Episode 04

EXchange
Please Subscribe to read the full chapter

Jarum jam menunjukkan pukul empat sore ketika rombongan wanita memasuki pintu swalayan. Taeyeon dengan santai mendorong kereta belanjaan sementara Sooyoung sibuk memilih bahan makanan.

Tidak jauh dari ujung koridor terlihat Sunny dan Yoona bersemangat memilih jenis makanan ringan. Dari enam peserta hanya empat orang yang tidak melakukan pekerjaan di akhir pekan.

“Siapa yang akan memasak malam ini?” ucap Taeyeon menarik perhatian teman-temannya.

“Kita belum memutuskan.”

“Benar.”

“Siapa yang belum memasak?” tanya Yoona sambil mengangkat tangan kanan. Begitu juga dengan Taeyeon yang merasa tidak banyak ikut membantu sebelumnya.

“Haruskah kita memasak bersama?”

“Ya, tidak masalah. Kita bisa mempelajari resep masakan dari YouTube.”

“Oh, salmon. Yuri bilang ingin memakan ini.” Yoona memeriksa kondisi daging dan harga yang tertera di belakang kemasan.

“Satu saja tidak akan cukup. Kita harus membeli dua bungkus.”

“Apa itu?” kata Sooyoung ikut bergabung dengan membawa beberapa botol; kecap asin, saus tiram dan minyak ikan.

“Salmon.”

“Ya. Salmon asap.” Yoona menjelaskan.

“Itu sangat enak untuk salad. Sebenarnya itu termasuk makanan favoritku.”

“Benarkah?”

Sooyong mengangguk. “Pisang dan juga kacang almond. Kombinasi rasanya enak.”

“Begitu rupanya. Lidahku tidak terbiasa dengan menu makanan seperti itu.”

“Aku menebak kamu pasti lebih suka jenis masakan rumahan, benar?”

“Itu benar.” Taeyeon tersenyum malu.

Setelah menghabiskan waktu hampir satu jam mengelilingi toko dari ujung ke ujung, mereka memutuskan kembali ke rumah dengan empat kantong belanjaan besar.

Rumah itu masih dalam keadaan sunyi seperti dua jam yang lalu. Tidak ada alas kaki yang berserakan ataupun tanda-tanda kehidupan manusia. Tampaknya Yuri dan Seohyun masih harus berjuang menyelesaikan pekerjaan di luar sana.

Seperti biasanya, Sooyoung adalah orang pertama yang membuka pintu lemari es, menyusun bahan-bahan makanan sesuai kelompoknya. Buah dan sayur di bagian bawah. Daging dan protein sejenis berada paling atas. Lalu camilan serta minuman kaleng mengisi barisan tengah.

“Kapan ulang tahun kalian?” kata Yoona sambil mencuci telapak tangan dengan sabun cair. Pertanyaan tersebut melintas begitu saja di pikirannya.

“Apa kita boleh mengatakannya?”

“Kupikir informasi tanggal masih dapat dibagikan asalkan tidak menyebutkan tahun kelahiran.”

“Itu sudah lewat.”

“Januari?”

Sooyoung menggeleng. “Februari.”

“Ulang tahunku bulan Mei.”

“Benarkah? Aku juga lahir di bulan Mei. Lalu bagaimana denganmu?” tanya Yoona kepada satu-satunya orang yang belum menjawab.

“Sebenarnya ini hari ulang tahunku.”

Semua orang terdiam. Sunny, Yoona dan Sooyoung saling melempar pandangan.

“Itu tidak mungkin.” Sunny menutup mulutnya yang terbuka lebar.

Sooyoung berdiri tegak dengan kedua tangan di samping pinggang. “Berhentilah berbohong.”

Taeyeon terkekeh. “Kalian tidak akan mempercayaiku.”

“Sungguh kamu tidak bercanda? Hari ini ulang tahunmu?” Yoona menarik tubuh Taeyeon hingga berhadapan. Seseorang tidak akan berani berbohong jika kedua matanya ditatap dengan serius.

“Ya. Kamu tampak sangat berhati-hati. Apa kamu sering tertipu?”

“Aku hanya sulit mempercayai omongan orang lain. Aku sedang membahas ulang tahun lalu mendadak kamu bilang ini hari ulang tahunmu. Bagaimana mungkin itu terjadi?”

“Astaga, seharusnya kamu memberitahu kami kemarin.”

Taeyeon tidak tahu harus bereaksi seperti apa sehingga dia hanya bisa menggeleng samar sambil tersenyum tipis. “Boleh aku merokok sebentar sebelum memasak?”

“Ya, tentu saja. Kita mempunyai banyak waktu sebelum jam makan malam.”

Dengan demikian, Taeyeon melangkah ringan menaiki anak tangga satu per satu. Sejauh ini teras lantai dua adalah tempat favoritnya. Ada bangunan terbuka lainnya di belakang rumah yang tidak kalah cantik dengan dihiasi lampu kelap kelip. Namun, tempat tersebut mengharuskan mereka berjalan satu tingkat lebih tinggi. Selain itu, kondisi angin yang relatif kencang di sana menjadi pertimbangan tersendiri.

“Kita harus mengadakan pesta kejutan untuknya,” bisik Sooyoung dengan nada rendah.

“Kue, lilin dan petasan.”

“Jangan lupa topi segi tiga juga.”

“Haruskah kita pergi bersama?”

Sunny menggeleng. “Biar aku saja yang pergi sendiri. Taeyeon akan curiga jika teman sekamarnya hilang.”

“Kenapa kalian berbisik seperti itu?”

Sialan, rutuk Sunny dalam hati. Suara Taeyeon mengejutkan mereka semua. “Aku mau istirahat sebentar di kamar,” katanya buru-buru melarikan diri.

“Aku juga,” sahut Sooyoung ikut berlari.

“Sepertinya kita bisa mulai memasak,” kata Yoona mencoba mengalihkan arah pembicaraan.

“Hm, kita harus menyiapkan nasi lebih dulu. Kira-kira berapa lama prosesnya?”

“Aku belum pernah memasak.”

“Aku juga.”

Mereka tertawa terbahak-bahak. Celaka. Itu benar-benar buruk. Dua orang yang tidak berpengalaman harus memasak bersama.

“Aku jarang memasak nasi. Biasanya aku memakan apa pun yang disediakan di tempat kerjaku. Bagaimana ini?”

“Apa kita tidak punya panci presto?”

“Maksudmu rice cooker? Sepertinya aku pernah melihatnya di bawah sini.” Yoona membongkar isi lemari yang menempel pada dinding dapur.

“Kamu sangat hafal seluk beluk rumah ini.”

“Karena saat itu aku yang pertama datang jadi aku menggunakan banyak waktu untuk memeriksa isi rumah.”

Di saat perhatian mereka terkuras pada keberadaan sebuah alat penanak nasi, Sunny berjalan mengendap-endap keluar pintu rumah. Tidak ada yang sadar akan hal tersebut. Bahkan ketika Yuri dengan sembarangan melempar sepatunya, suara gaduh di ruang depan sama sekali tidak memecah konsentrasi keduanya.

Yuri melepas jaket kulitnya lalu membuka sarung tangan. “Apa yang sedang kalian lakukan?”

“Oh, kamu sudah pulang. Kami sedang menyiapkan makan malam.”

“Kalian berdua pergi berbelanja?”

“Kami berempat yang pergi. Sooyoung dan Sunny sedang beristirahat di kamar.”

“Apa menu makan malam kita hari ini?”

“Kita akan memakan bebek.”

“Bagaimana dengan semur kimchi?” kata Yoona menyarankan.

“Kedengarannya bagus.”

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
kwonyy #1
Chapter 10: Moga yulsic bisa kembali bersama kkkkk
Dan jgn sampai sica ama taeng. Sory thor tp aku g suka taengsic 😂
kimkimsara
#2
Chapter 10: Akhirnyaaa update lagiii
Makin penasaran. Semoga aja ngga ada yg tersakitiii
kimkimsara
#3
Chapter 9: Setiap ada chapter baru, pasti bikin kepo chapter berikutnya bakalan kaya gimana. Semangat Author!
kwonyy #4
Chapter 9: Apakah sica memilih yoona??
kimkimsara
#5
Chapter 8: Gemeeeszsssssss gtiap chapter bikin penasaran kelanjutannya gimana
kwonyy #6
Chapter 8: Yg tabah ya yulk. Kamu juga g ngirim sica pesan kan
onesleven
#7
Chapter 7: Woaah kirain umurnya bakal sama ma asli, eh ternyata beda, Sica malah lebih mudah wkwks
Bakal ada drama gak ya episode selanjutnya, soalnya Taeng mulai spik-spik sama Sica walaupun sasaran utamanya Yoona 🤭
kwonyy #8
Chapter 7: Dasar yulk kirain dia orang cool gtu ternyata sifat player nya g hilang"
kimkimsara
#9
Chapter 7: Yuri Om-Om Buaya!!! hahahahahaha
kimkimsara
#10
Chapter 6: Serius deh, asik banget baca cerita iniii <3
Paling suka bagian mereka ngirim pesan untuk orang lain unyumunyushabidubidam!