Part 13 : THERE IS NO LOVE WITHOUT FORGIVENESS

SOMETHING BORROWED

THERE IS NO LOVE WITHOUT FORGIVENESS, AND THERE IS NO FORGIVENESS WITHOUT LIVE (Bryant H. McGill)

 

Author's Note : Paragraf yang tercetak dengan Huruf Italic berarti tertulis sebagai Flashback dari Tokoh

 

Cherryl memperhatikan Luhan yang membantu Cherryl mengepak semua pakaiannya. Sementara Luhan melarang Cherryl banyak bergerak karena perutnya yang sudah cukup besar. Usia kandungan Cheryl sudah menginjak bulan keenam, dan syukurlah Cherryl sudah menyelesaikan semua kredit kuliahnya. Dan selama 5 bulan terakhrilah,Luhan tak pernah berhenti berada disamping Cherryl. Semua bentuk dukungan diberikan Luhan untuknya.

Aksi yang tak berhenti membuat Cherryl tidak terus jatuh cinta pada laki-laki yang menjadi cinta pertamanya itu. “Oke. Semua sudah selesai. Semua akan dikirim kerumah kita. Dan kau akan segera pulang.” Ujar Luhan.

Cherryl tersenyum dan mengangguk. Setelah berdebat panjang mengenai dimana Cherryl akan melahirkan dan bertempat tinggal. Karena Luhan menginginkan rumah sendiri sementara ibunya menginginkan mereka tinggal bersama. Mengingat bayi dalam kandungan Cherryl adalah cucu pertama dikeluarga Xi. Akhirnya Cherryl mengambil jalan tengah. Dia memilih rumah kecil yang tak jauh dari rumah kedua orang tua Luhan, sehingga kapanpun orang tua Luhan bisa mengunjungi mereka.

Maka, sekarang, setelah semua urusan kredit perkuliahan Cherryl selesai, Luhan dan Cherryl bersiap-siap untuk kembali ke Beijing. Luhan mendudukkan tubuhnya. Wajahnya penuh binar dan tersenyum lebar. Tangannya mengusap perut Cherryl yang besar.

“Dia akan menjadi anak laki-laki yang tampan dan sehat, love. Aku bahkan bisa melihatnya sebagai pemain sepak bola berbakat. Dia akan bisa menjadi pemain bola.” Luhan berujar dengan bersemangat. Sementara Cherryl tak berhenti mengusap-usap perutnya. Senyumnya ikut merekah saat Luhan terus menerus menciumi perutnya yang makin membesar.

“Kau sebegitu bersemangatnya, oppa.” Ujar Cherryl. Luhan menoleh dan menatap calon istrinya, “Saat jagoan kecil kita lahir nanti, kita akan menikah dan langsung mengumumkan perihal anak laki-laki kita yang membanggakan, bagian mananya yang tak membuatku bersemangat?” jawab Luhan. Cherryl mengangguk dan mengusap pipi Luhan.

“Kau begitu menyayanginya, meskipun...”

“Aku selalu menyayanginya, sebesar aku mencintaimu.” Potong Luhan. Cherryl terpana, wajahnya bersemu, Luhan sukses membuatnya jatuh cinta setiap kali. “Dan kita akan hidup bahagia, bertiga.” Ujar Luhan mantap. Cherryl mengangguk, “Umm.. tentu saja. Kita akan bahagia.”

“Ahhh, sayang sekali norma keluarga tak mengijinkan kita menikah saat kau mengandung.” Ujar Luhan, kalimat keluhan yang membuat Cherryl tergelak, dia selalu tahu Luhan sangat mencintainya dan memang ingin menikahinya, tapi norma adalah norma. Mereka harus menjalankannya.

Luhan kemudian bangkit dari duduknya, menyiapkan secangkir susu hangat untuk Cherryl. Satu hal yang disukai Cherryl adalah, luhan tidak pernah lupa mengurusnya. Sesibuk apapun dirinya. firma keluarga Xi yang sudah besar karena kerja keras Luhan dan Ayahnya tak masalah memiliki pemimpin perusahaan seperti Luhan yang mengambil cuti panjang. Karena, meskipun mengambil cuti, Luhan tak keberatan diganggu kesibukan kantornya. Dan untunglah semua kliennya mengerti.

Cherryl tersenyum sumringah menerima uluran cabgkir putih dari Luhan. Tanpa ragu Cherryl meneguk susu coklat penuh nutrisi buatan Luhan. “Aku tak sabar untuk berangkat ke Beijing.” Ujarnya. Luhan tersenyum dan mengecup kening Cherryl. “Mama dan papa menunggu kita bertiga.” Ujar Luhan. Cherryl tak mau berlebihan, tapi dia benar-benar merasa bahagia dan merasa hangat saat kalimat itu keluar dari mulut Luhan.

……

 

Luhan menatap gadis pujaan hatinya dengan bahagia. Setelah lima bulan mereka akhirnya kembali ke Beijing. Menempati rumah kecil yang diidamkan Luhan sejak dulu, rumah manapun asalkan bersama Cherryl. Dan rumah pilihan Cherryl sangat sesuai dengan apa yang diimpikannya dulu. Cherryl masih terlelap kelahan. Perutnya yang besar membuatnya nampak makin cantik dan membuat Luhan makin mencintainya.

Luhan sudah membuktikan sendiri, perempuan yang hamil akan nampak lebih cantik. Seperti kata mitos yang ada.

Luhan membiarkan Cherryl terlelap karena sepanjang penerbangan mereka, Cherryl sama sekali tak bisa tidur. Dia mengeluh pinggangnya terasa sakit dan terus menerus merasa mual. Untunglah kandungannya baik-baik saja. Seorang dokter keluarga menunggu mereka di bandara dan memeriksa kondisi Cherryl. Dia dan bayinya baik-baik saja.

Luhan menunggu dan menunggu sampai akhirnya Cherryl menggeliat dari tidurnya, matanya terbuka “Omo. Kita sudah sampai?” ujar Cherryl kaget saat sadar dimana dia berada. Luhan mengangguk, kemudian membantu Cherryl keluar mobil dan menuntunnya masuk kedalam rumah. Rumah yang mereka pilih sehari setelah pertunangan mereka 5 bulan yang lalu.

“wah, nampak berbeda dan makin cantik. Thank you, oppa.” Ujar Cherryl sambil mencuri ciuman kecil dipipi Luhan. Luhan terkikik namun membalas ciuman Cherryl. Mereka berjalan beriringan dan saling mendampingi. Mencoba menciptakan dunia mereka sendiri. Mengabaikan sesuatu yang telah terpinjam.

“Anyway Cherryl, dokumen penggantian namamu sudah selesai. Kau sudah resmi menjadi Han Cherryl sekarang.” Tambah Luhan. Cherryl menoleh dengan wajah berbinar-binar, dia sudah cukup bahagia dengan semua ini. Cukup Luhan, maka semua akan sempurna. Maka mulailah dia melupakan masa lalunya perlahan-lahan, termasuk akan hati yang telah terpinjam.

……

 

Luhan terbangun saat menyadari isakan dari Cherryl terdengar ditelinganya. Disampingnya nampak Cherryl tengah menangis dengan menutup kedua wajahnya dengan dua telapak tangannya. Luhan merasa nelangsa melihat pujaan hatinya menangis begitu keras, berselimut duka bertahun-tahun dan nampaknya sampai hari ini luka itu masih belum sembuh.

“Cherryl-ah…” Luhan memanggil lembut, membuat Cherryl menoleh menatap Luhan. Matanya masih bengkak dengan bekas tangis dipipinya, “Kau mau kembali padanya?” tanya Luhan tiba-tiba. Cherryl berjengit mendengar kalimat Luhan, “Oppa! Kau membenciku? Kau sudah tidak mencintaiku lagi?” tanya Cherryl.

Luhan mengulum senyumnya, kemudian dengan sabar direngkuhnya Cherryl dalam pelukan hangat. “Aku tak pernah membencimu, aku selalu mencintaimu. Aku tak pernah menyalahkanmu sedikitpun, kesalahan yang pernah ada selalu aku maafkan bahkan sebelum kau menyadarinya. Karena aku selalu mencintaimu seperti semula. Aku bahkan jatuh cinta padamu berkali-kali tanpa kau ketahui, Cherryl-ah.” Ujar Luhan. Menyelingi tarikan nafasnya yang dalam dan hangat karena demamnya. Luhan menempelkan bibirnya ke kening Cherryl yang kembali terisak. “Kalau kau meminta padaku untuk dilepaskan kali ini, Cherr, seperti yang dulu kau minta padaku saat hendak ke Tokyo, maka kali ini dengan yakin aku akan mempertahankanmu. Kita tak mungkin berpisah setelah melewati semua ini bersama-sama. Berdua. Kau dan aku.” Lanjut Luhan.

Suara isakan Cherryl mengeras seiring dengan kalimat Luhan yang berhenti. Berkebalikan dengan Cherryl, Luhan justru tersenyum sambil terus memeluk Cherryl lebih erat sebisanya. Dia bersumpah, meskipun itu berarti harus merenggut persahabatannya dengan Kris, dia tak akan lagi melepaskan Cherryl. Cherrylnya yang sudah banyak terluka.

……

 

Cherryl melepaskan kepergian Luhan untuk perjalanan bisnis di luar kota, berkali-kali Cherryl meyakinkan Luhan bahwa kepergiannya tak akan membuatnya susah karena Cherryl sudah mempersiapkan segalanya. Justru Cherryl meyakinkan Luhan bahwa tugas bisnis keluar kota Luhan cukup bagus sebelum dia mengambil cuti panjang untuk menemani Cherryl melahirkan bulan depan.

Luhan mencium pipi Cherryl sekali lagi kemudian mencium perut Cherryl yang bulat dan besar. “Hey Love, aku sudahntahu akan menamai apa anak ini.” Ujar Luhan. Cherryl tersenyum, dan meraih tangan Luhan yang masih mengusap-usap lembut perutnya. “Apa?” tanya Cherryl. Luhan berdeham dan tersenyum penuh rasa bangga, “Kenzou. Namanya Kenzou. Seperti tokoh favotitmu di Proposal Daisakusen.” Jawab Luhan yakin.

Mata Cherryl membulat kemudian memeluk Luhan dengan bersemangat, “Tentu saja, dia boleh menjadi Kenzou. Kenzou Xi. Dia akan menajdi Kenzou Xi. Putra kita yang membanggakan. Ujar Cherryl, Luhan mengangguk kemudian beranjak pergi menuju mobil yang sudah terparkir menunggunya. Meninggalkan Cherryl dirumah mereka.

Sudah dua hari semenjak kepergian Luhan. Cherryl menghabiskan waktunya dengan melakukan pekerjaan ringan seperti membaca buku atau menonton semua drama favoritenya yang diperankan oleh Takuya Kimura dan Yamaa Tomohisa. Sesekali Cherryl melakukan olahraga kecil atau berjalan dikebun rumahnya, memetik beberapatangkai  bunga yang kemudian diletakkan didalam kamar tidurnya.

Sekali dua kali dalam sehari, Cherryl akan menelepon Luhan untuk mengingatkannya makan dan meminum vitamin. Sering kali Cherryl menelepon ibu mertuanya untuk berbicara apa saja. Mengusir kebosanan. Cherryl selalu ‘sibuk’. Maka saat hari ini setelah mandi Cherryl tak merasakan geliat-geliat calon putranya didalam kandungannya membuat sedikit khawatir. Namun Cherryl memilih menunggu. Berpikir mungkin bayinya sedang tidur dalam tempatnya.

Cherryl mengalihan perhatiannya kembali dengan membaca buku kesukaannya. namun akhirnya Cherryl menautkan dua alisnya dengan heran, saat sudah hampir dua jam dia tak merasakan tendangan kecil dari jagoan kecil didalam perutnya. Sudah berkali-kali Cherryl mengajak jagoan kecilnya berbicara, tapi tak ada respon. Dengan panik Cherryl mencoba menghubungi Luhan yang sedang berada dikantor.

“Hey love..” sapa Luhan begitu nada sambung ponsel berhenti. “Op..pa.. aku.. aku...” Cherryl kesulitan berbicara, air matanya sudah lebih dulu terjatuh.

“Hey, love? Kenapa? Hey? Kenapa kamu menangis?” tanya Luhan. Cherryl menarik nafasnya, menekan air matanya. “Op..pa.. aku..aku..tak bisa merasakan tendangan kaki Kenzou. Kenzou tak bergerak sama sekali. Sudah dua jam. Aku..akuu.. tak tahu harus bagaimana.” Ujar Cherryl, terdengar jeda beberapa detik. Nampak sekali kalau Luhan tengah berpikir dan sekaligus kaget.

“Kamu tenang, sayang. Aku akan menelepon mama. Kamu bersiap-siap minta diantar paman Lang untuk ke rumah sakit. Aku akan segera datang, semoga mama bisa tepat waktu menemanimu ke rumah sakit.” Ujar Luhan akhirnya, Cherryl nampak mengangguk, “Baik op..pa... aku takut....takut sekali..”

“Tenang sayang, ikuti kataku pelan-pelan, sekarang kedepan cari paman Lang, minta diantar ke rumah sakit ya, sayang. Oke?” ujar Luhan. Cherryl nampak mengangguk dan bergegas menuju ke garasi depan untuk menemukan Paman Lang. “Paman Lang, tolong antarkan saya ke rumah sakit.” Ujar Cherryl meski suaranya nampak bergetar dia nampak cukup tegar dan tenang dihadapan orang lain.

Dan dalam hitungan menit mobil hitam yang dikendarai Paman Lang sang sopir keluarga membawa Cherryl sudah meluncur dengan cepat menuju ke rumah sakit, sementara Luhan meskipun ponselnya masih menyala menemani Cherryl dan terus menenangkannya, tapi dia masih sempat mengirimkan pesan pada ibunya agar bisa menemani Cherryl. Dan bersama itu pula Luhan juga dalam perjalanan menuju rumah sakit yang Cherryl tuju

Cherryl menangis dalam pelukan calon ibu mertuanya, nyonya Xi memeluknya dengan sangat erat, bersama dengan itupula Luhan tiba dibelakang mereka dan sempat mendengar perkataan dokter setelah memeriksa kandungan Cherryl, “Maaf Nyonya Xi muda dan Nyonya Xi, anda harus kehilangan bayi didalam kandungan nyonya Xi muda.”

Seketika Luhan menjatuhkan tubuhnya menabrak pintu dan menatap Cherryl dengan hati ikut terluka. Cherryl pasti sangat terluka. Tentu saja dia sangat terluka. Puluhan minggu Cherryl menjaga bayinya segenap jiwa raganya. Dan bagaima Cherryl sangat mencintai putra dikandungannya. Lalu dalam hitungan jam, diputuskan Cherryl akan menjalani operasi caesar untuk melahirkan putranya.

Setelah beberapa jam operasi berlangsung dengan lancar, Cherryl dapat merasakan untuk memeluk putranya, “Kenzou.. kenzou..” panggil Cherryl lirih, sementara Luhan disebelahnya hanya bisa merengkuh bahu Cherryl dengan sebelah tangannya dan menahan air matanya.

“Dia tampan sekali.” Hanya itu yang terdengar dari Luhan. Cherryl menoleh dan mengulurkan Kenzou pada Luhan, Luhan terpana dan merasa terluka karena memisahkan ibu dari anaknya meskipun Kenzou sudah tiada sejak dikandungan Cherryl pagi ini.

“Dia benar-benar tampan, oppa. Sepertimu.” Ujar Cherryl. Kalimat yang sukses membuat Luhan makin terluka. Tak kuasa Luhan menahan air matanya dan berdua bersama Cherryl mereka menangis bersama berjam-jam sebelum melepaskan Kenzou untuk dikremasi.

....

Cherryl meletakkan abu jenazah Kenzou disebelah abu milik ibunya sendiri, air matanya terus mengalir sementara Luhan terus berada disampingnya, menguatkannya. Mereka berdua menghadapi semua bersama-sama.

Setelah berjam-jam menangis menatap vas abu milik Kenzou, Cherryl akhirnya berdiri dan menatap Luhan, “Oppa, kau bersedia menungguku kan? Meskipun lama bagiku untuk menikah denganmu?” tanya Cherryl. Mata Luhan membulat sempurna tak mengerti, Cherryl meraih tangan Luhan dan menggenggamnya dengan erat, “Aku tak mungkin melaksanakan pernikahan setelah Kenzou meninggal. Maukah kau menungguku?” tanya Cherryl sekaligus menjelaskan.

Mata Luhan merebak seolah ingin menangis, dia ikut terluka dan lebih terluka saat  melihat Cherryl seperti ini. Lalu kemudian Luhan mengangguk. “Aku akan menunggumu. Sampai kapapun itu. Katakan padaku kapan saja kau siap menikah denganku, oke?” ujar Luhan. Cherryl tersenyum mendengar jawaban Luhan yang menenangkannya. Senyuman pertamanya. Dan Luhan tak merasa lebih bersyukur dari pada itu.

……

 

Cherryl menata kembali vas bunga diruang keluarganya. Dalam hitungan menit dia dan Luhan akan menerima kedatangan tamu mereka. Mulai dari keluarga dekat juga sahabat-sahabat dekat mereka. Satu persatu semua bergantian muncul. Pernikahan Cherryl dan Luhan tinggal menghitung hari. Dua hari lagi keduanya akan menautkan janji mereka didepan semua saksi. Tak ada yang lebih membahagiakan dari itu semua.

“Selamat atas pernikahan kalian Cher.” Salah satu teman dekat Cherryl datang yang pertama kali, sahabat Cherryl selama di Tokyo, Inoo Kei dan istrinya. “Kei, terima kasih sudah datang. Hai Kenzou!!” ujar Cherryl bersemangat menyapa putra mereka yang sudah hampir berusia 3 tahun. Kenzou nampak ceria begitu namanya dipanggil. “Imo… Imoo…” panggil Kenzou. Menggemaskan dan membuat Cherryl bernostalgia.

Sebuah lengan sempurna melingkar dipinggang Cherryl, dan tak perlu repot Cherryl mengecek siapa yang melakukannya, karena dia sangat tahu siapa yang melakukannya. “Kenzounya lucu sekali, Kei. Boleh aku gendong?” suara bass laki-laki disamping Cherryl menginterupsi momen kecil antara Cherryl dengan Inoo Kenzou. “Sure, Luhan.” Jawab Inoo Kei sambil mengulurkan Kenzou yang berada digendongannya.

Dengan sigap, Luhan menggendong Inoo Kenzou dan nampaknya Kenzou nyaman berada dalam pelukan Luhan karena tak lama dia menguap menandakan ngantuk. Tak hanya Luhan dan Cherryl yang tertawa melihat polah Kenzou tapi kedua orang tuanya pasangan Inoo Kei dan Shida Mirai juga tertawa kecil.

“Selamat sore… Selamat atas pernikahannya Cherryl dan Luhan.” Kali ini 4 orang pria masuk kedalam rumah Luhan dan Cherryl. Luhan menoleh dan begitupun dengan Cherryl, “Wah, terima kasih Lay, Chen, Xiumin dan Tao. Menyenangkan sekali.” Ujar Luhan menyambut kedatangan empat sahabatnya. Bergantian Luhan memeluk singkat sahabat-sahabatnya, begitupun Cherryl. Seolah tak pernah terjadi sesuatu dua minggu yang lalu.

Dan tak ada yang memulai untuk membahas satu nama yang paling dekat dengan Luhan. Tidak, selama Cherryl berada disana.

……

 

Kris menatap jam dipergelangan tangannya dengan cemas, menunggu kehadiran Luhan yang semalam meneleponnya meminta bertemu. Katanya ada yang ingin dibicarakan. Kris tahu dengan pasti topic apa yang kemungkinan besar akan dibicarakan si sahabat yang mengenalnya dengan baik. Dan selayaknya sahabat karib, Kris tahu bahwa sipintar Luhan tentu memiliki solusi jika sampai mengajaknya bicara.

Klining klining. Terdengar suara bel tanda pintuk café terbuka karena ada tamu. Kris menoleh dan menemukan wajah Luhan yang datar tanpa senyum. Kris mencelos. Dia tahu kemana arahnya pertemuan hari ini. Mungkin saja pertemuan hari ini akan berujung menyakitkan setidaknya bagi salah satu dari mereka. “Kris..” sapa Luhan. Kris mencoba tersenyum, “Luhan. Apa kabar?” tanya Kris berbasa-basi.

Luhan mengulas senyum kecil, “Buruk Kris.” Jawabnya, Kris meneguk ludahnya yang sudah sampai tenggorokan. Kemudian dengan grogi diraihnya iced Americano didepannya. “Bagaimana kabar dia?” tanya Kris memberanikan diri. Luhan tidak kaget, ekspresinya maish tersenyum namun memandangnya tajam. “Dia baik-baik saja Kris. Tentunya kau tahu kenapa aku mengajakmu bertemu tanpa yang lainnya, kan?” ujar Luhan. Kris mengangguk.

“Well, semua tentu akan mudah bagiku.” Lanjut Luhan. “Dengar Kris, kau adalah sahabat baikku, aku mengenalmu sudah lama. Tapi aku mengenal Cherryl jauh lebih dulu dari pada aku mengenalmu atau kau mengenalnya. Ada satu rahasia kecil, dulu aku ingin menitipkan Cherryl padamu selama dia di Tokyo, namun baik kau dan Cherryl sama-sama tak melakukannya. Tapi takdir membawa kalian pada satu fragment yang sama. Kalian bertemu atas izin takdir. Dan takdir mengijinkan kalian saling jatuh hati. Kau berhasil membantu Cherrylku melupakan cinta pertamanya yang tak lain adalah untukku. Kau menggantikanku tepat waktu. Lalu kalian melewati batas itu. kau meninggalkan Cherrylku secara tiba-tiba disaat kalian tengah salah paham, aku sudah mendengar cerita lengkapnya dari Cherryl dan juga Inoo Kei. Menurut pandanganku, disini kau bersalah. Kau membuat Cherrylku terluka. Lalu akulah yang datang kepadanya, menyembuhkan lukanya. Ada yang mengatakan bahwa jika kita mencintai seseorang yang mampu membuat kita melupakan cinta pertama kita, maka saat seseorang itu pergi rasanya akan berkali lipat lebih sakit dan tak akan mudah dilupakan. Well, harus kuakui, semua itu benar. Bulanan pertama aku berjuang melakukannya, membuat dia melupakanmu. Dengan membuatnya jatuh hati padaku. Aku memberikan segenap curahan kasih sayang untuknya dan bayi kalian dalam kandungannya. Aku melakukannya dengan baik. Perlahan dia menerimaku. Dan meskipun setelah Kenzou kecil meninggalkan kami, rasanya aku tetap bersaing dengan bayangan tanpa nama. Pernikahan kami ditunda. Tapi aku tetap menerimanya, aku menunggunya sampai dia benar-benar siap menerimaku. Lalu saat beberapa bulan yang lalu dia mengatakan bahwa dia ingin menikah denganku, maka tak ada yang paling membahagiakanku. Memilikinya seurtuhnya adalah impianku. Kesabaranku yang pahit berbuah manis sekali ini. Tapi ternyata takdir menguji kami. Kau datang disaat pernikahan kami menjelang, dan sekali lagi seperti terhempas badai, Cherrylku terluka. Luka lamanya terbuka lebih lebar dan menyakitkan, dia menyalahkan dirinya sendiri karena kehilangan kenzou. Dalam tidurnya dia berbisik bahwa jika saja dia tak bertemu denganmu, Kris, mungkin dia tak akan kehilangan Kenzou. Karena mungkin Kenzou tak akan pernah ada. Lalu saat dia akhirnya meminta maaf padaku, aku sudah memutuskan dengan bulat kali ini, Kris. Aku tak akan melepaskannya, apalagi jika itu untukmu. Meskipun aku mempertaruhkan persahabatan kita berdua. Aku tak akan melepaskannya.” Luhan menyelesaikan kalimatnya.

Lalu dari balik jas abu-abu Luhan mengeluarkan sepucuk undangan yang ditujukan untuk Kris. Kris mengawasi sahabatnya dengan perasaan beragam. Dia baru tahu fakta bahwa dia memiliki seorang putra. Dan dia juga memahami betapa pantasnya dia dibenci saat Hyeshin atau Cherryl yang sebenarnya mencintai Kris, tapi Kris malah meninggalkannya tanpa berusaha memperbaiki hubungan mereka yang dalam kondisi salah paham. Kris paham akan hal itu.

“Aku dan Cherryl mengundangmu, Kris. Untuk datang dipernikahan kami seminggu lagi. Tapi jika boleh aku menginginkan satu saja hadiah darimu. Aku sudah mendiskusikannya dengan Lay, Tao, Chen dan Xiumin sebelumnya. Tentu saja jika kau setuju mengabulkannya untukku dan Cherryl. Aku akan sangat berterima kasih padamu.” Ujar Luhan.

Kris mengangkat wajahnya, tatapannya jatuh pada tatapan mata Luhan yang serius menatapnya. Kris menelan ludahnya kemudian mengangguk, “Apapun Luhan. Katakan. Apa saja, supaya kau dan dia bahagia.” Jawab Kris akhirnya. Luhan mengulas senyumnya kali ini lebih lebar dan menyenangkan. Sesaat Kris merasa lega, setidaknya dia membuat Luhan si sahabat tersenyum selebar itu.

“Tolong jangan datang ke pernikahanku dan jangan kembali lagi ke kehidupan Cherryl.” Ujar Luhan. Ekspresi Kris berubah menjadi datar dan rasa kecewa menjalari dirinya, “Biarkan kami menjalani kehidupan kami yang baru Kris. Bagi dia, Kau sudah lama menghilang dari hidupnya.” Imbuh Luhan. Kris menunduk menyembunyikan air matanya yang tak sengaja bergulir. Kemudian dengan percaya diri dia mengangkat wajahnya dan menatap Luhan. “Tentu Luhan. Aku akan melakukannya. Untukmu, untuk dia dan untuk diriku sendiri.” Jawab Kris.

Luhan menganggukkan kepalanya, “Terima kasih Kris. Itu berarti banyak untukku.” Ujar Luhan. Kris tersenyum, Luhan kemudian beranjak dari duduknya. “Aku pergi dulu Kris. Terima kasih banyak. Kau sangat membantu.”

 “Luhan, meskipun kau membenciku karena melukai orang yang kau cintai, kumohon maafkan aku. Dan meskipun kau tak menganggapku sahabatmu lagi, bagiku kau adalah sahabatku yang mengajarkanku banyak hal. Aku tak mau kehilangan sahabat baik sepertimu. Maafkan aku, Luhan.” Ujar Kris. Luhan menoleh kemudian memeluk Kris singkat seperti yang biasa mereka lakukan. Pepatah mengatakan pertemanan antara laki-laki cukup unik, mereka punya cara sendiri untuk berbaikan.

……

 

Kris menatap tiket dan paspor ditangannya. Penerbangannya tinggal belasan menit lagi. Dari luar jendela Bandara dia menatap langit kota Seoul yang bersih tak berawan. Kris tersenyum mengenang semua pencapaiannya tahunan ini. Kemudian dikeluarkannya ponsel pintarnya. Dikirimnya 5 buah pesan yang berisi hal yang sama pada kelima sahabatnya.

 

From : Kris Wu

To : Luhan Xi, Yixing Zhang, Xiumin Kim, Chen Kim, Zitao Huang

Message : Darkness in my eyes but lights up in the sky. Aku selalu menyayangi kalian sahabat-sahabatku.

P.s. Luhan, selamat untuk penikahanmu.

 

Kris menutup ponselnya dan memasukkannya kedalam kantong jasnya. Senyumnya terkembang saat salah seorang pramugari menyapanya dan mengarahkannya menuju kursi yang telah dipesan. Kris menatap keluar jendela, matanya menerawang. Setidaknya dia puas dengan keputusannya kali ini. Meski tak menjelaskan apapun, tak menyelesaikan apapun, karena rumitnya benang merah diantara dia dan masalahnya. Kris memilih mengalah pada keputusan takdir. Mengikuti kemana angin membawanya pergi, membiarkan orang lain tertawa bahagia.

 

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Regret is not a proactive feeling. It is situated in disappointment, sorrow, even remorse. It merely wishes things were different without an act to cause a difference. However, repentance is different. Repentance is an admission of, hatred of, and turning away from sin before God.

(Monica Johnson)

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
tiffanciel
Aku membuat perubahan di foreword ^^ selamat membaca. ^^

Comments

You must be logged in to comment
Galaxy_FanHan007
#1
berharap banget ini hmm
JSYStories
#2
Chapter 13: Wahhh makasih updateannya ^^ tapi ini udah tamat ceritanya? .-.
JSYStories
#3
Chapter 11: still waiting for nexr chapter T-T it's a year and a half now kkk bless my heart...
vivie_galaxyluhan #4
Chapter 9: wahhhhh jadi gini ceritanya cheryl sama yifan jadian,,jadi mbayangin nih tampangnya si daddy wu,,
keren unnie ditunggu lanjutanya,masih penasaran kalau mereka ketemu lagi,trs kenapa mereka pisah T.T
JSYStories
#5
Chapter 9: waaaaa akhirnya update lagi kwkwk kangen banget sumpah xD semangat yaaaa chinguu.. selalu ditunggu updateannya :3
JSYStories
#6
Chapter 7: Yahhhh, itu Cherryl sama Kris gak ketemu mulu ya? Kkk bacanya sampe gregetan sendiri aku ><
Thank you udah update :D
vivie_galaxyluhan #7
Chapter 6: yahhh ga jadi ketemu deh,,kalau ketemu gimana ya,penasaran,hehhe
JSYStories
#8
Chapter 6: ahhh padahal hampir aja ketemu Kris and Cherrylnya huhuhu... ada sesuatu yang terjadi nih pas ibunya Cherryl telp :/
berhubungan dengan Luhankah?? thaks for the update ciel.. and Update soonnnnnnnn ><
vivie_galaxyluhan #9
belum mudeng sih,,hehe
ayoo lanjutkan,penasaran,,
JSYStories
#10
okay.. confused confused.. bukannya Kenzhou namanya anak si Kei? kenapa Luhan yang jadi bapaknya? '-'?
apa mungkin nama anaknya key sama kayak nama anaknya Luhan and Cherryl?