#8

Contract Girl [in indonesian]

 

“eommoni, kenalkan ini yeojachinguku.” Kata Dongwoon riang sembari mengenalkan Irin ke ibunya di kafenya.

“Song Irin imnida.” Irin membungkuk dengan hormat dan sopan.

“aigoo~ cantik sekali. Kenapa baru kau kenalkan sekarang Dongwoon-ah?” ibunya terlihat sebal dengan dongwoon sembari memandang Irin dengan bahagia.

“baru-baru ini aku jadian dengannya eommoni. Apa pilihanku tepat??” Dongwoon melihat ibunya penuh harap.

“eng. Ibu langsung senang sejak melihatnya.” Ibunya mengangguk setuju.

“yes!!” Dongwoon berteriak riang, sampai seluruh pelanggannya melihat kearahnya.

“kau ini memalukan sekali!” ibunya mencubit pinggangnya.

“Irin-ssi, apa kau sudah makan?” Tanya ibu Dongwoon ke Irin.

“tadi sebelum kesini saya sudah makan.” Jawab Irin dengan sopan.

Siang hari itu irin menghabiskan waktu dengan Ibunya Dongwoon. Ibunya Dongwoon menceritakan segala sesuatunya tentang Dongwoon. Mulai dari masa kecilnya, masa sekolahnya, kelakuannya kalau dirumah, dan segala kenakalan dongwoon tidak luput diceritakan.

-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-

“oppa, ibumu baik sekali, riang, ramah, dan juga cantik. Pantas oppa tampan.” Kata Irin sembari mencuci piring di dapur.

“aku? Tampan? Apa benar?” Dongwoon memasang tampang bodohnya sembari duduk di kursi meja makan memandangi punggung Irin yang sedang mencuci piring.

“memangnya tidak pernah ada yang bilang kalau oppa tampan?” irin menoleh ke Dongwoon, dia menggeleng dengan polosnya.

“kasihan sekali.” Sahutnya cuek.

“hei, Irin-ah aku ingin Tanya.” Dongwoon berjalan menuju tempat Irin mencuci piring dan berdiri disampingnya.

“mwo?” sahut Irin asal.

“sudah berapa lama kau bekerja sebagai pacar kontrak seperti ini??”

“emm, sudah dua tahun ini. Memangnya kenapa?” lagi-lagi Irin masih sibuk mencuci piring.

“sudah berapa orang yang mengontrakmu?” Dongwoon kali ini mulai memasang muka seriusnya.

“emm, sekitar 15 orang termasuk Yoseob oppa kemarin. Dan oppa sekarang orang ke 16.” Irin sudah selesai mencuci piring dan beralih mengupas apel untuk Dongwoon di meja samping Dongwoon berdiri.

“apa mereka tidak ada yang macam-macam denganmu?? Menggodamu? Atau berani menyentuhmu??” Dongwoon benar-benar serius kali ini.

“mana ada. Semua klienku itu Gay. Jadi mereka menyewaku hanya untuk menyamarkan status Gay mereka.” Dongwoon tercengang mendengar jawaban Irin.

“semuanya??” Dongwoon masih terperangah.

“ehem.” Irin mengangguk sembari menyuapkan potongan apel ke Dongwoon.

“termasuk Yoseob oppa.” Sambung Irin enteng, Dongwoon langsung tersedak.

“m-mwo?? Yoseob hyung??” Dongwoon terbelalak kaget.

“memangnya kau pikir kenapa setiap kau dan doojoon oppa main, yoseob oppa selalu tidak menghiraukanmu? Mereka itu pacaran.” Irin menjelaskan sembari menggeleng atas kepolosan Dongwoon.

“aku pikir karena mereka teman yang sangat baik.” Dongwoon lemas, dia syok berat.

“kau ini polos sekali oppa.” Irin kembali menyuapkan apel ke Dongwoon yang, walaupun dia tercengang tapi tetap memakannya.

“woah, hyung jahat sekali tidak memberiitahuku.” Dongwoon terlihat sedih.

“memangnya kenapa? Kau patah hati oppa?” irin kembali menyuapkan potongan apel lainnya ke Dongwoon.

“apa maksutmu? Aku ini suka wanita, tahu!” Dongwoon memasang muka sebalnya.

“ya sudah, santai saja. Tidak usah marah-marah begitu jawabnya.” Irin menggedikkan bahunya dan tetap menyuapkan potongan apel ke Dongwoon.

“aku bisa membuktikannya!” Dongwoon langsung mencengkeran kedua lengan Irin yang membuat Irin berhenti memotong apelnya.

“oh ya? Cium aku.” Sahut Irin sembari menatap langsung mata Dongwoon.

 

_________________________________________________________________________________________________________________________

Comment and subscribe is welcome :D

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
LS35879
#1
Wah bagus cerita nya!!
babyindigo #2
aaaahhhh >.<
makasih komentarnyaaa :DD
ini bisa jadi introspeksi buat fanficku selanjutnya :DD
jeongmal gamsahamnidaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa xoxoxoxoxo
yutarou #3
saya komen menggunakan b.indonesia saja ya...
sebenarnya saya sudah sangat lama dan tidak terbiasa membaca straight fic, bukan berarti saya anti straight fic, hanya saja saya saya lebih suka sho-ai fic...
fokus cerita ini sebenarnya irin kan? saya rasa kurang tepat jika anda mengatakan bahwa ini cerita tentang dongwoon...
perjuangan irin agar bisa membiayai pengobatan ibunya memang bagus, walau dengan cara seperti itu. untungnya dia bisa mendapat lelaki yang baik.
menurut saya,karakter dongwoon di sini sesuai dan karakter kikwang juga terasa keceriaannya...
mengenai bahasa, saya berkomentar tentang satu hal saja, anda cukup menulis 'ibu dongwoon' daripada 'ibunya dongwoon'...
maaf jika komentar saya kurang menyenangkan dan menyakiti hati anda...
hwaiting...
babyindigo #4
this is fanfics in Indonesian. thank you for every who have read this :)) terima kasih..
and for reader under 18, keep away from chap 13 & 14, it's rated M. i've warned you guys ;)