part 11

It's You

Jihoon duduk di kursi taman menghadap kearah pemandangan sungai yang gelap namun remang-remang di pancari oleh sinar lampu jalanan. Banyak orang yang berlalu lalang dipinggiran sungai, menikmati malam santai mereka sambil bersepeda ataupun hanya untuk sekedar jogging dimalam hari. Jihoon menutup matanya, mendengarkan lagu yang mengalun dari headphonenya, sesekali bibirnya mengikuti lirik lagunya, ia ikut bernyanyi. Saat matanya terbuka, ia menatap seseorang yang tepat sudah berdiri dihadapannya. Yoon Jeonghan.

                Jihoon menatap Jeonghan sebentar sebelum ia tersenyum dan melepaskan headphonenya dan mengalungkannya dilehernya. Ia sedikit begeser dari tempat duduknya agar Jeonghan dapat duduk disebelahnya. Jeonghan duduk kemudian terdiam menatap pemandangan dihadapannya.

                “apa kau baik-baik saja?” tanya Jeonghan tanpa mengalihkan pemandangannya.Jihoon melirik Jeonghan kemudian tersenyum

                “apa aku benar-benar baik-baik saja? Tentu saja jawabannya tidak, Jeonghan.”

                “kenapa kau kembali Jihoon? Ini sudah terlambat, lima tahun setelah kejadian itu dan kau baru kembali lagi.”

                “sudah kubilang Jeonghan, ini waktunya aku kembali dan...aku ingin semua kembali ketempat yang seharusnya.”

                Jeonghan menoleh kearah Jihoon.Matanya menyipit, ia menggelengkan kepalanya, mengepalkan tangannya untuk menahan emosinya.

                “apa maksudmu tempat yang seharusnya?!”

                Jihoon menoleh, menatap Jeonghan kemudian tersenyum, “kau tahu itu Jeonghan, semuanya. Bersama siapa dia seharusnya.”

                “Jihoon, kau tidak akan melakukannya kan? Kau tahu apa yang akan terjadi padanya jika kau memaksanya untuk menginat semua masa lalunya.” Ucap Jeonghan sambil menatap Jihoon dengan tatapan terkejut.

                “Jeonghan, aku bukan orang yang baik. Tapi, aku akan membuat Seungcheol mengingat masa lalunya tanpa menyakitinya. Waktuku tidak banyak, hanya sampai pembuatan album Seungcheol selesai. Setelah itu, jika dia tetap tidak dapat mengingatku, aku akan pergi.” Ucap Jihoon sambil menatap kearah sungai dan menatap dengan tatapan kosong.

                Jeonghan terdiam mendengar kata-kata Jihoon, dia tahu bahwa dia membenci Jihoon karena Seungcheol. Tapi disisi lain, dia menyadari bahwa Jihoon tak lain sudah menjadi temannya.

                “Pergi? Tapi kenapa?”

                “ya, aku tidak bisa terus menerus tinggal menjadi orang lain, meskipun aku mengakui bahwa aku adalah Jihoon, Seungcheol belum tentu mengingatku...” Jihoon berdiri, tersenyum pada Jeonghan dan kembali memakai headphonenya.

                “Aku pergi dulu Jeonghan, ada beberapa hal yang harus aku kerjakan. Kita bertemu lagi nanti...” dan dengan ucapan terakhir Jihoon itu, dia berjalan pergi menjauh.

                Jeonghan menatap punggung Jihoon yang perlahan menjauh, ia melihat dengan jelas bahwa Jihoon berjalan dengan wajah tertunduk. Perlahan, namun penuh dengan beban. Ia mengerti perasaan Jihoon, namun ia juga tak dapat memungkiri bahwa ia mencintai Seungcheol dan tidak akan melepaskannya untuk Jihoon. Jeonghan sudah lelah untuk mengalah, kini saatnya dia untuk bahagia dengan orang yang dia cintai meskipun Seungcheol bukannya orang yang dia kenal dulu semenjak kecelakaan itu terjadi.

==+==

                Seungcheol duduk terdiam fokus dengan apa yang ada dihadapannya, matanya nyaris tak berkedip menatap sesuatu yang dihadapannya. Sesekali tangannya mencengkram bajunya, kakinya mengetuk-ngetuk, terkadang sesekali ia menjilat bibir bawahnya atau mulutnya sedikit terbuka. Tubuhnya sesekali menggeliat bergeser atau menegakkan badannya.

                “Ah!!” Teriak Seungcheol sambil mengepalkan tangannya kemudian menendang meja dihadapannya. Ia menggerutu dan kembali fokus pada hal yang sedang ia lihat.

                “YESHH!! THAT’S IT!!! GOALLLL!!!!”Seungcheol berteriak keras sampai terlompat dari sofa. Seungcheol sedang menonton pertandingan sepak bola ditelevisi layar lebarnya, ia melompat kemudian berputar sambil menari-nari tidak karuan.

                “Apa yang kau lakukan?” tanya Mingyu yang baru saja keluar dari dapur sambil membawa segelas kopi lalu duduk disebelah Seungcheol. Seungcheol tersenyum lebar, kemudian mengambil popcorn yang ada di depannya dan melahapnya dengan gembira.

                “Manchester city menang lagi! That’s it man!” teriak Seungcheol. Mingyu memutar bola matanya kemudian mulai menyeruput kopinya pelan.

                Acara pertandingan sepak bola ditelevisi sudah berakhir, Seungcheol menyandarkan tubuhnya ke sofa, menatap langit-langit ruangannya. Tangannya menjadi sandaran untuk kepalanya.

                “Lee Jihoon....” ucap Seungcheol pelan sambil menghembuskan nafasnya.

                Mingyu yang sedang menyeruput kopi panasnya, tak sengaja menyemburkannya karena terlalu terkejut. Ia menoleh kearah Seungcheol dengan mata terbelalak dan mulut yang basah karena kopinya.

                “A-apa?”

                Seungcheol menoleh, kemudian mendorong tubuh Mingyu, “Bersihkan kopi itu dasar jorok!”

                Mingyu menyimpan gelas kopinya diatas meja, mengambil tissue kemudian membersihkan mulutnya. Dia kembali duduk disebelah Seungcheol dan menatapnya.

                “kau bilang apa tadi?”

                “Lee Jihoon, entahlah...tiba-tiba saja aku memikirkan nama itu, hanya sekedar terlintas saja dipikiranku secara tiba-tiba. Kenapa?” Seungcheol mengerjapkan matanya, dia kebingungan dengan sikap Mingyu yang tiba-tiba saja terkejut dengan nama yang dia sebutkan.

                Mingyu menggeleng, kemudian ia ikut menyandarkan tubuhnya ke sofa. “tidak apa-apa, aku hanya terkejut saja.”

                “Mingyu...”

                “hmm?”

                “Bagaimana kehidupan masa laluku sebelum kecelakaan itu terjadi. Kau tahu kan?” tanya Seungcheol tiba-tiba yang kembali membuat Mingyu terkejut.

                Mingyu menggigit bibir bawahnya, ia ragu untuk menceritakan segala kejadian masa lalu Seungcheol. Tentang persahabatan mereka dahulu, tentang Jeonghan, tentang dirinya, bahkan tentang Jihoon sekalipun.

                Penyakit neurestheniaSeungcheol pada awalnya bermula ketika Seungcheol sedang dalam perjalanan untuk pergi ke Pledis Entertainment setelah ia diterima audisi. Di perjalanan tersebut, ia yang sedang mengendarai sepeda motornya ditabrak oleh sebuah truk yang berusaha menyusulnya dengan kecepatan tinggi. Tubuh Seungcheol terpental dan kepalanya membentur tiang listrik dan terjepit diantara tiang listrik tersebut dan motor bagian bawahnya. Ia masih dinyatakan selamat, pada awalnya Seungcheol mengalami amnesia untuk beberapa saat setelah operasi dan koma nya, namun berangsur-angsur pulih dan mengingat kejadian sebelum ia kecelakaan. Namun tragisnya, ia tak megingat apapun tentang masa lalunya.

                Ting Tong Ting Tong

                Mingyu baru saja akan membuka mulutnya sebelum bel apartment Seungcheol berbunyi. Seungcheol dan Mingyu menoleh bersamaan ke arah pintu kemudian saling menatap satu sama lain.

                “Siapa tengah malam begini?” gerutu Seungcheol, Mingyu mengangkat bahunya.

                “Jeonghan?”

                Seugcheol menggeleng, “tidak, aku dan Jeonghan sedang ada masalah.”

                “Apa?! Kenapa kalian?” tanya Mingyu. Namun sebelum Seungcheol menjawab, bel pintu kembali berbunyi. Mingyu berdiri dan menghampiri pintu tersebut untuk membukanya dengan wajah yang ditekuk.

                Namun wajah Mingyu langsung berbinar ketika ia melihat wajah kekasihnya Wonwoo sedang berdiri dipintunya dan tersenyum lebar. Mingyu segera menuntunnya untuk masuk kedalam apartment. Seungcheol segera menoleh kemudian mulutnya membentuk huruf o saat melihat kedatangan Wonwoo.

                “Oh? Aku tak menyangka kalau kau akan datang kesini tengah malam begini.” Ucap Seungcheol sambil mengisyaratkan Wonwoo untuk duduk. Wonwoo tersenyum kemudian duduk di hadapan Mingyu.

                “Ya, aku juga begitu. Aku kesini karena harus pergi ke tempat syutingku. Kebetulan letaknya tidak jauh dari sini. Apa tidak masalah bagimu?” tanya Wonwoo.

                “Sebena—“

                “Tentu saja tidak sayang, lagi pula Seungcheol dan aku sedang bosan dan mungkin lebih banyak orang lebih baik.” Mingyu langsung memotong ucapan Seungcheol. Seungcheol menggelengkan kepalanya.

                “Biasanya Jeonghan selalu disini jika hari minggu, kemana dia?” Wonwoo melihat-lihat sekeliling apartment.

                “Pertikaian rumah tangga...” jawab Mingyu.

                “Apa yang terjadi?” Wonwoo bertanya lagi sambil mengambil kopi Mingyu diatas meja dan perlahan meminumnya. Seungcheol menaikkan bahunya dan kembali bersandar di sofanya.

                “Entahlah, dia akhir- akhir ini terlihat kekanakan. Bahkan dia menyakahkan Woozi untuk masalah ini hanya karna aku tidak bisa menemaninya untuk pergi ke pemutaran film perdana dibioskop.” Ucap Seungcheol enteng.

                Wonwoo terkejut ketika mendengar nama Woozi dan kopi yang sudah tidak terlalu panas itu secara tidak sengaja menyembur dari mulut Wonwoo dan mengenai wajah Mingyu yang duduknya berada dihadapan Wonwoo.

                “Oh ! Maafkan aku sayang.” Wonwoo segera mengambil tissue diatas meja dan mengusap wajah Mingyu yang hanya diam menahan amarahnya.

                “untung saja kau ini kekasihku...” ucap Mingyu pelan. Wonwoo hanya tersenyum kemudian mencium pipi Mingyu.

                “maaf...”

                “ugh! Aku akan masuk kamar. Kalian juga segeralah pergi ke kamar. Dan ingat, aku akan menendang kalian jika kalian terlalu berisik dikamar. Kau tahu maksudku kan?” ucap Seungcheol sambil beranjak pergi menuju kamarnya.

                Mingyu dan Wonwoo saling berpandangan kemudian mereka tersenyum lebar.

                “kau kuat menahanku untuk tidak berhenti?” tanya Mingyu.

                “Coba saja, Kim Mingyu...”

====+=======

                Seungcheol mondar-mandir dikamarnya, terkadang ia berhenti ketika ia rasa ia menemukan jawaban yang tepat untuk apa yang sedang dia pikirkan.

                “kenapa semua ini terjadi saat Woozi datang kesini? Jeonghan, Mingyu, bahkan Wonwooterlihat seperti mengetahui sesuatu tentang Woozi. Ada apa sebenarnya ini?”

                Seungcheol menarik nafas dan menatap ke luar jendela. Diluar hujan turun dan membasahi jendela, hanya kerlipan lampu gedung-gedung bertingkat yang terlihat dari sana.

                Seungcheol kemudian menatap lengannya, lengan yang menggenggam Woozi dua hari lalu saat Woozi menangis, lengan yang mengusap punggung Woozi untuk menenangkannya. Apa yang ia rasakan, berbeda saat ia menyentuh Jeonghan. Ia tak merasakan hal seperti ini, ia merasa tubuhnya hanya menerima Woozi, tubuhnya tepat untuk berada diekat Woozi. Namun saat ia bersama Jeonghan, ia hanya merasakan hal yang bisa ia rasakan dengan siapapun.

                Seungcheol merasa menjadi orang jahat, ia tak merasakan apapun pada Jeonghan semenjak Woozi datang, namun ia juga tidak merasakan perasaan apapun pada Woozi. Tidak, ia bukan tidak merasakan apapun, ia hanya bingung. Ini terlalu cepat baginya untuk merasakan sesuatu pada seseorang yang misterius seperti Woozi. Lee Woozi.

                Seungcheol beridiri di depan jendelanya, pandangannya kosong. Kemudian ia menutup matanya, awalnya ia tak berniat untuk memikirkan apapun. Namun, tiba-tiba ia melihat bayangan dirinya sendiri sedang menggandeng lengan Woozi di pinggir pantai dan Woozi menatapnya dengan senyuman. Seungcheol segera membuka matanya, menggelengkan kepalanya dan kemudian berbaring. Ia berharap ia hanya menghayal dan berusaha untuk tertidur lelap.

=====++++=====

                Mingyu, Jeonghan, Seungcheol dan Jihoon sedang duduk seperti biasa dibawah pohon di belakang sekolah mereka. Jeonghan sedang mengajarkan Mingyu dengan study bahasa inggrisnya, sedangkan Jihoon sedang menulis lirik lagu dan Seungcheolmerebahkan dirinya dengan kepalanya diatas paha Jihoon.

                Mata Seungcheol tak lepas dari menatap Jihoon, ia tersenyum sambil terus menatap Jihoon namun tak berbuat apa-apa. Jihoon yang menyadari bahwa ia sedang ditatap Seungcheol, langsung menutup mata Seungcheol dengan telapak tangannya.

                “berhentilah menatapku, kau bisa jatuh cinta nanti.”Ucap Jihooncuek sambil kembali menulis tanpa menatap Seungcheol sedikitpun.

                “kau tahu aku sudah jatuh cinta padamu Jihoon...” jawab Seungcheol tersenyum lebar sambil tetap menatap Jihoon. Jihoon hanya mengangkat bahunya dan kembali menulis.

                “ugh! Berhentilah untuk melakukan adegan drama saat aku ingin belajar!” ucap Mingyu yang langsung menatap Seungcheol dan Jihoon dengan tatapan tajam.

                “jangan salahkan aku, salahkan orang ini.” Jawab Jihoon sambil menekan kening Seungcheol dengan jari telunjuknya.

                Jeonghan hanya tersenyum memandang kearah pasangan itu dan kemudian memukul kepala Mingyu dengan bukunya dan kembali mengajaknya untuk belajar.

                “Jihoon-ah, mau pergi ke pantai bersamaku sore ini?” ajak Seungcheol berbisik pada Jihoon.

                “tidak..”

                “ayolah...”

                “tidak...”

                “pleaseeeeeee.....” Seungcheol mulai merengek. Jihoon membuang nafas kesal kemudian menatap Seungcheol.

                “baiklah..”

                Seungcheol tersenyum lebar kemudian mengambil sebelah tangan Jihoon dan menggenggamnya erat.               

 

 

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

ps : its been a long time, i broke my computer so i cant update, enjoy this people :)

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
leejihoon92
#1
Chapter 22: Ahh akhirnya..... seneng banget bacanya aku ehh
sseundalkhom
#2
Chapter 22: ya lord aku bahagia ....


sangat
Altariaaa #3
Chapter 22: aaaaahhhh :"333
lakeofwisdom
#4
Chapter 22: Akhirnyaaaa huhuhuhuhu
scoupstu #5
Chapter 21: Lanjut ya :") I need more jicheol than yeolhoon kali ini xD
goddess_tamtamie #6
Chapter 21: Mereka yang ketemu kenapa gue yg degdegan ya ? :"
leejihoon92
#7
Chapter 21: Kyyaaaaaaaaa pandang pandangan
Aduh kok aku yg malu
lakeofwisdom
#8
Chapter 21: NOOOOOO KENAPA HANGING DISINI
sseundalkhom
#9
Chapter 21: KETEMU YES KETEMU
FrainZL #10
Chapter 20: Update plis updateeee (┳Д┳) ya ampun hati saya tak sanggup :'(