PART 9 : FRIENDSHIP MAY, AND OFTEN DOES, GROW INTO LOVE

SOMETHING BORROWED

FRIENDSHIP MAY, AND OFTEN DOES, GROW INTO LOVE, BUT LOVE NEVER SUBSIDES INTI FRIENDSHIP (Lord Byron)

 

Author's Note : Paragraf yang tercetak dengan Huruf Italic berarti tertulis sebagai Flashback dari Tokoh

 

Cherryl melambaikan tangannya pada Luhan yang tersenyum bersemangat padanya. Kemudian dengan langkah mantap Cherryl berjalan menuju pintu kaca besar untuk boarding dan meninggalkan Negara kelahirannya. Yang jelas Cherryl tidak bisa selamanya disana. Dia tidak mungkin sanggup berada disana, dimana kenangan bersama orang tuanya selama 19 tahun terakhir akan mengusiknya.

Sebulan yang lalu Cherryl baru menyelesaikan pendidikan SMAnya di sekolah terbaik di Seoul, Shinhwa International High School, menyelesaikan dengan nilai Excellent menjadikan Cherryl sebagai salah satu dari tiga siswa terbaik yang berkesempatan mendapatkan beasiswa dimanapun yang dia inginkan, di dalam negeri atau diluar negeri.

Menjadi putri seorang diplomat membuat Cherryl menjelajah banyak Negara setidaknya 6 tahun terakhir dan Shinhwa International High School adalah sekolah terakhir yang menjadi tempat persinggahannya. Dan memanglah meskipun hanya 5 bulan bersekolah disana, Cherryl sudah mampu beradaptasi dengan baik dan justru menjadi salah satu siswa terbaik.

Ibu Cherryl menginginkan Cherryl mengambil kualifikasi International Relations di SNU seperti ayahnya yang seorang alumni disana. Namun Ayah Cherryl membebaskannya. Sampai dua minggu yang lalu, Cherryl belum memutuskan universitas apa dan jurusan apa yang diinginkannya. Namun semenjak kematian kedua orang tuanya mendadak Cherryl ingin meninggalkan negaranya sendiri, Cherryl ingin lebih mandiri meskipun kenyataannya dia harus mandiri mulai saat itu, suka atau tidak suka.

Cherryl hanya ingin melarikan diri sejauh yang dia inginkan, tapi sedekat apapun agar masih bisa mengunjungi makam kedua orang tuanya dan juga Luhan. Bagi Cherryl, Luhan adalah keluarga keduanya. Keluarga Luhan sangat menyayanginya seperti puteri mereka sendiri dan bahkan Luhan begitu protektif padanya, maka keputusannya meninggalkan Seoul diniatkan agar tak melukai Luhan. Dan Tokyo menjadi tempat yang ideal untuk itu.

Dan disinilah Cheryl berada, menunggu penerbangannya 15 menit kemudian menuju Tokyo, dan dia akan berpisah dnegan Luhan karena Luhan akan mengambil sekolah hukum di Oxford sesuai keinginan ayahnya, setelah menyelesaikan kelas penyesuaian diSeoul.

……

 

Cherryl melewati hari-hari orientasi kehidupan kampus dengan penuh semangat. Mengenal Inoo Kei sebagai teman setimnya, dan juga mengenalkannya pada banyak hal. Kei yang sangat ramah mengajarinya banyak hal, membuat Cherryl lupa dengan rasa sedihnya dan lebih optimis.

Tapi diluar itu, Cherryl tak sedikitpun berhenti mengabari Luhan yang nampak jauh darinya. “Hey princess.. how are you?” sapa Luhan ketika akhirnya Cherryl menerima panggilannya. Cherryl tersneyum.

“I am great. Bagaimana denganmu oppa?” tanya Cherryl. Terdengar suara helaan nafas Luhan, “I am doing fine. Tapi aku sangat merindukanmu. Tak sabar rasanya bulan depan. Setelah ujian tengah semester. Aku akan datang mengunjungimu.”

Cherryl tersenyum, “Aku juga merindukanmu. Aku ingin memlukmu. Hihihi. Oppa jaga kesehatan.” Ujar Cherryl. Kali ini Luhan terdengar tertawa kecil, “Aku mengerti. Kau juga jaga kesehatanmu. Love you, princess.” Dan sambungan terputus.

Jarak memisahkan dan waktu menggenapkan. Perlahan Luhan dan Cherryl mulai terbiasa dengan keadaan. Mereka pernah beradaptasi maka tak mungkin keduanya tidak beradaptasi lagi.

…..

 

Cherryl menunjukkan lembar kertas warna hijau sebagai bentuk persetujuan dosen pembimbingnya untuk mengambil mata kuliah di fakultas lain pada Kei. Dalam aturan akademik, Cherryl mengetahui bahwa ada satu kali kesempatan baginya untuk mengambil mata kuliah yang dia minati di fakultas lain selama mendapatkan persetujuan dari dosen yang membimbingnya. Maka ketika menginjak semester keempat dan Cherryl merasa sangat yakin untuk mengambil mata kuliah manajemen untuk melancarkan rencananya menjalankan bisnisnya nanti.

Dahi Kei, sang sahabat, nampak mengernyit. “Cherryl, itu kan kelas manajemen menengah. Kau seharusnya mengambil manajemen dasar.” Ujar Kei. Tapi Cherryl justru terkikik kegelian, “Aku tahu. Dosen pembimbingku juga sudah memperingatkanku. Tapi aku rasa itu justru sangat menantang kan.”

“Dasar kau memang ya.” Kei hanya berdesis sambil menggelengkan kepalanya tak mempercayai keputusan Cherryl. “Kau akan baik-baik saja, kan?” tanya Kei memastikan. Cherryl hanya mengangguk.

……

 

Cherryl melangkahkan kakinya dengan mantap menyusuri lorong fakultas ekonomi yang berada disebelah gedung fakultas teknik dimana dia menuntut ilmu. Sementara dibelakang Cherryl nampak Inoo Kei mengekorinya dengan tatapan tak mengerti dan khawatir. Cherryl kemudian mendekati papan besar berwarna hijau untuk menemukan dimana ruang kelasnya. Dengan sabar jari telunjuk Cherryl yang dicat berwarna salem menyusuri deretan nama peserta kelas manajemen tingkat menengah.

Lalu tangan Cherryl berhenti ketika menemukan sebuah nama yang sayangnya bukan nama dirinya. “Yifan?” Cherryl menyebut nama itu yang nampak sangat familiar diingatannya, sebuah nama yang tertulis persis dibawah namanya sebagai peserta dalam mata kuliah manajemen yang diambilnya semester itu.

“Cherr, you will be late!” seseorang menepuk pundak Cherryl, “Ah, Kei. Wait for me.” Kemudian dengan bersemangat Cherryl menghampiri sahabatnya, Kei, seorang pria muda Jepang yang mengambil jurusan yang sama dengannya, Teknik Arsitektur.

“Kau akan baik-baik saja kan, Cher?” tanya Kei disela langkah kaki mereka menuju ruang kelas tempat Cherryl akan mengambil mata kuliah manajemen. Cherry tersenyum, sahabat yang baru dikenalnya dua tahun terakhir karena mereka mendapat kelompok yang sama saat masa orientasi memang begitu menghawatirkannya. Kei selalu memperlakukannya seperti seorang adik yang tak pernah dimilikinya, pun demikian dengan Cherryl, dia menjadikan Kei sebagai seorang kakak yang menjadi tempat berbagi, suka dan dukanya.

“Aku akan baik-baik saja, Kei.” Ujar Cherryl meyakinkan diri. “Sudah sudah, jangan khawatir, kau bisa mengikuti kuliahmu sendiri. Tak perlu mengkhawatirkanku.” Tambah Cherryl sambil memasang senyumnya lebar-lebar.

Kei, si sahabat, menghela nafasnya kemudian berbalik pergi. Tapi langkahnya berhenti, “Aku akan menjemputmu nanti. Shida ingin bertemu denganmu, dia nampak bersemangat sekali untuk masuk ke teknik arsitektur, thanks to you, Cherr. You become her inspiration.” seru Kei, merujuk pada tunangannya. Cherryl tersenyum dan mengangguk, tangannya melambai.

Kemudian Cherryl bergegas memasuki sebuah pintu berwarna coklat dan menggesernya terbuka. Saat pintu terbuka itulah semua kepala mahasiswa didalamnya langsung menoleh padanya. Cherryl menelan ludahnya, menguatkan dirinya sendiri, dan kemudian dia memutuskan tersenyum. Dia tahu dia terlambat datang ke kelas pertamanya. Dan dia tahu, sebagian besar mahasiswa yang duduk didalam ruangan itu tak mengenali dirinya.

Cherryl berjalan menuju arah belakang kelas dimana hanya ada satu orang yang duduk disana. Seorang mahasiswa laki-laki dengan garis wajah tegas dan alis yang mencuat, nampak begitu tough dan berkesan misterius. Cherryl menguatkan langkahnya dan duduk disamping kursi dimana mahasiswa laki-laki itu berada.

Cherryl mengulas senyumnya saat laki-laki itu menoleh kepadanya. Tapi tak sesuai dengan harapan Cherryl, laki-laki itu justru memalingkan mukanya. Dan kemudian kelas berlangsung. Sepanjang materi diberikan, berulang kali Cherryl banyak bertanya, karena memang dia tidak mengerti sama sekali mengenai penjelasan dosen. Dan berulang kali itulah Cherryl mendapat tatapan kurang suka dari rekan sekelasnya.

Sampai tiba di akhir kelas, dosen memberikan tugas untuk dikerjakan berdua. Semua mahasiswa didepannya nampak menemukan partnernya masing-masing. Cherryl mulai gugup, kakinya hendak melangkah berbaur dengan mahasiswa lainnya karena dia tidak ingin mendapatkan partner disebelahnya. Tapi sebuah tangan besar nampak lebih cepat dan menahan pergelangan tangannya.

“Kris, kau mau berpartner denganku.” Tanpa sempat Cherryl berkata apa-apa, seorang gadis muda berdiri disebelahnya tanpa dia ketahui. Cherryl menoleh kearah laki-laki yang dipanggil gadis itu. Laki-laki yang sama dengan yang masih memegang pergelangan tangan kirinya.

“No. I have a partner already.” Ujar seseorang yang dipanggil Kris itu. Cherryl menoleh gugup, diakah yang disebut partner oleh Kris?

Serta merta Cherryl menggelengkan kepalanya, “No no no.. we aren’t partner yet.” Ujar Cherryl. Dengan satu sentakan Kris menarik tangan Cherryl dan mengembalikannya ke tempat duduknya semula, “Yes we are. Don’t be silly. I bet all those chicks want to beat you now since you asking too many question today.” Ujar Kris sambil memelankan suaranya di kalimat terakhirnya. Hanya mereka berdua yang mendengar bagian itu.

Cherryl menelan ludahnya, kemudian dia menoleh kearah gadis yang masih menatap padanya tidak suka. “Ah, are we?” Cherryl berujar pura-pura tidak mengerti. Kris hanya mengangguk, “So, Mariya, cant you leave us alone? We need to make a discussion. You will bother us if still standing there.” Tambah kris lagi, kemudian sepasang matanya beralih kearah buku teks yang sedari tadi dibacanya.

Cherryl menahan nafasnya, dia tidak mengerti akan apa yang terjadi namun dia memilih diam.

……

 

Sudah satu bulan sejak Cherryl bergabung dikelas manajemen tingkat menengah dan bersama Kris mereka selalu mengerjakan tugas partner bersama. Cherryl mempelajari sifat Kris yang cenderung dingin dan kasar. Bukan hanya sekali Cherryl memergoki Kris membuat banyak gadis dikelasnya patah hati karena mengajaknya menjadi partner atau sekedar belajar bersama. Tapi Kris menolak semuanya.

Dan tak hanya itu, meskipun menjadikan Cherryl sebagai partnernya, Kris tak pernah mengajak Cherryl berbicara diluar hal penting terkait tugas. Dan Cherryl bertahan. “Kris, why you change your name become Kris? Your born name is really beautiful. Wu Yifan is really good name.” ujar Cherryl disela-sela wkatu mereka mengerjakan tugas mereka.

Kris nampak mengangkat kepalanya dan menatap wajah Cherryl datar. Tapi kemudian dia kembali menunduk dan melanjutkan mengetik tugas yang sedang mereka kerjakan. “You know nothing, Lee Hyeshin.”

“Why are you so stubborn to call my real name instead Cherryl?” tanya Cherryl yang masih menghentikan pekerjaannya. Kris mengangkat kepalanya, “I will stop if you stop bothering me with my name.” hanya itu yang keluar dari mulut Kris. Cherry terbelalak, kemudian senyumnya terulas.

“So, I will call you Yifan then.” Cherryl melanjutkan pekerjaannya sementara Kris nampak tidak peduli.

……

 

“Kris…. Kris.. I need your help..” seseorang memanggil Kris. Baik Kris maupun Cherryl yang tengah berdiskusi seru menoleh dengan wajah terganggu. Paper yang tengah mereka kerjakan harus diselesaikan dalam waktu kurang dari 24 jam sementara keduanya masih belum mencapai kata sepakat.

“I don’t have a time, Mariya.” Kris mengabaikan gadis itu yang nampak mengerucutkan bibirnya. Cherryl memandang Kris yang kembali menuliskan grafik-grafik dengan penjelasan yang sedari tadi mereka bahas. Gadis bernama Mariya itu meninggalkan mereka berdua.

“Got it, Lee Hyeshin?” tanya Kris akhirnya, menyelesaikan penjelasan panjangnya. Cherryl mengangguk. Sudah satu semester lamanya mereka mengikuti kelas Manajemen tingkat menengah. Dan selama itulah Kris dan Cherryl selalu menjadi partner dalam tugas apapun.

Sikap Kris yang dingin dan cuek, membuat Cherryl terbiasa dan sebaliknya, Cherryl setidaknya menemukan teman baru. Kris tak pernah mengeluh saat Cherryl berceloteh panjang tentang ini dan itu, tentang Luhan, tentang segalanya. Tapi kris tak juga menanggapinya. Dan menurut Cherryl itu lebih dari cukup.

Maka hari ini, hari terakhir mereka mengerjakan tugas bersama dan minggu depan setelah ujian semester mereka kemungkinan mereka berdua tidak akan ada kesempatan bertemu kembali. Cherryl tersenyum sambil mengulurkan pudding coklat buatannya sendiri kearah Kris. Kris mendongak dan menatap Cherryl datar, “Ini apa?” hanya itu kalimatnya yang keluar.

Cherryl tersenyum, “Hari ini terakhir kita bertemu bukan? Setelah Ujian semester nanti kita mungkin tak akan bertemu. Aku membuat pudding ini sebagai rasa terima kasihku atas bantuanmu. Kau sangat membantuku dan menjadi temanku.”

Kris diam, mulutnya terkunci rapat. Kemudian tagannya yang panjang meraih kotak berisi pudding coklat berbentuk beruang yang terbungkus sangat cantik, “Apakah kita teman?” suara Kris melesat dan Cherryl menangkap itu. Dia menoleh dengan ragu-ragu.

“Kita bukan teman?” tanya Cherryl memastikan. Kris menatap lurus kearah Cherryl. “Bukan.”

Cherryl menelan ludah mendengar jawaban Kris. Kris begitu dingin terhadapnya dan harusnya dia sadar itu. Cherryl beranjak dari duduknya, tapi lagi-lagi seperti pertemuan pertama mereka bulanan yang lalu, Kris menahan Cherryl dengan memegang pergelangan tangannya.

Cherryl menoleh, menunggu.

Kris masih menatapnya tanpa ekspresi, kemudian alisnya terangkat sedikit, “Kau.. maukah kau berkencan denganku?” kalimat itu keluar dari mulut Kris dan hampir saja Cherryl tak mempercayainya. Senyumnya terulas, ada rasa hangat menjalari dirinya, terutama hatinya. Samar kepalanya mengangguk. “Ya. Aku mau.”

 

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Never above you. Never below you. Always beside you.

(Walter Winchell)

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
tiffanciel
Aku membuat perubahan di foreword ^^ selamat membaca. ^^

Comments

You must be logged in to comment
Galaxy_FanHan007
#1
berharap banget ini hmm
JSYStories
#2
Chapter 13: Wahhh makasih updateannya ^^ tapi ini udah tamat ceritanya? .-.
JSYStories
#3
Chapter 11: still waiting for nexr chapter T-T it's a year and a half now kkk bless my heart...
vivie_galaxyluhan #4
Chapter 9: wahhhhh jadi gini ceritanya cheryl sama yifan jadian,,jadi mbayangin nih tampangnya si daddy wu,,
keren unnie ditunggu lanjutanya,masih penasaran kalau mereka ketemu lagi,trs kenapa mereka pisah T.T
JSYStories
#5
Chapter 9: waaaaa akhirnya update lagi kwkwk kangen banget sumpah xD semangat yaaaa chinguu.. selalu ditunggu updateannya :3
JSYStories
#6
Chapter 7: Yahhhh, itu Cherryl sama Kris gak ketemu mulu ya? Kkk bacanya sampe gregetan sendiri aku ><
Thank you udah update :D
vivie_galaxyluhan #7
Chapter 6: yahhh ga jadi ketemu deh,,kalau ketemu gimana ya,penasaran,hehhe
JSYStories
#8
Chapter 6: ahhh padahal hampir aja ketemu Kris and Cherrylnya huhuhu... ada sesuatu yang terjadi nih pas ibunya Cherryl telp :/
berhubungan dengan Luhankah?? thaks for the update ciel.. and Update soonnnnnnnn ><
vivie_galaxyluhan #9
belum mudeng sih,,hehe
ayoo lanjutkan,penasaran,,
JSYStories
#10
okay.. confused confused.. bukannya Kenzhou namanya anak si Kei? kenapa Luhan yang jadi bapaknya? '-'?
apa mungkin nama anaknya key sama kayak nama anaknya Luhan and Cherryl?