part 16

It's You

“Woozi, Jihoon…dia berangkat kembali ke New York hari ini, Seungcheol.”

                Ucapan Mingyu mengejutkan Seungcheol, ia hanya terdiam memandang Mingyu dengan tatapan tak percaya. Mingyu menarik nafas perlahan dan menggelengkan kepalanya pada Seungcheol untuk mengisyaratkanj bahwa semuanya sudah terlambat. Seungcheol terbata-bata dan menoleh ke sekelilingnya, dia berbalik dan berlari secara tiba-tiba mengejutkan Mingyu yang masih berdiri di tempatnya.

                “Oh Seungcheol!!” Mingyu ikut berlari mengejar Seungcheol secepat mungkin, Mingyu tahu bahwa Seungcheol akan berlari menuju gedung Pledis dan mengarah ke ruangan Jihoon.

                Seungcheol berlari kencang tanpa menyadari bahwa ia telah melewati Jeonghan, Jeonghan terkejut karena Seungcheol muncul dengan tiba-tiba sambil berlari di lorong dan tidak menyadarinya. Ia melihat Mingyu ikut berlari mengejar Seungcheol dan menahan tangan Mingyu dengan segera.

                “Ada apa ini?!” Tanya Jeonghan dengan wajah panik. Mingyu menatap Jeonghan dan Seungcheol bergantian sebelum Mingyu juga menarik lengan Jeonghan untuk ikut bersamanya.             

                “tidak ada waktu untuk menjelaskan ini sekarang Jeonghan, ayo cepat! Susul Seungcheol!” Mingyu dengan segera menarik lengan Jeonghan dan mereka berlari bersama untuk mengejar Seungcheol.

                Seungcheol menghentikan taksi yang sedang melintas dan segera menaikinya, memberi tahu kemana dia akan pergi dan meminta pada supir taksi untuk mempercepat laju taksinya.

                Mingyu dan Jeonghan terlambat untuk mengejar Seungcheol, mereka berdua berlari ke parkiran gedung untuk mengendarai mobil van yang membawa Seungcheol.

                “sebenarnya apa yang terjadi Mingyu?!” Tanya Jeonghan yang ikut panik dalam aksi Mingyu mengejar Seungcheol.

                “Seungcheol..dia tahu bahwa Jihoon akan pergi hari ini dan…sekarang dia berusaha untuk mengejar Jihoon dengan pergi ke studio.” Mingyu menarik nafas dan melirik Jeonghan sekilas.

                Jeonghan membelalakan matanya, terkejut dengan apa yang baru saja ia dengar dari Mingyu, tangannya mengepal menatap Mingyu dengan tatapan nyaris tak percaya.

                “Apa? Mingyu…apa Seungcheol….”

                “Jeonghan, jika kau bertanya Seungcheol sudah mengingat semuanya atau belum, jawabannya belum. Tapi aku rasa, Seungcheol kini lebih memerhatikan Jihoon dari pada dirinya sendiri.” Ujar Mingyu sambil terus mempercepat laju mobilnya.

                Seungcheol mengepakan tangannya sambil terus meminta taksi untuk mempercepat laju mobilnya. Mobil berhenti tepat di gedung Pledis, Seungcheol segera keluar dan membayar taksi tersebut.

                “ambil kembaliannya!”

Seungcheol segera berlari kedalam gedung dan menekan tombol lift, kakinya mengetuk-ngetuk lantai dengan tidak sabar.

                “!!” Seungcheol kesal dengan lift yang menurutnya terlalu lama turun, ia berputar arah dan menuju tangga darurat untuk menuju ruangan Jihoon di lantai empat.

                Namun, seharusnya Seungcheol tidak berlari menaiki tangga, karena saat pintu lift terbuka, Jihoon keluar dari lift dan berjalan gontai menuju keluar gedung pledis.

                Kepala Seungcheol sudah mulai sakit saat ia terlalu terburu-buru menaiki tangga dan mendengar suara-suara dari masa lalunya.

                ‘Jihoon…lihat kemari cepat’ Seungcheol memegang kamera dan berusaha mengambil gambar Jihoon yang sedang menulis lagu dibawa pohon besar belakang sekolah.

                Seungcheol tetap berlari menuju keatas tanpa memperdulikan kepalanya yang mulai terasa sakit.

                ‘Jihoon, lihat ini!’ Seungcheol memperlihatkan lukisan yang digambarnya dengan pensil pada Jihoon. Jihoon menatap Seungcheol kemudian tersenyum.

                Seungcheol terjatuh di lantai empat sebelum pintu keluar, dia menunduk dan memegangi lututnya yang sedikit nyeri, mengusap keningnya kemudian kembali berlari menuju ruangan Jihoon.

                Mingyu dan Jeonghan tiba di gedung pledis dan segera berlari menuju lift kemudian menekan tombol lift dan lift segera terbuka, menaikinya kemudian berharap dengan segera sampai dilantai empat berharap Seungcheol belum melakukan sesuatu yang aneh dan bisa mencelakai dirinya.

                “Mingyu, bagaimana ini…aku…Seungcheol…” Jeonghan mengusap wajahnya dan menghembuskan nafasnya berat.

                “Jeonghan, ini saatnya kau melepaskan…” ucap Mingyu pelan tanpa sedikitpun menoleh kearah Jeonghan.

                Seungcheol masih berlari dan sampailah ia di depan ruangan Jihoon dan segera membuka pintu studionya dengan paksa.

                “Woozi!!” panggil Seungcheol sambil mencari Jihoon ke setiap sudut ruangan dan mendapati bahwa ruangan itu sudah benar-benar kosong tanpa adanya kehadiran Jihoon.

                Pintu lift terbuka, Mingyu dan Jeonghan segera berlari menuju ruangan Jihoon dan berhenti ketika mendapati Seungcheol sedang berdiri didalam ruangan dengan keadaan sedang mengamati setiap sudut ruangan. Jeonghan baru saja akan menghampiri Seungcheol sebelum tangannya ditahan oleh Mingyu, Jeonghan menoleh pada Mingyu dan menggelengkan kepalanya perlahan. Jeonghan hanya terdiam, menggigit bibir bawahnya dan kembali menatap punggung Seungcheol.

                “Woozi!!” Seungcheol kembali berteriak dan berlari kesetiap ruangan di dalam studio Jihoon untuk mencari keberadaan Jihoon.

                Seungcheol berdiri tepat di depan satu ruangan Jihoon yang masih tertutup rapat, ia menatap pintu tersebut dan mencoba membukanya akan tetapi pintu tersebut terkunci dan perlu password untuk membukanya.   

                “!!” Seungcheol menendang pintu itu dan mengusap wajahnya.

                “Seungcheol?” Jeonghan meletakkan tangannya di pundak Seungcheol, Seungcheol menoleh dan menatap kedua orang yang kini ada di hadapannya.

                “Apa yang kalian sembunyikan dariku sebenarnya?” Tanya Seungcheol dengan suara dalam menahan emosi. Mingyu dan Jeonghan saling bertatapan dan kembali menatap Seungcheol, Jeonghan menggenggam tangan Seungcheol yang keudian dikibaskan oleh Seungcheol itu sendiri.

                “Jangan menyentuhku Jeonghan!, apa yang sebenarnya kalian sembunyikan sebenarnya!!” bentak Seungcheol, Mingyu menarik nafas perlahan.

                “Seungcheol, aku akan menjelaskannya padamu tapi…ayo kita kembali ke mbc, comeback stage mu—“

                “AKU TIDAK PEDULI DENGAN COMEBACK STAGE!! AKU BUTUH WOOZI DAN PENJELASAN KALIAN!!” Seungcheol mengeluarkan amarahnya dan meninju pintu tersebut. Jeonghan terlonjak kaget dan menggenggam pergelangan tanagan Mingyu.

                Seungcheol menatap minyu dan menunjuk pintu yang ada di belakangnya, “ruangan apa ini Mingyu? Apa yang Woozi sembunyikan disini? Kenapa hanya ruangan ini yang terkunci?”

                Mingyu dan Jeonghan menatap pintu yang ditunjuk Seungcheol, Mingyu menggelengkan kepalanya pelan. Seungcheol menghembuskan nafasnya dengan berat, ia merunduk dan menggelengkan kepalanya.

                Seungcheol menyerengitkan matanya dan menatap kunci password yang ada tepat disebelah pintu tersebut, ia mengingat tentang mimpi yang pernah dialaminya, mimpi ketika Woozi memberikan secarik kertas berisi empat digit nomor dan sebuah ruangan.

                “1019…” ucap Seungcheol perlahan. Jeonghan dan Mingyu saling bertatapan, tak memahami apa yang dimaksud oleh Seungcheol.

                “1019? Apa?” Tanya Jeonghan. Seungcheol segera menekan tombol password yang ada di pintu tersebut dengan nomor yang Seungcheol sebutkan sebelumnya.

                Klik

                Seungcheol, Jeonghan dan Mingyu terkejut dengan suara pertanda pintu yang sudah tidak terkunci lagi, mereka bertiga saling bertatapan. Seungcheol perlahan membuka pintu tersebut, dan menatap ruangan gelap yang ada di hadapannya, Mingyu menyalakan lampu yang ada di sebelah dekat pintu masuk.

                Mereka bertiga tercengang dengan isi ruangan tersebut, ruangan itu berisi semua barang-barang lama dan penuh kenangan milik Jihoon. Gitar dari Seungcheol, boneka dari Seungcheol, bahkan kumpulan foto yang dijajarkan diatas meja dengan frame-frame photo yang berbaris.

                Seungcheol menatap foro tersebut, foto dimana mereka bner-empat sedang dipinggir pantai, foto Jihoon dengan Jeonghan dan Mingyu, foto mereka berempat yang mengenakan seragam kelulusan dengan senyum bahagia mereka.

                Namun yang jadi perhatian Seungcheol adalah foto dirinya yang sedang memeluk Jihoon dari belakang, dengan senyum bahagia mereka. Seungcheol memegang frame photo tersebut dengan kuat dan menatapnya dalam-dalam. Semua suara dan bayangan-bayangan itu kembali muncul dalam benaknya.

                “Jihoon, aku ingin memelukmu.” Ucap Seungcheol saat sedang duduk dihadapan Jihoon. Jihoon tersenyum dan menggelengkan kepalanya.

                “tidak, kau tidak boleh memelukku.” Ucap Jihoon singkat.

                “Tapi aku ingin memelukmu.” Ucap Seungcheol sambil berdiri dan melingkarkan lengannya dari belakang ke tubuh Jihoon. Jihoon tersenyum dan Mingyu segera mengambil gambar tersebut dengan ponselnya.

                “aigoo kalian ini…” Jeonghan tertawa dan Seungcheol hanya tersenyum lebar sambil terus memeluk Jihoon dan mencium pipinya.

                “Seungcheol!!” Jeonghan terkejut ketika tiba-tiba Seungcheol memegangi kepalanya dan ambruk dengan frame photo yang masih dipeganginya.

                Disisi lain, Jihoon baru saja sampai dibandara dan memasuki bandara. Dia duduk di ruang tunggu sebelum keberangkatannya dua jam lagi, Jihoon menatap tiketnya kemudian menghembuskan nafas berat.

                Ini yang terbaik, selamat tinggal….Seungcheol.

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

update really soon. makasih untuk comment, subscribe dan upvotenya. huhuhu

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
leejihoon92
#1
Chapter 22: Ahh akhirnya..... seneng banget bacanya aku ehh
sseundalkhom
#2
Chapter 22: ya lord aku bahagia ....


sangat
Altariaaa #3
Chapter 22: aaaaahhhh :"333
lakeofwisdom
#4
Chapter 22: Akhirnyaaaa huhuhuhuhu
scoupstu #5
Chapter 21: Lanjut ya :") I need more jicheol than yeolhoon kali ini xD
goddess_tamtamie #6
Chapter 21: Mereka yang ketemu kenapa gue yg degdegan ya ? :"
leejihoon92
#7
Chapter 21: Kyyaaaaaaaaa pandang pandangan
Aduh kok aku yg malu
lakeofwisdom
#8
Chapter 21: NOOOOOO KENAPA HANGING DISINI
sseundalkhom
#9
Chapter 21: KETEMU YES KETEMU
FrainZL #10
Chapter 20: Update plis updateeee (┳Д┳) ya ampun hati saya tak sanggup :'(