chapter 8

Another Angel

Summary: [Krisho] Slight!Chanbaek, Chanho.\Chanyeol menangis. Lihat betapa menyedihkannya keadaanku saat ini. Tidakkah kau berpikir untuk mengusap airmataku ini?\Kakakmu mana? Itu lho, yang tinggi tampak sangar\Dia tinggi dan tampan\...Aku ini siapa bagimu?\aku menyayangimu hyung, saranghae~\Wo ai ni ma~\AU, BL, OOC. Mind to RnR?

XoXo-XoXo-XoXo

Another Angel © Kirea

XoXo-XoXo-XoXo

Sementara tiga orang itu pergi ke minimarket, beberapa orang lainnya yang tertinggal tampak sedang memiliki kesibukan masing-masing di dapur.

“Mereka beli snack kentang tidak ya?” ucap Chanyeol sambil mengecek lemari di rumah Kyungsoo, yang ternyata minim snack tapi ada banyak cookies handmade by Kyungsoo. “Kebanyakan makan cookies, nanti aku tambah gemuk.”

Junmyeon sweatdrop mendengar keluhan Chanyeol yang khawatir pada berat badan, “Memangnya kamu anak perempuan?”

“Bercanda, bercanda kok.” Chanyeol nyengir seperti biasanya. “Tapi kebanyakan makan makanan manis memang tidak baik, kan.”

“Makan snack juga sama saja kan. Yang banyak pengawetnya juga…”

“Kamu suka cookies ya hyung?” Tanya Chanyeol tiba-tiba random.

“Heh?” Junmyeon menoleh pada Chanyeol yang mulai siap memotong bawang. “Suka sih… kenapa?”

 “Oh, pantes. Pantas senyum kamu manis gitu…”

Krik.

“Kamu tidak sedang pengen ngutang bukan?”

“Aku muji kamu, hyung.”

Drrttt…

Ponsel Junmyeon bergetar, membuat sang pemilik yang sibuk membuat potongan apel berbentuk pinguin itu tersadar ada pesan masuk.

From: Yixing Changsa Prince

Kyungsoo bilang, tolong memasak nasi, letak beras ada di lemari kiri atas. :)

“Siapa?” Yifan yang baru kembali dari toilet menatap kearah Junmyeon yang sedang membaca pesan dari Yixing.

“Yixing mengirimiku pesan, katanya kita disuruh memasak nasi, berasnya ada di… lemari kiri atas,” tunjuk Junmyeon kearah lemari, dia bersiap berdiri.

“Biar aku yang melakukannya,” Yifan sudah keburu berjalan menuju sana, meninggalkan Junmyeon yang kembali duduk sambil menghela napas.

Yifan mengambil beras, dia kemudian menakarnya dan mencucinya, memasukkan air sekira cukup menurutnya dan menyalakan tombol menanak nasi. Terlihat berpengalaman.

“Ahh… aku menangis, benar-benar menangis, huwaaa…” ujar Chanyeol sambil memotong bawang yang disuruh Kyungsoo tadi. Matanya tampak memerah dan berkaca-kaca. Chanyeol menangis. “Kenapa kau membuatku menangis?!” tuding Chanyeol dengan pisau pada bawang-bawang dihadapannya.

“Karena kau memotong mereka. Tidak usah mendramatisir keadaan, Yeol,” ucap Yifan datar.

“Kalau kau mengupas bawang sebanyak ini, kau juga pasti akan menangis hyung!” seru Chanyeol pada Yifan “Perhatikan saja nasi yang kau masak itu! Jangan-jangan nantinya bukan jadi nasi malah jadi bubur.”

“Seenaknya, meremehkanku. Memangnya kau pikir aku tidak bisa memasak apa?” namja jangkung itu berkacak pinggang.

“Hoho~ memangnya aku berkata begitu?”

“Aku tahu maksudmu seperti itu,” sahut Yifan.

“Kalian ini…” komentar Junmyeon yang sedang memotong apel, “Seperti pertengkaran anak kecil saja.”

“Siapa?” gumam Yifan tampak tidak merasa sama sekali, tangannya tampak mengambil sepotong apel yang sudah diletakkan Junmyeon ke piring.

“Tapi aku benar-benar merasa pedih, hyung… Lihat betapa menyedihkannya keadaanku saat ini. tidakkah kau berpikir untuk mengusap airmataku ini?” Chanyeol tampak memasang aegyo dengan matanya yang mulai menetes—karena bawang.

“Sini,” Junmyeon tampak meminta Chanyeol berjalan kearah kursi ruang makan tempatnya duduk. Junmyeon kemudian mengambil tisu yang ada diatas meja makan lalu menyuruh Chanyeol menunduk agar dia bisa mengusap mata Chanyeol dengan tisu. Membuat Yifan yang melihat hal itu hanya bisa mengunyah potongan apelnya dengan beringas. Apaan itu? Modus? Rival baru muncul?

“Kami dataaang~” seru Baekhyun langsung menuju kearah dapur dengan kantung yang dibawanya. Matanya mendapati adegan Suyeol secara live, membuatnya terdiam. Dia meletakkannya di meja dan duduk sambil membuka kantung, “Ah, cokelat… Dimana tadi aku menaruhnya…”

“Kenapa kau menangis, Yeol?” Tanya Yixing heran.

“Salahkan bawang-bawang itu.” Ujar Chanyeol sambil menunjuk bawang yang sudah selesai dipotongnya.

“Ahh, begitu kiranya…” ucap Yixing mengerti.

Kyungsoo tampak tersenyum lebar mendengar ucapan Chanyeol, melihat Chanyeol seperti itu malah membuatnya terlihat lucu. Dia kemudian meletakkan beberapa bahan lainnya di meja dan bersiap membuat spaghetti setelah berterima kasih pada Chanyeol yang sudah memotong bawang untuknya. Tidak butuh waktu lama untuk membuat spaghetti, karena Kyungsoo sangat pandai memasak dan cekatan, selain ingin menjadi penyanyi, dia juga bercita-cita untuk menjadi koki. Makanan buatannya yang paling enak adalah Kimchi Spaghetti. Tepat setelah selesai membuat spaghetti, Kyungsoo tampak dengan profesional menggulung rumput laut yang sudah dia letakkan nasi beserta bahan lain diatasnya. Membuat sushi untuk Junmyeon!

Junmyeon tampak bersemangat dan senang sekali tentang hal itu.

“Wahh~ spaghetti buatan Kyungsoo terlihat menggoda. Kau harus mengajariku kapan-kapan.” Ujar Yixing.

Entah kenapa sekarang Baekhyun merasa sedikit kesal setelah melihat moment Chanho di dapur tadi. Ya, sedikit. Hanya sedikit kok.

Tap!

Garpu Baekhyun menancap diatas piring spaghetti Chanyeol, dengan cepat Baekhyun memutar garpunya, sehingga mie itu terlilit di garpunya.

Hap~

“Hm~ jjang~” ucap Baekhyun sambil menikmati spaghetti itu.

“Baekkie!” seru Chanyeol yang merasa kecolongan. Dia mencubit kedua pipi Baekhyun dengan cepat sambil berseru, ‘kembalikan hak milikku!’

Ah, betapa Baekhyun suka perlakuan Chanyeol yang seperti itu padanya. Akrab dan dekat seperti biasanya. Apa tadi Baekhyun bilang dia merasa kesal? Itu tidak benar. Dia sedang senang kok.

XoXo-XoXo-XoXo

Memuaskan itu adalah ketika kau mengerjakan tugas dengan serius dan mendapatkan nilai yang sepadan. Nilai A.

“Wah, kita hebat!” seru Chanyeol sambil be-high five dengan Kyungsoo dan Junmyeon.

“Ini tidak sia-sia kita mengerjakannya dengan bersemangat, ini berkat Suho-hyung!” komentar Kyungsoo yang mengakui tingkat intelegensi Junmyeon yang memang dikenal pintar. Dia selalu masuk 50 besar peringkat dari seluruh siswa seangkatan waktu junior high school, padahal jumlah seluruh murid seangkatan hampir 500 lebih.

“Ini bukan hanya karena diriku, tapi karena kita bertiga!” sahut Junmyeon.

“Hebatnya… kami dapatnya hanya B lho,” ujar Yixing, “Bukannya tidak bersyukur sih, tapi maksudku kalian benar-benar jjang!” Yixing mengacungkan jempolnya.

“Tapi aku tidak menyangka, tubuh sekecil dan sependek itu punya otak yang pintar,” komentar Yifan.

“Yaak! Kau menghinaku ya!” seru Junmyeon tidak terima.

“Aku memuji.” Ujar Yifan menekankan kata memuji.

“Aku tidak merasa kau sedang memujiku,” sahut Junmyeon.

“Ya sudah, sesukamu,” balas Yifan.

“Ahh, sudah-sudah. Lovey dovey banget. Gerahh nihhh! Ini sudah jam istirahat, ayo beli makan siang~” ucap Chanyeol.

“Aku membawa bekal,” ujar Junmyeon sambil mengeluarkan bekal miliknya. “Karena kupikir akan menyusahkan kalau harus selalu merepotkan Kyungsoo ke kantin.”

“Kenapa tidak bilang-bilang hyung? Padahal kalau tahu begitu aku juga akan membuat bekal sendiri.” Ucap Kyungsoo.

Nde, aku juga.” Seru Yixing.

“Ahh, aku baru terpikir tadi pagi… lagipula aku dibantu Kibum-hyung.” ucap Junmyeon sedikit bersalah.

“Sudahlah, ayo beli makan siang sekarang sebelum kehabisan.” Sela Yifan.

“Tunggu ya hyung, kami akan segera kembali!” ucap Kyungsoo.

Arraseo!”

Yaah, susah juga kalau tidak bisa berjalan seperti ini. Jadi lebih baik seperti ini, dibandingkan merepotkan yang lain. Walaupun tadi pagi Siwon sudah cukup mengomelinya karena sibuk di dapur pagi-pagi dengan kaki yang masih memakai tongkat penyangga. Untung Kibum membantunya dengan suka rela.

“Bagus juga lho sepertinya kalau kita mencoba membuat bekal sendiri dan membawanya ke sekolah,” ucap Yixing disela-sela kegiatannya menikmati Jjangmyeon.

“Itu memang terdengar menyenangkan bagiku.” Ucap Kyungsoo bersemangat.

“Hm, masalahnya kau harus bangun pagi untuk melakukan hal itu.” Sambung Chanyeol.

“Ayo melakukannya! Membuat bekal!” ujar Kyungsoo.

 “Hm… namja yang memasak dan membawanya jadi bekal ke sekolah terdengar lucu.” Komentar Yifan, membuat teman lainnya menoleh padanya yang sedang meminum soda dengan tatapan tidak bersahabat.

“Kau menganggapku lucu dalam artian menghina?” Junmyeon tersenyum miring sambil melirik bekalnya yang hanya tinggal tersisa beberapa potong tempura. Dia namja yang memasak dan membawanya dalam bentuk bekal ke sekolah. Dia terlihat menggelikan begitu?

“Ah, ani! Ani!” Yifan langsung menggeleng, sepertinya dia menggunakan kata-kata yang keliru. “Bukan begitu maksudku!”

‘Kau itu menggemaskan kok!’

Kyungsoo memberikan deathglare pada Yifan, sementara Yixing melirik Yifan dengan tidak senang karena telah membuat Junmyeon merasa sedih.

“Aaa…” Yifan melirik Chanyeol sekilas, Chanyeol yang sedang menikmati kare raisu hanya mengangkat kedua tangannya, dia tidak bisa membantu. “Maksudku namja sepertiku, kalian tahu kan, aku pemain basket yang biasanya memainkan bola, bukan memainkan spatula sehebat Kyungsoo.” Yifan mengambil sepotong tempura dari kotak bekal Junmyeon lalu memakannya, “Aku tidak yakin bisa membuat tempura seenak ini! Aku hanya bisa bikin yang mudah-mudah, kalau ada banyak bumbunya, bisa jadi aku malah bikin makanan yang beracun.”

“Ya ampun hyung, kau hanya perlu membuat bekal sederhana. Memangnya masalah kalau namja bisa memasak?” komentar Chanyeol berpihak pada Kyungsoo, dkk.

“Baiklah, ayo mencobanya…” lanjut Yifan setelah merasakan aura marah menguar terutama dari Kyungsoo, Junmyeon dan Yixing.

XoXo-XoXo-XoXo

“Ini rumahku, bukan benar-benar rumahku sih, ini rumah pamanku, tapi kami yang menempatinya mulai sekarang selama dia masih tugas di luar negeri.” Jelas Tao ketika membukakan pintu untuk kedua teman sekelas yang akrab dengannya semenjak pertama kali masuk. Kai dan Sehun.

“Kami masukk~” ucap Kai, sementara Sehun mengedarkan pandangannya.

Mereka memasuki ruang tamu kemudian duduk lesehan di dekat sofa dan mengeluarkan buku-buku dari ransel untuk mulai belajar. Persiapan untuk ujian kelas tiga nantinya.

“Aku membawa banyak jeruk nih di ransel, oleh-oleh dari pamanku.” Sehun mengeluarkan beberapa kantung jeruk dari ranselnya.

“Kau membawa jeruk seperti itu di ranselmu?” komentar Kai dengan nada bertanya.

“Aku juga membawa psp dan keripik.” Sehun mengeluarkan dua benda itu. “Ah, ada charge dan cologne juga. Merk yang ini lagi popular di kalangan kita sekarang lho.”

“Kau harusnya membawa buku pelajaran.” Komentar Tao sambil membuka kantung jeruk. “Wuah! Besar!”

“Kalau soal itu, aku pinjam buku punya Kai saja,” lirik Sehun pada namja pemilik kulit tan itu.

“Kebiasaan…” sahut Kai sambil membuka buku paket matematika, mencari materi mana yang akan dipelajari. “Soal ini yang kemarin diajarkan Kim-Ssaem lho, masih ingat rumusnya gak?” Tanya Kai sambil menatap kedua temannya yang sedang memakan jeruk. Aroma jeruk menguar di ruang tamu.

“Woi, belajar!” seru Kai yang sweatdrop.

“Iya, iya.” Tao membuka buku pelajarannya, “Rumusnya… rumusnya…”

“1/3 x p x l x t,” ucap Sehun sambil mengunyah jeruknya.

“Oke, berarti aku harus mencari nilai p…” gumam Kai.

“Nilai p 10 tuh,” tunjuk Tao pada gambar yang ada di buku paket.

Anak-anak yang rajin…

15 menit kemudian.

“Kakakmu mana?” Tanya Sehun. “Itu lho, yang tinggi tampak sangar.”

“Dia tinggi dan tampan,” koreksi Tao.

“Tapi dia menakutkan. Jadi dia kemana?”

“Oh, mungkin main ke sebelah.”

“Kakakmu bisa main kealam sebelah? Wuaw!”

“Bukan sebelah itu, tapi rumah Suho-ge.”

“Oh.”

“Biasanya Suho-ge yang kesini, tapi karena kaki Suho-ge masih terluka karena insiden kejatuhan lemari di perpustakaan…”

“Apaahh? Suho-hyung kenapa? Kapan terjadi? Kenapa aku tidak diberitahu?” pekik Kai dengan nada panik.

“Ayo ke rumah Suho-hyung!”

“Bawa jerukmu sebagai oleh-oleh, Hun!”

Tao yang masih dalam keadaan menjelaskan itu terdiam ketika melihat kepanikan dua temannya itu.

“Ayo ke rumah Suho-hyung!” Sehun langsung menggeret Tao.

Hyuung!” Kai dan Sehun membuka pintu kamar Junmyeon dengan nyaring, membuat sang pemilik kamar terkaget-kaget dan menjatuhkan buku yang di bacanya ke lantai.

“Apaan sih Kai? Sehun?” Junmyeon mengerutkan alisnya heran. Tiba-tiba saja  ketenangan di kamarnya terhempas begitu saja ketika dua sosok makhluk smp itu memasuki kamarnya. Kemudian satu lagi yang menyusul. Tao.

“Katanya kau orang yang jadi korban insiden perpustakaan Hanyang!” ucap Sehun sambil meneliti keadaan Junmyeon.

“Kakimu patah!” pekik Kai sambil menunjuk kaki Junmyeon yang masih diperban.

“Bukan patah, kakinya keseleo.” Komentar Tao.

“Kami membawakanmu jeruk, jeruk yang sangat banyak!” ucap Sehun kemudian sambil menjulurkan kantung berisi banyak jeruk seperti perkataannya.

“Ahh, terima kasih… kenapa kalian bertiga bisa bersama seperti ini?” Tanya Junmyeon.

“Kami tadi di rumah Tao untuk belajar bersama, dan baru tahu kalau kau kecelakaan setelah Tao mengatakannya pada kami,” ucap Sehun.

“Aku tidak bilang macam-macam kok, Suho-ge.” Tao yang ditatap Junmyeon langsung menjelaskan.

“Kenapa kau tidak mengabariku hyung!” ucap Kai. “Hyung… Aku ini siapa bagimu?” ucap Kai dengan nada sedih yang di dramatisir.

“Kau adik sepupuku. Lagipula, ini bukan sesuatu yang harus kau permasalahkan,” ucap Junmyeon sambil mengarahkan telunjuknya ke pipi Kai.

“Oh ya, kalian tidak menjadiku sebagai alasan kalian tidak jadi belajar bukan?” selidik Junmyeon.

“Kami sudah belajar kok tadi,” sahut Kai dan Sehun cepat. Iya, baru selama 15 menit.

“Benarkan, Tao?” lanjut Sehun.

“I—iya, benar!” seru Tao.

“Kalau begitu lanjutkan belajar kalian,”

“Tapi kami masih ingin bersama dengan Suho-hyung!” ucap Kai.

“Baiklah, kalau begitu, ayo belajar disini. Aku bisa membantu kalian belajar,” tawar Junmyeon.

Kai dan Sehun bertatapan selama beberapa saat, “Ide bagus…”

“Nah, Yifan, kau juga bisa ikut membantu.” Ucap Junmyeon sambil melirik kearah Yifan yang sedari tadi membaca komik.

“Sejak kapan kakaknya Tao ada disana?!” tunjuk Kai.

“Kan sudah kubilang dia main ke tempat Suho-ge,” sahut Tao.

“Dia sudah berada disini semenjak kalian masuk lho,” Junmyeon speechless.

“Anggap saja aku tidak ada, dan silakan belajar.” Komentar Yifan.

“Kris-ge sih susah diandalkan saat pelajaran matematika.” Cibir Tao.

“Aku sedang sibuk sekarang,” ujar Yifan ngeles.

“Sibuk apanya, kau hanya membaca komik.” Ucap Tao.

“Biarkan saja kakak adik itu, pelajaran kalian sampai mana? Aku rasa aku masih mempunyai buku matematika kelas 3 smp di lemari atas.” Ucap Junmyeon pada Kai dan Sehun.

“Lemari atas?” Tanya Kai sambil mencari buku yang dimaksud Junmyeon. Dia kemudian memekik pelan, “Wuahh, ini majalah yang dulu ingin kupinjam, majalah yang membahas tentang dance itu! Sehun, coba lihat. Lihat~ Ini yang ingin kutunjukkan waktu itu.” Kai benar-benar excited.

“Hah? Mana?” Sehun langsung mendekati Kai, melihat kearah majalah yang ditunjuk Kai.

“Ohh, ini bisa kita praktekkan bersama di klub nanti.” Ucap Sehun tampak tertarik.

“Benar, gerakannya terlihat smooth,” ucap Kai sambil mempraktekkan salah satu step dance yang dilihatnya di majalah.

Junmyeon melirik kearah Kai yang membahas majalah itu dengan Sehun, kemudian kearah Tao dan Yifan yang tampak meributkan masalah mereka sendiri. “Biar sajalah…” gumamnya pelan. Sepertinya dia sadar kalau ketiga anak itu sedang tidak ingin belajar. Mungkin mereka sudah lelah, dan Junmyeon tentu tidak ingin memaksa mereka dan menjadi hyung yang tidak baik.

Setelahnya Junmyeon memutuskan untuk mengupas jeruk sambil memakannya perlahan. Dia teringat sesuatu dan membuka laci nakas yang ada di samping kasurnya. “Ah… sudah lama aku tidak bermain ini,” ucap Junmyeon sambil mengeluarkan kartu remi dari sana. Dia melirik kearah Kai dan Sehun dengan sudut matanya, memastikan dua namja itu mendengar ucapannya.

“Wuahh, kartu remi! Sudah lama sekali tidak main itu…” seru Tao langsung menghampiri Junmyeon. “Kita main ini ya Suho-ge? Ayo main~ ya? Ya?” Tao memasang aegyo.

“Iya, ayo main itu hyuung!” Sehun ikut menghampiri Junmyeon dengan segera, hampir saja menyerang Junmyeon dengan pelukan kalau tidak ingat kaki Junmyeon masih cedera. Dia ikut memasang aegyo.

Bbuing~ bbuing~

‘Astaga, can’t resist this cuteness…’ batin Junmyeon sambil menatap wajah penuh mohon Sehun dan Tao. “Ah… bagaimana ya…” Junmyeon masih ingin melihat wajah cute karena aegyo dua orang itu padahal, tapi cukuplah, bahaya kalau nanti malah dia yang kalap, “Tentu, ayo main…”

“Bermain itu akan lebih seru kalau yang kalah dapat hukuman,” ujar Kai sambil mengambil spidol diatas meja belajar Junmyeon. “Yang kalah, wajahnya akan jadi taruhannya.”

“Siapa takutt!” seru Sehun.

“Aku akan menang!” ucap Tao bersemangat.

“Aku tidak ikut,” komentar Yifan masih fokus dengan komik yang dibacanya.

“Pengecut~” ucap para maknae yang ada disana.

“Padahal tinggi, tapi tidak berani ikut.”

“Kakakmu orang yang seperti itu ya Tao?”

“Aku tidak menyangka dia seperti itu.”

“Mungkin dia tidak bisa main kartu.”

“Sudah jelas dia takut kalah.”

“Dia pasti payah.”

Twitch!

‘Dasar anak-anak labil!’

“Baik! Baik! Aku akan ikut, puas kalian!” ucap Yifan tidak terima dengan bisik-bisik yang terdengar begitu jelas di indera pendengarannya itu. Junmyeon menahan tawanya karena melihat sikap Yifan yang tersulut oleh perkataan para anak smp itu. Hmph.

“Lihat saja, kalian akan menderita.” Ucap Yifan lantang dan mengarahkan telunjuknya pada ketiga anak yang menurutnya masih labil itu. Sudah tahu yang dilawan itu lebih muda, harusnya lebih sabar. Kalau yang tua juga terbawa bacotan anak muda begitu, kan jadi war gak jelas seperti ini.

“Kami akan membantaimu!”

“Anu, kita ini Cuma mau main kartu lho.” Ujar Junmyeon.

“Anak-anak seperti kalian harus sadar dengan tingkatan kalian!”

“Kita lihat saja tentang hal itu, Kris-hyung!” Tantang Kai.

“Aku akan mengocok kartunya,” ucap Junmyeon. Mereka tampak duduk lesehan di samping kasur Junmyeon dengan posisi membuat lingkaran. Dengan cepat Junmyeon membagikan kartu mereka. Dan kemudian bermain dengan tampang serius. Seperti sedang bermain di kasino level pro. Hanya kurang gadis cantik nan seksi aja.

Beberapa lama kemudian…

Pertandingan ke 4

“Huahaha… mendekatlah padaku, Suho-hyung~” ucap Kai dengan nada laknat bin kejam. Dia memegang spidol dengan seringai di wajahnya.

“Ahh… bisakah kau berbaik hati pada hyung-mu ini, Kai.” Ucap Junmyeon dengan nada memohon.

“Aku akan berbaik hati melukis di wajahmu, hyung~” ujar Kai masih dengan senyum lebar di wajahnya.

Pertandingan ke 5

“Siapa tadi yang meremehkanku? Kemari kau,” ucap Yifan sambil melambaikan tangannya pada Sehun, “Aku akan melukis ala Picasso di wajahmu.”

Andwaeee, Suho-hyung selamatkan akuu!”

Petempuran ke 6

“Tao, tenang saja, aku akan menggambar mata panda yang lucu diwajahmu.” Ucap Junmyeon sambil tersenyum pada Tao yang pasrah.

“K—kalau hyung yang melakukannya, aku akan ikhlas. Tolong dengan lembut ya hyung…”

Plak!

Kepala Tao digeplak dengan majalah oleh Kai.

“Bicara yang jelas dong, jangan ambigu gitu!”

Pertempuran ke 9

“Kai, walaupun kita teman baik, kau juga harus merasakan penderitaan bagaimana wajahmu diperlakukan dengan begitu nista dan dianiaya,” ujar Sehun sambil berusaha mencoret wajah Kai dengan spidol sementara Kai menahan tangan Sehun.

“Hun, sadar hun. Jangan terbawa ambisimu! Kita ini teman, Hun!’’ ucap Kai masih menahan tangan Sehun.

Pertempuran ke 10

“…..” Yifan hanya tersenyum setipis kertas sambil mendekat kepada Junmyeon yang tampak pasrah. Junmyeon tampak memejamkan matanya rapat-rapat saat tangan Yifan menngelus pipinya dengan lembut.

“Suho-hyung ekspresinya kayak orang yang mau di cium aja tuh,” komentar Kai.

“Biar aku yang menciummu hyung~” seru Sehun sambil merentangkan tangannya.

“A—apaan sih…”

Refleks Junmyeon membuka matanya begitu mendengar ucapan Kai, ingin menyanggah ucapan Kai, tapi yang terjadi adalah matanya bertemu pandang dengan mata tajam Yifan. Matanya dengan menjelajah wajah Yifan, mata tajam itu, bibir yang seksi itu, ahh… dinding kamar ini mungkin catnya harus diganti, mungkin buku yang ada di lemari itu perlu dirapikan lagi. Mata Junmyeon segera menatap ke arah lain dengan semburat semu di pipinya.

Pertempuran ke 13

“Angka 13 membawa kesialan padamu ge, meskipun kau gege-ku sendiri, aku tetap tidak akan berbelas kasihan.” Ujar Tao sambil mencoret wajah Yifan yang memang sudah terdapat coretan karena sebelumnya sudah pernah kalah.

“Huahaha, wajah yang paling absurd pasti milik Kai.” Tunjuk Sehun sambil tertawa. Wajah Kai benar-benar dicoreti dengan absurd dan tidak jelas, ada kembang, lingkaran spiral, segitiga, dan tulisan Mandarin yang tidak mereka mengerti.

Kai menatap wajah Sehun dimana disana ada gambar manusia korek api yang tidak jelas, “Kau harus berkaca dulu sebelum mengatakan hal itu, ada lukisan yang katanya adalah penerus Picasso di wajahmu dan bunga-bunga.” Sahut Kai pada Sehun.

Coretan muka yang lebih masuk akal sepertinya hanya milik Tao dan Junmyeon. Wajah Tao digambari mata panda, bunga dan coretan sederhana berbentuk bintang-bintang, sedangkan wajah Junmyeon dicoreti kumis kucing, love sign(?) yang banyak dan bunga (lagi) sedangkan Yifan dicoreti spidol bergambar kumis tepat diatas bibirnya, ada garis lingkaran di kedua matanya, membuatnya seperti sedang memakai kacamata, perempatan siku-siku, dan alis yang naik ke atas. Sekilas, dia mirip seperti om-om pedo (yang ganteng).

“Wahh, siapa yang mencoret wajahku dengan motif bunga ini? Kai? Sehun?” Tao langsung menyerbu kearah Kai dan Sehun setelah melihat wajahnya di cermin.

“Bukan akuuu!” pekik Sehun.

“Kau sendiri tadi juga menulisi wajahku dengan tulisan China kan, katakan apa arti tulisan ini!” seru Kai sambil menunjuk wajahnya sendiri.

Jepret!

Sehun mengabadikan wajah Kai dan Tao yang sedang tampak sibuk saling menganiaya. Nice shot. Tapi dari sudut pandang fujoshi terlihat seperti sedang mau adegan anu-anu.

“Wahh! Apa yang kau lakukan Oh Sehuuun! Hapus tidak!”

“Tidak mauu, ini bagus!”

“Cepat hapus!”

“Ini bagus kokk!”

“Kalau begitu biarkan aku juga memoto wajahmu!”

Jepret!

“Pasang pose peace! Ayo berfoto yang bagus untuk ku upload di instagram! Ppali!” seru Tao.

Dan mereka berubah menjadi sibuk grufie.

‘Anak-anak yang lucu.’ Pikir Junmyeon.

‘Labil,’ pikir  Yifan.

“Wajahmu terlihat lucu sekali, Fan.” Komentar Junmyeon, “Kau seperti sedang memakai kacamata, sudah gitu berkumis, cocok sekali, haha…”

“Wajahmu juga lucu.” Ucap Yifan dengan nada serius.

“Aku rasa aku tidak ingin melihatnya, pasti sangat absurd seperti mereka,” lirik Junmyeon pada trio maknae yang sedang berguling-guling di kasurnya karena memperebutkan ponsel.

“Ada coretan kumis kucing, terlihat menggemaskan, membuatku ingin membawamu pulang dan kusimpan untuk diriku sendiri.”

“H—hah?” Junmyeon merasa wajahnya memanas dan tidak sanggup berkata-kata.

“K—kau kan yang membuat coretan kumis kucing itu!”

“Itu benar, yang membuat love sign disini… dan sini itu juga aku,” ucap Yifan sambil menyentuh wajah Junmyeon. Junmyeon terdiam dengan jantung yang rasanya berdetak terlalu kencang, ya tuhan… mungkin wajahnya sudah memerah parah seperti kepiting rebus. Otaknya berusaha keras memikirkan apa maksud Yifan bersikap seperti ini. Apakah Yifan juga…

Kruyukkk~

“Perutku berbunyi…” gumam Kai.

Hyung, ayo pesan makanan~” rengek Sehun pada Junmyeon, dia menggoyang-goyangkan tangan Junmyeon dan melancarkan serangan andalannya berupa aegyo. Aegyo yang selalu dilakukannya dihadapan para hyung-nya itu.

“Y—ya, ayo kita delivery saja, apa yang ingin kalian makan?” Tanya Junmyeon sambil meraih ponselnya, jantungnya masih berdebar dengan cepat.

“Pizza! Pizza! Pizzaaa!” seru Tao mengangkat tangannya tinggi-tinggi.

Fried Chicken Honey combo!” ucap Kai cepat.

“Yeahhh, ayam~” dukung Sehun.

“Yes, 2 lawan 1!” seru Kai sambil menunjukkan kedua jemari tangannya yang menunjukkan angka 2 dan 1.

“Ge, pilih pizza! Dukung akuu!” rengek Tao.

“Ahh, oke, oke, ya pizza. Aku akan mendukungmu.” Sahut Yifan.

Tao menjulurkan lidahnya pada Kai, “2 lawan 2!”

“Suho-hyung/ge!” trio maknae itu mengarahkan pandangannya pada Junmyeon, “Kau dukung siapa?”

“Ah, Yoboseyo~ tolong tiga paket Fried Chicken Honey combo dan tiga pizza Cheesy Bites jumbo. Di antar ke kompleks perumahan Hanyang, blok 4 nomor 23… nde, gomawo.”

Pip! Panggilan diakhiri oleh Junmyeon.

“Sudah kupesan… eh? Apa?” Tanya namja terpendek itu begitu menyadari semua mata mengarah padanya.

“Tidak apa-apa, aku menyayangimu hyung, saranghae~” ujar Kai sambil memeluk namja angelic itu.

“Aku juga menyayangimu hyung~” Sehun ikut memeluk Junmyeon dari samping kanan.

Wo ai ni ma~” Tao ikut-ikutan acara berpelukan itu.

“Hei, hei, kalian ini! Apaan sih…” ucap Junmyeon dengan nada bingung, dia menatap kearah Yifan yang menatap adegan ala teletubbies itu dengan iri. God damn it… dia juga pengen ikutan meluk tubuh kecil tapi hangat dan lembutnya si namja angelic itu… aaakh!

Tidak, dia tidak bisa melakukannya sekarang. Apa kata anak-anak labil itu nantinya.

Sialan! T-T

Bisa-bisanya iri pada pada anak smp…

‘Aku menyayangimu, Junmyeon.’

Yifan mengatakannya, dalam hati.

Yifan menarik napas. Mungkin tidak sekarang, tapi lain waktu, Yifan akan mengatakannya secara langsung pada Junmyeon. Bukan kata sayang, tapi cinta.

Sampai saat itu tiba, sekarang mereka hanyalah tetangga sebelah rumah, teman dekat dan teman sekelas. Hanya itu.

XoXo-XoXo-XoXo

Chapter VIII

XoXo-XoXo-XoXo

Kapuas Timur, 14/06/2015

Repost; 26/08/2018

-Kiriya-

 

 

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Sweet_cheesecake
#1
Chapter 10: Nah lho hayoo ada yang bakal dimarahin mama habis ini wkkk
Makasi updateannyaa~
Krisho_daughter #2
Chapter 10: Next juseyooo
Krisho_daughter #3
Chapter 8: Akhirnya update ?
Sky_Wings
#4
>_< ♡
BabyBugsy
#5
Chapter 5: Waduh ternyata ini lbh dr sekedar cinta segitiga tp segi lima wkwkwkkwk.. Kira kira siapa nih ya mau nyatain duluan? Ayo dong kriss ngmng dulu sama suho. You are the real prince cool man bro hahahhaa.. Dont be a coward. Fighting!!!
BabyBugsy
#6
Chapter 4: Kyaaaa junmyeon tingkahnya emng ajaib banget dah hahahhaa.. Heemm kekny seru kalau lay sma kris terlibat cinta segita dg junmyeon wkwkkwkwkw..
Makin sweet ajah nih kriss
BabyBugsy
#7
Chapter 3: Aigoo fighting tao... Pengen lihat tao makin deket sama junmyeon sebenernya. Pasti gemesin kalau dia nempel mulu sama jumnmyeon hahahhaha
Mereka ga buli tao kn?? Fighting baby taoo
BabyBugsy
#8
Chapter 2: Haahaha kencan di pagi buta pada hari minggu. Otu terasa menyenangkan hahahhaa..
Cieee kris..
BabyBugsy
#9
Chapter 1: I love it. Gemesin lhat mereka berdua kenalan.. Wkwkkwkwk si dingin kris ternyatabisa senyambung itu kalau ngmng sama suho yg bawel ^^~
ihc_ocohc #10
Chapter 4: Makin manis aja hubungan krishonya, semoga cepet jadian ya kalian berdua <3
Btw kalo ada scene sulay, please lay aja yg jadi semenya hehe