#7

Contract Girl [in indonesian]

 

“ya, bodoh! Memangnya kau pikir ini rumahmu?!!” Yoseob sebal ke Dongwoon, tapi justru di abaikan oleh Dongwoon.

“ini. Aku sudah membuatnya sendiri pagi ini. Kau baca dulu kemudian tanda tangani. Kerugian untuk Yoseob hyung biar aku yang tanggung.” Dongwoon menyodorkan selembar kertas ke Irin.

Surat kontrak

Dengan ini saya, Song Irin, menyetujui untuk menjadi pacar kontrak dari Son Dongwoon selama 3 bulan. Dengan persyaratan:

1.    Saya harus membantu Son Dongwoon memberisihkan Rumah

2.    Saya tidak boleh membuat masalah yang menyebabkan terbongkarnya perjanjian ini.

3.    Saya tidak boleh bekerja di tempat lain.

4.    Saya bekerja untuk Son Dongwoon selama 24 jam dan 7 hari seminggu.

5.    Saya akan segera datang ketika Son Dongwoon memanggil.

6.    Saya tidak boleh terlibat kontrak dengan siapapun selama masa tugas.

Selama Song Irin mematuhi peraturan yang sudah disetujui, maka akan mendapatkan bayaran sebesar 3000 dolar perminggu.

Yang bertandatangan di bawah ini,                                         menyetujui,

 

 

Son Dongwoon                                                                           Song Irin

 

“ya, Son Dongwoon! Apa-apaan kau ini? Dia kan masih ada kontrak denganku dan itu akan berakhir 2 minggu lagi.” Yoseob protes setelah membaca surat kontrak itu dari Irin.

“aku yang akan membayar kerugiannya hyung. Biarkan dia menyetujui surat kontrakku.” Dongwoon memohon kepada Yoseob.

“untuk apa kau lakukan ini?” Irin bertanya kepada Dongwoon dengan muka datarnya.

“aku ingin menolongmu. Aku tau, kau pasti tidak mau kalau aku meminjamkan uangku dengan Cuma-Cuma. Oleh sebab itu kau harus menggantinya dengan bekerja padaku. Selain itu, Orangtuaku sudah mulai mencarikan jodoh untukku karena kau tidak punya pacar 3 tahun ini.” Dongwoon mengakhiri pendapatnya dengan tampang sedih.

“oppa? Apa tidak apa-apa?” Irin bertanya ke Yoseob.

“irin-ah, sepertinya ini jalan yang terbaik untuk kita. Ini juga bisa membantumu untuk mendapatkan uang 6500 dolar yang kau butuhkan itu. dan juga sepertinya berita tentang kita sudah tidak terdengar. Nanti biar aku bilang ke media kalau kita putus karena aku yang terlalu sibuk dengan jadwalku dan tidak tega menelantarkanmu sebagai pacarku. Otte?” Irin mengangguk setuju.

Kali ini senyum lega tergambar di wajahnya. Dia benar-benar lega. Walaupun dia harus melakukan kontrak lain tapi setidaknya biaya operasi ibunya sudah dia dapatkan.

“gomawo oppa-deul.” Irin membungkuk hormat ke Yoseob kemudian ke Dongwoon.

-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-

“suster, ini saya ingin membayarkan biaya operasi eomma. 6500 dolar.” Irin mendatangi meja administrasi.

“baik.”

“bisa tidak operasi dilaksanakan segera?” Irin dengan tidak sabar bertanya.

“sepertinya bisa. Nanti saya akan menghubungi Dokter kim. Biar nanti dokter Kim yang menunjukkan surat persetujuannya kepada nona.” Jawab suster itu dengan sabar.

sepertinya kehidupan selebritis memang tidak sejalan dengan kehidupan percintaan penyanyi solo, Yang Yoseob. Pagi ini dia memberiikan keterangan kalau dia sudah tidak lagi menjalin hubungan dengan Song irin, kekasih barunya. Menurut Yang Yoseob, dia melepaskan kekasihnya karena dia tidak tega menelantarkan kekasihnya lantaran padatnya jadwalnya. Berikut beberapa momen yang ditangkap kamera ketika mereka masih bersama.” Tivi yang berada di ruang tunggu administrasi itu menampilkan berita infotainment tentang Irin dan Yoseob.

Tiba-tiba semua mata langsung tertuju ke Irin, bahkan Suster yang menanganinya tadi juga langsung melihatnya dengan pandangan kaget. Irin hanya bisa tersenyum kikuk menyapa semua mata yang memandangnya. Segera setelah suster itu memberiikan kuitansi, Irin langsung beranjak menuju kamar ibunya.

“eomma~” sapa Irin dengan riang.

“neo wasseo?” eommanya terlihat lemas terbaring di kasurnya.

“eomma kenapa? Kenapa sarapannya tidak dimakan?” Irin mengambil mangkuk bubur dan bersiap menyuapi ibunya.

“eomma, lemas. Eomma juga tidak berselera makan.” Ibunya menolak suapan Irin.

“eomma, ayo makan. Ini enak. Ayo eomma buka mulutnya. Aaaaa~” Irin mencoba menyuapi ibunya lgi, tapi ibunya bersikeras tidak mau makan.

“eomma tidak suka bubur ini? Eomma ingin makan apa? Bilang saja, biar aku belikan.” Irin meyakinkan ibunya.

“sayang. Eomma tidak mau apa-apa lagi. Eomma sudah terlalu banyak merepotkanmu. Kau harus mencari uang banyak dengan umurmu yang masih belia ini. Eomma tidak ingin merepotkanmu lagi. Eomma sudah lelah, irin-ah.” Ibunya memandang Irin semabri menghela napas.

“eomma, eomma harus tetap sehat sampai aku tua. Aku kan belum bisa membelikan eomma rumah, menikah, dan juga memberiikan cucu untuk eomma. Eomma harus cepat sembuh.” Irin sebisa mungkin memompa semangat ibunya.

“kau ini. Baru saja kau lulus SMA tahun ini tapi sudah memikirkan menikah.” Ibunya mencubit hidung Irin dengan senyuman.

“memangnya apa yang harus aku lakukan lagi eomma? Nanti kalau aku sudah menikah dan mempunyai anak perempuan, akan aku beri nama Ahra, sama seperti eomma.” Jawab Irin riang.

Sejenak, ibunya terlupakan akan rasa sakit yang menderita tubuhnya karena melihat senyuman tulus dari anak perempuan satu-satunya itu. api semangat untuk sembuhpun kembali menyala demi masa depan anak kesayangannya itu.

 

_________________________________________________________________________________________________________________________

Comment and subscribe is welcome :D

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
LS35879
#1
Wah bagus cerita nya!!
babyindigo #2
aaaahhhh >.<
makasih komentarnyaaa :DD
ini bisa jadi introspeksi buat fanficku selanjutnya :DD
jeongmal gamsahamnidaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa xoxoxoxoxo
yutarou #3
saya komen menggunakan b.indonesia saja ya...
sebenarnya saya sudah sangat lama dan tidak terbiasa membaca straight fic, bukan berarti saya anti straight fic, hanya saja saya saya lebih suka sho-ai fic...
fokus cerita ini sebenarnya irin kan? saya rasa kurang tepat jika anda mengatakan bahwa ini cerita tentang dongwoon...
perjuangan irin agar bisa membiayai pengobatan ibunya memang bagus, walau dengan cara seperti itu. untungnya dia bisa mendapat lelaki yang baik.
menurut saya,karakter dongwoon di sini sesuai dan karakter kikwang juga terasa keceriaannya...
mengenai bahasa, saya berkomentar tentang satu hal saja, anda cukup menulis 'ibu dongwoon' daripada 'ibunya dongwoon'...
maaf jika komentar saya kurang menyenangkan dan menyakiti hati anda...
hwaiting...
babyindigo #4
this is fanfics in Indonesian. thank you for every who have read this :)) terima kasih..
and for reader under 18, keep away from chap 13 & 14, it's rated M. i've warned you guys ;)