chapter 4

Another Angel

Summary: [Krisho] Sedikit aneh, Chanyeol adalah fanboy 2ne1, sedangkan Baekhyun adalah fanboy Girl’s Generation, kenapa bisa nyambung begitu?/Aku diajak teman sekelasku, Sehun dan Kai kesini. Lalu Kai mengajak kakak sepupunya, yang mengejutkan, ternyata kakak sepupu Kai adalah Suho-ge. Lalu ternyata teman yang diajak Sehun adalah teman satu sekolahnya Suho-ge yang berarti juga adalah teman-teman Kris-ge!/AU, BL, OOC. Mind to RnR?

XoXo-XoXo-XoXo

Another Angel © Kirea

XoXo-XoXo-XoXo

Ada beberapa murid yang mengacungkan tangan untuk bertanya pada Tao begitu dia selesai memperkenalkan dirinya, Shin-ssaem menghela napas dan hanya memperbolehkan beberapa dari mereka untuk bertanya karena sekarang sudah waktunya belajar.

“Aku, aku, aku!” seru Kai sambil mengangkat tangannya dengan tinggi. “Aku ingin bertanyaa~”

Shin-ssaem lagi-lagi menghela napas, “Jongin-ssi, apa yang ingin kau tanyakan pada Zitao-ssi?”

“Tao~ Apa lingkaran hitam di matamu itu karena kau kurang tidur?” Tanya Kai.

Aniyo, mataku sudah begini semenjak kecil,” sahut Tao.

“Apa makanan favoritmu?”

“Kau ingin masuk klub apa?”

“Karena kau tinggi, ayo ikut klub basket!”

“Sudah, sudah, pertanyaannya cukup sampai disini, kalau kalian berniat mengulur waktu, ssaem akan memberikan banyak pekerjaan rumah pada kalian.”

“Huuu!” terdengar nada protes hampir dari seluruh kelas, tapi diabaikan oleh Shin-ssaem.

“Tao-ssi, kau bisa duduk di samping Oh Sehun-ssi.”

Namja berambut pirang yang disebut namanya itu mengangkat tangan, dengan segera Tao berjalan menuju kursi kosong itu. Dia menghela napas lega. Setidaknya dia sudah memperkenalkan dirinya dengan benar. Semoga dia tidak di-bully dan bisa memiliki banyak teman.

“Oh Sehun imnida. Kau belum punya buku paket bukan? Ayo berbagi denganku.” Sehun mengenalkan dirinya pada Tao, mereka saling bersalaman dengan Tao yang mengiyakan tawaran namja berkulit putih pucat itu.

“Hei, aku Kim Jongin, tapi kau bisa memanggilku Kai. Mari berteman! Kalau tertarik, ayo masuk klub dance.” ucap Kai.

Nde, panggil saja aku Tao.” Namja bermata panda itu tersenyum, sepertinya dia sudah dapat dua orang teman.

Waktu berlalu dengan cepat bagi Tao. Jongin dan Sehun adalah teman yang seru menurut Tao, walaupun dia masih kesusahan dengan bahasa Korea, teman-teman di kelasnya cukup baik padanya. Seandainya saja semua orang bisa sebaik ini, yang namanya korban pembully-an pasti tidak ada.

“Hei, mau ikut mampir ke café Moonlight tidak? Bubble tea disana sangat enak lho~” Sehun berucap dengan nada penuh semangat. Tao baru tahu kalau Sehun lebih muda darinya dan juga memiliki banyak aegyo seperti dirinya padahal kalau dilihat dari luar, wajah Sehun itu tampak datar, pendiam dan serius. Salah satu perbedaan mereka adalah Tao menyukai kopi Starbuck, dan itu membuat Kai bertanya, ‘Apa kau yakin mata pandamu itu tidak tercipta karena kau terlalu sering minum kopi Starbuck?’ sedangkan Sehun sangat suka Bubble tea. Seperti dia tidak bisa hidup tanpa bubble tea satu hari pun.

“Ide bagus, akan lebih bagus kalau kau traktir,” komentar Kai.

Sehun mencibir kepada Kai, “Kau kan punya uang saku sendiri. Beli sendiri. Siapa kamu siapa aku. Pacar juga bukan.”

“Jangan begitu tuan muda Oh~ Kita kan teman bro temaan~” sahut Kai.

Tao menoleh pada Jongin—atau biasa juga dipanggil Kai—atau Kkamjong, dia juga lebih muda darinya tapi tidak pandai ber-aegyo, dan dia adalah salah satu anggota klub dance di sekolah, dia memiliki kulit yang lebih gelap dibandingkan yang lain. Sedari tadi dia menawari Tao untuk ikut klub dance, tapi Tao bilang dia lebih tertarik dengan klub atletik karena dia ingin ikut ekskul yang ada wushu dan martial arts.

“Disana ada kopi Starbuck tidak?”

“Tentu saja ada. Itu kan café. Ah, aku akan mengajak Xiumin-hyung. Dia juga menyukai kopi sama sepertimu. Luhan-hyung juga harus diajak, dia sama sepertiku, menyukai bubble tea!”

“Kata siapa? Luhan-hyung itu penggemar kopi, tapi kau selalu membelikannya bubble tea.” Sahut Kai.

Sehun hanya memeletkan lidahnya pada Kai. “Luhan-hyung kan sayang padaku~”

“Kalau begitu aku akan mengajak kakak sepupuku!” seru Kai bersemangat, mengabaikan tingkah Sehun padanya. Dia meraih ponsel dikantongnya dan mengirim pesan.

“Aku boleh mengajak hyung-ku juga tidak?” Tanya Tao.

“Tentu saja, semakin ramai akan semakin seru.” Sahut Sehun sambil berpikir untuk mengirimkan pesan pada Xiumin dan Luhan.

From: Kai Kkamjong

Suho hyung, let’s meet at Moonlight cafee sepulang sekolah :D

Junmyeon meraih ponselnya yang bergetar dari sakunya, membuat dia berhenti dari kegiatannya sejenak. Dia sedang mengobrol dengan teman-temannya yang ternyata anggota klub vocal semua (Kyungsoo, Baekhyun dan Chen). Sepertinya Junmyeon tampak cukup tertarik untuk ikut klub vocal.

“Suara Suho-hyung cukup bagus, pasti bisa masuk.” Ucap Chen. “Walaupun ekspresimu saat nyanyi agak jelek sih.” Ucapnya kemudian membuat Junmyeon cemberut padanya selama beberapa saat.

“Ahh…” Junmyeon diam sejenak sambil berpikir.

“Kenapa hyung? Baru sadar kalau ekspresimu memang jelek?” Tanya Chen heran.

“Bukaaan! Jongin mengajakku ke café Moonlight sepulang sekolah. Kalian mau ikut?” matanya mengarah pada ketiga temannya itu.

“Kita tidak ada kegiatan klub hari ini,” ucap Kyungsoo.

“Berarti kita bisa ikut ke sana!” seru Baekhyun. “Ah, aku harus mengajak Chanyeol.” Ucapnya lagi sambil mengetikkan pesan pada Chanyeol.

“Baiklah, sepulang sekolah ayo ke sana!”

Yifan tampak sedang mencuci wajahnya di wastafel ketika mendapati ponselnya bergetar. Sementara Chanyeol sedang menyapu wajahnya dengan handuk.

From: Taozi

Kris-ge, aku diajak temanku ke Moonlight café. Ayo bertemu disana agar bisa kukenalkan dengan teman baruku.

“Moonlight café? Dimana?” Yifan mengarahkan pandangannya pada Chanyeol.

“Kau tidak tahu?”

“Aku sering dengar, tapi belum pernah kesana.” Jelas Yifan.

Aku bisa mengantarmu, hyung.” Ucap Chanyeol menawarkan bantuan.

From: Baekkie

Yeol~ ayo ke Moonlight Café sepulang sekolah ;)

“Oke, sepulang sekolah antarkan aku kesana, bro.”

“Tentu saja, Kris-hyung. Ini kebetulan sekali,” ucap Chanyeol setelah membaca pesan masuk di ponselnya.

From: Sehun

To: Luhan-hyung

To: Xiumin-hyung

Ayo minum Bubble tea bersama di Moonlight café sepulang sekolah~ bbuing bbuing~

“Kau dapat pesan dari Sehun?” Tanya Xiumin sambil menoleh ke kursi di belakangnya, tepatnya kepada Luhan.

“Iya, dapat. Bagaimana? Bisa tidak?” Luhan balas bertanya.

“Kenapa tidak, tiba-tiba aku sangat ingin minum kopi americano~” sahut Xiumin.

“Aku juga. Tapi aku yakin Sehun akan membelikanku bubble tea seperti biasa. Oke, sepulang sekolah.”

Sepulang sekolah di Moonlight café.

“Kopi… bubble tea… aku harus memilih yang mana…” seorang namja ber-dimple di pipinya itu tampak serius menatap menu.

Setelah berpikir beberapa saat, “Satu Espresso dan pancake rasa cokelat,” ucapnya kemudian sambil duduk di salahsatu kursi yang memanjang itu. Sembari menunggu minumannya, dia mengedarkan pandangan dengan tangan telipat diatas meja, “Wahh, Seoul~” dia menarik napas perlahan.

“Katanya sepulang sekolah, tapi kenapa mereka belum datang?” gumam Junmyeon  sambil duduk di ujung kursi panjang, dekat dengan namja ber-dimple .

“Mungkin Kai bermain pump dulu di game center. Kau tahu betapa dia suka melakukan hal itu kan?” ucap Kyungsoo sambil duduk disamping Junmyeon, dia kemudian meraih buku menu.

“Kebiasaan deh, anak itu selalu ngaret.” Gumam Junmyeon.

“Aku mau ke toilet dulu!” seru Chen.

“Aku ikuuut!” Baekhyun menyusul Chen yang telah kabur terlebih dahulu.

“Ini pesanannya,” Sebuah Espresso diletakkan di hadapan namja berdimple itu oleh pelayan. Namja yang tampak manis dengan dimple-nya itu bernama Zhang Yi Xing. Tapi sudah terbiasa dipanggil Lay. Dia berasal dari China.

“Ah, khamsa hamnida…” ucap Yixing kemudian, bersiap untuk meminum espressonya. Tapi Junmyeon yang duduk disampingnya tidak sengaja menyenggol gelasnya, membuat isinya tumpah. Yixing speechless.

“Ah… Maafkan aku,” pekik Junmyeon sambil mengambil tisu dengan segera, membersihkan tumpahan kopi yang ada di meja Yixing.

“Tidak apa-apa…” ucap Yixing tenang.

“Ah, ini salahku. Aku akan mengantinya!” ucap Junmyeon tegas.

“Tidak usah…” Yixing belum selesai berucap.

“Nama minumanmu ini apa?” Tanya Junmyeon pada Yixing.

“Espresso…” Yixing baru saja akan melanjutkan ucapannya.

Hyung, satu Espresso baru untuknya dan satu bubble tea rasa coklat.” Ucap Junmyeon kemudian kepada pelayan. Pelayan itu tersenyum pada Junmyeon dan memintanya untuk menunggu sebentar, sepertinya Junmyeon sering datang kemari. Jadi dia cukup dikenal oleh pegawai café.

“Aku akan memesan es krim vanilla saja terlebih dulu, oh ya, parfait ini juga sepertinya enak… atau aku memesan cheese cake juga ya…” ucap Kyungsoo masih fokus dengan list menu. Bibir berbentuk heart lips-nya sesekali ikut mendendangkan lagu yang sedang dimainkan di café itu. Picture of you –DBSK. Serius sekali. Seperti ada aura yang mengatakan, ‘jangan mendekatiku,’ di sekeliling Kyungsoo. Junmyeon yang tampak menyadari aura milik Kyungsoo hanya bisa menghela napas.

Junmyeon kembali menoleh pada namja ber-dimple disampingnya, “Maaf ya. Aku malah terlebih dulu menanyakan nama minumanmu dibanding namamu. Namaku Kim Junmyeon. Tapi kau bisa memanggilku Suho. Salam kenal. Siapa namamu?” Dia mengulurkan tangannya pada Yixing.

“Zhang Yixing. Tapi kau bisa memanggilku Lay. Aku dari China.” Yixing balas menyambut uluran tangan Junmyeon.

“Wuahh… China?” Tanya Junmyeon meyakinkan. Sejauh ini dia sudah mengenal tiga orang China. Luhan, Yifan, dan Tao. Sekarang bertambah lagi.

“Tepatnya di Changsa.”

“Tetap saja aku tidak tahu itu dimana…” ucap Junmyeon sambil menggaruk kepalanya pelan.

I’m Changsa little prince,” ucap Yixing sambil tersenyum.

“Silakan…” tampak seorang pelayan meletakkan espresso dan bubble tea dihadapan Yixing dan Junmyeon. Dengan segera Yixing mencoba espresso yang tadi gagal dinikmatinya, membuat Junmyeon terkekeh kecil karena ekpresi yang ditunjukkan oleh Yixing. Junmyeonpun ikut menyeruput bubble tea miliknya.

“Oh, kalian juga kemari.” Terdengar sapaan dari Xiumin.

“Aku yakin Sehun dan Kai yang mengirim pesan untuk datang kemari.” Ucap Luhan sambil duduk.

“Iya, begitulah,” ucap Kyungsoo sambil menyendok es krimnya yang sudah diantarkan. “Mereka punya sedikit waktu luang sekarang. Mereka sudah kelas tiga dan sebentar lagi akan ujian. Kita harus menyenangkan mereka sesekali.”

“Baik hati sekali, Kyung.” Komentar Junmyeon sambil menepuk bahu Kyungsoo yang duduk disebelahnya.

“Tapi mereka belum datang, parah sekali. Harusnya yang mengajak yang datang duluan.” Keluh Luhan.

“Mungkin mereka ke game center.” Tebak Xiumin.

“Tadi aku juga berpikir begitu, Umin-hyung.” Ucap Kyungsoo.

“Suho-hyuuung~” terdengar suara Kai dan Sehun yang berbarengan, membuat Junmyeon refleks menoleh. Kedua anak setingkat smp itu bersiap menghambur ke arahnya sambil merentangkan tangannya. Tapi Junmyeon mengabaikannya.

Kai memasang wajah melongo karena penolakan Junmyeon, dia mengeluarkan tatapan bingung. “Kenapa hyuung?”

Sementara Sehun memutar arah dan memeluk Luhan. “Luhan hyung, kenapa dengan Suho-hyung?”

Luhan hanya menggeleng sambil menyerahkan daftar menu pada Sehun, “Tidak tahu.”

“Kyungsoo~ aku salah apa pada Suho-hyung?” ratap Kai sambil memancarkan tatapan memelas pada Kyungsoo. Namja bermata bulat itu hanya menepuk bahu Jongin sambil berkata, “Dia sedang sensi sepertinya.”

“Tao?” ucap Junmyeon memastikan.

“Hai Suho-ge. Aku baru tahu kalau kau adalah kakak sepupu dari Kai.” Tao menghampiri Suho.

“Aku baru tahu kau berteman dengan Kai.”

“Ish, kalian berdua itu beruntung karena sudah mengenalku.” Sahut Kai.

Mereka berdua tertawa bersama karena Kai.

“Wah, banyak yang datang,” ucap Chen ketika melihat banyak orang yang dikenalnya memenuhi kursi bagian depan.

“Chanyeol belum datang,” keluh Baekhyun setelah mengedarkan pandangan dan tidak menemukan happy virus satu itu.

“Chen~ ayo kita memesan kopi dengan rasa terbaru ini,” ucap Xiumin bersemangat sambil melambaikan daftar menu pada Chen.

“Biarkan aku memilih dulu, Umin-hyung!” seru Chen kemudian.

Suasana café itu mulai terdengar ribut sekarang. Meskipun demikian, lagu Let it go—Demi Lovato tetap mengalun dengan indah di indera pendengaran.

“Baekkie~” seru Chanyeol ketika masuk kedalam café, membuat beberapa orang di café mengarahkan pandangan pada pintu café. Namja tinggi bertopi bulu motif kotak-kotak berwarna merah hitam itu merentangkan tangannya dengan mengedarkan pandangan ke setiap sudut ruangan café.

“Chanyeolie~” Baekhyun melambaikan tangannya, “Kesini, kesini!”

Yifan yang berada dibelakang Chanyeol dan melihat tingkah koplak Chanyeol hanya diam memasang wajah cool miliknya, ‘Tidak kenal. Tidak kenal.’  Ucapnya dalam hati.

“Ayo kita ke sana Kris-hyung.” Seru Chanyeol nyengir padanya sambil menarik tangan Yifan.

Yifan hanya bisa menghela napas. Oh, sekarang dia termasuk dalam kumpulan orang aneh. Dia mengikuti langkah Chanyeol yang menuju Baekhyun.

Sedikit aneh, Chanyeol adalah fanboy 2ne1, sedangkan Baekhyun adalah fanboy Girl’s Generation, kenapa bisa nyambung begitu?

‘Mungkin karena mereka sama-sama berisik. Atau karena sama-sama aneh.’ pikir Yifan.

Dia bertanya dan menjawab sendiri.

“Kris-ge!” Tao melambaikan tangannya pada Yifan, membuat pikiran namja berdarah China itu kembali.

“Aku diajak teman sekelasku, Sehun dan Kai kesini. Lalu Kai mengajak kakak sepupunya, dan yang mengejutkan, ternyata kakak sepupu Kai adalah Suho-ge!” ucap Tao bersemangat. “Lalu ternyata teman yang diajak Sehun adalah teman satu sekolahnya Suho-ge yang berarti juga adalah teman-teman Kris-ge!”

Yifan tampak mencoba memproses kata-kata yang diucapkan Tao dengan cepat. “Oh… begitu…”

“Ngomong-ngomong, setelah lulus akan melanjutkan kemana?” Tanya Luhan pada Sehun.

“Tentu saja menyusulmu, hyung~” seru Sehun masih memeluk Luhan.

“Kalau begitu kau harus lulus dengan nilai yang bagus,” Luhan mencubit hidung Sehun.

“Kalau Kai?” Tanya Kyungsoo.

Kai tampak berpikir sejenak, “Sekolah yang memiliki ekskul dance yang hebat.”

Chanyeol yang mendengar ucapan Kai langsung tertarik, “Dance? Kalau begitu ayo masuk di sekolah kami. Aku ikut klub Dance lho! Klub kami bahkan sudah pernah menang beberapa kali di pertandingan antar sekolah.”

“Benarkah?” Kai tampak ikut antusias.

“Ah~ aku juga ingin ikut klub dance!” Sehun mengangkat tangannya.

Xiumin mengirup aroma cofe latte yang dipesannya. “Rasanya aku sangat ingin magang menjadi barista di café ini.”

“Itu terdengar keren, Umin-hyung,” komentar Chen sambil membayangkan. “Kalau itu terjadi, aku akan sering datang untuk menikmati kopi buatanmu.”

Fried chicken~ siapa yang mau memesan fried chicken?” Tanya Kai sambil mengedarkan pandangan.

Hampir semua anak sekolahan itu mengangkat tangan, kecuali Yifan.

Chicken is not my style.” Ucap Yifan.

Tapi pada akhirnya dia ikut memakannya juga dan mengakui kelezatan Fried chicken!

Lagu yang dimainkan kembali berganti, G-Dragon—Crayon mulai terdengar di café.

Ini hari teramai dan berisik yang dimiliki oleh Yifan. Tapi ini tidak seburuk yang dipikirkannya. Ini cukup menyenangkan, asal tidak terjadi setiap hari. Pasti akan membosankan kalau setiap hari memakan fried chicken. Eh?

Meskipun demikian, ada seseorang yang tidak begitu peduli dengan suara berisik yang memenuhi café itu. Seperti memiliki dunia sendiri dia menikmati espresso dan pancake miliknya. Zhang Yi Xing.

XoXo-XoXo-XoXo

“Zhang Yi Xing… imnida.”

“Oh, Changsa’s boy!” seru Junmyeon.

Yixing sedikit terkejut ketika ada yang berkata seperti itu, kemudian dia mengenali orang itu. Orang yang ditemuinya beberapa waktu yang lalu disebuah café. Dia tersenyum pada Junmyeon, membuat lesung pipitnya terlihat dengan jelas dan membuatnya terlihat begitu manis ketika tersenyum.

I’m Changsa little prince,” Yixing membenarkan ucapan Junmyeon sebelumnya.

“Yixing adalah siswa pertukaran dari China, jadi bahasa Korea nya masih belum begitu fasih. Jadi ssaem harap kalian mau membantunya.”

Nde…

“Kau bisa duduk di samping Kris Wu. Dia bisa membantumu belajar bahasa Korea.”

Yifan segera mengangkat tangannya.

“Oh ya, Junmyeon, tolong ajak Yixing berkeliling nanti ya.”

Nde!”

Ahh, tugas ketua kelas.

“Seperti déjà vu ketika ada murid baru dari China,” ucap Chanyeol sambil mengelus dagunya. Mengingat tentang murid baru cakep yang dikerubungi banyak orang. Dan tadi hal seperti itu juga terjadi lagi.

Wae?” Tanya Yixing heran, dia menatap Chanyeol yang duduk di kursi di depannya.

“Beberapa waktu yang lalu juga ada murid dari China,” namja yang memakai topi berbentuk telinga anjing itu menunjuk Yifan. “Bedanya sih, kalau dia kemarin senyum dingin kayak es batu di kutub utara, kalau Lay-hyung senyumnya begitu manis dengan dimple itu.”

“Apa?” Tanya Yifan yang baru saja datang dari antrian membeli makan siang di kantin. Dia meletakkan nampan di meja dan kembali membantu Junmyeon yang membawa pesanan lainnya.

Mereka baru saja selesai mengajak Yixing berkeliling sekolah dan memutuskan untuk makan di kantin.

“Ah, tidak, tidak,” ucap Chanyeol kemudian. “Aku hanya sedikit nostalgia ke masa lalu.”

“Sok keren, bilang saja flashback,” ujar Yifan.

“Kau mau masuk klub apa Lay-hyung?”

“Um… dance? Aku suka dance.”

Chanyeol langsung heboh sendiri, menepuk tangannya lalu mengajak Yixing ber-high five secara sepihak, membuat Yixing heran meskipun begitu dia tetap membalas high five Chanyeol.

“Mari bergabung dengan klub dance kami.” Ucap Chanyeol sambil meraih tangan Yixing untuk bersalaman dengan formal.

“Tapi aku juga suka bermain musik, piano dan gitar.” Lanjut Yixing.

“Aku juga bisa bermain piano dan gitar! Dan juga nge-rap. Jadi ayo masuk klub dance.”

“Aku juga bisa nge-rap,” komentar Yifan sambil mengaduk Jjangmyeon miliknya.

“Chanyeol bersemangat sekali.” Gumam Junmyeon sambil menyeruput lemon tea ice miliknya.

“Mungkin dia kekurangan anggota klub,” sahut Yifan mulai menyuap Jjangmyeon miliknya.

“Kris –ssi ikut klub apa?” Tanya Yixing kemudian.

“Aku? Aku klub basket.” Sahut Yifan. “Tapi akhir-akhir ini aku berpikir untuk ikut klub seni juga.”

“Kalau Junmyeon-ssi?”

“Aku baru saja ikut klub vocal~”

“Ah,” Chanyeol berseru setelah menelan satu gigit dari roti melon miliknya, “Kita bisa berduet main gitar nantinya. Ngomong-ngomong kalau kau ingin masu klub dance, kabari aku ya Lay-hyung. Kau tetap harus ikut tes masuk. Aku mau main ke kelas Bacon dulu. Bye!”namja itu kabur dengan roti melonnya, sementara Yifan berseru, “Hei Chanyeol, kau harus mengganti uang pembelian roti itu dulu padaku!”

“Bacon?”

“Baekhyun, Byun Baekhyun. Teman masa kecilnya,” koreksi Junmyeon sambil mengambil kimbap miliknya dengan sumpit.

“Oh, Byun Baekhyun…”

“Iya, anak klub vocal sama sepertiku. Dia jago nada tinggi. Suaranya melengking tapi stabil. Anaknya terlalu ceria menjurus berisik, tapi cute.”

“Hei, aku duluan. Aku harus latihan basket, Luhan dan Xiumin sudah menerorku lewat sms,” ujar Yifan setelah menghabiskan Jjangmyeon miliknya dengan cepat. Dia kemudian berdiri sambil membawa soda kaleng miliknya.

“Selamat latihan,” seru Junmyeon, sementara Yixing melambaikan tangannya pada Yifan.

Yifan mengangguk dan meninggalkan murid baru itu dengan Junmyeon. Junmyeon dengan bersemangat menanyakan banyak hal pada Yixing tentang apa-apa saja yang disukai dan tidak disukainya. Yixing menjawab dengan pelan dan bahasa yang berantakan, tapi Junmyeon cukup sabar tentang hal itu. Yixing terlihat lucu saat berbahasa Korea tapi terlihat keren ketika bicara bahasa China dengan Yifan. Fakta yang mengejutkan bagi Junmyeon adalah, Yixing memiliki penyakit langka. Bleed disorder dan hemophilia. Awalnya Junmyeon kurang tahu tentang penyakit apa itu, kemudian dia mencarinya di internet. Ternyata itu penyakit yang cukup berbahaya!

“Kau harus berhati-hati Xing! Beritahu aku kalau kau kenapa-kenapa. Karena aku adalah ketua kelas.” Ujar Junmyeon dengan nada serius.

“Kau tidak perlu terlalu khawatir. Aku bisa menjaga diriku.” Yixing kembali tersenyum.

Ahhh~ lesung pipit itu… manis sekali…

“Baiklah, tapi jangan sungkan ya padaku.” Junmyeon ikut tersenyum.

 ‘‘Nde.” Yixing mengangguk, “Suho-ssi, kau punya senyum yang indah sekali.”

‘…dan kurasa aku sudah jatuh hati padamu.’  Lanjut Yixing dalam hati.

XoXo-XoXo-XoXo

Semua murid mulai keluar dari kelas dan pulang, begitu pula dengan Junmyeon yang sedang memasukkan buku terakhirnya ke dalam tas. Han-ssaem yang tampak masih di dalam kelas kemudian memanggilnya, “Junmyeon, sebelum pulang, tolong antarkan buku-buku ini ke kantor, tepat di meja saya.”

Tentu saja Han-ssaem mengenali Junmyeon, karena selain pintar, Junmyeon adalah ketua kelas.

Nde ssaem,” sahut Junmyeon kemudian sebelum Han-ssaem berlalu keluar kelas. Yifan yang tampak menunggu di depan pintu tampak melirik kearah Junmyeon yang mengangkat hampir tiga puluh enam buku paket pelajaran itu. Ternyata berat juga… masa iya harus bolak balik dua kali untuk mengantar buku ini. Junmyeon mem-poutkan bibirnya tanpa sadar karena memikirkan hal itu.

Yifan yang melihat namja pendek itu tampak kesulitan segera menghampirinya dan mengambil alih setengah lebih buku paket itu.

“Diantar kemana?”

“Ke ruangan Han-ssaem.” Ujar Junmyeon sambil nyengir.

“Ok, no problem,” Yifan mengangguk dan mengikuti langkah Junmyeon. Hahh, tumben Yifan pengertian gini.

“Setelahnya traktir aku Green tea latte,” ucap Yifan kemudian.

“Ahh, kamu ternyata tidak ikhlas nih niat ngebantuinnya.”

“Sekarang tidak ada yang gratis,” sahut Yifan.

“Iya juga sih…” ucap Junmyeon, “Sekalian makan mont blanc kayaknya ide bagus. Ayo ke Moonlight Café.”

“Dua Green tea latte, satu mont blanc dan satu cheese cake, please…” ucap Junmyeon ketika pelayan menghampiri mereka yang duduk di sudut ruangan dekat jendela kaca. Dia menunjuk menu yang terdapat di halaman paling depan.

“Tidak ingin mencoba paket couple Moonlight? Ini paket baru lho!” tawar sang pelayan sambil menunjukkan gambar menu yang dipromosikan, “Dapat gratis satu cake apa saja yang kalian inginkan.”

“Eh? Tapi kami bu—”

“Kami ambil paket couple, dengan bonus mont blanc cake.” sahut Yifan.

Sang pelayang tersenyum, “Oke, paket couple Moonlight untuk meja tujuh.” Ucapnya sambil mencatat pesanan dan berlalu.

“Kok pesan yang itu sih?” Junmyeon berucap dengan nada protes.

“Bukannya kau ingin makan mont blanc, kau bisa dapat dua potong.” Ujar Yifan.

“Aku tidak seambisius itu untuk makan cake,” ucap Junmyeon dengan sedikit merajuk.

“Aku yang traktir.” Ucap Yifan.

“Bukan seperti itu maksudku… dan hey! Bukannya aku yang akan mentraktir? Jangan memutuskan sendiri.”

“Aku sedang ingin berbaik hati hari ini. Jangan menolaknya.”

“Baik hati gimana?” gerutu Junmyeon.

“Ya seperti ini, jadi nikmati saja,” ucap Yifan sambil mengacak-acak rambut Junmyeon karena gemas dengan tingkahnya.

“Hey! Kau membuat rambutku berantakan.”

“Berantakan begitu juga bagus.”

“Ish,” Junmyeon mencibir.

“Sudah jangan protes terus!” seru Yifan sambil mencubit hidung Junmyeon.

Orang lain pasti berpikir mereka seperti sepasang kekasih yang sedang mesra-mesranya. Iya, namja dingin dan namja ramah itu.

Hahh! Mereka seperti sedang kencan saja.

[Another Angel]

“Kau tahu, ketika tersenyum, Yixing punya senyum yang manis sekali~” ucap Junmyeon. “Dia punya lesung pipit yang indah. Aku jadi iri~”

“Kau juga punya senyum yang indah, myeon. Angelic smile.” Komentar Yifan saat di perjalanan pulang dari café.

And you have… poker face…” sahut Junmyeon sambil menatap wajah datar Yifan.

Me?”

Cold smile…” Junmyeon berpura-pura bergidik kedinginan.

Yes, I’m cool. Always.” Sahut Yifan.

Yeah, you’are.” Junmyeon berjalan di atas bata pembatas jalanan sambil menyeimbangkan langkahnya.

Yifan mendengus pelan, “Ppfftt… apa ini, aku bahkan masih lebih tinggi darimu,” ucap Yifan sengaja menggoda Junmyeon, dia meletakkan tangannya di atas kepala namja yang lebih pendek darinya itu. Membuat Junmyeon kehilangan keseimbangan.

“Wahh!” pekik Junmyeon jatuh ke samping dan tidak sengaja memeluk tubuh tinggi Yifan, sementara Yifan sendiri menangkap Junmyeon.

Pernah merasa dunia serasa dalam slow motion?

Beberapa detik terasa begitu lama hanya karena tatapan kalian bertemu dan saling bertukar pandang.

Ah… that’s so close

“Kau sih, untung ini tidak tinggi. Kalau iya, aku pasti sudah menimpamu dengan sangat keras.” Ucap Junmyeon segera berdiri dengan benar.

“Kau tidak berat sama sekali. Kau menimpaku? Mungkin rasanya cuma seperti kena operan bola basket dari jarak jauh.”

“Yaah! Kau pikir aku bola basket?” gerutu Junmyeon. Mentang-mentang Yifan doyan main basket, jadi semua disamain bola gitu?

Yifan hanya tersenyum tipis, “Ever I tell you? You’re a fallen angel.”

XoXo-XoXo-XoXo

You wouldn’t know, you probably don’t know, about my feelings for you

Love love love

[tbc]

XoXo-XoXo-XoXo

A/N: Kalau Yixing dengan Junmyeon sama-sama manis seperti ini, siapa yang bakal jadi seme? -_-

Kapuas Timur, 02/12/2014

Repost, edited : 06/01/2018

-Kiriya-

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Sweet_cheesecake
#1
Chapter 10: Nah lho hayoo ada yang bakal dimarahin mama habis ini wkkk
Makasi updateannyaa~
Krisho_daughter #2
Chapter 10: Next juseyooo
Krisho_daughter #3
Chapter 8: Akhirnya update ?
Sky_Wings
#4
>_< ♡
BabyBugsy
#5
Chapter 5: Waduh ternyata ini lbh dr sekedar cinta segitiga tp segi lima wkwkwkkwk.. Kira kira siapa nih ya mau nyatain duluan? Ayo dong kriss ngmng dulu sama suho. You are the real prince cool man bro hahahhaa.. Dont be a coward. Fighting!!!
BabyBugsy
#6
Chapter 4: Kyaaaa junmyeon tingkahnya emng ajaib banget dah hahahhaa.. Heemm kekny seru kalau lay sma kris terlibat cinta segita dg junmyeon wkwkkwkwkw..
Makin sweet ajah nih kriss
BabyBugsy
#7
Chapter 3: Aigoo fighting tao... Pengen lihat tao makin deket sama junmyeon sebenernya. Pasti gemesin kalau dia nempel mulu sama jumnmyeon hahahhaha
Mereka ga buli tao kn?? Fighting baby taoo
BabyBugsy
#8
Chapter 2: Haahaha kencan di pagi buta pada hari minggu. Otu terasa menyenangkan hahahhaa..
Cieee kris..
BabyBugsy
#9
Chapter 1: I love it. Gemesin lhat mereka berdua kenalan.. Wkwkkwkwk si dingin kris ternyatabisa senyambung itu kalau ngmng sama suho yg bawel ^^~
ihc_ocohc #10
Chapter 4: Makin manis aja hubungan krishonya, semoga cepet jadian ya kalian berdua <3
Btw kalo ada scene sulay, please lay aja yg jadi semenya hehe