part 1

It's You

                “What?! No! aku tidak akan pernah mau bekerja sama dengan compser abal-abal yang bahkan namanya saja baru kudengar!” Aku menatap managerku dengan tatapan tidak suka. Apa yang sebenarnya ada dipikirannya sehingga dia ingin membuatku berkolaborasi dengan seorang composer yang bahkan namanya saja baru kudengar.

                Managerku membuang napas, menggelengkan kepalanya. “Dia composer yang sudah lama tinggal di Amerika, bekerja dengan sebuah perusahaan ternama disana. Seharusnya sebagai rapper kau tahu itu, Coups.”

                Sebelumnya aku akan memperkenalkan diri pada kalian. Namaku Choi Seungcheol, high class rapper dengan suara yang bagus, laguku selalu berada pada urutan teratas diberbagai musik chart, aku dikenal dengan nama panggung S.Coups. Aku selalu mendapatkan berbagai penghargaan dengan berbagai kategori. Bukan niatku untuk sombong, seluruh lagu yang kunyanyikan, liriknya berasal dari hasil karyaku sendiri, kecuali dalam bidang musik dan komposing, aku mengakui aku buruk dalam hal ini.

                Saat ini aku sedang dalam masa istirahatku setelah promosi lagu baruku untuk tiga bulan ini, dan hasilnya? Sudah pasti laguku kembali mendapatkan penghargaan sebagai ‘Song of The Year’, well... tentu saja aku bangga dengan hal ini.

                Tapi kali ini managerku, Mingyu. Menginginkanku untuk bekerja sama dengan composer yang baru saja menitis karirnya di Korea setelah sekian lama dia bekerja di Amerika. Sebenarnya aku tidak pernah peduli dimana dia bekerja sebelumnya. Tapi di Korea ini, baru saja akan memulai karirnya dan berusaha mengajakku untuk bekerja sama dengannya? Apa dia bercanda? Apa dia tidak tahu yang akan dia ajak bekerja sama ini adalah seorang penyanyi dan rapper ternama di Korea?

                “Aku tidak pernah tahu siapa dia, Mingyu. Jadi aku akan tetap bekerja sama dengan komposer terdahulu kita, Bumzu hyung. Mengerti?” Aku berdiri dari tempat tidurku kemudian mengambil handphone milikku yang kusimpan diatas meja.

                “Malam ini kau akan bertemu dengannya, aku sudah mengatur jadwalmu untuk bertemu dengannya di Akkinda cafe jam 7 malam, nomor meja 17, jangan terlambat.” Mingyu mengangkat bahu kemudian mengambil majalah diatas meja kemudian membacanya dengan acuh tak acuh.

                Aku mengedipkan mataku berkali-kali, malam ini? Jam 7? Apa dia bercanda?

                “WHAT? YA! KIM MINGYU! Apa kau bercanda?! Malam ini aku harus pergi dengan Jeonghan! Aku sudah terlebih dulu membuat janji dengannya!”

                Mingyu menatapku sekilas kemudian kembali fokus pada majalah yang dia baca. “Kalai begitu, batalkan janjimu dengannya, dan temui calon komposer barumu.”

                “Apa?! Tapi-“

                “Tidak ada kata tapi, aku akan menjemputmu malam ini, kau sudah tua tapi tingkahmu seperti anak umur lima tahun.” Mingyu menggelengkan kepala kemudian keluar dari kamarku.

                Aku menghela napas pelan, menyerah dengan keputusan yang telah mingyu buat. Aku harus menemui calon komposer itu dan aku akan mengatakan kalau aku tidak akan mau bekerja sama dengannya karna dia masih amatiran dan memintanya untuk mencari pengganti lain yang mau bekerja sama dengannya. Ku ambil handphone ku kemudian ku tekan angka 2 untuk panggilan cepat, karena nomor 1 tentu saja nomor Mingyu.

                “Hallo?...” Diangkat! Ah suara yang paling aku rindukan.

                “Hallo sayang, kau sedang apa?” Aku tersenyum sendiri, aku membayangkan wajahnya yang penuh pesona itu, bagaikan malaikat yang hadir dalam kehidupanku.

                “Ah Cheollie! Aku sedang dikamar, aku baru pulang. Kau akan menjemputku malam ini kan sayang?” Ucap Jeoghan ditelepon, aku membuang napas kecewa, maafkan aku sayangku.

                “Um...Jeonghan sayang, aku minta maaf...kita...harus batalkan malam ini, Mingyu membuatku bekerja lagi.”

                Tak terdengar suara apapun kecuali suara napas Joenghan dibalik telepon, aku tahu dia kecewa.

                “Cheollie, apa kau tahu sudah berapa kali janji kita selalu batal kerena pekerjaan kan? Aku mengerti, tidak apa.” Suara jeonghan benar-benar terdengar seperti seseorang yang kecewa atau mungkin marah.

                “Maafkan aku sayang, aku—“

                “Sudahlah, tidak perlu minta maaf, maaf darimu sudah banyak. Aku harus mandi, terasa panas sekali disini. Hati-hati dijalan nanti, sampaikan salamku untuk mingyu.” Jeonghan memotong ucapanku. Aku akan melakukan apapun demi Jeonghan, sudah hampir dua tahun aku dan Jeonghan menjalin kasih, tapi rasa cintaku padanya tidak pernah sekalipun berkurang.

                “Baiklah sayang, Aku mencintaimu. Kau tahu kan?”

                “Iya, aku juga. Bye...”

                “Bye...Cheonsa”

                Telepon dimatikan oleh Jeonghan, rasa kecewa sekaligus sedih yang aku rasakan sekarang, banyak sekali rencana yang kami buat gagal karena pekerjaanku ataupun jadwal Jeonghan sebagai stylist yang padat.

                Jam di dinding sudah menunjukkan angka pukul 5 lima sore, aku segera bersiap-siap sebelum Mingyu datang dan kemudian kembali menceramahiku karena keterlambatanku ataupun segala sesuatu yang benar-benar tidak dilakukan dengan baik. Aku sangat menghargai Mingyu sebagai manager sekaligus menyayanginya seperti keluargaku sendiri. Karna hanya dia yang tahu diriku yang sebenarnya dan setiap nasihat yang dia berikan selalu tepat pada sasarannya.

                Bisa kubilang Mingyu sangat tampan, aku hampir saja jatuh hati padanya jika aku tidak ingat dia sudah memiliki kekasih seorang aktor bernama jeon Wonwoo yang sudah hampir 5 tahun dia pacari. Tapi aku sendiri sudah menemukan seseorang yang sangat aku cintai sepenuh hatiku, orang benar-benar dapat mengerti tentang diriku, Yoon Jeonghan. Aku bertemu dengannya saat secara tidak sengaja dia menjadi stylist ku untuk pemotretan sebuah majalah, mata kami bertemu tatap dan kemudian disanalah akhirnya kami mulai menjalin hubungan sampai sekarang ini. Namun akhir-akhir ini, dia sedikit sulit untuk dihubungi dan diajak bertemu karena kesibukannya, dengan sedikit paksaan akhirnya dia menyetujui untuk bertemu denganku. Namun sayang, rencana itu kembali batal karena ulah seorang komposer asing yang amatiran itu.

                Ketika aku sedang bersiap-siap, pintu kamarku diketuk kemudian Mingyu masuk. Ia sudah siap dan melihat kearahku sambil menaikkan alisnya.

                “Sudah siap? Kita berangkat?” Ucapnya. Aku mengangguk kemudian mengikutinya dan masuk kedalam mobil.

                Diperjalanan, aku dan Mingyu hanya saling diam. Mingyu menyalakan radio dan kemudian melirik kerahku.

                “Apa kau sudah tahu apa konsep lagumu untuk comeback selanjutnya?” Tanya Mingyu, aku melihat kearahnya kemudian menggeleng.

                “Aku belum tahu, tapi aku ingin untuk laguku saat ini, aku ingin sesuatu dengan konsep yang unik.”

                Mingyu tersenyum kecil kemudian menatapku dengan tatapan meyakinkan. “Setelah kau bertemu dengan komposer sekaligus produser untuk lagumu ini, kau akan berterima kasih kepadaku, Choi Seungcheol.”

                Aku menatapnya dengan pandangan bingung, apa yang Mingyu maksud dengan kata kata itu?

                Mobil berhenti tepat di depan Akkinda cafe, cafe kecil namun terlihat seperti cafe classic yang nyaman. Mingyu menurunkan jendela di kursi penumpang.

                “Pergilah, aku akan menjemputmu nanti. Aku ada janji dengen Wonwoo juga. Jangan lupa, meja nomor 17.  Bersenang-senanglah.” Mingyu mengedipkan sebelah matanya kemudian langsung pergi meninggalkanku dengan mulut menganga kebingungan. Dia membuat janji dengan Wonwoo dan meninggalkanku disini untuk bertemu dengan orang aneh itu? Dia sudah gila.

                Suasana diluar cafe semakin dingin, aku segera masuk ke dalam cafe dan memesan hot chocolatte kemudian mencari tempat duduk dengan nomor 17.

                Tak lama setelah pesananku datang, aku memainkan handphoneku dan menunggu orang itu datang. Sudah lewat lima menit, namun orang itu belum juga menunjukkan batang hidungnya. Ketika aku sedang bermain dengan game di handphoneku, seseorang datang dan berdiri didepanku.

                Aku hampir saja kaget melihat orang yang berada di depanku, seorang pria dengan tinggi sekitar 165cm, bertubuh pendek dengan wajah yang datar, kulit putih bersih, wajahnya seperti fairy yang berada dalam dongeng, matanya yang sipit, dia memakai sweater kuning dan celana levis berwarna putih dan sneakers putih. Apa yang sedang berdiri dihadapanku adalah anak sekolah? Anak SMA?

                “Kau....”

                “Woozi, Komposer dan produser yang akan bekerja sama denganmu untuk penggarapan lagumu untuk comeback nanti.”

                Apa ini? Apa ini hal konyol? Apa ini bercanda? Aku harus bekerja sama dengan...anak kecil?

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

please wait for next update. thanks for support and your comments ^^ i love you guys ><

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
leejihoon92
#1
Chapter 22: Ahh akhirnya..... seneng banget bacanya aku ehh
sseundalkhom
#2
Chapter 22: ya lord aku bahagia ....


sangat
Altariaaa #3
Chapter 22: aaaaahhhh :"333
lakeofwisdom
#4
Chapter 22: Akhirnyaaaa huhuhuhuhu
scoupstu #5
Chapter 21: Lanjut ya :") I need more jicheol than yeolhoon kali ini xD
goddess_tamtamie #6
Chapter 21: Mereka yang ketemu kenapa gue yg degdegan ya ? :"
leejihoon92
#7
Chapter 21: Kyyaaaaaaaaa pandang pandangan
Aduh kok aku yg malu
lakeofwisdom
#8
Chapter 21: NOOOOOO KENAPA HANGING DISINI
sseundalkhom
#9
Chapter 21: KETEMU YES KETEMU
FrainZL #10
Chapter 20: Update plis updateeee (┳Д┳) ya ampun hati saya tak sanggup :'(