chapter 7

Another Angel

Summary: [Krisho] Slight! Chanbaek, Suyeol… /Tiga orang yang paling enak dipeluk itu adalah Baekhyun, Kyungsoo dan Junmyeon-hyung! Sama Baekhyun itu pelukan teletubies, pelukan sambil loncat-loncat, sama Kyungsoo yang terjadi itu kau memeluknya, dia akan balas memelukmu dan memiting lehermu, Kalau sama Junmyeon-hyung, pelukan hangat, saking hangatnya jadi khawatir kalau jadi kalap!” Chanyeol mengacungkan kedua jempolnya/AU, BL, OOC. 

XoXo-XoXo-XoXo

Another Angel © Kirea

XoXo-XoXo-XoXo

“Hei, Yifan.”

“…..”

“Yifaaan~”

“…..”

Plak!

Junmyeon menepuk bahu namja jangkung di sampingnya yang sedari tadi tidak menyahut, membuat namja itu melepas sebelah headsetnya dan menoleh pada Junmyeon.

“Oh, pantas tidak dengar.” Gumam Junmyeon pelan.

“Apa?” Tanya Yifan dengan wajah datarnya.

“Ambilkan buku yang di atas sana,” tunjuk Junmyeon ke atas rak disamping mereka.

Yifan mengangguk dan mengambilkan buku tersebut.

Krieett…

Junmyeon mengernyitkan alisnya, “Kau dengar sesuatu?”

“Dengar apa?” Tanya Yifan balik bertanya.

“Sepertinya ada suara sesuatu.”

“Yaa, aku sedang mendengarkan lagu One way love darinya Hyorin.” Sahut Yifan sambil menunjuk salah satu headsetnya yang berada ditelinga kirinya.

“Bukan ituu.” Balas Junmyeon gemas. “Mungkin hanya perasaanku ya.” Junmyeon kemudian berjalan pelan menuju rak disebelahnya.

Drap! Drap! Drap!

Terdengar beberapa langkah kaki berlari dengan cepat diantara rak buku perpustakaan itu.

“Hei kalian! Jangan memasukkan buku perpustakaan ke dalam tas! Apa kalian tidak tahu kalau membawa tas ke dalam ruangan perpustakaan itu dilarang!”

“Gawat, ayo lari!” terdengar suara beberapa siswa yang berlarian disana.

Krieet…

Junmyeon menoleh lagi kearah Yifan, karena dia yakin suara itu berasal dari sekitar sana. Matanya tampak menyiratkan keterkejutan ketika melihat rak penuh buku-buku itu tampak akan roboh. Refleks Junmyeon mendorong tubuh Yifan menjauh, membuat dirinya yang terkena buku-buku yang berjatuhan dan juga tertindih rak buku. Tiga rak buku yang roboh, dan Junmyeon terjebak diantara dua rak.

Yifan yang terdorong tampak menghantam lemari di sudut ruangan, membuat pelipisnya berdarah karena terbentur.

“Kyaaa!”

Begitu melihat apa yang terjadi pada Junmyeon dan pekikan beberapa anak murid perempuan yang melihat kejadian itu, Yifan langsung panik.

“Astaga, Junmyeon! Siapapun tolong bantu aku, ada yang terjebak dibawah rak buku!” teriak Yifan sambil mencoba mengangkat rak itu walaupun berat.

“Kris-hyung!” seru Chanyeol muncul dengan terengah-engah menuju TKP ketika mendengar bunyi yang nyaring di sudut ruangan perpustakaan itu. “Apa yang—” matanya mendapati rak buku yang roboh.

“Ini pasti karena rak itu sudah tua dan goyah!” ucap seorang siswi yang berada disana.

Yifan masih tampak berusaha mengangkat rak itu, “Junmyeon ada di bawah.”

“A—apa?” Chanyeol tampak terkejut, dengan segera dia membantu Yifan mengangkat rak itu, matanya mengarah pada beberapa siswa perempuan yang terdiam disana, “Panggil bantuan! Ada yang tertindih rak buku disini!”

N—nde!” siswi berambut pendek sebahu itu langsung bergegas mencari bantuan begitu tersadar dari kekagetannya.

 Beberapa siswa yang ada disana dan yang dimintai bantuan tampak mengangkat rak itu bersama-sama. Setelah menjauhkan rak buku, Yifan langsung menyingkirkan tumpukan buku yang menindihi tubuh Junmyeon dan mendapati Junmyeon dalam posisi tiarap.

“Jun! kau tidak apa-apa?”

Chanyeol dan yang lain ikut membantu.

“Kaki kananku tidak bisa digerakkan…” ucap Junmyeon pelan. Rupanya dia masih dalam keadaan sadar walaupun telah tertindih rak buku.

“Mungkin patah karena tertindih rak? Atau terkilir?” ucap salah satu siswa.

Chanyeol yang tampak sedikit berpengalaman tentang terkilir mencoba membantu, “Hati-hati dengan kakinya.”

“Aku akan menggendongnya ke UKS,” ujar Yifan dengan cepat, kembali dibantu oleh Chanyeol mereka segera bergegas membawa Junmyeon kesana.

Sesampainya di uks, Hyeri-ssaem, sang dokter UKS segera membantu mengobati Junmyeon dan Chanyeol yang membantu mengobati luka di pelipis Yifan.

“Rak buku di perpustakaan kita memang sudah tua, tapi aku tidak menyangka akan runtuh dan memakan korban seperti ini,” ujar Hyeri-ssaem kemudian.

“Tapi syukurlah mereka berdua tidak terluka parah,” ucap Chanyeol. “Aku sangat kaget mendengar suara gedebuk yang nyaring di sudut perpustakaan tadinya.”

“Sepertinya… itu karena ada murid yang berlarian karena ketahuan membawa task keruangan perpustakaan, jadi rak itu semakin goyah,” komentar Junmyeon pelan. Sepertinya dia masih merasa lemas karena shock.

“Kau masih bisa bicara setelah tertindih rak sampai seperti itu? Diam dan istirahat saja.” Ucap Yifan pada Junmyeon, membuat Junmyeon cemberut.

“Oh ya, kalian berdua berada disana apa tidak menyadarinya? Sibuk pacaran yaa?” tuduh Hyeri-ssaem yang merasa lucu dengan sikap kedua murid kelas satu itu.

“Tidak begitu kok!” ujar keduanya mengelak.

“Pelan-pelan Yeol. Ini sakit tahu.” Ujar Yifan ketika Chanyeol kembali mengobati lukanya.

“Baru terasa sakit ya? Tadi saat kau melihat Suho-hyung terjebak, kau tidak merasa apa-apa selain panik tentang keadaan Suho-hyung?”

“Siapa yang tidak panik kalau keadaannya seperti itu, apalagi orang pendek kecil seperti dia yang terjebak disana karena menolongku.” Ujar Yifan.

Pendek kecil?

“Hei…” protes Junmyeon pelan, “Kakiku sudah sakit, tubuhku sakit karena kejatuhan buku, jangan menyakiti hatiku juga dong…”

“Tapi syukurlah hyung, jika tidak karena tubuhmu yang kecil, tubuhmu bisa saja tergencet dua rak lemari itu lho,” ujar Chanyeol, membuat Junmyeon bergidik pelan.

“Baiklah, aku akan bersyukur tentang hal itu… puas kamu?” cibir Junmyeon pada Chanyeol.

“Ayolah hyung, jangan marah, kau itu loveable, angelic, ramah dan sangat nyaman dipeluk, jadi tetaplah begitu.” Ucap Chanyeol lagi dengan telunjuknya yang membentuk pose peace.

“Nyaman dipeluk?” gumam Yifan pelan sambil flashback ke masa lalu.

“Tiga orang yang paling enak dipeluk itu adalah Baekhyun, Kyungsoo dan Junmyeon-hyung! Tapi kalau sama Baekhyun itu pelukan teletubies, pelukan sambil loncat-loncat, kalau sama Kyungsoo yang terjadi itu kau memeluknya, dia akan balas memelukmu dan memiting lehermu, hahaha, itu sakit sih sebenarnya. Kalau sama Junmyeon-hyung, pelukan hangat, saking hangatnya jadi khawatir kalau jadi kalap.” Chanyeol mengacungkan kedua jempolnya.

“Aku tidak pernah memeluk Baekhyun dan Kyungsoo,” ucap Yifan sambil mengingat-ingat. Tapi Baekhyun pernah memeluknya sih dari belakang. Gitu aja.

“Jangan coba-coba hyung. Emang sih pendek imut gitu enak dipeluk, tapi capek karena kita makhluk tampan yang terlalu tinggi ini mesti menunduk terus.” Sahut Chanyeol.

“Jangan membahas hal yang tidak-tidak disini,” Hyeri Ssaem menghentikan percakapan Chanyeol dan Yifan.

Namja yang tampak berbaring di ranjang UKS itu menghela napas, kepalanya menoleh pada Chanyeol dan Yifan bergantian, “Tapi syukurlah seperti ini saja…”

Berita tentang insiden di perpustakaan menyebar dengan cepat, meskipun tidak begitu jelas bagaimana nasib orang yang tertindih rak buku. Beberapa teman Junmyeon yang tahu kalau namja angelic itu yang menjadi korban sudah mengunjungi UKS beramai-ramai, hingga dimarahi oleh Hyeri-Ssaem, sang dokter di UKS.

“Suho-hyung!” seru Kyungsoo dengan penuh kekhawatiran.

“Suho-ssi, Kris-ssi, kalian tidak apa-apa kan?!” ucap Lay dengan ekspresi yang sama dengan Kyungsoo.

“Suho!” Xiumin, Luhan, Baekhyun dan Chen yang merupakan penghuni kelas sebelah juga ikut masuk ke dalam.

“Tolong jangan berisik ya,” ujar Hyeri Ssaem.

Yixing segera menunduk minta maaf, “Mianhamnida, Ssaem.”

“Bagaimana keadaanmu?” mata mereka menyelidik kearah Junmyeon dan Yifan.

“Ehm,” Chanyeol berdehem, “Kris-hyung terluka di pelipis, dan Suho-hyung, kakinya diperban, keseleo karena tertindih rak. Perlu beberapa waktu untuk sembuh sepertinya.”

“Syukurlah kau tidak apa-apa Kris-hyung,” ucap Baekhyun menghela napas lega.

“Aku sangat kaget tadi begitu mendengar berita tentang Suho-hyung,” mata Kyungsoo tampak berkaca-kaca.

“Aku baik-baik saja kok,” Junmyeon tampak tersenyum lembut. “Buktinya aku masih bisa bicara kan.”

“Harusnya kau istirahat saja,” ucap Yifan lagi.

“Aku akan mengabari Siwon hyung agar dia menjemputmu,” ucap Xiumin.

“Haahh, Siwon-hyung pasti heboh nantinya,” keluh Junmyeon.

“Itu karena dia sayang padamu, hyung.” Ucap Chen.

“Nah, anak-anak muda, apa kalian tidak melihat jam, sudah waktunya kalian masuk kelas bukan?” Tampak Hyeri-ssaem menginterupsi percakapan mereka.

“Tidak bisakah kami izin disini menemani Suho-hyung, ssaem?” Kyungsoo memohon dengan pleading eyes.

Hyeri-ssaem menggeleng sambil mendorong Luhan, “Tidak. Cepat keluar. Lagipula Junmyeon perlu istirahat dan kalian berisik.”

Ssaem~”

Tapi tetap saja setelahnya mereka diusir dari sana karena sudah jam masuk, menyisakan Junmyeon, Yifan, Chanyeol dan Hyeri-ssaem.

“Kalian berdua tidak kembali ke kelas?” Tanya Hyeri Ssaem sambil menatap Yifan dan Chanyeol bergantian.

“Kepalaku sakit, ssaem,” sahut Yifan sambil menunjuk kepalanya yang diperban. “Aku ingin istirahat di UKS saja.”

“Hoo…” Hyeri-ssaem tampak menerima alasan Yifan, yeoja cantik nan seksi itu kemudian menoleh pada Chanyeol.

“Kalau aku sih, hatiku yang sedang sakit, ssaem.” Ujar Chanyeol dengan nada melankolis, dia meletakkan tangannya didepan dadanya.

“Chanyeol-ah…” Hyeri-ssaem melipat kedua tangannya.

“Izinkan aku disini ssaem~” Chanyeol memasang pose memohon, “Sesekali izinkanlah aku disini, yaa~ lagipula ini jam Go-ssaenim yang mengajar, walaupun di kelas, aku tidak yakin mampu bertahan tanpa tertidur.”

“Oh, Go-ssaem, pelajaran beliau masih membosankan seperti dulu ya?”

“Wah, ssaem tahu?”

“Tentu saja, aku kan lulusan dari sini. Tapi dulu, Go-ssaem sangat terkenal karena senyumnya yang mempesona lho.”

“Ah, dia menjelaskan sejarah seperti dia yang mengalaminya, serius sekali dan itu membuatku mengantuk. Lagian aku gak naksir yang terlalu tua, ssaem.” Chanyeol mengibaskan tangannya.

“Kalau aku bagaimana?” Tanya Hyeri-ssaem sambil tersenyum.

Chanyeol tampak memandang Hyeri-ssaem dari atas hingga bawah, “Kalau ssaem, bolehlah. Seksi.” Ucap Chanyeol sambil mengacungkan jempol.

“Haha, kamu tahu saja dengan yang bagus-bagus,” Hyeri-ssaem memukul bahu Chanyeol.

Sementara Chanyeol dan Hyeri Ssaem mengobrol, Junmyeon tampak mencoba beristirahat menjurus tidur, sementara Yifan hanya duduk diam bersandar di ranjang sebelah Junmyeon sambil bersandar, memperhatikan namja yang keseleo itu. Sebenarnya dia ingin mengomel pada Junmyeon kenapa bisa melakukan hal yang berbahaya seperti itu, namun dia merasa sungkan karena ada dua orang lain yang berada disana, jadi dia menahan diri dan hanya bisa menghela napas.

Brakk!

Terdengar bunyi pintu UKS dibuka secara tiba-tiba, membuat penghuni UKS terkaget-kaget, sementara Junmyeon langsung terbangun.

“A—apa? Ada apa?” Tanya Junmyeon.

“Myeon~ Minseok mengirimiku pesan, dia bilang kau terluka! Kau tidak apa-apa? Apamu yang luka? Parah tidak? Sudah diperiksa? Ayo pergi ke rumah sakit!” seru Siwon.

Hyung! Kau mengagetkanku!” ucap Junmyeon, “Cuma kakiku yang sakit,” ujar Junmyeon sambil menujuk kakinya yang di perban.

“Kenapa dengan kakimu?!” pekik Siwon segera menghampiri Junmyeon, “Patah?”

“Hanya keseleo, hyung, tidak usah…”

“Ayo kita periksa ke rumah sakit!” seru Siwon sambil berniat menggendong Junmyeon.

Yah! Yah! Kau mau apa hyung?” Junmyeon menahan pergerakan tangan Siwon.

“Menggendongmu ke mobil,” ujar Siwon masih dalam posisinya.

“Menggendong yang seperti apa?” Junmyeon berucap dengan nada ragu sambil mengerutkan alisnya.

Bridal style?” ucap Siwon dengan nada bertanya dengan kedua tangan terangkat.

“Itu memalukan, aku tidak mau.”

“Tapi tadi Kris-hyung menggendongmu seperti itu lho,” komentar Chanyeol.

“Makanya aku tidak mau diperlakukan begitu lagi,” Junmyeon melipat kedua tangannya.

“Kalau begitu piggyback style?” tawar Siwon.

“Kau pikir aku masih anak tk,” gerutu Junmyeon.

“Tapi dulu kau suka aku gendong begitu, bahkan merengek padaku…” ucap Siwon sambil mengingat masa lalu bersama adiknya itu. “Saat itu kau…”

“Itu dulu!” seru Junmyeon berusah menghentikan flashback yang akan dilakukan Siwon.

Yifan yang melihat sikap Junmyeon itu menghela napas, “Ya sudahlah hyung…” ujarnya pada Siwon.

Junmyeon menghela napas lega karena Yifan ternyata mau membantunya.

“Biar aku yang menggendong Junmyeon,” ujar Yifan kemudian.

“Yifaaannn!” seru Junmyeon tidak terima. Mereka berdua sama saja!

 XoXo-XoXo-XoXo

Seriously, pada akhirnya dia benar-benar digendong dari UKS menuju gerbang depan sekolah ala piggyback style oleh sang kakak. Syukurnya itu terjadi di jam masuk, sehingga tidak ada yang melihatnya diperlakukan seperti itu di koridor. Itu akan cukup memalukan sepertinya. Hyeri-ssaem dan Chanyeol hanya melambaikan tangan mereka pada Junmyeon sambil tersenyum tanpa ada niatan membantu Junmyeon, sedangkan Yifan ikut ke rumah sakit dengan alasan ingin memeriksa kepalanya karena takut kepalanya gegar otak. Tentu saja itu hanya alasan untuk melihat keadaan Junmyeon, sedikit banyaknya, dia merasa bertanggung jawab tentang hal yang terjadi pada Junmyeon itu. Seandainya Junmyeon tidak mendorongnya, mungkin dia yang akan berada dalam kondisi seperti ini.

Setelah diperiksa dokter dan memastikan kaki Junmyeon tidak apa-apa, mereka segera pulang ke rumah dengan Siwon yang kembali menggendong Junmyeon ke lantai dua kamarnya. Ya sudah, biarlah, pikir Junmyeon sambil menghela napas berat. Lagipula kakinya memang sakit saat digerakkan dan perlu beberapa waktu untuk menyembuhkannya.

Tapi ini membosankan…

Diam di kasur sambil menonton televisi dengan tidak ada acara yang menarik. Boring.

Sreakk!

Terdengar bunyi pintu yang ada di balkon tergeser, membuat Junmyeon refleks menoleh kearah sumber suara.

“Kau memiliki kebiasaan tidak menguncinya ya,” komentar Yifan tiba-tiba muncul dari balik pintu balkon.

“Yifan!” seru Junmyeon kaget, “Kau lewat jendela lagi? Kalau jatuh bagaimana?!”

“Aku berhati-hati,” ujar Yifan, “Dan aku tidak apa-apa.”

“Tetap saja itu berbahaya,” ucap Junmyeon.

“Kakimu bagaimana?” tanya Yifan kemudian sambil menatap kaki yang diperban itu.

“Tidak seburuk kelihatannya kok,” jawab Junmyeon, “Jangan memasang wajah seperti itu, rasanya aneh melihatmu memasang wajah seperti itu.”

“Aku khawatir. Lagipula, kenapa kau malah mendorongku seperti itu, harusnya aku yang berada dalam posisimu saat ini.”

“Kalau Yifan yang berada dalam posisi seperti ini, akan sayang sekali…” ucap Junmyeon sambil tersenyum. “Kau tidak akan bisa latihan basket, padahal kau begitu keren saat main basket. Sedangkan aku, itu tidak masalah, karena aku anak klub vocal, suaraku yang penting. Jadi ini bukan masalah.”

“Bagaimana bisa membahayakan dirimu untuk orang lain bukan masalah?” Yifan mengerutkan alisnya. “Melihat orang sekecil dirimu terjebak dibawah runtuhan rak buku, aku pikir kau akan kenapa-kenapa.”

“Maafkan aku sudah membuat cemas kalau begitu,” ucap Junmyeon merasa bersalah.

“Yang harusnya merasa bersalah itu diriku…” ujar Yifan.

Junmyeon melambaikan tangannya, meminta Yifan mendekat kearahnya, dia meminta Yifan menunduk. Walaupun ekspresi tidak mengerti terpancar di wajah Yifan, namja tinggi itu tetap melakukan hal yang diminta Junmyeon.

Puk!

Junmyeon menepuk-nepuk kepala Yifan. “Tidak apa-apa. Aku baik-baik saja.”

Kruyukk

Yifan menatap Junmyeon dalam diam, sementara Junmyeon hanya tersenyum kecil.

“Bahkan perutku juga bisa bernyanyi, haha…” tawa Junmyeon garing.

Yifan segera menegakkan tubuhnya, melirik Junmyeon sekilas lalu berjalan menuju pintu kamarnya, “Tunggulah sebentar.” Ujar Yifan, membuat Junmyeon hanya menatapnya bingung.

Yifan menuruni tangga kamar Junmyeon dan berjalan menuju dapur, disana dia mendapati Siwon tampak sedang melakukan sesuatu di kamar mandi dekat dapur itu.

Yifan menunduk sekilas, “Annyeong. Apa yang sedang kau lakukan hyung?”

Siwon menoleh dari dalam kamar mandi, “Ahh, Yifan. Aku sedang memperbaiki kran kamar mandi, sepertinya bocor.”

“Oh, begitu…” Yifan berjalan menuju kulkas, kemudian melongok pada Siwon, “Kulkas ini ada isinya?”

“Baru belanja kemarin, jadi tentu saja ada.” Ucap Siwon sambil menahan kran air.

“Hyung, aku boleh membukanya kan? Aku ingin membuatkan sesuatu untuk Junmyeon.” Ucap Yifan.

“Yaa, tentu…” ucap Siwon.

Dengan segera Yifan mengambil beberapa bahan yang mudah dan cepat untuk dimasak. Sepertinya hidup di korea mulai membuatnya mulai terbiasa untuk memasak—minimal masakan sederhana. Tidak berapa lama kemudian, telur gulung yang menjurus mirip tamagoyaki yang dibuat Yifan selesai. Yifan meletakkan beberapa potong di piring yang dia taruh di meja, lalu membawa sisanya di dalam piring lain. Dia mencuci beberapa peralatan dapur itu sebelum beranjak kembali menuju lantai dua.

“Oh ya hyung, aku membuatkan telur gulung untukmu juga. Aku letakkan diatas meja.” Ujar Yifan.

“Ohh! Gomawo Yifan.” Seru Siwon dari dapur. Sesaat kemudian Siwon terpikir, “Dari mana anak itu masuk?”

Cklek!

Yifan memasuki kamar Junmyeon diiringi oleh aroma telur gulung yang dibuatnya, “Untukmu,” ujar Yifan.

Namja yang berada di kasur itu tampak terkesan, “Wuahh, terlihat enak, apa ini hanya terlihat enak?” ujar Junmyeon sambil tersenyum kecil.

“Kau bisa mencobanya. Walaupun tampak cukup berantakan, tapi untuk rasa, kupikir lumayan kok.” Jelas Yifan.

Junmyeon tampak mencoba masakan Yifan itu, “Hm~ Maa! Benar-benar enak! Sangat enak!” Junmyeon mengacungkan kedua jempolnya.

Yifan tersenyum kecil, “Kurasa kau mengatakannya karena kau sedang lapar.”

“Serius! Ini enak! Seperti buatan ahjumma kantin!”

“Kau menyamakanku dengan ahjumma kantin?” Tanya Yifan sambil mengerutkan alisnya walau sebenarnya dia bermaksud untuk menggoda Junmyeon.

Junmyeon terdiam sejenak, “Ahh~ aniya… maksudku tentang rasa telur ini. Bukan maksudnya menyamakanmu dengan ahjumma kantin. Ini tentang taste makanan! Aku menyamakan kehebatan memasak telur gulung ini dengan keahlian ahjumma kantin kita yang terkenal memasak itu lho. Iya, begitu! Harusnya kamu bangga!” Jelas Junmyeon.

Arraseo, aku mengerti maksudmu, lanjutkan saja makanmu.” Ucap Yifan sambil duduk di samping kasur Junmyeon memperhatikan namja yang sedang menikmati masakan buatannya.

“Kau juga harus memakan buatanmu sendiri,” ujar Junmyeon sambil mengarahkan sepotong telur gulung itu kearah Yifan dengan sumpitnya.

“Tidak, tidak usah,” tolak namja dengan plester di pelipisnya itu.

“Ayolah~” Junmyeon masih mengarahkan sumpitnya, membuat Yifan akhirnya mau tidak mau menerima suapan dari Junmyeon.

“Hm… ini lebih baik dari yang kubuat kemarin,” ujar Yifan mengomentari makanan buatannya sendiri. Hidup terpisah dengan orangtua membuatnya benar-benar jadi anak yang mandiri sekarang, dia mulai bisa melakukan banyak hal sendiri sekarang, termasuk mencuci dan memasak.

Wuahh, ini benar-benar keren. Dia handsome, hebat bermain basket, tinggi, keren, dan bisa memasak. Dia bisa masuk kualifikasi sebagai perfect boyfriend.

“Keren…” gumam Junmyeon sambil menatap namja berambut blonde itu.

“Huh?” Yifan segera menatap Junmyeon begitu mendengar suara lembut itu.

“Kau keren.” Ujar Junmyeon sambil  kembali mengacungkan jempolnya.

“Aku sudah tahu, itu memang faktanya.” Sahut Yifan narsis sambil menangkap ibu jari Junmyeon dengan tangannya. Membuat Junmyeon menatapnya bingung. Besar tangan mereka berbeda jauh. Tangan namja angelic itu jauh lebih kecil darinya. Dia tidak bisa membayangkan kalau namja itu baru saja mengalami insiden tertindih lemari. . Itu lemari yang penuh dengan buku-buku.

Apa gunanya kalau dia itu handsome, hebat bermain basket, tinggi, keren, dan bisa memasak, tapi ternyata tidak bisa menjaga orang yang disayanginya?

Big and cold.” Ujar Junmyeon ketika dia berusaha menyamakan telapak tangannya dengan Yifan. Namja tinggi yang tadinya sibuk dengan pikirannya itu menatap kearah tangannya. “Kau tahu, ada yang bilang kalau orang dengan tangan yang dingin itu memiliki hati yang hangat.”

“Bagaimana menurutmu, apakah itu benar?”

“Menurutku… itu benar.”

XoXo-XoXo-XoXo

Awal musim panas sudah mulai tiba, seragam sekolah Hanyang yang biasanya berlapis blazer sekarang hanya tampak dengan seragam putih saja. Musim panas memang cukup menyiksa. Panas dari matahari terasa begitu terik dan membuat berkeringat, meskipun demikian, para anggota klub olahraga tampak tetap bermain di jam istirahat itu.

“Suho-hyung~ aku sudah membelikanmu kimbab isi tuna dan hot cocoa,” ujar Kyungsoo muncul, membuyarkan kesibukan Junmyeon yang menatap keluar jendela kelas.

Gomawo Kyung~” ucap Junmyeon sambil tersenyum simpul.

Kyungsoo yang juga membeli makan siang yang dibawanya ke kelas itu tampak diam sesaat sambil menatap Junmyeon.

“Apa?” Tanya Junmyeon sambil membuka plastic pembungkus kimbab.

“Kupikir kau tidak akan masuk hari ini. kau tahukan, luka kakimu bisa dijadikan alasan untuk absen.” Ujar Kyungsoo.

“Aku tidak tertarik untuk melakukan hal seperti itu,” komentar Junmyeon.

“Iya juga ya, soalnya Suho-hyung ya seperti ini ya,” pikir Kyungsoo, “Tapi aku penasaran…”

“Tentang?”

“Bagaimana kau bisa ke sekolah? Maksudku, kelas kita di lantai dua. Rasanya tidak mungkin kau menyeret kakimu sendiri sampai kesini, kan?”

“Ahh~ sedikit menyebalkan…” ucap Junmyeon. “Siwon-hyung bersikeras akan mengantar dan menjemputku setiap hari dengan mobilnya itu selama kakiku belum sembuh. Sudah begitu, apa kau tahu bagaimana pagi tadi, lagi-lagi dia menggendongku dipunggungnya menuju ke kelas. Syukurnya masih pagi dan belum ada siswa yang datang. Kalau tidak… ini akan tampak sangat memalukan. Diperlakukan seperti anak tk.”

Kyungsoo tampak membayangkan penjelasan panjang lebar dari Junmyeon, “Aku bisa membayangkannya.”

“Tolong jangan dibayangkan,” ujar Junmyeon kemudian.

“Oh, baiklah.” Ujar Kyungsoo sambil meminum jus kotak yang dibelinya.

Yo! Everybody~” seru Chanyeol tiba-tiba muncul dari balik pintu, “Wuahh, apa ini, hanya ada kalian berdua di kelas?”

“Anggaplah kami sedang kencan,” ujar Kyungsoo setengah bercanda.

“Mau bagaimana lagi? Dengan kaki seperti ini, kau berharap aku pergi ke kantin, Yeol?” Tanya Junmyeon.

“Huahaha, sebenarnya… aku membayangkan kau di gendong seperti kemarin.” Ujar Chanyeol.

“Saat kakiku sembuh, aku akan menendangmu.”

“Jangan begitu hyung~ aku hanya bercanda~” ucap Chanyeol menghambur kearah Junmyeon dan memeluknya dari belakang, memohon maaf.

“Mumpung ada semua anggota, tugas kelompok kita dari Park-ssaem bagaimana? Sepertinya masih membutuhkan referensi buku perpustakaan.” Ucap Kyungsoo sambil menyuap kimbab isi crabstick miliknya. Chanyeol yang tampak tergoda dengan kimbab itu tampak menunjuk-nunjuk ke arah mulutnya, berharap diberi gratis. Dan karena pada dasarnya Kyungsoo adalah orang yang baik, dia menyodorkan sepotong kimbab ke mulut Chanyeol masih dengan tatapan minta jawaban.

“Bagaimana kalau nanti mengerjakan di rumah Kyungsoo?” Tanya Chanyeol sambil mengunyah kimbab pemberian Kyungsoo sesudah berucap terima kasih.

“Aku tidak masalah tentang hal itu, aku bisa mengabari kakakku agar menjemput kita nanti. Jadi kita tidak perlu susah payah jalan kaki, yaah, mengenang kaki Suho-hyung juga sih.”

“Aku tidak ingin merepotkan kakakmu, biar aku hubungi Siwon-hyung saja untuk menjemput kita.”

No, no, tidak apa hyung. Hyung-ku memang berniat menjemputku hari ini, jadi sekalian saja kita mengerjakan tugas kelompok di rumahku. Kau beritahu Siwon-hyung saja agar menjemputmu ke rumahku nantinya.” Sahut Kyungsoo.

“Baiklah, aku setuju saja.” Ujar Chanyeol, “Oh ya, karena referensi buku masih kurang, bagaimana kalau sekarang kita meminjam bukunya ke perpustakaan?”

“Baiklah, aku akan menemanimu,” ucap Kyungsoo segera menghabiskan kimbabnya, dia kemudian bangkit dari kursinya, “Suho-hyung, tunggu ya, kami akan segera kembali.”

Nde,” ujar Junmyeon sambil mengangguk. Kedua temannya itu kemudian keluar dari kelas, menyisakan Junmyeon sendirian diruangan kelas itu.

“Chanyeol~” tampak sesosok melongok dari pintu kelas, Junmyeon segera menoleh. “Ah, Baekkie.” Sapanya ramah.

“Suho-hyung… Chanyeol tidak ada yaa?” Tanya Baekhyun sambil berjalan menghampiri Junmyeon yang sendirian.

“Dia ke perpustakaan bersama Kyungsoo, mencari buku untuk tugas kelompok kami.” Jawab Junmyeon.

“Hee~ begitu~” ucap Baekhyun lambat. Namja bermata sipit itu tampak duduk di kursi depan Junmyeon yang kosong, menatap kearah Junmyeon dengan tatapan intens. Jumyeon yang masih dalam tahap menghabiskan makan siangnya melirik Baekhyun.

Waeyo?”

“Hm…” Baekhyun menggeleng.

“Ah… kau mau ini?” ujar Junmyeon sambil menunjuk kimbab miliknya.

Baekhyun kembali menggeleng.

“Ambil saja, tidak apa-apa kok.”

Baekhyun mengalihkan pandangannya beberapa saat dari wajah Junmyeon dan mengambil sepotong kimbab isi tuna itu. Kemudian dia kembali menatap Junmyeon sambil mengunyah kimbab itu.

Junmyeon mengerutkan alisnya, “Ada sesuatu di wajahku?”

Baekhyun kali ini mengangguk.

“Jinjja?” Junmyeon memastikan, “Dimana? Apa? Ada apa diwajahku?”

“Senyum yang indah dan ramah, juga manis. Pantas saja banyak yang menyukaimu, ” Ucap Baekhyun.

“Huh?” Junmyeon tampak bingung.

 “Kepribadian yang bagus, pintar, memiliki hati yang hangat dan baik like an angel dan banyak hal lainnya yang bisa dibanggakan darimu, Suho-hyung. ”

‘Chanyeol pasti akan sangat beruntung kalau bisa memilikimu…’

‘Tapi, tapi, aku merasa kau terlalu perfect untuknya…’

“Hah? Like an angel? Kamu bicara apa sih Baekkie?”

“Aku sedang memujimu hyung.”

“Untuk apa melakukan hal itu?”

“Tidak apa-apa…”

“Kalau begitu, haruskah aku juga memujimu?” Junmyeon tersenyum simpul, “Baekkie itu… moodmaker, ceria, memiliki wajah imut juga senyum yang cute, hebat hapkido, mudah bergaul, easy going, diva-nya Hanyang High School karena suaranya sangaaattt bagus.”

“Ahh, aku tidak sehebat itu,” gumam Baekhyun.

Junmyeon tersenyum melihat ekspresi Baekhyun yang tampak tersanjung dengan ucapannya.

“Tapi meskipun mengatakan banyak hal bagus seperti ini, Baekkie dan aku juga tetap memiliki banyak kekurangan bukan? Like an angel itu terlalu berlebihan untukku.”

Baekhyun mengangguk pelan sambil mengerucutkan bibirnya, Junmyeon menusuk gemas pipi Baekhyun dengan telunjuknya.

“Bukankah percuma kalau kita disukai seseorang karena hal-hal yang bagus saja. Menurutku lebih baik ketika seseorang melihat kekurangan kita, tapi dia masih tetap menerima dan menyukai kita. Bukankah begitu?”

“Sepertinya begitu ya,” ucap Baekhyun mengiyakan. “Yang tetap menyukai kita apa adanya…”

“Kupikir begitu, bagaimana menurutmu?” Junmyeon menumpu dagunya dengan tangan kanan sambil tersenyum, membuat matanya membentuk bulan sabit.

Baekhyun tersenyum lembut, “Kau apa adanya pun begitu mempesona, hyung.”

“Wah, rayuan dalam rangka apa itu?” ucap Kyungsoo masuk ke kelas dengan beberapa buku di tangannya, diiringi oleh Chanyeol dibelakangnya.

“Aku tidak sedang merayu,” sahut Baekhyun, mata sipitnya mengarah pada Chanyeol.

Yo~” sapa Chanyeol sambil mengangkat tangan kanannya pada Baekhyun. Namja pencinta eyeliner itu segera berdiri, dan menghambur kearah Chanyeol.

Kyungsoo hanya memutar bola matanya sambil bergumam pelan, “Seperti orang pacaran saja, kenapa tidak pacaran sekalian saja coba.”

“Yeol~ Yeol~ Yeol~ pulang sekolah ini aku ke rumahmu yaa~” ucap Baekhyun sambil memeluk Chanyeol dari belakang.

“Heh?” Chanyeol menoleh ke belakangnya, “Tapi hari ini aku mau mengerjakan tugas kelompok dengan Kyungsoo dan Suho-hyung di rumah Kyungsoo.”

“Eh…” Baekhyun tampak kecewa. “Padahal aku mau main…”

“Ya sudah, ikut ke rumahku saja,” ucap Kyungsoo.

“Ke rumah Kyungsoo?” Baekhyun tampak berpikir sejenak.

Kyungsoo mengangguk, “Iya, membantu kami mengerjakan tugas dari Park-ssaem.”

Baekhyun bersungut sambil melipat kedua tangannya, “Memangnya aku mau?”

“Kalau dia ikut, tugas kita tidak akan selesai-selesai, yang ada kita malah main-main,” ujar Chanyeol, “Dia kan berisik.” Ucapnya sambil menunjuk kepala Baekhyun.

“Seperti kamu tidak berisik saja,” komentar Junmyeon.

“Tapi dia lebih parah hyung,” Chanyeol tampak membela dirinya.

“Kau juga sama saja dengan diriku, Yeol.” Cibir Baekhyun.

“Jadi bagaimana?” Tanya Kyungsoo ditengah pertikaian itu.

Mereka mengarahkan pandangan pada Baekhyun.

XoXo-XoXo-XoXo

“Geser, geser, sesak nih,” komentar Baekhyun.

“Aku juga merasa terjepit…” komentar Yifan diantara Junmyeon dan Baekhyun.

“Aaah! Kakiku, kalian membuat kakiku terjepit!” pekik Junmyeon.

“Ya ampun…” ucap Seungsoo—kakak Kyungsoo sambil menggeleng pelan karena tingkah teman-teman Kyungsoo yang rada-rada absurd.

Kyungsoo menoleh ke belakang dari depan kursi, menatap Junmyeon-Yifan-Baekhyun-Chanyeol, “Kenapa kalian berempat duduk ditengah semua? Di belakang tempat Lay-hyung berada kan masih kosong.”

Yixing yang disebutkan namanya tampak duduk tenang di belakang. Tersenyum dengan tampang polos.

“Tapi aku mau duduk disini,” ucap Baekhyun sambil melirik Yifan.

“Aku suka duduk di kursi bagian kedua!” seru Chanyeol.

“Aku sudah duduk dari awal disini,” komentar Junmyeon.

“Aku sudah merasa tepat duduk disini.” sahut Yifan kalem.

Kyungsoo menghela napas, “Suho-hyung, kau duduk di depan sini saja. Aku takut kakimu akan jadi tambah parah nantinya. Dan kalian…” Kyungsoo mengarahkan pandangannya pada teman yang lainnya. “Mari kita atur tempat duduk dengan baik.”

Seungsoo tampak mengobrol dengan Junmyeon di depan kursi penumpang sambil menyetir, sementara itu di kursi penumpang kedua ada Lay, Kyungsoo dan Baekhyun, lalu di kursi penumpang ketiga ada Chanyeol dan Yifan. Kenapa jadi acak begini? Karena Kyungsoo bilang Chanyeol dan Yifan terlalu tinggi, jadi mereka cocok duduk di belakang.

“Ngomong-ngomong, kenapa Kris-hyung dan Lay-hyung juga ikut?” Tanya Baekhyun heran. Rasanya saat jam istirahat tadi mereka berdua tidak terlibat hal ini.

“Karena Kyungsoo mengajakku,” sahut Yixing polos. “Aku kan belum pernah ke rumah Kyungsoo. Dan ini pertama kalinya aku pergi ke rumah seorang teman…”

“Lalu Kris-hyung?”

Yifan yang sedari tadi melihat keluar kaca mobil menoleh, “Karena aku ingin tahu rumah Kyungsoo,”

“Ahh… begitu…”

Ruang tamu rumah Kyungsoo bernuansa putih biru, tampak begitu nyaman dan luas. Ada beberapa anak remaja berseragam yang berada disana, Kyungsoo yang tampak membaca buku untuk mencari bahan yang kelompok mereka perlukan, Chanyeol yang sibuk dengan Junmyeon karena membahas materi, Baekhyun yang duduk di samping murid baru tampak sedang menyanyi tidak jelas sambil sesekali melirik Yifan dan Chanyeol, Yixing yang sedang memakan cookies handmade yang sudah disediakan Kyungsoo sambil menonton tivi tidak jauh dari mereka, dan Yifan yang sedang duduk di sofa, membaca majalah dengan tatapan yang kadang mengarah kearah Junmyeon.

“Hyung, menurutku kutipan itu tidak usah dimasukkan,” komentar Chanyeol sambil menunjuk ke layar Laptop yag dipakai Junmyeon mengetik.

“Oh, baiklah.” Sahut Junmyeon sambil menghapusnya.

“Yang dibuku ini sepertinya sesuai,” lanjut Chanyeol lagi sambil mengarahkan buku ditangannya kepada Junmyeon.

“Yang mana?” Junmyeon mendekatkan tubuhnya pada Chanyeol.

Igo…” ujar Chanyeol sambil menunjukkan paragraph yang dimaksud kepada Junmyeon.

Junmyeon mengarahkan matanya kearah telunjuk namja disampingnya itu dan mengangguk, “Iya itu bagus, tolong ejakan.”

“Baiklah,”

Chanyeol tampak membacakan sambil memperhatikan gerakan tangan Junmyeon yang mengetikkan kalimat itu dengan serius. Mereka mengerjakannya dengan serius. Seakan dunia adalah milik mereka berdua. Haha. Sepertinya ada yang salah dengan hal itu.

Chanyeol dan Junmyeon begitu dekat sekarang, dan itu membuat Baekhyun mengerucutkan bibirnya tanpa sadar, namja cute itu kemudian mengarahkan pandangan pada Yifan. Baekhyun tampak menyadari kemana arah pandangan namja yang dikaguminya itu.

Tatapan seperti itu… mengarah pada Chanyeol?! Tidak, tidak, tentu saja tidak. Baekhyun menggelengkan kepalanya, bukan pada Chanyeol, tatapan Yifan itu jelas-jelas mengarah pada Junmyeon.

Kenapa Yifan menatap seperti itu pada Junmyeon?

Tampak Junmyeon tiba-tiba menoleh pada Yifan dan tersenyum dengan lembut diantara kesibukannya mengetik.

Kenapa mereka saling menatap seperti itu?

Apakah mereka saling menyukai satu sama lain?

Apa Junmyeon tidak tahu kalau Chanyeol menyukainya? Hati Chanyeol tentu akan sakit kalau tahu cintanya bertepuk sebelah tangan pada Junmyeon kan?

Baekhyun tersadar, kenapa dia malah memikirkan perasaan Chanyeol, bukannya perasaannya sendiri. Padahal bukankah dirinya menyukai Yifan? Berarti perasaannya bertepuk sebelah tangan bukan? Tapi kenapa dia malah lebih memikirkan perasaan Chanyeol dibandingkan perasaannya sendiri?

Ini aneh…

Mata bulat Kyungsoo mengarah pada jam dinding, “Sudah jam segini, lapar tidak? Mau aku buatkan kalian sesuatu?”

“Ah, ya, bikin Kimchi Spaghetti!” seru Chanyeol bersemangat. “Aku sangat sukaaa spaghetti buatan Kyungsoo~”

“Baiklah,” sahut Kyungsoo sambil bangkit dari posisi duduknya. “Tapi harus beli bahan-bahannya dulu, ada yang mau bantu beli ke minimarket?”

“Aku mau!” Yixing langsung mengangkat tangannya.

“Sementara kami pergi ke minimarket, Chanyeol tolong kupas bawang ya, kau tahu letak lemarinya kan.” Ujar Kyungsoo sambil menatap Chanyeol.

Chanyeol hanya mengacungkan ibu jarinya.

 “Aku bisa bantu mengupasnya,” ujar Junmyeon berniat bangkit dari sofa.

“Biar aku dan Chanyeol yang mengurus hal itu,” cegah Yifan.

 “Apa tidak ada hal yang bisa kukerjakan, hah?” protes Junmyeon.

“Ah ya, ada buah apel di kulkas, kalau mau, kau bisa mengupasnya Suho-hyung. Orang sakit perlu banyak makan buah.”

“Aku tidak sedang sakit yang seperti itu,” sahut Junmyeon cemberut.

Kyungsoo menatap kearah Yixing dan Baekhyun, “Ayo pergi kalau begitu, Lay-hyung, Baekkie,” ujar Kyungsoo kemudian.

“Eh? Aku juga?” Tanya Baekhyun yang tampak diseret Yixing dengan semangat.

Minimarket hanya berjarak sekitar 300 meter dari rumah Kyungsoo, Yixing tampak memegang keranjang, mengikuti langkah Kyungsoo dari belakang, namja yang dia ikuti itu tampak sibuk memasukkan bahan-bahan ke keranjang.

“Spaghetti, kimchi, saus tomat, keju juga…”

“Coklat dan keripik kentang juga diperlukan!” seru Baekhyun tiba-tiba muncul sambil membawa cemilan itu.

“Oh, benar juga.” Ucap Yixing setuju.

“Jangan terlalu banyak beli cemilan lho,” ujar Kyungsoo mengingatkan.

“Wah, ada rumput laut kering, melihat ini mengingatkanku pada Suho-hyung,” ucap Baekhyun.

Waeyo?” Tanya Yixing.

“Karena Suho-hyung suka sushi.” Sahut Baekhyun.

“Ahh…” Yixing mengangguk paham.

“Bisa juga sih kalau mau membuat sushi, mumpung disini, tinggal membeli bahan isinya.” Ucap Kyungsoo.

“Jangan ada timun, aku tidak suka.” Ujar Baekhyun.

“Ya, ya, aku tahu.” Sahut Kyungsoo sambil memasukkan beberapa nori. “Tapi kita memerlukan nasi…” ucap Kyungsoo kemudian.

“Ahh, aku akan mengirim pesan pada Suho-ssi agar memasak nasi, dirumahmu ada beras kan, Kyung?” Tanya Yixing sambil meraih ponsel disakunya.

“Hm, di lemari kiri atas. Itu ide bagus, tolong ya, Lay-hyung.”

“Ok,” Yixing tampak menuliskan pesan dengan cepat.

Baekhyun tampak berpikir sejenak, ‘Oh iya ya, ada Kris, Junmyeon dan Chanyeol di rumah Kyungsoo… hanya mereka bertiga, apa tidak apa? Kan kasihan Chanyeol…’

“Apa… Kris -hyung dan Suho-hyung itu saling menyukai ya?” Tanya Baekhyun tiba-tiba pada kedua temannya itu. Kyungsoo dan Yixing segera menoleh.

“Aku tidak begitu tahu tentang hal itu,” ucap Kyungsoo jujur, “Tapi setahuku mereka memang dekat.”

Yixing terdiam selama beberapa saat, “Ah… mungkin begitu ya… jadi Suho-ssi menyukai Kris-ssi…” Ujar Yixing sambil mengambil benda yang ada di rak minimarket secara random. “Suho-ssi… sayang sekali… apa aku tidak ada harapan denganmu?” gumamnya pelan.

Baekhyun tampak terkejut, ‘Lay-hyung juga menyukai Suho-hyung sama seperti Chanyeol?!’

“Bukankah mereka cocok?” ujar Kyungsoo sambil menepuk tangannya antusias, kemudian dia menatap Baekhyun, “Kenapa kau menanyakan hal seperti itu, Baekkie?” Tanya Kyungsoo heran sambil sibuk mengambil beberapa bahan lainnya.

“Ahh… bukan karena apa-apa! Hanya saja aku melihat mereka tadi sangat akrab dan dekat. Seperti ada chemistry.” ujar Baekhyun.

‘Sepertinya Chanyeol sudah tahu hal ini ya… makanya dia tampak suram akhir-akhir ini karena hatinya sakit dan dia masih bisa bersikap seceria itu dihadapan orang yang disukainya. Apa ini yang dirahasiakan Chanyeol ya? Dia tidak ingin aku sedih karena Kris-hyung menyukai Suho-hyung? Sepertinya aku perlu menghibur Chanyeol… Tunggu dulu! Kenapa aku tidak merasa sedih sama sekali tentang Kris-hyung? Apa karena aku terlalu memikirkan perasaan Chanyeol?’

Chemistry? Seperti kau dengan Chanyeol begitu?” Tanya Kyungsoo memastikan.

“Hah? Apa? Aku dan Chanyeol? Kami tidak memiliki chemistry yang seperti itu,” bantah Baekhyun. “Benarkan…?” lanjutnya pelan.

‘Memangnya aku ada semacam chemistry dengan Chanyeol? Maksudnya aku cocok dengan Chanyeol begitu? A—apa yang kau pikirkan Baekhyun! Kau dan Chanyeol itu best friend forever! Jangan berpikir macam-macam.’

“…kie, Baekkie!” seru Kyungsoo.

“Y—ya?” Baekhyun tersadar.

“Ini sudah semua, ayo ke kasir.” Ajak Kyungsoo. Baekhyun segera menyusul langkah Kyungsoo.

Yixing menghela napas sambil meletakkan tangan kanannya di depan dada. “Tidak apa-apa Yixing. Kau tidak apa-apa. Kau akan baik-baik saja…” gumamnya pelan pada dirinya sendiri.

XoXo-XoXo-XoXo

Chapter VII

XoXo-XoXo-XoXo

Kapuas Timur, 12/01/2015

repost: 09/07/2018

-Kiriya-

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Sweet_cheesecake
#1
Chapter 10: Nah lho hayoo ada yang bakal dimarahin mama habis ini wkkk
Makasi updateannyaa~
Krisho_daughter #2
Chapter 10: Next juseyooo
Krisho_daughter #3
Chapter 8: Akhirnya update ?
Sky_Wings
#4
>_< ♡
BabyBugsy
#5
Chapter 5: Waduh ternyata ini lbh dr sekedar cinta segitiga tp segi lima wkwkwkkwk.. Kira kira siapa nih ya mau nyatain duluan? Ayo dong kriss ngmng dulu sama suho. You are the real prince cool man bro hahahhaa.. Dont be a coward. Fighting!!!
BabyBugsy
#6
Chapter 4: Kyaaaa junmyeon tingkahnya emng ajaib banget dah hahahhaa.. Heemm kekny seru kalau lay sma kris terlibat cinta segita dg junmyeon wkwkkwkwkw..
Makin sweet ajah nih kriss
BabyBugsy
#7
Chapter 3: Aigoo fighting tao... Pengen lihat tao makin deket sama junmyeon sebenernya. Pasti gemesin kalau dia nempel mulu sama jumnmyeon hahahhaha
Mereka ga buli tao kn?? Fighting baby taoo
BabyBugsy
#8
Chapter 2: Haahaha kencan di pagi buta pada hari minggu. Otu terasa menyenangkan hahahhaa..
Cieee kris..
BabyBugsy
#9
Chapter 1: I love it. Gemesin lhat mereka berdua kenalan.. Wkwkkwkwk si dingin kris ternyatabisa senyambung itu kalau ngmng sama suho yg bawel ^^~
ihc_ocohc #10
Chapter 4: Makin manis aja hubungan krishonya, semoga cepet jadian ya kalian berdua <3
Btw kalo ada scene sulay, please lay aja yg jadi semenya hehe