BAB 2

In a Blue Moon
Please Subscribe to read the full chapter

BAB 2

 

”Penyihir itu menempatkanku di kelompok hiasan sulam!” seru Eunhyuk tertahan dari sebelah kanan Yunho setelah mereka keluar dari kantor si penyihir yang disebut-sebut tadi, alias Miss Tiffany Hwang, guru bahasa Inggris mereka. ”Hiasan Natal! Kedengarannya mengerikan.”

”Aku disuruh membantu kelompok pembuat kartu Natal,” timpal Donghae dari sebelah kiri Yunho sambil memberengut jijik. ”Itu lebih mengerikan lagi. Reputasiku di mata para cewek pasti akan jatuh, seiring dengan harga diriku.”

Yunho menatap kedua temannya bergantian dengan jengkel. ”Semua ini gara-gara kalian, dasar bodoh! Kenapa kalian melepas tikus-tikus itu di kelas Miss Hwang?”

”Aku tidak melepas mereka!” bantah Eunhyuk. ”Mereka lepas sendiri.”

Penggagas ide konyol untuk ”menghidupkan” kelas yang membosankan adalah Donghae. Eunhyuk yang kemudian melontarkan ide melepaskan tikus-tikus putih peliharaannya di dalam kelas.

Dan Yunho mengusulkan mereka melakukannya di kelas sejarah, karena Mr. Park Jungsoo, guru sejarah mereka yang sama membosankannya seperti mata pelajaran yang diajarnya, Mr. Park bukan tipe guru yang suka marah-marah. Dia hanya akan mengeluh dan memijat- mijat pelipisnya melihat kelakukan anak-anak. Jadi mereka pasti aman dari hukuman.

Tetapi entah bagaimana, tikus-tikus Eunhyuk berhasil melepaskan diri dari kandang dan menimbulkan keributan besar di tengah-tengah kelas bahasa Inggris. Para anak perempuan menjerit-jerit, beberapa anak laki-laki juga ikut berteriak-teriak ketakutan dan naik ke meja. Dalam hal jerit-menjerit, Miss Hwang-lah pemenangnya. Itu pertama kalinya Yunho melihat guru bahasa Inggris-nya yang bertubuh tinggi besar menjerit begitu keras ketika seekor tikus melesat ke arahnya dengan membabi buta.

”Ini semua idemu, dan itu adalah tikus-tikusmu,” kata Yunho sambil menunjuk Donghae, lalu Eunhyuk. ”Aku tidak mengerti kenapa aku juga ikut dihukum.”

”Karena kau yang tertawa paling keras, Teman,” sahut Donghae ringan.

”Kau nyaris berguling-guling di lantai dan sesak napas karena tertawa terlalu keras,” timpal Eunhyuk sambil terkekeh.

Yunho memberengut jengkel. Ya, tadi ia memang merasa kejadian itu sangat lucu. Tetapi Miss Hwang tidak sependapat. Dengan wajah merah padam karena marah, Miss Hwang menyeret mereka bertiga ke kantornya, mengomeli mereka habis-habisan, dan memberikan hukuman sadis kepada mereka. Mereka harus ikut membantu persiapan bazar Natal yang akan diadakan oleh sekolah mereka akhir pekan ini.

”Kau ditugaskan dalam kelompok mana, Yunho?” tanya Donghae. ”Tadi aku tidak mendengar karena telingaku masih berdenging akibat omelan penyihir itu.”

”Kelompok pembuat kue,” gerutu Yunho.

”Ha! Itu jauh lebih baik daripada kelompok hiasan Natal,” kata Eunhyuk. ”Setidaknya kau bisa makan kue sepuasnya. Sayang sekali kita tidak bisa bertukar kelompok.”

Miss Hwang memastikan mereka tidak bisa melarikan diri dari hukuman. Ia sudah memberitahu semua guru yang mengawasi kegiatan persiapan bazar tentang hukuman Yunho dan teman-temannya. Mereka bertiga harus bekerja dalam kelompok yang sudah ditentukan selama persiapan bazar dan sepanjang hari saat bazar diselenggarakan.

Ini benar-benar mimpi buruk. Rencana Yunho mendekati Im Yoona pasti terancam gagal apabila gadis itu melihat Yunho mengenakan celemek konyol dan menjual kue di bazaar sekolah.

Setelah berpisah dengan teman-temannya yang harus bergabung dengan kelompok lain, Yunho berjalan dengan langkah malas ke dapur sekolah yang ternyata adalah markas kelompok pembuat kue. Guru yang mengawasi kelompok ini adalah Miss Seo Juhyun, guru kesenian, yang masih muda dan bersuara lirih. Ia tersenyum lebar kepada Yunho ketika Yunho muncul dan berkata, ”Selamat bergabung dengan kami, Yunho. Senang sekali kau memutuskan ikut membantu.”

Yunho mengutuk dalam hati, namun berusaha memaksakan seulas senyum kaku. Reputasinya tidak akan tertolong lagi.

”Baiklah, Yunho, silakan langsung mulai bekerja,” kata Miss Seo  sambil  bertepuk tangan, tanpa menjelaskan lebih jauh. Sepertinya ia berharap Yunho langsung tahu apa yang harus dilakukannya tanpa perlu diberitahu.

Yunho kembali mengedarkan pandangan ke sekeliling ruangan. Ia tidak mengenal sebagian besar anggota kelompok pembuat kue itu. Ada beberapa wajah yang pernah dilihatnya karena mereka berasal dari angkatan yang sama dengannya, tetapi ia memilih menjaga jarak dari mereka karena mereka termasuk ‘orang-orang aneh yang sebaiknya dijauhi’.

Akhirnya Yunho memilih menghampiri seorang anak perempuan berambut ikal dan berwajah bulat. Adik-adik kelas jauh lebih mudah didekati dan lebih mudah dibuat terpesona.

”Hai, ada yang bisa kubantu?” tanya Yunho ringan.

Anak perempuan itu terkesiap dan matanya melebar menatap Yunho. Menurut Yunho, melongo seperti itu sangat tidak sopan, tetapi ia sudah terbiasa melihat anak-anak perempuan maupun laki-laki  yang tidak berkutik di hadapannya.

”Aku... itu...” Anak perempuan itu tergagap-gagap. Lalu tiba-tiba matanya beralih menatap ke belakang Yunho dan ia langsung tersenyum lega.

Yunho berbalik dan melihat seorang anak laki-laki berwajah manis, bertubuh kurus kecil bermata bulat cantik seperti boneka yang berjalan menghampiri mereka sambil membawa sebuah kantong belanjaan yang terlihat berat.

”Hei, Seulgi , apakah kau bisa...” Ucapan anak laki-laki itu langsung dipotong oleh temannya yang gagap tadi.

”Changmin! Ini...” Ia menunjuk Yunho.

Yunho ingin memutar bola matanya. Menunjuk seseorang juga sangat tidak sopan.

Anak laki-laki  berwajah manis  itu menatap Yunho dengan bingung. ”Ya?” tanyanya. ”Ada yang bisa kubantu?”

Anak laki-laki ini tidak gagap. Walaupun bertubuh kecil, nada suaranya terdengar dewasa. Yunho mengangkat bahu dan berkata, ”Justru aku yang ingin bertanya apakah ada yang bisa kubantu. Aku ditugaskan membantu di sini.”

”Oh, begitu. Baiklah. Kau bisa mulai membantu dengan membawa ini ke meja yang di sebelah sana,” kata anak laki-laki itu sambil mendorong kantong belanjaannya kepada Yunho.

Yunho menerima kantong belanjaan yang disodorkan dan menyadari bahwa kantong itu memang seberat yang terlihat.

”Wow,” gumam Yunho sebelum ia sempat menahan diri.

Anak laki-laki itu mengangkat alis. ”Terlalu berat?”

Yunho mengerjap. ”Tidak. Tentu saja tidak,” katanya cepat.

Untuk membuktikan ucapannya, ia memeluk kantong belanjaan itu dengan tangan kiri dan mengulurkan tangan kanannya kearah anak laki-laki itu. ”Omong-omong, namaku Yunho dari kelas 3B.”

Anak laki-laki itu menjabat tangan Yunho dengan tegas dan tersenyum, ya tuhan senyumnya sangat manis, bahkan matanya yang mulat besar itu menjadi mismatched ketika ia tersenyum. ”Aku Changmin dan itu Seulgi, kami dari kelas 1A ” katanya. ”Ayo, kita mulai bekerja.”

Di bulan Desember di tahun terakhir SMA-nya, Yunho pertama kalinya bertemu dengan Shim Changmin.

 

***

”Cuaca dingin sialan.” Gerutuan kakeknya membuyarkan lamunan Yunho. Ia mengangkat wajah dan melihat kakeknya berjalan memasuki dapur apartemennya dengan balutan jubah tidur yang tebal dan langkah tertatih-tatih.

”Selamat pagi, Haraboji. Tidurmu nyenyak?” sapanya, lalu menyesap kopinya yang ternyata sudah dingin. Astaga, sudah berapa lama ia duduk melamun di meja sarapan?

”Tidurku baik-baik saja,” sahut kakeknya serak. ”Kau tidak menyalakan pemanas di sini?”

”Sudah,” kata Yunho sambil memandang berkeliling. Seluruh apartemennya terasa hangat dan nyaman. ”Kau masih merasa kedinginan?”

”Aku benci cuaca dingin,” gerutu kakeknya sambil duduk dengan susah payah di hadapan Yunho di meja sarapan. ”Tuangkan secangkir kopi untukku, Nak.”

Yunho menurut, dengan cepat menuangkan kopi panas ke dalam cangkir dan mendorong cangkir itu ke seberang meja ke arah kakeknya. Lalu ia menuangkan secangkir kopi panas lagi untuk dirinya sendiri.

”Jadi bagaimana menurutmu?” tanya kakeknya tiba-tiba.

”Apa?” Yunho balas bertanya, kemudian menyesap kopi panasnya dengan perasaan lega.

”Apa pendapatmu tentang Changmin? Aku sudah memberimu waktu semalaman untuk memikirkannya.”

Yunho sudah tahu kakeknya tidak mungkin melupakan masalah yang satu itu. Kemarin malam ketika Yunho mengantarnya pulang, kakeknya sama sekali tidak mengungkit tentang Shim Changmin. Sepanjang perjalanan, kakeknya membicarakan hal-hal lain: cuaca dingin bulan Desember di New York yang membuat tulang-tulangnya n

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
crystalice02
Ini ff remake lg ya guys dari novel dengan judul yang sama (readers: nggak mutu banget sih x_x)

Biarin ;p

salahin hominchan yang setelah selese wamil tambah nggak tau malu pamer kemesraan >,<

jadi jangan salahkan diriku yang tiap baca novel yang dibayangin selalu hominchan hahaha xD

Comments

You must be logged in to comment
cecilyuu
#1
Chapter 13: Min... plis buat remake novel lagiiii hehehehe
yasmin2015 #2
Chapter 13: Oh...so sweet....aku suka banget sama karakter yunho and changmin disini. Sayang aja, changmin gak pernah tahu kl yunho sdh jatuh cinta sama dia sejak sma. Harusnya ada momen ktka yunho mengakui apa yg sebenarnya terjadi. Changmin manis banget sih....mudah sekali memaafkn yunho. Tp siapa coba yg gak terpesona sama karismanya yunho...???
vitachami
#3
Chapter 13: Sadiss crystal..
Ini benar2 bagus ceritanya..
Sweet banget ini hubungan yun dan chami..
Terus berkarya yaa
Di tunggu fanfict selanjutnyaa
Bigeast88 #4
Chapter 13: Amphuuuuuunnn hahaha poto imin di ending soooo cuuuteeeee oh my gawd
Mashiroio #5
Chapter 13: Terima kasih sudah membagikan cerita yang manis ini. Saya cinta homin dan kehidupan mereka :)
Dilian
#6
Chapter 13: wuah bunga bunga cinta bertaburan di sekeliling homin, haha, cuuutee and sweeet bget ini, tpi jdi penasaran klo yunho pas lgi d ancem sm siwon sm kangta tnpa ad changmin ny, hahaha
Tika_choi
#7
Chapter 13: Sweet ending >< btw "in a blue moon" ini maksudnya minuman kesukaan Changmin yaa?? Blue moon??
Udah habis aja T^T thanks for the remake kakak ^^ ditunggu ff selanjutnya, Fighto ^^b

Ps: Perjuangan mu terlalu "mudah" Yun *ditabok Yunho*
niyalaw
#8
Chapter 13: ADOOOH AKU BISA2 KENA DIABETES INI TERLALU FLUFF GAK KUAAT
YEY TERIMAKASIH UDAH DI LANJUTIN TERUS SAMPE END
PLEASE REMAKE NOVEL LAINNYA LAGI DONG YANG FLUFF JUGA BIKIN HATI HOMIN SHIPPERKU INI KLEPEK2 PLEASE
Anashim #9
Chapter 13: gue suka tipe2 novel atau ff yg fokus pd karakter utama.. jd ga bakalan hilang fokus.. tp apakah ini tidak terlalu fokus, hanya ada mereka berdua saja. maksudnya gda side story setelah jadian, kakak2nya changmin gimana, resto jungknow, jump start dll.. jd sedikit banget isinya.. dan kiss nya cmn satu doang?? hmm...
suka bgt ama karakter yunho disini.. beda bgt ama karakter yg selama ini gue baca, apalagi kalo ngobrol ama changmin.. duh jd seneng liatnya..
ga ditambahin gitu? cerita sendiri jg boleh kalo emg di novel begitu doang.. ditambahin mereka nikah.. punya anak dll. butuh homin "scene" wkwkwkwk.
QueenB_doll #10
Chapter 13: whoa whoa whoa!!! aku meltiiiiiing..kyaaaa hepl!!!
ini adalah salah satu fic homin yg paling sweet sweet sweeeeeet dalam list homin fic ku...hiks hiks hiks tapi sedih juga harus berpisah dengan fic ini..berharap authornim share homin fic yg bnyak yg genre nya bikin seneng bahagia n senyam senyum gaje terus pas bacanya kayak fic ini... terimakasih banyak bwt authornim n buat sang pangarang novel in a blue moon ini..lub you <3 <3 <3