinggir pantai, matanya menatap lurus kearah lautan yang tidak terlihat ujungnya. Wajahnya terlihat datar tanpa ekspresi apa-apa. Namun air matanya menetes turun membuat anakan sungai kecil. Siapapun tahu dia sedang menangis, Siapapun tahu gadis ini sedang sedih. Perlahan mulutnya terbuka mencoba mengeluarkan suaranya, “aku merindukanmu,YiXing”

---

Yuja tahu orang yang sudah pergi tidak akan datang lagi, Yuja mengerti orang yang disayanginya akan berhenti untuk berada disisinya lagi, Yuja mengerti benar alasan YiXing meninggalkannya. Namun, dia tidak menyangka YiXing akan meninggalkannya secepat ini.

////FLASHBACK////

“YiXing!!aku membawakanmu Donat!!” Yuja masuk ke sebuah ruangan dengan sebuah ranjang yang diisi seorang pemuda tampan yang sedang berbaring lemah dengan jarum infus yang menusuk pergelangan tangan kanannya. Sebuah alat detak jantung terus berbunyi statis menandakan jantungnya sedang berdetak dengan baik. Mata pemuda itu tertutup. Sebelum masuk Yuja sudah diberitahukan oleh suster yang menjaganya bahwa YiXing baru saja tertidur setelah meminum obatnya.

“aigoo...pemuda yang malas!kalau kau tidak bangun aku akan memakan semua donut ini!” ancam Yuja yang kemudian tertawa, Kotak Donut ia taruh di meja yang terletak disebelah ranjang YiXing, ia duduk sambil meraih tangan YiXing yang lemah. “kau cepat sehat ya?aku akan selalu menunggumu terus disini” Yuja mencium tangan YiXing lalu menaruhnya di pipinya, merasakan dinginnya tangan YiXing.”tanganmu dingin sekali...” Kata Yuja lalu mengusapnya perlahan agar hangat.

“Oh, Yuja kau datang lagi ya?”

Yuja mendengar seseorang lalu ia membalikkan badannya. Dilihatnya Luhan berdiri sambil membawa bunga. “ah, kau Luhan. Ya, aku mampir melihat keadaannya” jawab Yuja yang tak henti-hentinya menatap wajah YiXing,kekasihnya.

Sudah 3 tahun mereka menjalin hubungan, Dari banyaknya kesamaan yang mereka miliki, dan tingkat kesetiaan diantara mereka berdua yang sudah tidak diragukan lagi. Setengah tahun yang lalu, YiXing datang menemui orangtua Yuja, melamar gadis yang sangat dicintainya ini. Namun, maksud baik YiXing ditentang keras oleh orangtua Yuja, perbedaan keyakinanlah yang selalu menjadi tembok tinggi diantara mereka selama 3 tahun ini. YiXing tidak mau berpindah keyakinan, begitu juga Yuja. Walaupun begitu, mereka tetap menjalin hubungan mereka. “kalau kita memang tidak berjodoh, suatu saat nanti Tuhan akan memberikan jawabannya” Kata-kata itulah yang selalu membuat mereka selalu kuat dan tegar. Beberapa bulan setelah kejadian penolakan lamaran itu, YiXing jatuh sakit. Kata dokter paru-paru dan jantung YiXing sangat lemah. Jadi dia harus dirawat di rumah sakit.

---

“Yuja...” Luhan menepuk pundak Yuja,”jangan menangis...” katanya. Yuja mengusap air matanya yang sempat jatuh. “YiXing tidak mau memakan donat yang aku beli..”kata Yuja. “hei...” Luhan lalu memeluk Yuja, menenangkan kekasih sahabatnya ini. “ayo kita mencari udara segar diluar” Saran Luhan sambil menarik Yuja keluar dari kamar YiXing.Meninggalkan YiXing sendirian.

“aku sedih, melihat dirinya tidak mau membuka matanya dihadapanku...” kata Yuja sambil menatap lurus ke depan. Mereka memilih duduk di taman sambil melihat pasien-pasien lain yang ditemani keluarganya mencari udara segar. “kau hanya datang di waktu yang tidak tepat” tangan luhan masih berada di punggung Yuja, mencoba menenangkannya.”kau selalu datang saat dia baru saja meminum obatnya” Luhan tertawa kecil. “apa YiXing akan sembuh?” kata-kata itu keluar dari mulut Yuja.”tentu saja!diakan laki-laki yang kuat” kata Luhan. “kau juga berpikir begitu kan?” Yuja menatap Luhan, yang disambut oleh anggukan mantap dari Luhan. “tapi, kenapa sudah 3 bulan dia tidak sembuh juga?” tanya Yuja. “hei, jangan berpikir yang tidak-tidak...YiXing pasti akan sembuh.pasti..percaya itu” Luhan memberikan semangat untuk Yuja. “aku sedih melihat dirinya kurus..tubuhnya terlihat lemah...tidak berdaya”

‘tidakkah kau juga memikirkan dirimu Yuja?’ batin Luhan. ‘lihat dirimu yang sekarang. Kurus, lemah, dan terlihat kurang tidur’

---

Luhan adalah sahabat baik YiXing. Pemuda keturunan China ini selalu hadir memberikan semangat untuk Yuja, kekasih YiXing yang selalu merasa terpukul dan sedih melihat kekasihnya yang terbaring lemas selama 3 bulan di rumah sakit. Luhan ingat betul suatu hari dimana hanya dia dan YiXing saja yang berada didalam kamar inap YiXing.

“Yuja, masih sering kesini?” tanya YiXing. Luhan mengangguk.”ya, kau temuilah dia sekali-kali. Jangan hanya pura tidur terus. Dia merindukanmu...” Luhan tersenyum. Senyuman Luhan disambut kecut oleh YiXing. ”apa yang diharapkan Yuja dengan lelaki lemah seperti aku ini?aku tahu umurku sudah tidak lama lagi. Kenapa dia tidak menyerah saja?” tanya YiXing. YiXing terkadang suka berubah menjadi pria yang pesimis, yang selalu berpikiran negatif tentang dirinya sendiri. “kau tidak boleh bilang seperti itu.Kau tahu, Yuja selalu punya kekuatan yang selalu ia percayai. Ia percaya kau akan sembuh..” Luhan menepuk pundak sahabatnya ini.

“kalau nanti aku mati. Kau jaga dia untukku ya?” kata YiXing. Matanya terlihat dalam dan serius. “aku akan menjaganya...” kata Luhan. ‘karena aku mencintainya’.

///FlashbackEnd///

---

Pemakaman YiXing berlangsung hening. Air hujan turun menunjukkan duka yang sama dengan yang dirasakan oleh Yuja dan keluarga YiXing. Semua orang menangis. Semua orang hatinya menjerit. Semua orang tidak mau kehilangan YiXing. Luhan berdiri di samping Yuja menenangkan gadis itu yang benar-benar terpukul.

“Katakan padaku, Luhan! Ini Cuma main-main kan?suruh YiXing bangun lagi!!!” Yuja histeris. Bajunya yang basah tidak dihiraukannya. Luhan sendiri memeluk gadis itu lalu menariknya masuk kedalam mobilnya. Didalam mobil Luhan hanya membiarkan Yuja menjerit histeris semaunya. Membiarkan gadis didepannya melepaskan semua beban yang selama 3 bulan ini sudah mengganggunya. Begitu semua beban itu lepas, Yuja terkulai lemah di jok penumpang disebelah Luhan. “kau sudah merasa lebih tenang?” tanya Luhan. “kenapa dia meninggalkanku??” tanya Yuja sambil melihat kearah jendela mobil yang dibasahi oleh air hujan, keadaan mobil terasa panas oleh amarah Yuja membuat kaca mobil berembun. Jari telunjuknya menulis sesuatu. ‘Zhang YiXing’.

Luhan tak bisa berkata apa-apa. Untuk saat ini dia hanya membiarkan Yuja berada dalam dunianya sendiri. Tapi, Luhan tidak tahan dengan ini semua. Yuja terlihat seperti orang yang tidak tahu arah. Sepulang dari pemakaman YiXing. Yuja meminta Luhan mengantarkannya ke sebuah taman dekat rumah YiXing. Disana Yuja berayun di ayunan sambil menutup matanya. Luhan duduk di ayunan sebelah Yuja menatap gadis itu. Luhan melihat sebuah senyuman di wajah Yuja sedetik sebelum Yuja nekat melompat dari ayunan yang sudah dia ayun keras-keras. Luhan terkejut lalu menolong Yuja. Yang kini menangis di tanah tanpa ada niat sedikitpun untuk bangun dari tempat jatuhnya.

“apa yang kau lakukan bodoh!” Kata Luhan sambil membantu Yuja berdiri.

Lutut Yuja mengeluarkan banyak darah. Tapi, tangisan Yuja bukanlah untuk luka kecil itu. Tangisan Yuja adalah untuk hatinya yang saat ini benar-benar sedang terluka. “kenapa aku tidak mati saja?” tanyanya. Luhan sibuk membersihkan lutut Yuja dengan air mineral yang dibawanya, sambil menasehati Yuja. “lalu apa yang kau lakukan setelah kau mati? Bertemu dengan YiXing di surga?” Luhan menatap Yuja yang dibalas oleh tatapan kosong oleh Yuja.”kau pikir kalau kau bunuh diri, kau akan masuk surga?” tanya Luhan lagi, Yuja langsung menundukkan wajahnya. Menyadari kebodohannya.

“YiXing pasti akan sedih melihat kekasihnya tenggelam dalam duka yang seperti ini” Luhan mengangkat wajah Yuja, membuat gadis itu menatapnya langsung.

”bukannya aku tidak memperbolehkanmu berduka karena kehilangan YiXing. Aku juga sedih. Namun, kita tidak boleh larut dalam ini semua. Kita harus menjalani kehidupan kita yang selanjutnya...” Luhan yang biasanya tidak pernah berbicara serius tiba-tiba merubah nada suaranya. Mencoba meyakinkan Yuja atas ucapannya.

”aku tidak bisa menghadapi ini semua sendirian” kata itu terlontar dari mulut Yuja, yang terdengar lebih seperti bisikan dari pada ucapan.

”aku ada disini. Menghadapinya bersamamu” kata Luhan. Lama Yuja menatap mata Luhan mencari keseriusan dalam mata pria ini.

”t-t-tolong aku..” Jawab Yuja sebelum ia pingsan dalam pelukan Luhan.

---

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
f3smile #1
Chapter 11: suka sama cerita ini, seperti suka dengan cerita "reality",
yujaeuoma #2
Chapter 9: biarin :p tao is mine to night kkkk 유자의 팬픾을 기다릴 게
yujaeuoma #3
Chapter 7: 언제 다음 이야기를 업로들까? 난 기다리고 있어 ㅠ.ㅠ
Yujaaa
#4
Chapter 7: 오!다 했어? 아저씨? 뉴규?????
yujaeuoma #5
Chapter 7: kayaknya kita bikin ftv aja ini...pemerannya ada sama ajossi kkkk
Yujaaa
#6
Chapter 7: yujaeuoma : 엄마!!!!!이거도했어~~~굿나잇^^쭉
yujaeuoma #7
언제 다음 이야기를 업로드됩니까???
yujaeuoma #8
yujaaa dapet salam dari luhan
yujaeuoma #9
Chapter 6: njut
yujaeuoma #10
Chapter 6: lanjut