Part 11 : PATIENCE IS BITTER

SOMETHING BORROWED

PATIENCE IS BITTER, BUT ITS FRUIT IS SWEET (Jean-Jacques Rousseau)

 

Author's Note : Paragraf yang tercetak dengan Huruf Italic berarti tertulis sebagai Flashback dari Tokoh

 

Luhan masih menunggu sampai Cherryl mau membuka dirinya. sedari tadi Luhan masih saja duduk di ruang TV apartemennya. Sementara Cherryl masih memilih menyembunyikan diri dikamar yang seharusnya milik Kenzou. Luhan masih menatap pintu yang tertutup dimana Cherryl berasa. Perasaannya tak menentu namun dia sama sekali tak tahu harus berbuat apa.

Luhan ingat bagaimana setelah pertemuan dengan Kris hari itu Cherryl tak sedikitpun berhenti menangis dan menyebut nama Kenzou. Ada rahasia kecil antara dia dan Cherryl, kemanapun Cherryl pergi dia akan membawa sepasang kaus kaki yang dirajutnya untuk Kenzou 6 tahunan yang lalu. Luhan ingat benar bagaimana setiap hari selama kehamilan Kenzou, Cherryl akan mengisi waktunya membuat lusinan kaus kaki, mantel, topi dan banyak hal untuk Kenzou. Maka semenjak kepergian Kenzou, Cherryl mulai menjadikan kebiasaan merajut itu tetap terbawa. Kemanapun Cherryl akan membawa kaus kaki bayi untuk Kenzou.

Dan kaus kaki itulah yang terus menerus dipegang Cherryl sejak kembali kerumah setelah melarikan diri dari Kris tempo hari. Dan Luhan lebih dari cukup mengetahui perangai Cherryl. Yang pasti dia tahu, Cherrylnya butuh waktu.

……

 

Setelah hari kedua sejak pertemuan tak sengaja antara dirinya dan Kris, Cherryl akhirnya memaksa dirinya sendiri keluar dari ruangan. Kakinya melangkah meski berat menuju keluar kamar Kenzou. Dan mendadak seperti ditimpa ribuan ton, hati Cherryl merasa sangat bersalah seketika.

Di sofa putih didepan TV, nampak Luhan tertidur pulas dengan mulut menganga. Dimeja didepannya nampak berserakan makanan ringan berupa biscuit hingga coklat. Cherryl ingat, itu semua adalah cemilan sehatnya, persediaan yang memang sengaja dia simpan. Cherryl menangis tanpa suara kemudian menghampiri Luhan, ditariknya selimut warna putih yang lebih dulu terjatuh dilantai, menutup tubuh Luhan dan kemudian mengecup keningnya.

“Maafkan aku, oppa.” Ujar Cherryl berbisik disela tangisnya. Kemudian Cherryl beranjak meraih ponsel Luhan dan mencari sebuah nama. Dari sekian banyak nama yang dia ingat sebagai sahabat-sahabat Luhan, kenapa hanya nama itu yang harus menjadi sahabat Luhan yang tak pernah dia ingat. Cherryl tak pernah berusaha menghubungi sahabat yang Luhan sarankan selama di Tokyo. Bahkan semenjak kepergiannya dari Tokyo 7 tahun lalu setelah hari wisudanya, Cherryl benar-benar ingin melupakan seseorang itu.

Wajah Cherryl akhirnya pias saat menemukan nama itu. Dengan gemetar Cherryl menyalin nomor ponsel target dan menekannya. Terdengar nada sambung, “Hallo..” Cherryl ingat suara itu. Bagaimana tahunan yang lalu dia jatuh cinta dengan sipemilik suara itu.

“Yifan..” Suara Cherryl menyapa.

Hyeshin?” Cherryl juga ingat bagaimana mereka berdua hanya memanggil nama asli mereka bukan nama panggilan mereka. Cherryl menggigit bagian bawah bibirnya.

Lee Hyeshin, apa kau baik-baik saja?” suara Kris bertanya. Aku tidak baik-baik saja. Tak sedikitpun kata yang terucap dari bibir mungil Cherryl. Dia masih bergeming.

Aku merindukanmu, Hyeshin-ah…” Cherryl menangis karena kalimat itu.

Kumohon jawab aku. Apa kau baik-baik saja? Dimana Luhan?” begitu nama Luhan disebut Kris, seolah sebuah pisau menikam ulu hati Cherryl. Serta merta dia jatuh terduduk dan tertunduk. Air matanya tak dapat berhenti, dari sekian banyak orang didunia ini, 7 milyar jiwa, tapi kenapa kita harus bertemu kembali? Cherryl berteriak dalam hati.

Hatinya mulai kalut dan juga rasa sakit itu kembali. Ada yang meminjam hatinya dan lupa mengembalikannya. Dan selama bertahun-tahun, Cherryl berusaha hidup tanpa hati yang hilang, mencoba menciptakan hati baru, mencintai sepenuh jiwanya dan mencoba terlahir kembali. Demi dirinya, demi Kenzou dan bahkan demi Luhan. Tapi satu nama saja, Wu Yifan, satu nama yang sukses membuatnya teringat akan hatinya yang terpinjam.

……

 

Wajah Cherryl bersemu saat Kris mulai meraih tangannya dengan berani. Dan kini Cherryl tahu, dibalik sikap dingin Kris, tangannya justru terasa hangat dan menenangkan. Seolah Cherryl aman berada disana. Mereka melangkah bersama menikmati sore hari menjelang musim dingin. “Yifan..”

Kris menoleh, “Hmm??”

“Natal tahun ini kau ingin mendapat hadiah apa?” tanya Cherryl. Kris memandangnya singkat kemudian lanjut melangkahkan kakinya. Sudut bibir Kris nampak tertarik, menunjukkan begitulah caranya dia tersenyum. “Kau. Cukup bersama dirimu.” Ujar Kris.

Wajah Cherryl makin bersemu, “Kita ke Osaka yuk oppa.” Ajak Cherryl. Kris menoleh menemukan wajah bersemangat namun malu-malu dari Cherryl, tanpa ragu, Kris mengangguk mengiyakan ajakan dari gadis yang meluluhkan hatinya. Sepanjang hidup Kris, baru kali ini dia merasakan jatuh hati. Begini besar dan begini menyenangkan.

“Jangan terlalu senang begitu, Piglet.” Ujar Kris, membuyarkan semua bintang-bintang yang mendadak bersinar disekitar Cherryl. Cherryl mengerucutkan bibirnya, tanda sebal. “I hate those petname, Yifan.”

Yifan tertegun, namun perlahan dia menunjukkan seringainya, “I will love to to call you with that pet name.” dan dengan sebal Cherryl memukuli lengan Yifan yang berotot sempurna.

……

 

Cherryl tertawa halus saat rambut Kris yang rapih mendadak harus luruh karena kejatuhan air saat seseorang melempar air yang sebenarnya ditujukan pada kekasihnya yang menyebalkan. Cherryl masih tertawa dengan menutup mulutnya dengan kedua tangannya, masih mencoba menjaga perasaan Kris. Dahi Kris berkerut, dia bingung dengan gadis yang berada didepannya kini, yang menertawainya bebas, sebelumnya tak ada yang melakukan itu padanya.

“Enough, piglet.” Gumam Kris. Seketika Cherryl berhenti tertawa, melepaskan kedua tangannya dari mulutnya namun kini mulutnya sendiri mengerucut tanda sebal. “You still call me piglet? Hum I still hate it anyway.” Jawabnya, lalu beranjak meninggalkan Kris. Kris terhenyak, bingung selalu menjadi kawannya, dia tak mengerti bagaimana menanggapi setiap rekasi yang diberikan gadis yang kini sudah berbulan-bulan menjadi partner kerjanya.

Sejak awal Mereka berteman, dan hanya Cherryl yang bertahan disamping Kris. Sebelumnya tak ada yang mampu demikian. Kris yang sangat cuek, dingin dan menyebalkan. Semua orang menjulukinya ice prince. Hanya sahabat-sahabatnya yang mengetahui sifat asli Kris.

“Kau tak menyusulku? Kita harus mengejar bus menuju Osaka sesegera mungkin.” Akhirnya Cherryl berhenti dan berbalik, berkata sesuatu padanya. Kris mengangguk dan melangkah mengekori langkah Cherryl. Sementara itu Cherryl cukup puas dengan sikap Kris yang seperti ini, tanpa sadar Cherryl tersenyum, kemudian berjalan kearah Kris, mengulurkan sapu tangan kecil warna pink kearah rambut dan bahu Kris yang basah, mencoba menghapuskan air yang mengenainya sebelumnya. “Kau akan terkena sakit flu kalau tidak segera dikeringkan, here. Take this.” Ujarnya.

Kris menatap uluran tangannya dan menatap Cherryl, tatapan yang tak terdefinisi, “Your welcome.” Ujar Cherryl sebelum Kris sempat mengatakan apapun. Cherryl sudah berbalik dan melangkah menjauhi Kris. Kris menatap kembali sapu tangan warna pink itu, 3 buah huruf abjad tersulam disana. L.H.S.

‘Namanya Lee Hyeshin’ Kris menggumam dalam hati.

……

 

Cherryl tersenyum menikmati pemandangan disekelilingnya, semua Nampak indah apabila bersama Kris. Tak banyak yang bisa Cherryl khawatirkan selama dia bersama Kris, semua hal terasa benar ditempatnya. Dan bersama Kris, Cherryl belajar melepaskan cinta pertamanya. Karena dia sangat yakin, cinta pertamanya tak akan pernah terbalaskan. Seseorang yang menjadi cinta pertamanya adalah orang yang sama dengan orang yang selalu menganggapnya seperti adik. Maka Cherryl memutuskan mengikuti kata hatinya.

Bersama Kris semua seperti terletak pada tempatnya. Seperti sekarang, saat mereka melakukan kencan lagi di salah satu tower besar di Tokyo. Menatap kota Tokyo yang terbalut senja dari balik kaca besar.

“Kenapa kau selalu takjub saat kita kesini sih?” tanya Kris pada Cherryl. Cherryl menoleh dan tersenyum,  “Terkadang, hidup terasa sangat berat dan kita merasa masalah kitalah yang terberat dibanding orang lain. Tapi lihatlah diluar sana lewat jendela besar ini, Yifan. Diluar sana banyak orang yang tak seberuntung kita. Kita harusnya lebih banyak bersyukur.”

Kris nampak tersenyum, pengalaman demi pengalaman baru, ekspresi demi ekspresi, dan bahkan reaksi demi reaksi yang akhirnya berhasil didapatkan dari Cherryl dari Kris, Cherryl bahagia dan semua terasa lengkap sudah.  “Begitu? Suatu hari nanti, rumah kita tentunya akan banyak dikelilingi kaca sebesar ini. Supaya kau menemukan sendiri jendela besarmu.” Ujar Kris sembari menarik Cherryl dengan satu lengannya, merengkuhnya dan mencium puncak kepalanya.

Cherryl tersenyum simpul dengan mata tetap menerawang menembus jendela besar itu. “Rumah kita.” Bisiknya lembut.

……

 

Kris menunduk menghadap wastafel yang terbuat dari batu pualam putih di kamarnya. Dia tak pernah menyangka, takdir senantiasa membawanya kembali pada sebuah nama. Perlahan dia mencoba melupakan nama itu beserta kenangannya, tapi tetap saja semua kembali sesuai jalannya. Ada banyak kelemahan yang dimiliki Kris. Terutama satu hal, Lee Hyeshin. Sebuah nama yang selalu ingin dia hapus kalau bisa, karena tumpuan rasa bersalah dihatinya terlalu berat dia tanggung sendirian.

…..

 

Sudah lewat setahun lamanya Kris mendadak menghilang dari Universitas meiji, keputusan mendadak yang terpaksa diambilnya karena kedua orang tuanya sedang mengalami krisis hebat. Berita perceraian kedua orang tuanya tak membuat Kris serta merta acuh pada isu itu.

Namun satu yang disadari Kris, dia melakukan kesalahan besar. Dia meninggalkan Tokyo saat baru saja dia bertengkar hebat dengan kekasihnya, Lee Hyeshin karena sebuah kesalahpahaman. Maka setelah berusaha semaksimal mungkin menyelesaikan urusan keluarganya yang benar-benar sulit ditinggal, kris mencoba kembali ke Tokyo. Berharap menemukan kekasihnya. Jika memang dia diharapkan demikian.

Kris menyusuri jalanan setapak kampus lamanya, dia ingat meninggalkan kampus lebih dulu dibandingkan yang lain. Dia menyelesaikan semua kreditnya lebih cepat dan tak menghadiri wisuda. Dan banyak hal yang dia lewati. Sehingga, saat berjalan seperti ini, dia seperti bernostalgia.

“Kris Wu?” seseorang memanggilnya, Kris berhenti dan menoleh. Dia menemukan seorang laki-laki yang sangat dikenalnya. Tepatnya seseorang mengenalkan mereka berdua. “Kei Inoo?” Kris berujar ragu. Laki-laki muda itu berujar ragu. Laki-laki yang dipanggil Kei Inoo itu mengangguk dingin. Langkahnya tegas menghampiri Kris.

“Apa yang kau lakukan disini?” tanya Kei. Kris tersenyum aneh, dia tahu, keberadaanya salah. Bukannya menikmati jalanan fakultas ekonomi saja untuk bernostalgia, Kris justru berbelok kearah fakultas teknik. Dia berharap.

“Umm.. aku hanya mencari seseorang.” Ujar kris. Kei mengernyit, nampak dia menghela nafasnya, “Cherryl Lee?” tanya Kei. Kris mengangguk serta merta. “Dimana dia? Aku merindukannya.”

“Dia sudah pergi, kris Wu. Sepuluh menit yang lalu dia boarding menuju Beijing. Kau tak akan menemukannya. Karena dia memang tak ingin ditemukan.” Jawab Kei. Kris terperanjat, tak menduga jawaban itu yang dia dengar.

“Eh??? Bukannya dia harusnya lulus semester ini?” tanya Kris tanpa menyembunyikan rasa terkejutnya. Kei mengangguk lemah, tak mengerti harus menjelaskan dari mana, tapi Kei adalah sahabat baik Cherryl, maka semua rahasia akan aman padanya. “Dia menyelesaikan semua kreditnya seminggu yang lalu dan tanpa menunggu lagi, dia memutuskan mengikuti tunangannya ke negaranya.” Jawab Kei.

“Tunangan?” tanya Kris. Kei mengangguk, “Ya, mereka sudah bertunangan sejak beberapa bulan yang lalu. Dan mereka akan segera menikah. Kau terlambat, kris. Dia sudah bahagia.” Tambah kei. Kris tertunduk, perasaan kecewa itu semakin memberat, mengganti perasaan bersalah yang tertinggal.

……

 

Ada perasaan marah pada dirinya sendiri, terutama ketika Kris sedang sendirian. Kris marah karena dia tidak benar-benar berusaha kembali saat Cherryl masih berada di Tokyo. Kris marah karena dia tidak benar-benar berusaha memperbaiki kesalahpahaman yang terjadi antara dirinya dan Cherryl sebelum keberangkatannya yang mendadak ke Canada. Kris marah karena dia tak lagi punya kesempatan itu. terlebih saat mengetahui bahwa laki-laki yang menggantikan Kris selama setidaknya enam tahun terakhir di hati Cherryl adalah Luhan.

Kris tahu dengan pasti. Dari semua kualifikasi pria baik yang mungkin ada didunia ini, Luhanlah yang paling memenuhi criteria itu. terlebih Kris sejak awal kalah start. Karena seperti yang sering diceritakan Luhan atau Chen atau bahkan Tao, Luhan dan tunangannya (yang berarti Cherryl) adalah pasangan cinta pertama. Mereka saling jatuh cinta saat pertama kali bertemu tahunan yang lalu, saat usia mereka masih jauh dari angka 17 tahun. Dan keduanya sama-sama saling menjaga dalam doa. Menguatkan satu sama lain.

Bahkan sangat mungkin Luhan mendengar tentang dirinya dari Cherryl ketika mereka masih punya sejarah kencan dulu. Mungkin Luhan tak menyadari lelaki yang menjadi saingannya adalah Kris Wu adalah sahabatnya sendiri. Tapi nampaknya Luhan tetap bersabar dan menerima apa adanya. Dia masih setia menunggu seperti perangainya yang telah Kris hafal mati. Jadi bagian mananya, Kris tidak kalah telak? Dia selalu kalah telak. Dan kris terlalu bodoh.

……

 

Kris membuka pintu apartemennya dan menemukan Mariya didepannya. “Apa yang kau lakukan disini, Mariya?” tanya kris. Mariya nampak tersenyum, menyodorkan segelas kopi dari kedai favorit Kris, “Kau lupa? Aku sudah mengirimimu pesan bahwa aku akan datang, bukankah kita harus berdiskusi soal ujian Comprehensive mengingat dosen penguji kita berdua sama. Yang mana dosen pembimbing kita menyarankan kita berdua melakukannya.”

Kris menghela nafasnya. Dia tak akan bisa menghindar kali ini. “Dua jam saja. Karena setelah itu, Cherryl akan datang. Dan kau harus pergi.” Ujar Kris dingin sambil meneguk cepat kopi kesukaannya, menyisakannya setengah. Sementara Mariya nampak tersenyum, “Sure. Dua jam saja sudah cukup.” Jawabnya.

Maka menit demi menit berlalu berganti belasan menit dan menjadi puluhan menit. Kris merasa tubunya sangat panas secara tidak wajar. Keringatnya terus keluar tak berhenti. Kris melirik AC yang menempel didinding kamarnya, nampak menyala. Dahinya mengernyit dan kemudian bangkit meraih remote AC mencoba mengatur suhunya menjadi paling rendah, dengan harapan mengurangi rasa panas yang menjalari tubuhnya.

Mariya yang tadinya duduk bersimpuh dilantai mendadak mendongak menatap Kris, “Kau sakit, Kris?” tanyanya. Kris menggeleng cepat, “Tidak. Hanya saja aku merasa kepanasan.” Jawab kris. Mariya nampak tersneyum, “Tentu saja. Ini kan musim panas.” Ujar mariya. Kris mengangguk dan kembali duduk dihadapan Mariya. Melirik pakaian Mariya yang hanya terdiri dari two piece tanktop satu berwarna hijau satu bercorak tye dye. Sementara itu Mariya hanya mengenakan celana hot pans yang memamerkan kaki jenjangnya yang indah.

“Kau tak keberatan kan kalau suhunya kupasang paling rendah.?” Tanya Kris. Bagaimanapun dia harus mempertimbangkan tamunya, mariya mengangguk, “Sure. Ini kan rumahmu.”

Mereka berdua kembali berkutat dengan materi-materi perkuliahan selama tahunan mereka berlajar, saling bertukar pikiran, dan membahas kemungkinan soal yang akan diujikan. “Kris, bagaimana cara menemukan jawaban soal ini? Apakah jawabanku benar?” tanya Mariya. Kris mencoba melongok lembaran kertas yang ditunjuk mariya dengan jarinya yang bercat warna salem, mendadak dahi Kris mengernyit, pandangannya sudah tidak dapat focus. Maka Kris segera pindah dari duduknya semula ke sebelah mariya.

“Oh ini, aku bisa menggunakan rumus…” suar kris berhenti, pandangannya tidak lagi focus ke kertas yang ditunjuk mariya, namun ke wajah mariya, dan tanpa Kris sadari dia sudah mendekatkan wajahnya dengan cepat. Menciumi bibir mariya berkali-kali dan merengkuhnya. Semua terjadi dengan cepat tanpa bisa kris kendalikan.

“Yifan!” seseorang berteriak membuat Kris kembali sadar dan terbangun dari tidurnya. Kris mengucek matanya dan menemukan wajah Cherryl memerah karena marah. “Hyeshin-ah…” Kris tercekat saat tersadar apa yang telah terjadi. dia kini duduk dikasurnya dengan tertutup selimut putih sementara disampingnya mariya masih tertidur dengan pulas dengan tangannya yang lentik melingkar diperut Kris.

“I hate you, really hate you.” Cherryl berteriak kemudian meninggalkan Kris dan Mariya.

“Crap!” ujar kris. Dia segera bangun dengan menyingkap selimut putihnya dan saat tersingkap itulah dia melihat percikan darah didekat tubuh Mariya, menandakan Krislah yang mengambil keperawanan Mariya, “Double Crap!” Kris mengumpat.

 

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Truth is everybody is going to hurt you: you just gotta find the ones worth suffering for.

(Bob Marley)

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
tiffanciel
Aku membuat perubahan di foreword ^^ selamat membaca. ^^

Comments

You must be logged in to comment
Galaxy_FanHan007
#1
berharap banget ini hmm
JSYStories
#2
Chapter 13: Wahhh makasih updateannya ^^ tapi ini udah tamat ceritanya? .-.
JSYStories
#3
Chapter 11: still waiting for nexr chapter T-T it's a year and a half now kkk bless my heart...
vivie_galaxyluhan #4
Chapter 9: wahhhhh jadi gini ceritanya cheryl sama yifan jadian,,jadi mbayangin nih tampangnya si daddy wu,,
keren unnie ditunggu lanjutanya,masih penasaran kalau mereka ketemu lagi,trs kenapa mereka pisah T.T
JSYStories
#5
Chapter 9: waaaaa akhirnya update lagi kwkwk kangen banget sumpah xD semangat yaaaa chinguu.. selalu ditunggu updateannya :3
JSYStories
#6
Chapter 7: Yahhhh, itu Cherryl sama Kris gak ketemu mulu ya? Kkk bacanya sampe gregetan sendiri aku ><
Thank you udah update :D
vivie_galaxyluhan #7
Chapter 6: yahhh ga jadi ketemu deh,,kalau ketemu gimana ya,penasaran,hehhe
JSYStories
#8
Chapter 6: ahhh padahal hampir aja ketemu Kris and Cherrylnya huhuhu... ada sesuatu yang terjadi nih pas ibunya Cherryl telp :/
berhubungan dengan Luhankah?? thaks for the update ciel.. and Update soonnnnnnnn ><
vivie_galaxyluhan #9
belum mudeng sih,,hehe
ayoo lanjutkan,penasaran,,
JSYStories
#10
okay.. confused confused.. bukannya Kenzhou namanya anak si Kei? kenapa Luhan yang jadi bapaknya? '-'?
apa mungkin nama anaknya key sama kayak nama anaknya Luhan and Cherryl?