BAB 10

In a Blue Moon
Please Subscribe to read the full chapter

BAB 10

 

”Aku ragu apakah aku melakukan hal yang benar dengan mengajakmu ke sini,” kata Yunho sambil menghentikan mobilnya di pinggir jalan, tidak jauh dari bar milik David King di Midtown East.

Changmin menoleh menatapnya di dalam mobil yang remang-remang. ”Apa maksudmu?”

”Aku harus memberikan kesan yang baik bagi kakak-kakakmu, tapi kau lihat sendiri reaksi mereka ketika kau berkata bahwa kau tidak akan pulang bersama mereka dan akan pergi bersamaku. Kakak sulungmu menatapku dengan begitu tajam sampai aku nyaris buta,” jelas Yunho. ”Kakak-kakakmu menakutkan.”

Changmin mengeluarkan suara setengah mendengus setengah tertawa. ”Astaga, mereka bahkan belum melakukan apa-apa padamu. Malam ini mereka sudah bersikap sangat baik. Coba bayangkan kalau kau punya adik dan kau mendengar adik kesayanganmu akan dijodohkan dengan seseorang, apakah kau—sebagai kakak yang selalu menginginkan yang terbaik bagi adikmu—tidak akan bereaksi sedikit pun?”

Yunho berpikir sejenak. ”Kurasa aku akan lebih dulu menghajar orang yang berani mendekati adikku, setelah itu baru berbicara dengannya.”

”Tepat sekali.”

Yunho berbalik menatap Changmin dan bertanya, ”Jadi apa yang harus kulakukan supaya kakak-kakakmu menyukaiku?”

Alis Changmin terangkat tinggi. ”Kenapa pula pendapat kakak-kakakku sangat penting bagimu?”

”Karena aku ingin mereka mendukung usahaku mendekati adik mereka,” sahut Yunho dengan nada yang menyatakan bahwa hal itu sudah sangat jelas.

Changmin bergidik berlebihan.

”Ngomong-ngomong, bagaimana sikap mereka pada Julien?” tanya Yunho tiba-tiba. ”Apakah Julien dulu juga pernah menerima tatapan menakutkan dari kakak-kakakmu?”

Changmin memalingkan wajah menatap ke luar jendela. ”Kita tidak turun?” tanyanya cepat. Ia melirik Yunho sekilas, lalu membuka pintu mobil. ”Ayo, sebelum pertunjukannya selesai.”

Yunho menatap Changmin sejenak, lalu mendesah dan mematikan mesin mobil.

”Hei, Yunho!”

Yunho baru saja bergabung dengan Changmin di trotoar ketika ia mendengar namanya dipanggil. Ia menoleh dan melihat David King melambai ke arahnya dari pintu masuk bar. Ia mengangkat sebelah tangan sebagai balasan sebelum berjalan menghampiri temannya.

”Kukira kau tidak akan datang,” kata David riang sambil menjabat tangan Yunho yang terulur. ”Kau datang bersama Jaejong?”

”Tidak,” sahut Yunho. Ia menggerakkan kepalanya ke arah Changmin di sampingnya. ”Aku mengajak tunanganku.”

”Halo, namaku Changmin dan aku bukan tunangannya,” balas Changmin sambil tersenyum ramah dan mengulurkan tangan kepada David.

”Oh, halo.” David menjabat tangan Changmin dan balas tersenyum, walaupun agak heran. ”David King. Senang berkenalan denganmu.”

”Changmin-lah yang menyukai pertunjukan musikal,” kata Yunho pada David.

”Oh.” David menatap Yunho dengan alis terangkat. Yunho tahu David sangat ingin bertanya lebih jauh, tetapi ia bisa melihat temannya berusaha keras menahan diri di depan Changmin. Sebagai gantinya, David tersenyum cerah kepada mereka berdua dan berkata, ”Ayo, masuklah dan nikmati pertunjukannya.”

***

 

 

Ternyata Changmin mengenal kedua aktor musikal yang tampil di bar David malam itu, karena ia terkesiap pelan begitu melihat mereka yang sedang bernyanyi diiringi piano. ”Lock Willow. Daddy-Long-Legs,” gumamnya.

”Apa?” tanya Yunho tidak mengerti.

”Lagu yang sedang mereka nyanyikan,” jelasnya kepada Yunho dengan suara pelan tanpa mengalihkan pandangan dari panggung kecil di depan mereka. ”Dan kedua aktor itu adalah River Cooper dan Charlie G.”

Yunho tidak mengenal kedua aktor musikal itu dan tidak mengenal lagu yang sedang mereka nyanyikan. ”Terkenal?” tanyanya.

Changmin memiringkan kepala sedikit, berpikir. ”Tidak bisa dibilang terkenal, kurasa. Mereka sering tampil dalam berbagai pertunjukan, tapi bukan pertunjukan besar. Walaupun begitu, suara mereka bagus.”

Yunho menarik kursi untuk Changmin dan membantu pemuda itu melepaskan jaketnya, sementara mata Changmin masih terpaku pada kedua aktor di atas panggung.

”Kau mau minum apa?” tanya Yunho lirih agar tidak mengganggu pertunjukan.

Changmin tidak menjawab.

”Changmin?”

Mata Changmin masih tidak dialihkan dari panggung.

Yunho tersenyum kecil. Baiklah, kalau begitu...

”Honey,” panggilnya pelan.

Tidak ada reaksi.

”Sweetheart.”

Masih tidak ada reaksi.

”Baby.”

Lagi-lagi tidak ada reaksi.

”Changdolla.”

”Apa?” Kali ini Changmin menoleh ke arahnya dengan alis berkerut, namun seulas senyum geli tersungging di bibirnya.

Ternyata ia memang mendengar Yunho. ”Kau memanggilku apa?”

Yunho tersenyum lebar. ”Bagus. Panggilanmu sekarang adalah ’Changdolla’. Kau yang memilihnya sendiri,” katanya puas. "Nah, sekarang kau mau minum apa?”

Changmin melirik ke arah bar sekilas sebelum bergumam, ”Blue Moon.” Setelah itu, perhatiannya kembali terpusat pada pertunjukan di depannya.

Yunho berjalan ke bar tempat David sudah menunggu.

”Blue Moon dan bir,” kata Yunho kepada bartender. ”Dan air mineral.”

”Jadi,” kata David sambil bersandar di meja bar, ”alasanmu mencari-cari tiket pertunjukan perdana waktu itu adalah pemuda itu?”

Yunho menoleh ke arah meja yang ditempati Changmin dan mengangguk. ”Ya.”

”Kau tadi berkata dia tunanganmu.”

”Kakekku ingin aku menikahinya.”

David bersiul pendek. ”Astaga, memangnya kita hidup di zaman apa?”

Yunho tersenyum, namun tidak menjawab.

David menoleh memandang Changmin, lalu kembali menatap Yunho. ”Aku boleh bergabung dengan kalian, bukan?”

Yunho meraih minuman yang diletakkan bartender di meja bar. ”Selama kau menjaga mulutmu dan tidak bicara sembarangan di depannya,” sahutnya.

David pura-pura tersinggung. ”Kapan aku pernah bicara sembarangan?”

Mereka kembali ke meja tepat pada saat lagu berakhir diiringi tepuk tangan para pengunjung. Penyanyi pria di atas panggung mengumumkan bahwa mereka akan jeda sejenak sebelum pertunjukan dilanjutkan kembali.

”Terima kasih,” kata Changmin ketika Yunho meletakkan koktail pesanan pemuda itu di hadapannya. Lalu ia melihat David. ”Oh, halo lagi. Tadi aku lupa berterima kasih padamu karena telah mengizinkan Yunho mengajakku ke sini.”

Yunho memberengut melihat David King tersenyum ceria kepada Changmin. ”Sama sekali bukan masalah,” sahut David. ”Teman-teman Yunho adalah teman-temanku juga. Karena kau adalah tunangannya, akan kupastikan kau selalu mendapatkan perlakuan VIP di sini.”

Changmin tertawa. ”Wah, ini pertama kalinya aku merasa ada untungnya menjadi ’tunangan’ Jung Yunho.”

”Menjadi tunangan David King akan mendapatkan keuntungan yang lebih banyak lagi,” tambah David mulus.

”Kusarankan kau membuang pikiran itu jauh-jauh,” sela Yunho datar. Ia tahu David King pintar bicara dan ia selalu merasa terhibur setiap kali menyaksikan temannya merayu. Namun, tidak kali ini. Oh, tidak. Shim Changmin adalah pengecualian.

David mengabaikan Yunho. ”Bagaimana menurutmu, Changmin?” tanyanya kepada Changmin. ”Kau mau mempertimbangkannya?”

”King, aku bersumpah kau akan teronggok di lantai barmu kalau kau tidak menghentikannya sekarang juga,” ancam Yunho.

”Aku meragukannya, Jung,” balas David ringan, ”karena sepanjang ingatanku pukulanmu seperti pukulan wanita.”

”Aku yakin kau salah ingat. Mau kubuktikan?”

”Anak-anak,” sela Changmin sambil mengangkat kedua tangannya, menghentikan balasan David. Ia menatap mereka berdua bergantian dan menggeleng-geleng. ”Aku akan pergi meminta tanda tangan kedua aktor tadi dan mungkin berfoto bersama sementara kalian menyelesaikan perdebatan kecil kalian. Permisi.”

Yunho mengamati Changmin berjalan menghampiri kedua aktor yang sedang beristirahat di tepi panggung.

”Kulihat kau tertarik padanya.”

Yunho menoleh menatap temannya. ”Apa?”

David menggerakkan dagunya menunjuk Changmin. ”Bisa kulihat kau tertarik padanya,” ulangnya. ”Jadi apa yang akan kau lakukan? Maksudku tentang Jaejong.”

”Memangnya ada apa dengan Jaejong?” tanya Yunho tidak mengerti.

Alis David King terangkat. ”Bukankah kalian berhubungan? Apakah dia sudah tahu tentang rencana kakekmu?”

Yunho mengerutkan kening. ”Aku dan Jaejong hanya berteman, tidak punya hubungan khusus.”

”Oh, begitu?”

”Apa yang membuatmu berpikir kami berhubungan?”

David menyesap minumannya. ”Kau selalu mengajaknya menghadiri acara-acara. Kalian praktis selalu bersama di depan umum. Ketika aku mencoba mendekatinya dulu, dia memberitahuku bahwa dia bersamamu.”

Yunho terkekeh. ”Menurutku dia mengarang-ngarang alasan untuk menolakmu, Teman. Pada dasarnya, dia hanya tidak tertarik padamu.”

David menggeleng. ”Aku meneleponnya dua hari yang lalu untuk mengajaknya menghadiri pesta Tahun Baru yang akan diadakan di sini. Kupikir dia mungkin kesepian karena kau akan pergi ke Seoul...”

”Kesepian? Jaejong? Tidak mungkin.”

”...tapi katanya dia akan pergi ke Seoul bersamamu.”

Yunho mengerutkan kening. Ia baru hendak menyangkal ketika suara Changmin menyelanya.

”Siapa yang akan pergi ke Seoul bersamamu?”

Yunho dan David serentak mendongak menatap Changmin yang sudah kembali ke meja mereka.

”Tidak ada,” jawab Yunho.

”Jaejong,” jawab David pada saat yang sama.

Alis Changmin terangkat sedikit sementara ia menatap Yunho. ”Oh?” gumamnya.

”Kami tidak pergi bersama,” Yunho cepat-cepat menyangkal. ”Dia hanya kebetulan akan pergi ke Seoul setelah Natal untuk urusan pekerjaan.”

Changmin duduk dan menyesap minumannya. ”Tentu saja,” gumamnya sambil tersenyum sekilas kepada Yunho.

”Changmin...”

”Oh, lihat. Pertunjukan akan dilanjutkan kembali,” sela Changmin dan ikut bertepuk tangan bersama beberapa pengunjung lain.

Dan selama sisa pertunjukan, Changmin tidak lagi berbicara kepadanya.

***

 

”Kau marah?”

Changmin tetap menatap ke luar jendela mobil selama beberapa saat. Setelah beberapa detik, ia baru menjawab ketus, ”Tidak.”

Saat itu mereka sudah kembali berada di dalam mobil Yunho dalam perjalanan pulang dari bar David King dan Changmin sedang malas bicara. Kalau ia mau jujur, sebenarnya ia mulai malas bicara sejak ia tahu Jaejong juga akan pergi ke Seoul. Urusan pekerjaan? Pfft! Ia yakin pemuda itu sama sekali tidak punya pekerjaan apa pun di Seoul. Pemuda itu hanya mencari-cari alasan supaya bisa bersama Yunho. Dan Yunho tidak keberatan! Yunho membiarkan Jaejong... ugh!

Changmin tidak senang. Ia tahu ia tidak berhak merasa tidak senang, tetapi ia tidak bisa menahan diri.

”Cemburu?” tanya Yunho lagi. Suaranya terdengar geli.

Changmin melotot ke arahnya. ”Tidak.”

Jung Yunho meliriknya sekilas dan tersenyum.

Berani-beraninya ia tersenyum!

”Tanganmu terkepal, Changdolla.”

Changmin menggigit bibir dengan geram dan berusaha melemaskan kedua tangannya. Terkutuklah Jung Yunho dan panggilan konyolnya!

Yunho mendesah dan berkata, ”Sudah kukatakan padamu kami tidak pergi bersama. Aku baru tahu dia akan pergi ke Seoul siang ini, ketika dia menelepon dan memberitahuku.”

”Kau percaya dia pergi ke sana untuk urusan pekerjaan?” tanya Changmin blak-blakan.

Yunho mengangkat bahu. ”Itu yang dikatakannya. Kenapa aku harus meragukannya?”

Changmin memejamkan mata dan menarik napas panjang.

”Kau tentu tahu dia menyukaimu, bukan? Kau tidak mungkin tidak menyadarinya. Sangat jelas terlihat bahwa dia menyukaimu dan dia mengharapkan lebih.”

”Tapi aku tidak,” balas Yunho. ”Aku tidak pernah menganggapnya sebagai kekasihku, aku tidak pernah memperkenalkannya sebagai kekasihku, dan aku sudah pasti tidak pernah mengatakan atau melakukan sesuatu yang membuatnya berpikir bahwa kami memiliki hubungan khusus.”

”Mungkin itulah alasannya,” gerutu Changmin. ”Kau tidak pernah mengatakan atau melakukan apa-apa, yang berarti kau tidak pernah menolaknya.”

Tidak lama kemudian, Yunho menghentikan mobil di depan gedung apartemen Changmin.

Changmin melepaskan sabuk pengaman, namun tetap duduk bersandar. Ia mendesah pelan dan menoleh menatap Yunho. ”Maafkan aku,” gumamnya sungguh-sungguh. ”Aku tidak berhak menilai hubunganmu dengan Jaejong. Itu urusanmu sendiri.”

Changmin tidak bisa melihat raut wajah Yunho dengan jelas di dalam mobil yang remang-remang. Laki-laki itu juga tidak berkata apa-apa.

”Ngomong-ngomong, terima kasih karena telah mengajak keluargaku makan malam. Dan terima kasih karena telah mengajakku menonton pertunjukan tadi,” lanjut Changmin agak canggung.

”Ayo, kuantar sampai ke pintu,” kata Yunho, lalu membuka pintu mobil.

Changmin bergegas menyusul, walaupun agak bingung. Mereka berjalan menyusuri trotoar dan menaiki anak-anak tangga di depan gedung apartemen Changmin tanpa berkata apa-apa.

Changmin berhenti di pintu depan dan berbalik menghadap Yunho yang berdiri dua anak tangga di bawahnya. ”Kita sudah sampai,” katanya. ”Jadi...”

Saat itu Yunho mendongak menatapnya dengan seulas senyum kecil tersungging di bibirnya. ”Changmin.”

”Ya?”

Yunho menaiki satu anak tangga lagi dengan perlahan dan menatap mata Changmin lurus-lurus. ”Aku akan mengatakan sesuatu kepadamu yang tidak pernah kukatakan kepada Jaejong.”

Nada suara Yunho menimbulkan pengaruh aneh di dada Changmin. Ia berdeham untuk menutupi kecanggungannya.

”Baiklah.”

”Aku menyukaimu.”

Changmin mengerjap. Untuk sejenak ia lupa bernapas. Lalu sesuatu mulai mengentak-entak di balik dadanya.

Yunho menaiki satu anak tangga lagi, membuatnya kini berdiri tepat di hadapan Changmin. Kedua tangannya dijejalkan ke dalam saku jaket. Ada seberkas kegugupan yang berkelebat di matanya yang hitam gelap, namun ia berdiri dengan yakin di hadapan Changmin.

”Terlepas dari keinginan kakekku untuk menjodohkan kita, aku sungguh menyukaimu,” lanjutnya, ”dan aku ingin mengenalmu lebih baik.”

”Oh?” Hanya itu yang bisa dikatakan Changmin. Jantungnya masih berdebar-debar dan otaknya masih belum bisa memikirkan kalimat yang lebih panjang.

”Jadi bagaimana denganmu?” tanya Yunho sambil tersenyum. ”Apakah ada kemungkinan kau akan menyukaiku dan ingin mengenalku lebih baik?”

”Aku... Eh...” Melihat wajah Yunho dari jarak sedekat ini membuat debar jantung Changmin semakin keras. Apa-apaan ini? Apa yang terjadi padanya? Demi Tuhan...

Yunho tertawa lirih dan senyumnya melebar. ”Kurasa aku berhasil membuatmu tidak bisa berkata-kata. Baiklah. Aku akan memberimu waktu untuk memikirkan jawabannya. Nah, jangan memukulku, oke?”

Mata Changmin melebar kaget ketika Yunho menunduk, men

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
crystalice02
Ini ff remake lg ya guys dari novel dengan judul yang sama (readers: nggak mutu banget sih x_x)

Biarin ;p

salahin hominchan yang setelah selese wamil tambah nggak tau malu pamer kemesraan >,<

jadi jangan salahkan diriku yang tiap baca novel yang dibayangin selalu hominchan hahaha xD

Comments

You must be logged in to comment
cecilyuu
#1
Chapter 13: Min... plis buat remake novel lagiiii hehehehe
yasmin2015 #2
Chapter 13: Oh...so sweet....aku suka banget sama karakter yunho and changmin disini. Sayang aja, changmin gak pernah tahu kl yunho sdh jatuh cinta sama dia sejak sma. Harusnya ada momen ktka yunho mengakui apa yg sebenarnya terjadi. Changmin manis banget sih....mudah sekali memaafkn yunho. Tp siapa coba yg gak terpesona sama karismanya yunho...???
vitachami
#3
Chapter 13: Sadiss crystal..
Ini benar2 bagus ceritanya..
Sweet banget ini hubungan yun dan chami..
Terus berkarya yaa
Di tunggu fanfict selanjutnyaa
Bigeast88 #4
Chapter 13: Amphuuuuuunnn hahaha poto imin di ending soooo cuuuteeeee oh my gawd
Mashiroio #5
Chapter 13: Terima kasih sudah membagikan cerita yang manis ini. Saya cinta homin dan kehidupan mereka :)
Dilian
#6
Chapter 13: wuah bunga bunga cinta bertaburan di sekeliling homin, haha, cuuutee and sweeet bget ini, tpi jdi penasaran klo yunho pas lgi d ancem sm siwon sm kangta tnpa ad changmin ny, hahaha
Tika_choi
#7
Chapter 13: Sweet ending >< btw "in a blue moon" ini maksudnya minuman kesukaan Changmin yaa?? Blue moon??
Udah habis aja T^T thanks for the remake kakak ^^ ditunggu ff selanjutnya, Fighto ^^b

Ps: Perjuangan mu terlalu "mudah" Yun *ditabok Yunho*
niyalaw
#8
Chapter 13: ADOOOH AKU BISA2 KENA DIABETES INI TERLALU FLUFF GAK KUAAT
YEY TERIMAKASIH UDAH DI LANJUTIN TERUS SAMPE END
PLEASE REMAKE NOVEL LAINNYA LAGI DONG YANG FLUFF JUGA BIKIN HATI HOMIN SHIPPERKU INI KLEPEK2 PLEASE
Anashim #9
Chapter 13: gue suka tipe2 novel atau ff yg fokus pd karakter utama.. jd ga bakalan hilang fokus.. tp apakah ini tidak terlalu fokus, hanya ada mereka berdua saja. maksudnya gda side story setelah jadian, kakak2nya changmin gimana, resto jungknow, jump start dll.. jd sedikit banget isinya.. dan kiss nya cmn satu doang?? hmm...
suka bgt ama karakter yunho disini.. beda bgt ama karakter yg selama ini gue baca, apalagi kalo ngobrol ama changmin.. duh jd seneng liatnya..
ga ditambahin gitu? cerita sendiri jg boleh kalo emg di novel begitu doang.. ditambahin mereka nikah.. punya anak dll. butuh homin "scene" wkwkwkwk.
QueenB_doll #10
Chapter 13: whoa whoa whoa!!! aku meltiiiiiing..kyaaaa hepl!!!
ini adalah salah satu fic homin yg paling sweet sweet sweeeeeet dalam list homin fic ku...hiks hiks hiks tapi sedih juga harus berpisah dengan fic ini..berharap authornim share homin fic yg bnyak yg genre nya bikin seneng bahagia n senyam senyum gaje terus pas bacanya kayak fic ini... terimakasih banyak bwt authornim n buat sang pangarang novel in a blue moon ini..lub you <3 <3 <3