part 17

It's You

Mingyu dan jeonghan berdiri didepan ruang UGD. Setelah seungcheol pingsan di ruangan jihoon, mereka dengan segera membawa seungcheol ke rumah sakit dan membatalkan seluruh schedule seungcheol untuk comebacknya, namun penjualan album seungcheol dan MV yang telah rilis mendapat peringkat nomor satu dengan All Kill.

                Jeonghan menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya, berusaha untuk menenangkan dirinya sendiri dengan apa yang terjadi dengan seungcheol. Pikirannya kacau, disatu sisi ia menyesal telah membuat seungcheol seperti ini, namun disisi lain ia tidak bisa menyerah dengan seungcheol dan perasaannya.

                Kenapa semuanya jadi seperti ini dengan kepergian jihoon?

                “Jeonghan…” panggil mingyu dengan suara perlahan. Jeonghan menggumam pelan menandakan dia mendengarkan mingyu.

                “Apa kita harus memanggil jihoon untuk kembali dan menajga seungcheol?” Tanya mingyu. Jeonghan langsung menoleh pada mingyu dan menatapnya degan sengit.

                “Apa kau gila? Jihoon baru saja pergi dan meskipun jihoon kembali, seungcheol tidak akan mengingatnya, kita bahkan tidak tahu apa yang terjadi pada seungcheol sekarang!”

                Mingyu melipat tangannya di dada, tetap menatap lurus kedepan tanpa menoleh pada jeonghan sedikitpun. Perkataan jeonghan ada benarnya menurutnya, ia tidak mungkin meminta jihoon kembali, karena bisa saja itu tidak akan merubah segala bahkan mereka belum tahu kondisi seungcheol untuk saat ini.

                “Kau benar, tapi…kita tidak bisa terus menyembunyikan kebenaran masa lalu seungcheol, jeonghan. Cepat atau lambat seungcheol akan mengetahuinya dan…bagaimana dengan perasaan jihoon? Jeonghan kau—“

                “jihoon! Jihoon! Jihoon! Kenapa semua membelanya? Kau dan jisoo, bahkan seungcheol selalu membelanya. Bagaimana dengan aku, mingyu?!” ucap jeonghan dengan nada tinggi dan membuat oraang-orang disektiar merekan menoleh padanya. Mingyu menatap sekelilingnya dan menarik jeonghan untuk duduk di kursi tak jauh dari ruang UGD tersebut.

                “jeonghan dengar, kau adalah sahabatku, sahabat seungcheol dan bahkan sahabat jihoon. Bagaimana perasaanmu jika kau ada diposisi jihoon? Kita bisa kembali seperti dahulu kan? Seperti masa sekolah kita dulu. Tidak pernah ada masalah tentang hal seperti ini.”

                Jeonghan terdiam setelah mendengar pertanyaan mingyu, ia tidak tahu bagaimana rasanya jika dia ada diposisi jihoon. Kembali ke tanah air, bertemu dengan orang yang dicintainya yang bahkan tidak mengingatnya sama sekali.

                Mereka berdua terdiam, tanpa ada yang bicara lagi sebelum pintu ruang tindakan terbuka dan dokter keluar dari ruangan tersebut. Sontak mingyu dan jeonghan dengan segera menghampiri dokter tersebut yang didampingi dengan perawatnya.

                “Dokter, bagaimana keadaan seungcheol?” Tanya jeonghan. Dokter itu mengangguk dan membaca papan berkas yang dipegang oleh perawat tersebut.

                “Maaf, kami telah berusaha semaksimal mungkin. Namun, kondisinya tidak stabil dan kami belum tahu kapan seungcheol akan sadar. Sepertinya dia mengalami tekanan pada pikirannya dan membuat syaraf neurasthenia nya terganggu. Sekarang, kita hanya bisa menunggu sampai kapan sengcheol akan sadar, kita belum dapat memastikannya.”

                Jeongkan tersigap, mingyu memijat pelipisnya dan mengusap wajahnya. Dokter itu menepuk pundak mingyu perlahan.

                “Kita akan berusaha semaksimal mungkin untuk membuat keadaannya menjadi lebih baik. Ajak dia bicara dan dengarkan lagu-lagu kesukaannya, dia akan merespon dan mungkin bisa membuatnya lebih baik. Dia akan kami pindahkan ke ruang intensif VIP dan kalian bisa menemuinya setelah itu.” Ucap dokter sebelum berjalan meninggalkan mingyu dan jeonghan.

                Seungcheol segera dipindahkan ke ruangan yang telah dipersiapkan oleh rumah sakit, mingyu meminta pada pihak rumah sakit untuk menempatkan seungcheol di ruangan apling ujung yang dekat dengan jendela dan hanya bisa dijenguk oleh orang yang dikenal. Mingyu dan jeonghan berdiri menatap seungcheol yang terbaring tak sadarkan diri dengan infuse, alat deteksi jantung dan oksigen yang terhubung ke tubuhnya. Wajahnya tak begitu pucat namun juga tak begitu segar, dibalut dengan pakaian putih dengan corak putih dan biru.

                “Seungcheol-ah… ini aku jeonghan. Aku minta maaf, aku tahu seharusnya aku tidak menyembunyikan semuanya, aku tahu seharusnya aku tidak bertemu dengan jihoon ditaman saat itu dan memintanya untuk…pergi. Aku minta maaf.” Jeonghan menggenggam lengan seungcheol, mingyu menoleh dan merangkul jeonghan, mengusap lengannya perlahan.

                “sekarang kita harus menjaganya jeonghan, mari jangan pikirkan ego masing-masing dan kita jaga seungcheol. Karena hanya kita yang seungcheol punya sebagai keluarganya.” Ucap mingyu. Jeonghan mengangguk dan mengusap lengan seungcheol perlahan.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

next update will be soon, i need to think again about the idea heeehe. its double update guys. mingyu's side and part 17.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
leejihoon92
#1
Chapter 22: Ahh akhirnya..... seneng banget bacanya aku ehh
sseundalkhom
#2
Chapter 22: ya lord aku bahagia ....


sangat
Altariaaa #3
Chapter 22: aaaaahhhh :"333
lakeofwisdom
#4
Chapter 22: Akhirnyaaaa huhuhuhuhu
scoupstu #5
Chapter 21: Lanjut ya :") I need more jicheol than yeolhoon kali ini xD
goddess_tamtamie #6
Chapter 21: Mereka yang ketemu kenapa gue yg degdegan ya ? :"
leejihoon92
#7
Chapter 21: Kyyaaaaaaaaa pandang pandangan
Aduh kok aku yg malu
lakeofwisdom
#8
Chapter 21: NOOOOOO KENAPA HANGING DISINI
sseundalkhom
#9
Chapter 21: KETEMU YES KETEMU
FrainZL #10
Chapter 20: Update plis updateeee (┳Д┳) ya ampun hati saya tak sanggup :'(