BAB 8

In a Blue Moon
Please Subscribe to read the full chapter

Note:

Guys karakter Minho aku ganti jadi Kyuhyun yaaa xD

harap dimaklumi dan mohon maaf atas ketidaknyamanan ini ;D

 

 

BAB 8

 

”Dimana cincinmu?”

Changmin menoleh dan melotot menatap  Kyuhyun yang duduk di sampingnya di meja makan, lalu ia melirik Kangta yang sedang menjawab pertanyaan kakeknya dan Siwon yang sedang mengobrol dengan BoA, istri Kangta. Ia mengembuskan napas lega menyadari kakak-kakaknya tidak mendengar pertanyaan  Kyuhyun. Ia mulai menyesali keputusannya mengajak temannya itu ikut makan malam bersama di apartemen kakeknya.

 Kyuhyun kebetulan sedang berada di toko kue Changmin ketika Siwon datang menjemputnya. Karena keluarga mereka sudah saling mengenal sejak lama, Changmin pun mengundang  Kyuhyun ikut makan malam bersama. Ia menyesal karena  Kyuhyun terus bertanya tentang Jung Yunho dan Changmin sama sekali tidak ingin menarik perhatian kakak-kakaknya tentang hal itu.

”Jadi di mana cincinmu?” ulang  Kyuhyun sekali lagi.

”Diamlah,” bisik Changmin dengan rahang terkatup, ”sebelum aku menjejal mulutmu dengan tomat utuh.”

Kyuhyun memutar bola matanya dengan sikap dramatis. ”Baiklah,” desahnya, ”tapi di mana cincinmu?”

Changmin mencengkeram garpunya erat-erat dan menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan diri.

”Omong-omong, kuharap kalian bisa meluangkan waktu hari Sabtu nanti,” kata kakek Changmin tiba-tiba sambil memandang mereka semua.

”Memangnya kenapa?” tanya Kangta.

”Teman baikku, Jung Hyosik—dia datang menghadiri pesta perkawinan Kangta, kuharap kalian masih ingat padanya— mengundang kita makan malam di JungKnow hari Sabtu nanti,” jelas Shim DongHwa. Lalu ia menatap Kyuhyun sambil tersenyum, ”Tentu saja kau juga ikut, Kyuhyun.”

”Oh, benarkah? Terima kasih!” sahut Kyuhyun penuh semangat. ”Aku tidak mungkin melewatkan kesempatan makan malam di JungKnow.”

Kangta bersiul pendek. ”Wow, akhirnya kita bisa makan di JungKnow? Aku juga tidak akan melewatkannya.”

Shim Donghwa berpaling ke arah Changmin. ”Bagaimana, Changmin? Kau bisa meluangkan waktu, bukan?”

Changmin mengangguk. ”Ya, tidak masalah.”

Alis kakeknya terangkat. ”Sepertinya kau tidak terkejut mendengar kita akan diundang makan malam di JungKnow.”

Changmin berdeham pelan. ”Itu... Jung Yunho sudah memberitahuku.”

”Kau bertemu dengannya hari ini?” tanya kakeknya.

”Tidak. Dia...” Changmin ragu sejenak. ”Dia meneleponku.”

”Oh, begitu?” gumam Shim Donghwa sambil tersenyum.

Siwon menatap kakeknya dan Changmin bergantian, lalu berkata, ”Jangan katakan padaku Haraboji menyetujui rencana Mr. Jung.”

”Rencana apa?” tanya Kangta kepada Siwon.

Changmin mengerang dalam hati.

”Mr. Jung sepertinya berencana menjodohkan cucunya dengan Changmin,” sahut Siwon.

”Siapa cucunya?” tanya Kangta dengan kening berkerut.

”Jung Yunho,” sahut Siwon.

”Namanya terdengar tidak asing.”

”Dia pemilik JungKnow dan koki kepala di sana. Kau pernah bertemu dengannya, Hyung, di pesta pernikahanmu. Ingat?”

”Samar-samar.” Kangta meletakkan garpu dan duduk bersandar.

”Seperti apa dia?”

Kyuhyun langsung menyeletuk, ”Tinggi, tampan —menurut standarku—dan mata hitam gelap yang sangat... Aaaww!”

Changmin tidak melepaskan cubitannya di lengan Kyuhyun sampai Kyuhyun harus mencengkeram tangan Changmin dan melepaskan cengkeramannya dengan paksa. Mereka saling melotot sesaat.

”Kau pernah bertemu dengannya, Kyuhyun?” tanya Siwon heran.

Masih mencengkeram tangan Changmin untuk mencegah Changmin menyakitinya lebih jauh, Kyuhyun menjawab ringan, ”Oh, ya. Changmin mengajaknya makan malam di restoran orangtuaku setelah mereka menonton pertunjukan di Broadway. Bukankah begitu, Changmin?”

Oh, Changmin bersumpah ia akan mencakar wajah Kyuhyun yang tampan itu.

”Kupikir kau tidak menyukai Jung Yunho, Changmin,” komentar kakeknya.

”Itulah yang kukatakan padanya,” timpal Siwon. ”Tapi sepertinya mereka baik-baik saja.”

”Tunggu sebentar. Tunggu sebentar,” kata Kangta sambil mengacungkan satu tangan. ”Sepertinya aku satu-satunya orang di sini yang tidak tahu apa-apa, Changmin.”

Changmin mendesah pelan dan menoleh ke arah kakak sulungnya. ”Ya?”

”Apa hubunganmu dengan Jung Yunho?”

”Tidak ada,” sahut Changmin cepat.

Kyuhyun mengeluarkan suara seperti dengusan. Changmin mengabaikannya. Sebelah alis Kangta terangkat, tetapi ia tidak berkata apa-apa. Changmin tahu kakaknya masih menunggunya menjelaskan.

”Tidak ada hubungan khusus,” Changmin menambahkan. ”Kakeknya memang ingin menjodohkan kami, tapi dia tidak akan berhasil. Aku tidak... Dia tidak...” Changmin berhenti sejenak untuk menarik napas. ”Maksudku, kami hanya berteman.”

”Jadi kalian sekarang sudah berteman?” tanya kakeknya sambil tersenyum polos.

”Yah...” Changmin mengangkat bahu dengan gerakan sambil lalu. ”Kurasa begitu.”

”Teman,” gumam Kangta dan kembali meraih garpunya.

”Kurasa aku dan Siwon tetap harus berbicara dengannya.”

Siwon mengangguk setuju, Changmin memutar bola matanya, dan kakek mereka terkekeh.

Boa, istri Kangta, yang sejak tadi diam mendengarkan, tertawa dan berkata, ”Aku ingat bagaimana Siwon dan Changmin ’berbicara denganku’ ketika Kangta pertama kali memperkenalkanku pada mereka.”

Kyuhyun meringis. ”Kurasa itu sudah menjadi tradisi keluarga,” katanya. ”Aku juga ingat bagaimana Kangta ’berbicara denganku’ ketika aku datang menjemput Changmin untuk menghadiri pesta dansa sekolah saat SMA. Aku nyaris mengurungkan niat mengajak Changmin ke pesta itu.”

Kangta tertawa. ”Itu sebelum aku tahu bahwa kau tidak berbahaya, Kyuhyun,” katanya. ”Tapi seharusnya kau bersyukur karena yang kau alami itu masih tidak seberapa.”

Alis Kyuhyun terangkat tinggi. ”Ha! Tidak seberapa? Kalau begitu apakah calon kekasih Changmin nantinya akan menghadapi siksaan yang lebih berat?”

”Sudah pasti,” sahut Siwon. ”Pria lemah tidak diizinkan mendekati Changmin.”

Kyuhyun berpikir sejenak lalu berkata, ”Jung Yunho sepertinya bukan pria lemah.”

Changmin menyipitkan mata menatap Kyuhyun. Ia baru hendak membuka mulut ketika ia mendengar ponselnya berbunyi. Ia bergegas berdiri dan berjalan ke arah ruang duduk tempat tas tangannya berada. Mungkin Jung Yunho karena laki-laki itu berkata ia akan menelepon Changmin.

Bukan. Bukan Jung Yunho. Alis Changmin berkerut samar melihat nomor tak dikenal yang muncul di layar ponselnya.

”Halo?” katanya setelah menempelkan ponsel ke telinga.

”Hei, Changmin.”

Suara itu membuat napas Changmin tertahan sejenak. Ia tidak mengerti bagaimana Kang Julien masih bisa membuat hatinya berdebar lebih cepat hanya dengan menyebut namanya.

Changmin melirik ke arah keluarganya yang masih makan sambil mengobrol, lalu menyelinap ke kamar tidur kakeknya supaya pembicaraannya tidak didengar.

”Hai, Julien,” katanya setelah menutup pintu. ”Ada apa?”

”Apakah aku mengganggu?”

”Tidak, tidak. Kau tidak mengganggu,” sahut Changmin cepat.

”Aku hanya sedang makan malam bersama keluargaku.”

”Kalau begitu sebaiknya aku tidak menahanmu terlalu lama,” kata Julien. ”Temanku yang bekerja untuk seorang perancang busana terkenal—aku lupa siapa nama perancang itu—mengundangku menghadiri pesta yang akan mereka selenggarakan besok. Katanya aku boleh mengajak teman. Jadi apakah kau mau menemaniku ke sana?”

Changmin menjawab tanpa ragu, ”Tentu saja.”

”Bagus.” Julien terdengar puas. ”Akan kujemput besok.”

Changmin baru menutup telepon ketika kepala Kyuhyun muncul dari balik pintu kamar. ”Hei, Chwang. Kami kehilangan dirimu di meja makan. Sedang apa kau di sini?”

Changmin tersenyum meminta maaf dan mengacungkan ponsel. ”Menerima telepon.”

”Dari Jung Yunho?” tanya Kyuhyun sambil melangkah ke dalam kamar.

Changmin menggeleng singkat. ”Julien,” koreksinya.

Alis Kyuhyun terangkat tinggi. Tentu saja Kyuhyun tahu siapa Kang Julien dan apa peran pria itu dalam hidup Changmin. Kyuhyun satu-satunya orang yang tahu tentang hubungan Changmin dan Julien dulu. Kyuhyun juga orang pertama yang diberitahu Changmin tentang kemunculan kembali Julien di New York.

”Jadi apa yang diinginkannya?” tanya Kyuhyun.

”Mengajakku menghadiri pesta besok.”

”Dan kau menerima ajakannya?”

Changmin mengangguk.

Kyuhyun mendesah. ”Aku sudah pernah mengatakannya kepadamu dulu dan aku akan mengatakannya lagi sekarang. Kau membuat segalanya terlalu mudah baginya, Sayang.”

Changmin mengibaskan tangan, namun ia tahu Kyuhyun benar. Butuh waktu lama baginya untuk mengakui kebenaran itu ketika Kyuhyun mengatakannya untuk pertama kalinya bertahun-tahun yang lalu. Hubungan Changmin dengan Julien memang tidak seimbang. Changmin-lah yang menyukai Julien lebih dulu, ialah yang menyatakan perasaannya lebih dulu, dan ia jugalah yang menyarankan agar mereka bertunangan sebelum Julien berangkat ke Afrika Selatan.

Tidak ingin memikirkan kenyataan memalukan itu, Changmin menggandeng lengan Kyuhyun dan menariknya ke arah pintu.

”Ayo, kita kembali ke ruang makan. Dan, Kyuhyun,” katanya sambil melotot menatap temannya, ”berhentilah mengoceh tentang Jung Yunho di depan kakak-kakakku sebelum aku kehilangan kesabaran dan menusuk lenganmu dengan garpu.”

”Tapi—”

”Tidak boleh mengoceh tentang Jung Yunho.”

Kyuhyun mendesah dramatis. ”Oh, baiklah. Terserah apa katamu.”

Ia diam sejenak, lalu, menambahkan, ”tapi di mana cincinmu?”

Changmin mengerang sebal, lalu memukul lengan Kyuhyun dan mendorongnya keluar dari kamar.

***

 

Ia tidak menunggu telepon dari Jung Yunho. Tentu saja tidak.

Changmin masih belum tidur walaupun waktu sudah menunjukkan hampir tengah malam karena acara komedi malam yang ditayangkan di televisi sangat lucu. Karena itulah ia berkeras menonton acara itu sampai selesai sambil berbaring di sofa ruang tamunya meskipun ia sudah menguap beberapa kali.

Yep. Itulah alasannya. Bukan karena ia sedang menunggu telepon dari... Oh!

Changmin tersentak ketika ponselnya berdering. Ia bangkit duduk dan meraih ponselnya di meja. Ia membaca nama yang muncul di layar dan tersenyum kecil. Ia menekan tanda ‘jawab’ dan menempelkan ponsel ke telinga. ”Halo?”

”Sudah larut. Kenapa kau masih belum tidur?” Tanya Jung Yunho tanpa basa-basi. Suaranya terdengar lelah, namun ceria seperti biasa.

”Ada acara komedi di televisi,” sahut Changmin sambil meraih remote control dan mematikan televisi.

”Bukan karena menunggu teleponku?” gurau Jung Yunho.

Changmin mencibir, mengenakan sandal kainnya yang empuk dan berjalan ke kamar tidur. ”Sudah pasti bukan karena menunggu teleponmu.”

Yunho tertawa dan Changmin tersenyum tanpa sadar.

”Bagaimana kabar kakekmu? Dan kakak-kakakmu?”

”Mereka sangat baik. Terima kasih.”

”Omong-omong,” kata Yunho, ”kau tidak marah-marah padaku?”

”Kenapa aku harus marah padamu?” Changmin balas bertanya.

Ia naik ke atas ranjang, menyelinap ke balik selimut, dan duduk bersandar di tumpukan bantalnya.

”Karena acara hari Sabtu nanti.”

”Ah.” Changmin mengerti. ”Undangan kakekmu?”

Yunho bergumam membenarkan.

Changmin merapikan selimut yang menutupi separuh tubuhnya sebelum menjawab, ”Tidak, aku tidak marah. Kakekmu sudah memberitahu kakekku, dan kakekku memberitahu kami hari ini. Kangta Hyung dan Siwon Hyung sudah tidak sabar ingin mencicipi makanan di JungKnow yang terkenal.”

”Benarkah? Kalau begitu aku harus berusaha sebaik mungkin m

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
crystalice02
Ini ff remake lg ya guys dari novel dengan judul yang sama (readers: nggak mutu banget sih x_x)

Biarin ;p

salahin hominchan yang setelah selese wamil tambah nggak tau malu pamer kemesraan >,<

jadi jangan salahkan diriku yang tiap baca novel yang dibayangin selalu hominchan hahaha xD

Comments

You must be logged in to comment
cecilyuu
#1
Chapter 13: Min... plis buat remake novel lagiiii hehehehe
yasmin2015 #2
Chapter 13: Oh...so sweet....aku suka banget sama karakter yunho and changmin disini. Sayang aja, changmin gak pernah tahu kl yunho sdh jatuh cinta sama dia sejak sma. Harusnya ada momen ktka yunho mengakui apa yg sebenarnya terjadi. Changmin manis banget sih....mudah sekali memaafkn yunho. Tp siapa coba yg gak terpesona sama karismanya yunho...???
vitachami
#3
Chapter 13: Sadiss crystal..
Ini benar2 bagus ceritanya..
Sweet banget ini hubungan yun dan chami..
Terus berkarya yaa
Di tunggu fanfict selanjutnyaa
Bigeast88 #4
Chapter 13: Amphuuuuuunnn hahaha poto imin di ending soooo cuuuteeeee oh my gawd
Mashiroio #5
Chapter 13: Terima kasih sudah membagikan cerita yang manis ini. Saya cinta homin dan kehidupan mereka :)
Dilian
#6
Chapter 13: wuah bunga bunga cinta bertaburan di sekeliling homin, haha, cuuutee and sweeet bget ini, tpi jdi penasaran klo yunho pas lgi d ancem sm siwon sm kangta tnpa ad changmin ny, hahaha
Tika_choi
#7
Chapter 13: Sweet ending >< btw "in a blue moon" ini maksudnya minuman kesukaan Changmin yaa?? Blue moon??
Udah habis aja T^T thanks for the remake kakak ^^ ditunggu ff selanjutnya, Fighto ^^b

Ps: Perjuangan mu terlalu "mudah" Yun *ditabok Yunho*
niyalaw
#8
Chapter 13: ADOOOH AKU BISA2 KENA DIABETES INI TERLALU FLUFF GAK KUAAT
YEY TERIMAKASIH UDAH DI LANJUTIN TERUS SAMPE END
PLEASE REMAKE NOVEL LAINNYA LAGI DONG YANG FLUFF JUGA BIKIN HATI HOMIN SHIPPERKU INI KLEPEK2 PLEASE
Anashim #9
Chapter 13: gue suka tipe2 novel atau ff yg fokus pd karakter utama.. jd ga bakalan hilang fokus.. tp apakah ini tidak terlalu fokus, hanya ada mereka berdua saja. maksudnya gda side story setelah jadian, kakak2nya changmin gimana, resto jungknow, jump start dll.. jd sedikit banget isinya.. dan kiss nya cmn satu doang?? hmm...
suka bgt ama karakter yunho disini.. beda bgt ama karakter yg selama ini gue baca, apalagi kalo ngobrol ama changmin.. duh jd seneng liatnya..
ga ditambahin gitu? cerita sendiri jg boleh kalo emg di novel begitu doang.. ditambahin mereka nikah.. punya anak dll. butuh homin "scene" wkwkwkwk.
QueenB_doll #10
Chapter 13: whoa whoa whoa!!! aku meltiiiiiing..kyaaaa hepl!!!
ini adalah salah satu fic homin yg paling sweet sweet sweeeeeet dalam list homin fic ku...hiks hiks hiks tapi sedih juga harus berpisah dengan fic ini..berharap authornim share homin fic yg bnyak yg genre nya bikin seneng bahagia n senyam senyum gaje terus pas bacanya kayak fic ini... terimakasih banyak bwt authornim n buat sang pangarang novel in a blue moon ini..lub you <3 <3 <3