part7

It's You

 

                Matahari mulai menampakkan cahayanya yang terang dan menyinari kamar Woozi. Ia terbangun, membuka matanya perlahan dan duduk perlahan. Ia memijat kepalanya yang masih terasa sedikit pusing.

                “Jihoon? Bagaimana keadaanmu hari ini?” tanya Hoshi, teman satu apartment Woozi sekaligus teman sekamarnya.

                “Aku baik-baik saja Hoshi, hari ini aku akan ke kantor, banyak yang harus kukerjakan.”

                “Tidak Jihoon, kau harus istirahat setidaknya satu minggu dan ini baru dua hari.” Hoshi menggeleng kemudian meletakkan bubur di meja samping tempat tidur Woozi.

                “Aku baik-baik saja Hoshi, kau bisa mengantarkanku kan? Please?” Ucap Woozi sambil mengeluarkan jurus andalannya yaitu puppy eyes pada Hoshi.

                “Ugh! Baiklah, makan dan bersiaplah, aku akan mengantarmu dan pergi ke tempat Deokyeom untuk mengantarkannya ke bandara, dia akan pergi ke Daegu untuk fan signingnya.” Hoshi membuang nafasnya kecewa, Woozi tersenyum.

                “Kau hanya ditinggal beberapa hari olehnya Hoshi, tidak sepertiku....”

                “Ah sudahlah, aku harus menelepon Deokyem. Makan dan habiskan setelah itu pergilah bersiap-siap.” Hoshi memotong perkataan Woozi kemudian pergi meninggalkan Woozi yang masih menatap Bubur dimeja dan perlahan ia mengambilnya dan mulai memakannya.

                Disela-sela Woozi makan, ia mengingat kembali kejadian dua hari yang lalu saat ia dan Seungcheol banyak menyentuhnya, membantunya berdiri, duduk, bahkan ia menggenggam tangan Woozi saat ia akan turun dari mobilnya. Woozi tersenyum mengingatnya, namun disisi lain Woozi merasa sedih. Ia senang karna Seungcheol mulai bersikap baik dengannya dan mulai dekat dengannya, namun disisi lain, ia sedih karena Seungcheol mengenalnya sebagai Woozi bukan sebagai Jihoon. Woozi segera menghabiskan makanannya kemudian ia bersiap-siap untuk pergi ke kantornya dan kembali memulai aktifitasnya.

=+=+=+=+=+

                Aku membangunkan Mingyu yang masih tidur terlelap dikamarnya, menggoyangkan badannya dan menepuk-nepuk bahunya. Hari ini Jeonghan akan pulang dan ia memintaku untuk menjemputnya. Awalnya aku menolaknya karena aku akan latihan di studio, namun Jeonghan tetap memaksa dan ia bilang, dia hanya ingin kujemput dan makan siang bersama.

                “Mingyu! Bangun! Antar aku kebandara, Jeonghan akan pulang jam 10 ini. Ayolah Mingyu...”

                Mingyu mulai membuka matanya kemudian duduk, matanya yang kemudian menutup kembali dan menggaruk kepalanya.

                “Hari ini kau akan latihan bukan? Tak bisakah dia naik taksi atau semacamnya? Ugh anak itu!” Mingyu menggosok matanya dan kemudian membuka matanya.

                “Ayolah, ini tidak akan lama, dia bilang dia ingin sekalian makan siang bersama kita, setelah itu aku akan latihan dan dia bilang dia tidak akan menggangguku dan pulang saat waktunya aku latihan. Ayolah Mingyu, cepat mandi dan besiap-siap!” Aku berdiri dan memukul Mingyu dengan bantalnya.

                “Ugh! Seungcheol! Baiklah! Tapi malam ini aku akan pergi dengan Wonwoo dan tidak ada yang boleh menghalangiku!, keluar sana! Aku akan bersiap-siap sekarang.” ia berdiri kemudian berjalan dengan lemas ke lemarinya untuk mengambil pakaian ganti dan peralatan mandinya. Aku tersenyum dan mengangguk kemudian keluar dari kamarnya.

                Setelah beberapa saat kemudian, aku dan Mingyu sudah sampai dibandara dan menunggu pesawat dari Jeju mendarat. Aku membenarkan letak topi dan maskerku, aku tak ingin banyak fans yang mengenaliku begitu pula dengan Mingyu yang mengenakan topinya. Tak lama kemudian, Jeonghan dan staffnya muncul keluar kemudian Jeonghan melihat kerahku dan berlari menghampiriku.

                Jeonghan memeluk Mingyu sebentar kemudian memelukku dan mencium pipiku, “Kalian benar-benar menjemputku. Aku pasti menyusahkan kalian kan?” Jeonghan mengerucutkan bibirnya, aku menggeleng dan mencubit pipinya.

                “Eeey tentu saja tidak, aku akan melakukan apapun untukmu, Cheonsa..” ujarku. Mingyu memutar bola matanya dan menjulurkan lidahnya.

                “Ugh, kalau saja kalian berdua bukan sahabatku, sudah kulempar kalian ke sungai Han.”

                Jeonghan tertawa “Ayo, sebaiknya kita pergi sekarang sebelum banyak yang mengenali mu, Coups.” Jeonghan menuntun tanganku kemudian berjalan keluar airport diikuti oleh Mingyu.

                “Aku harus mampir ke kantor sebentar untuk menitipkan dokumen untuk direktur Han, setelah itu baru kita makan siang.” ucap Mingyu saat kami dalam perjalanan pulang.

                “Kenapa tidak nanti saja? Setelah makan siang, kita kekantor dan kau bisa memberikan dokumen itu pada direktur Han dan aku akan latihan, ah hari ini aku akan latihan sendiri lagi sepertinya.” Aku merebahkan kepalaku dipundak Jeonghan dan menutup mataku.

                “Oh? Sendirian? Kemana komposer barumu itu sayang?” Tanya Jeonghan. Mingyu melirik Jeonghan sekilas lewat kaca spionnya.

                “Aku harus memberikannya sekarang, direktur Han sudah menghubungiku barusan. Komposer yang menanganinya sedang sakit, jadi untuk sementara ini, dia akan berlatih sendiri untuk menyesuaikan musiknya.”

                Mulut Jeonghan membentuk huruf o dan kemudian mengangguk.

                “Okay, kita bisa ke kantor kemudian setelah itu kita akan makan siang luar, aku sudah bosan dengan makanan sekitar kantor kita.” Kataku. Mingyu mengangkat bagunya sambil berkata terserah dan kemudian kami menikmati perjanan dengan santai manuju kantor.

                Akhirnya kami tiba dikantor. Aku, Jeonghan dan Mingyu masuk kedalam lobby kantor. Aku berjalan didepan disusul Mingyu dan Jeonghan yang bejalan berdampingan. Aku baru saja akan pergi menuju receptionist saat aku melihat Woozi yang akan pergi menuju lift. Apa dia sudah sehat? Dilihat dari cara dia berjalan, sepertinya kondisinya masih kurang baik. Ia tidak sadar jika aku berada tak jauh darinya, meja receptionist dan lift jaraknya tidak terlalu jauh.

                “Oh? Itu Woozi. Woozi!” Aku memanggilnya, Mingyu dan Jeonghan menoleh kearah Woozi. Woozi berbalik melihatku, kemudian ia berdiri membeku ditempatnya.

                Jeonghan membeku, menatap Woozi dengan mata terbelalak dan mulut yang sedikit terbuka karena terkejut melihat Woozi, Mingyu melirik Jeonghan dan Woozi secara bergantian dengan pandangan khawatir. Sedangkan Woozi, ia membeku menatap lurus kearah Jeonghan. Dadanya berdegup kencang, ini baru pertama kali ia kembali bertemu dengan Jeonghan setelah kejadian itu.

                Aku menghampiri Woozi, diikuti oleh Jeonghan dan Mingyu. Mata Woozi masih menatap lurus bergantian padaku, Mingyu dan Jeonghan.

                “Ah, kau sudah merasa lebih baik sekarang, Woozi?” tanyaku. Woozi menatapku kemudian sedikit mengangguk kemudian matanya kembali sesekali menatap Jeonghan.

                “Baguslah, kita bisa melanjutkan latihan hari ini. Aku ingin segera menyelesaikan lagu ini.” Ucapku. Woozi menatap Mingyu kemudian ia menunduk.

                “Ah! Woozi, perkenalkan. Ini Jeonghan, dia stylist artist untuk beberapa majalah Korea segaligus kekasihku, dan Jeonghan... Ini Woozi, dia adalah komposer baruku sekaligus produser dari albumku nanti.”

               Jeonghan dan Woozi berjabat tangan, baik Jeonghan maupun Woozi tidak ada yang mengucapkan sepatah katapun. Mereka hanya sedikit melempar senyuman kemudian melepaskan genggaman tangan mereka.

                “A-Aku... harus ke toilet.” Ucap Woozi kemudian berbalik dan berjalan menjauh.

                “Coups, aku harus ke toilet juga, Mingyu....jangan kemana-mana, kau harus memberikan dokumen itu pada direktur Han kan? Aku tidak akan lama. Hanya sebentar.” Jeonghan tersenyum kemudian berjalan mengikuti Woozi dari belakang menuju toilet.

=+=+=+=+=+

                Woozi masuk kedalam toilet dan menatap dirinya dicermin. Ia tidak percaya bahwa dia akan bertemu dengan Jeonghan seperti ini. Bukan karena dia tidak ingin bertemu dengan Jeonghan, namun ia hanya belum siap untuk bertemu dengan sahabatnya yang sekarang sekaligus adalah kekasih orang Woozi cintai sekian lama.

                Tak lama kemudian, Jeonghan masuk dan menghampiri Woozi. Ia dan Woozi saling bertatapan, Jeonghan masih tidak percaya jika orang yang selama ini dia takuti untuk kembali, ternyata benar-benar kembali.

                “Jihoon...” ucap Jeonghan pelan, Woozi tersenyum kecil.

                “Hai, Jeonghan...” Woozi berkata pelan.

                “Kau..kembali jihoon. Kau kembali... bagaimana dan...kenapa?! kenapa kau harus kembali?” Jeonghan tidak dapat menahan rasa masih tidak percayanya akan kehadiran Woozi dihadapannya.

                “kenapa? Kau tidak senang kalau sahabatmu kembali?” Woozi tersenyum pahit, Jeonghan menggeleng.

                “Aku senang sahabatku kembali, tapi apa sebenarnya yang mambuatmu kembali?” tanya jeonghan dengan wajah kebingungannya. Woozi berbalik, menatap dirinya dicermin kemudian tersenyum kecil.

                “Aku kembali karena aku ingin mengembalikan semua pada tempat yang seharusnya.”

                Jeonghan membeku mendengar perkataan Woozi. Tangannya mengepal, mulutnya sedikit terbuka, ia menatap Woozi di cermin yang sedang tersenyum dan menutup matanya.

                “Jihoon, apa maksudmu? Kau...tidak mungkin, kau tidak akan melakukannya Jihoon.”

                Woozi kembali menatap Jeonghan kemudian berjalan mendekatinya dan menepuk pundaknya, “Kau tidak perlu khawatir Jeonghan, ayo...Seungcheol dan Mingyu pasti sudah menunggumu.”

                Woozi berjalan keluar toilet, meninggalkan Jeonghan yang masih belum bisa menghilangkan rasa kagetnya dengan apa yang terjadi. Bertemu seseorang yang paling ia khawatirkan untuk kembali, ia tak ingin Seungcheol kembali mengingatnya.

                ‘Aku kembali karena aku ingin mengembalikan semua pada tempat yang seharusnya.’

                Kata-kata Woozi masih terngiang dikepalanya. Ia menggeleng, menatap dirinya di cermin dan mengepalkan tangannya, “Tidak Jihoon, kau tidak akan melakukannya...”

=+=+=+=+=+=+

                “Argh! Kemana Jeonghan, kenapa lama sekali.” Aku melihat sekeliling, berdiri di tengah-tengah lobby sambil menoleh kearah jalan menuju toilet.

                “Entah...” Jawab Mingyu pelan. Mingyu menggigit bibirnya, menatap ke arah yang sama denganku.

                ‘semoga mereka berdua tidak saling memakan satu sama lain’ ucap Mingyu dalam hati.

                Tak lama kemudian, aku melihat Woozi kembali berjalan menuju lift tanpa menoleh kearahku. Jalannya terkesan cepat, wajahnya terlihat sedikit seperti orang yang sedang panik.

                “Woozi!” Aku memanggilnya, Woozi menoleh kemudian berhenti dan perlahan berjalan kearahku.

                Tak lama kemudian Jeonghan datang dan berjalan dengan cepat kearahku dan langsung berdiri diampingku dan menggandeng tanganku sambil tersenyum kearahku kemudian tersenyum pada Woozi.

                “Lama sekali, ayo kita makan. Ah! Woozi, bagaimana kalau kau ikut bersama kami untuk makan siang?” Tanyaku. Woozi terdiam, memandang kearah Mingyu kemudian menggeleng.

                “Terima kasih, aku harus kembali ke ruanganku untuk mempersiapkan latihan kita nanti, Vernon juga akan datang siang ini.” Jawab Woozi sedikit tersenyum.

                Aku menggeleng, tak sengaja melepaskan genggaman Jeonghan dan kemudian merangkul Woozi, “Ayolah produser kecil, kita hanya akan makan siang sebentar. Benarkan Mingyu? Aku berjanji jika kau ikut makan siang bersama kami, aku akan berlatih dengan serius!”

                Woozi hanya diam sambil sesekali melirik Mingyu dan Jeonghan, kemudian aku menyeretnya dengan cara merangkulnya untuk berjalan bersama kami. Aku berjalan bersama Woozi sedangkan Mingyu dan Jeonghan berjalan dibelakang kami.

====+=====

                -Third person POV-

                Seungcheol, Jihoon, Jeonghan dan Mingyu duduk di restaurant yang tidak jauh dari kantor Pledis. Seungcheol duduk diantara Jeonghan dan Jihoon, sedangkan Mingyu duduk dihadapan Seunngcheol. Mereka makan dengan diam, sesekali Jeonghan memberikan perhatian lebih pada Seungcheol dengan cara menyuapinya atau membersihkan sisa makanan dipinggiran mulut Seungcheol. Jihoon hanya menatap kemesraan mereka berdua sambil menahan perih di hatinya, sedangkan Mingyu menggelengkan kepalanya terhadap perlakuan jeonghan dan sesekali menatap dengan kasihan kepada Jihoon.

                “Apa kau tidak bisa mengantarku setelah makan siang ini?” Tanya jeonghan pada Seungcheol. Seungcheol menggeleng dan menggengam tangan jeonghan sebentar.

                “Maaf sayang, aku tidak bisa...aku harus menyelesaikan albumku sesegera mungkin. Kau bisa pulang dengan Mingyu kan?”

                Mingyu menoleh kemudian menunjuk Seungcheol dan jeonghan dengan sumpitnya, “Hey! Kenapa aku yang harus mengantar princess ini? Gezzz aku ada janji dengan Wonwoo!”

                Jeonghan melirik Jihoon yang tetap makan dengan perlahan tanpa memandang kearah siapapun kecuali kepada makanannya.

              “Mingyu, kau ini kan temanku...sahabatku, lagipula apartment wonwoo itu searah dengan apartmentku. Ayolah ....” Jeonghan mencubit pipi Mingyu yang kemudian ditepis oleh tangan Mingyu.

                “Fine! Gezz kenapa aku harus berteman dengan kalian!”

                “Karna kita adalah idiot!” Seungcheol tertawa, jihoon mengangkat kepalanya kemudian menatap Seungcheol karena terkejut dengan kata-kata yang selalu seungcheol ucapkan jika siapapun bertanya mengenai persahabatan mereka. Seungcheol menoleh kearapa jihoon dan menaikkan alisnya.

                “Ada apa woozi?”

                Jihoon menggeleng kemudian kembali menyendok makanannya. Seungcheol tersenyum kemudian mengacak-ngacak rambut woozi.

                “Cute puppy...”

                Jihoon, mingyu dan jeonghan menatap seungcheol bersamaan. Namun wajah Jeonghan ter;ihat seperti seseorang yang panik, sedangkan Mingyu dan Jihoon menatap seungcheol dengan tatapan tak percaya.

                “Apa?” tanya seungcheol kebingungan. Mereka bertiga menggeleng kemudian kembali makan dengan pikiran mereka yang berantakan.

 

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

short update lagi guys -_- pikiran lagi buntuuuuuh >< thanks for reviewnya >< love love

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
leejihoon92
#1
Chapter 22: Ahh akhirnya..... seneng banget bacanya aku ehh
sseundalkhom
#2
Chapter 22: ya lord aku bahagia ....


sangat
Altariaaa #3
Chapter 22: aaaaahhhh :"333
lakeofwisdom
#4
Chapter 22: Akhirnyaaaa huhuhuhuhu
scoupstu #5
Chapter 21: Lanjut ya :") I need more jicheol than yeolhoon kali ini xD
goddess_tamtamie #6
Chapter 21: Mereka yang ketemu kenapa gue yg degdegan ya ? :"
leejihoon92
#7
Chapter 21: Kyyaaaaaaaaa pandang pandangan
Aduh kok aku yg malu
lakeofwisdom
#8
Chapter 21: NOOOOOO KENAPA HANGING DISINI
sseundalkhom
#9
Chapter 21: KETEMU YES KETEMU
FrainZL #10
Chapter 20: Update plis updateeee (┳Д┳) ya ampun hati saya tak sanggup :'(