Another Angel

Another Angel

Author: Kiriya Diciannove

Tittle: Another Angel

Disclaimer: All the cast belong to God, themselves,  their parent, their Management.

The story is mine. No copas!

Cast: Member EXO and other

Rate: Teen, PG-13

Pairing: Krisho, Sibum, crack, official

Warning: AU, typo, BL, OOC, Don’t Like, Don’t Read! ;)

Summary: [Krisho] Sibum/official,crack/Fluff/Aku sempat berpikir untuk sebisa mungkin tidak berada di dekatnya karena aku akan terlihat menyedihkan. Kami memiliki perbedaan tinggi yang cukup signifikan, mungkin sekitar 13 cm!/Seperti yang kuduga, nyaman untuk dipeluk. Itu karena kau pendek dan kecil/AU, BL, OOC. Mind to RnR?

XoXo-XoXo-XoXo

I ride the soft wind into your world

I go right next to you and you ask where I came from

You asked so innocently so I answered that it is a secret

Because if we just walk together like this

Wherever we go, it’ll be heaven

You are more dazzling than Michael

Who can ever oppose you? I won’t forgive anyone who does [Angel – EXO]

XoXo-XoXo-XoXo

XoXo

Another Angel © Kiriya Diciannove

XoXo

XoXo-XoXo-XoXo

Sebenarnya sudah dua minggu berlalu semenjak tahun ajaran baru sudah kembali dimulai. Tahun ini, aku Kim Junmyeon yang terlahir ke bumi pada tanggal 22 mei, sudah resmi duduk di kelas 1 Hanyang Senior High School. Dan menjadi ketua kelas.

Aku berharap bisa memulai tahun ini dengan lebih baik dan indah seperti bunga sakura di musim semi yang bermekaran sepanjang jalan.

Dan sekarang aku menemukan hal yang lebih indah dari bunga sakura yang berjatuhan sepanjang jalan aku melangkah menuju sekolah.

Sosok menawan yang berdiri terdiam di bawah pohon sakura sambil menatap bunga sakura yang berwarna merah muda lembut. Helaian kelopak bunga yang berjatuhan disekitarnya membuatnya terlihat begitu memukau. Angin yang bertiup membuat sehelai kelopak jatuh di surai berwarna keemasan miliknya.

Indah. Seperti malaikat yang turun ke bumi. Akan lebih indah jika dia tersenyum.

[Another Angel]

Namanya Wu Yi Fan.

Kris Wu.

Kevin Li.

Kevin Wu.

Li Jiaheng.

Namanya terlalu banyak. Dia menuliskan kelima nama itu di whiteboard ketika mengenalkan diri kepada kami. Dia murid baru di kelas kami. Orang dengan darah Chinesse-Kanada. Terlahir di Guangzhou, Guangdong, China pada tanggal 6 November. Dia orang yang jarang tersenyum. Aku berkata seperti itu karena sampai sekarang dia hanya memasang wajah datar seperti tidak memiliki perasaan, entah karena dia grogi atau memang karena begitulah wajahnya. Padahal menurutku dia akan terlihat lebih tampan ketika tersenyum. Tapi, meskipun dengan sikapnya yang demikian, beberapa murid lain tampak memekik gembira dan menyukai sikapnya yang seperti itu. Kau tahu kan, orang tampan dengan tipe dingin dan kalem.

Untuk beberapa saat, aku kembali terbayang saat pertama kali melihatnya tadi pagi. Saat itu dia benar-benar terlihat mempesona.

Suaranya tegas, selain itu dia memiliki postur tubuh yang tinggi. Aku sempat berpikir untuk sebisa mungkin tidak berada di dekatnya karena aku akan terlihat menyedihkan. Kami memiliki perbedaan tinggi yang cukup signifikan, mungkin sekitar 13 cm! Aku hanya sebatas rahang bawahnya…

[Another Angel]

“Ketua kelas!”

“Ya?” Junmyeon refleks langsung mengangkat tangannya begitu mendengar suara Shin Seonsaengnim menyapa pendengarannya.

“Tolong nanti ajak Kris mengenal lingkungan sekolah kita.”

“Ahh… baiklah ssaem…” Junmyeon melirik kearah Yifan yang menatapnya tanpa ekspresi yang jelas, yang dibalas Junmyeon dengan senyum awkward. Yifan berjalan melewati Junmyeon karena dia diperintahkan duduk dibaris ketiga, tempat duduk yang masih kosong.

Sepertinya menjaga jarak tidak semudah kedengarannya.

Mata pelajaran pertama dan kedua berlalu begitu saja, hingga akhirnya jam istirahat tiba, membuat kelas riuh seketika.

Junmyeon segera bangkit dari kursinya setelah selesai merapikan buku-buku pelajarannya. Dia menghampiri Yifan, membuat Yifan yang sibuk memasukkan buku ke dalam tas menatapnya untuk beberapa saat. Namun belum sempat mengucapkan beberapa kata. Beberapa murid sudah berkumpul di depan meja Yifan, memberinya berbagai macam pertanyaan. Membuat Junmyeon tersingkir begitu saja.

“Waahh, hyung. Kau tidak apa-apa kan?” Chanyeol menahan bahu Junmyeon yang menimpanya.

Gomawo, Yeol.” Junmyeon segera menyeimbangkan tubuhnya yang hampir terjatuh.

“Mencoba segera melaksanakan tugas ketua kelas ya?” ucap Chanyeol dengan nada bertanya.

Junmyeon mengangguk, “Tadinya sih begitu, tapi aku tidak menyangka dia akan dikerubungi teman-teman kita sampai seperti itu.”

“Tipe Prince sih sepertinya,” Chanyeol menggendikkan bahunya. “Dia memang terlihat keren! Baiklah, aku akan membantumu hyung.” Ucap Chanyeol dengan senyuman lebar menghiasi wajahnya.

Sejurus kemudian, namja berjuluk happy virus itu menyeruak masuk dan segera merangkul bahu Yifan. “Wuahh, sabar teman-temanku sekalian. Kalian bisa saja membuatnya trauma dengan keramaian kalau seperti ini. Kalau bertanya itu satu-satu saja, dan tidak perlu serusuh ini kan. Lagipula aku juga cukup tampan untuk disapa bukan?”

“Sayangnya kami sudah mengenalmu, Chanyeol!” sahut seorang yeoja berambut pendek. Chanyeol hanya memeletkan lidahnya.

“Hai Kris-hyung! Aku memanggilmu begitu karena kau lebih tua dariku. Namaku Park Chanyeol, salam kenal!” Chanyeol mengangkat topi putih bertulis wolf yang berada diatas kepalanya saat mengenalkan dirinya, lalu memasangnya kembali.

“Setelah dipikir, kalian cocok duet sebagai batang bambu, kalian sama-sama tinggi.”

Kekehan kecil keluar dari beberapa anak murid perempuan ketika mendengar ucapan itu.

“Oh, benarkah?” Chanyeol memasang pose berpikir dengan tangan membentuk ceklis di dagunya. “Kami mungkin juga bisa berduet sebagai tiang listrik.” Ucapnya lagi, membuat beberapa murid kembali tertawa.

Sedang Yifan tampak masih diam saja. Chanyeol menoleh, “Hei, hyung, kau memang sekalem ini ya?” tanyanya.

Yifan melirik Chanyeol sekilas, “Tidak juga sih.”

“Kami harus memanggilmu apa? Yifan? Kris? Kevin?”

“Kris, hobbymu apa?”

“Kris….”

“Yifan…”

Chanyeol membiarkan Yifan menjawab pertanyaan dari teman-teman sekelasnya selama beberapa saat, sampai ketika pertanyaan tidak penting menjurus pribadi mulai terlontar.

“Ya, sudah cukup. Ketua kelas harus mengajaknya berkeliling. Mulailah sibuk dengan kegiatan kalian masing-masing.” Ucap Chanyeol sambil mengibaskan tangannya. Beberapa murid perempuan tampak mengeluh, meskipun demikian, mereka mulai membubarkan diri dari kursi tempat duduk Yifan.

Thanks for that.” Ucap Yifan singkat pada Chanyeol. Membuat namja tinggi bertopi itu sedikit kaget.

“Ahh, kau bisa berterima kasih juga ternyata. Aku pikir kau adalah orang yang angkuh pada awalnya.” Ucap Chanyeol. Yifan menaikkan alisnya.

“Habisnya wajahmu tampak seperti itu sih.” Chanyeol memasang pose peace.

“Wajahku sudah seperti ini dari dulu.” Komentar Yifan. “Aku tidak mempermasalahkan tanggapan orang tentang hal seperti ini.”

“Maaf tentang hal itu.” Sahut Chanyeol dengan nada santai dan bersahabat.

Melihat kerumunan itu mulai menghilang, Junmyeon segera berjalan menghampiri kursi tempat Yifan dan Chanyeol. Chanyeol benar-benar membantunya.

“Yaah, seperti yang kau tahu… aku ketua kelas. Namaku Kim Junmyeon, tapi kau bisa memanggilku Suho, Jun, Myeon, atau apapun yang kau suka. Aku akan mengajakmu berkeliling! Err… kalau kau tidak keberatan.” Ucap Junmyeon sedikit pelan pada akhirnya, diiringi dengan senyuman angelic yang menghiasi wajahnya. Yaah, dia tidak mungkin memaksa bukan? Siapa tahu Yifan lelah.

Yifan diam beberapa saat sebelum akhirnya mengangguk, “Tentu. Akan sangat menggelikan kalau aku tersesat di sekolah.”

Junmyeon menghela napas lega, “Baiklah, aku akan menunjukkan tempat-tempat yang keren. Ah ya, Yeol. Kau mau ikut berkeliling?” Junmyeon menoleh pada Chanyeol.

Chanyeol menggeleng, “Tidak, tidak, aku akan merasa kasihan padamu kalau aku melakukan hal itu, hyung.”

Yifan kembali menaikkan satu alisnya, tidak mengerti maksud Chanyeol. Sementara itu Junmyeon menyikut perut Chanyeol sehingga menimbulkan erangan kecil dari Chanyeol.

“Ya sudah,” Junmyeon kembali mengalihkan pandangan pada Yifan yang kembali memasukkan beberapa bukunya yang sempat terlupakan karena ajang perkenalan tadi. Sementara dari belakang, Chanyeol melakukan gerakan-gerakan tanpa suara, meletakkan tangannya di atas kepala Suho dan kepalanya sendiri sambil menunjuk Yifan dan mengulangnya beberapa kali. Yifan mulai mengerti maksud Chanyeol. Namja bertopi wolf itu kemudian meletakkan telunjuknya di depan bibirnya.

Yifan tersenyum kecil dan tampak menyembunyikan senyumnya dibalik tangannya. Astaga Chanyeol…

Sementara itu Joonmyeon tampak terdiam melihat senyuman Yifan.

“Kau bisa tersenyum seperti ini juga ya…” ucap Junmyeon.

Kris mengalihkan pandangan pada Junmyeon, “Tentu aku bisa tersenyum. Kau pikir aku robot?” tanyanya, membuat Junmyeon tersentak.

“A—Aku tidak berpikir begitu… Oh! Baiklah! Ayo kita berkeliling sekarang!” seru Junmyeon, tidak sadar dengan hal yang tadi dilakukan Chanyeol. Yifan menoleh pada Chanyeol, membuat Junmyeon ikut menoleh juga.

Chanyeol bersiul pelan, pura-pura tidak melakukan apapun. Dia berjalan mendekati Yifan dan berbisik pada namja berambut blonde itu, “Junmyeon-hyung sedikit sensitif tentang tinggi badan dan ukuran. Jadi jaga perkataanmu.” Bisiknya.

Yifan hanya mengangguk kecil dengan sudut mata yang mengarah pada Junmyeon. Sementara mata Junmyeon menatap mereka dengan tatapan penasaran.

Chanyeol kemudian tersenyum kecil, “Aku pergi duluan ya, aku ingin menemui Bacon! Bye!” dan namja itu segera pergi dengan cepat.

“Bacon?” gumam Yifan heran sambil menatap kearah pintu.

Junmyeon yang berjalan terlebih dahulu di depan Yifan menoleh, “Maksudnya Baekhyun. Byun Baekhyun. Mereka teman sejak kecil, tapi terpisah kelas sekarang. Ngomong-ngomong Chanyeol tadi mengatakan apa?”

Yifan diam untuk berpikir sejenak, “Entahlah, suaranya terlalu pelan tadi. Jadi aku tidak begitu jelas mendengarnya. Bisa kita mulai tournya sekarang?”

“Uhh… oke…”

Junmyeon menunjukkan beberapa tempat yang penting. Mulai dari ruangan guru, kepala sekolah, ruangan klub, serta letak perpustakaan, UKS, kantin dan lainnya sambil menjelaskan dengan detail, membuat Yifan menguap beberapa kali. Memangnya ukuran ruang toilet perlu di jelaskan? Dan jumlah buku yang ada di perpustakaan? Junmyeon membuatnya seperti sedang mengikuti tour darmawisata.

“Bisa beritahu aku dimana toilet? Aku ingin ke toilet.” Yifan sudah tidak sanggup mengingat semua ucapan Junmyeon karena mengantuk.

XoXo-XoXo-XoXo

“Hei Kyung, hari ini kau latihan klub?” Junmyeon menyapa Kyungsoo yang duduk tidak jauh di belakangnya.

Ne, hyung. Sebagai hoobae, aku tidak berani datang terlambat. Bukan berarti sunbae-ku orang-orang yang kasar sih!” jelas Kyungsoo sedikit panik, “Aku hanya tidak ingin jadi hoobae yang buruk!”

“Kau tidak usah menjelaskan sampai seperti itu Kyung…” Junmyeon menepuk bahu Kyungsoo. “Kalau begitu, aku pulang duluan ya.” Junmyeon berlalu terlebih dahulu keluar kelas. Tadinya dia berpikir untuk mengajak Kyungsoo pulang bersama karena arah pulang mereka searah. Tapi apa boleh buat, Kyungsoo ada kegiatan klub musik. Mungkin dia juga perlu ikut sebuah klub. Yaah, dia akan mulai memikirkan hal itu.

Angin musim semi yang berhembus, membuat aroma bunga sakura menyebar sepanjang jalan.

Sepertinya akan menyenangkan jika musim semi datang lebih lama.

Junmyeon berpikir begitu sambil berjalan diantara tumpukan bunga sakura yang berserakan di jalan. Padahal saat berjatuhan terlihat begitu indah, tapi sekarang terlalu banyak di jalanan.

Sebaiknya musim semi memang berjalan seperti biasanya saja.

Dan lagi ketika angin berhembus, Junmyeon mendapati sosok tampan itu lagi. Namja berambut blonde yang tinggi. Berdiri terdiam dibawah pohon sakura. Namun kali ini mata mereka bertemu pandang. Seperti slow motion, waktu terasa berjalan lambat selama beberapa saat.

Kriiing!

Bunyi kring sepeda menyapa pendengaran Junmyeon, “Hei Suho-yah! Kami duluan!” tampak Xiumin dan Luhan melambaikan tangan mereka kearah Junmyeon.

Nde!” Junmyeon balas melambaikan tangan. Dua temannya semenjak smp itu tampak bersemangat sekali. Dia kembali mengalihkan pandangan, mencari sosok Yifan yang tadi berada tidak jauh darinya.

“Hilang?” gumam namja itu pelan.

“Aku tidak hilang.” Yifan tiba-tiba muncul dibelakang Junmyeon, membuat namja itu kaget.

“Uwahh!”

“Maaf. Aku tidak bermaksud membuatmu kaget.”

“Ah… ya… aku mengerti,” Junmyeon menampilkan senyum angelic khas miliknya setelah lepas dari keterkejutannya. “Kau tidak lupa jalan pulang, kan Fan?” tanyanya dengan hati-hati.

Yifan menggeleng, “Tidak. Aku baik-baik saja.”

“Arahku pulang kesana lho, kalau kau?” Junmyeon menunjuk lurus kedepan.

Mata tajam Yifan mengikuti arah telunjuk Junmyeon. “Aku juga kearah sana. Aku cuma tahu jalan menuju sekolah dan pulang sejujurnya.”

“Kalau begitu kita bisa pulang bersama!” seru Junmyeon dengan nada senang. “Kau tahu, satu blok dari sini ada café yang bagus! Parfait dan bubble tea-nya cukup terkenal, Luhan dan Sehun sering membeli bubble tea kesana. Pelayannya juga manis-manis dan cakep, Chen sering menggoda yeoja yang ada di sana. Kemudian rumahku ada di blok empat, hanya sekitar 15 menit menuju sekolah. Nah, beberapa blok dari rumahku ada minimarket 24 jam, disana semua lengkap lho.”

Ah, dia mulai lagi…’ batin Yifan. ‘Siapa Luhan dan Sehun?

Bukannya Yifan tidak suka sih. Melihat namja yang jauh lebih pendek darinya itu tampak bersemangat seperti ini membuatnya sedikit terhibur sepanjang perjalanan pulang ini. Setidaknya kali ini Junmyeon tidak berucap formal seperti sedang darmawisata.

Sesekali Junmyeon melirik Yifan sambil menceritakan makanan yang paling laris di café Moonlight.

“Kau tidak banyak ekspresi ya?”

Yifan balas menoleh, “Tidak juga sih.”

“Kau menjawab seperti itu lagi. Singkat sekali.” Joonmyeon berucap dengan nada protes.

“Aku tidak tahu harus mengatakan apa lagi. Lagipula aku lebih suka mendengarmu berbicara seperti itu.”

“Apa? Kenapa? Memangnya ada yang aneh dengan suaraku?”

“Suaramu lembut. Menenangkan saat didengar.”

Joonmyeon terdiam sesaat, tidak mengerti maksud ucapan Yifan, “…Hah?”

Tuk!

Yifan menepuk kepala Joonmyeon pelan, membuat Junmyeon protes. Sedikit sensitif tentang diperlakukan seperti itu. Seakan sedang menghina tinggi badannya.

Namja berambut blonde itu membuka telapak tangannya, “Ini ada dirambutmu.” Tampak sehelai kelopak bunga sakura ditangan Yifan. Membuat Junmyeon kembali menelan erangan protesnya yang tadi mengira Yifan mencoba mengisenginya.

“Uh, thanks…”Namja yang lebih pendek itu diam sejenak, “Oh ya Yifan, sudah berpikir untuk masuk klub apa?”

“Belum. Tapi aku suka olahraga. Mungkin aku akan memilih basket.”

Junmyeon mendongak. “Yah, sepertinya cocok. Kau tinggi sih…”

Yifan yang tadi menatap lurus ke depan menoleh pada Junmyeon. “Aku tahu itu.”

“Pandanganmu itu seperti sedang meremehkanku, Fan,” komentar Junmyeon sedikit risih.

“Benarkah? Aku tidak bermaksud begitu. Lagipula, dengan ukuranmu yang seperti itu, nyaman untuk dipeluk.”

“Hah? Di—dipeluk?” sahut Junmyeon dengan nada bingung.

Yifan mengangguk. “Kau tidak mengerti? Akan aku contohkan.”

Grep!

Joonmyeon terdiam ketika merasakan orang dihadapannya memeluknya. Selama beberapa saat rasanya seperti ada perasaan hangat dan nyaman. Seperti dia tenggelam tetapi terlindungi. Padahal Kai dan Sehun juga sering memeluknya seperti ini.

Yifan melepaskan pelukannya, “Seperti yang kuduga, nyaman untuk dipeluk. Itu karena kau pendek dan kecil…”

Bugh!

Junmyeon menyikut perut Yifan.

Sepertinya Yifan lupa pada kata-kata Chanyeol kalau Junmyeon sensitif dengan kata-kata itu.

Oh… jadi kedua anak itu menganggapnya pendek dan kecil juga. Junmyeon menjadi berpikir kalau dia tidak akan membiarkan Kai dan Sehun memeluknya seenaknya lagi!

Junmyeon memperlambat langkahnya ketika sudah hampir sampai rumahnya, “Ini rumahku lho. Mau mampir tidak?”

“Aku ingin langsung pulang. Masih banyak barang yang harus kurapikan.”

“Ohh, apa rumahmu masih jauh dari sini? Atau ternyata rumahmu ternyata disebelahku? Haha, seperti drama-drama yang ada ditivi saja… tidak mungkin kebetulan seperti itu kan ya?”

“Memang disebelah rumahmu. Yifan menunjuk rumah bercat biru disebelah rumah Junmyeon.

Junmyeon ternganga, “Itu rumah Han- ahjusshi lho! Ada penghuninya! Jangan bohong.”

“Dia adalah pamanku. Kakak dari ibuku. Aku baru tiba kemarin disini sebenarnya. Karena pamanku ada tugas diluar negeri. Aku yang akan tinggal disini mulai sekarang. Oh ya. Mohon bantuannya, tetangga.”

Yifan mengangkat tangan kanannya, lalu berlalu meninggalkan Junmyeon yang masih terdiam di depan pagar rumahnya.

Oh. Ini tidak mungkin cuma kebetulan saja, bukan?

XoXo-XoXo-XoXo

Junmyeon sedang merapikan tumpukan buku yang ada di meja belajarnya. Masih ada beberapa buku yang belum selesai dibacanya. Dan dia baru saja berniat untuk melanjutkannya, namun kegiatannya terinterupsi oleh bunyi pintu kamarnya yang dibuka.

“Jun! Menurutmu mana baju yang pantas untuk kupakai hari ini? Baby blue? Atau hitam ini?” Siwon masuk kedalam kamarnya sambil menenteng dua baju ditangan kiri dan kanannya.

Hyung! Jangan masuk sesukamu seperti ini dong!” protes Junmyeon yang baru membuka halaman pertama bukunya.

Siwon masih tersenyum sambil menanti jawaban dari Junmyeon, membuat namja itu hanya bisa menghela napas, “Memangnya ada acara apa? Kencan dengan Kibum hyung?”

“Tidak, tapi hari ini aku akan mengerjakan tugas kelompok di rumahnya!”

Junmyeon speechless, “Kau meributkan baju, model rambut, parfum karena tugas kelompok?” Junmyeon menggelengkan kepalanya. Hyung-nya itu sudah duduk dibangku kuliah, tapi terkadang terasa absurd sekali, lebih parah dari anak sekolah. “Memangnya Kibum hyung akan peduli?”

Siwon menggendikkan bahunya, “Tapi aku peduli. Aku harus terlihat keren agar dia tertarik padaku.”

Maybe that’s right. Cinta membuat orang pintar jadi bodoh. Dan orang bodoh jadi semakin bodoh. Junmyeon menatap kedua baju yang sedang dipegang Siwon, “Pakai yang warna biru saja.”

“Oh, baiklah!” sejurus kemudian Siwon keluar dari kamar Junmyeon.

Junmyeon memutuskan untuk membatalkan niatnya melanjutkan membaca novel. Dia meletakkan kembali buku itu ke atas rak dan menyibak tirai balkonnya dan mendapati lampu lantai kamar dua sebelah rumah menyala. Biasanya kamar itu selalu kosong.

“Ahh, jangan-jangan!” Junmyeon membuka pintu balkon kamarnya dan keluar. Matanya menatap kearah kamar itu. Menunggu seseorang yang ada di kamar itu. Satu menit, dua menit, lima menit, sepuluh menit…

Yifan tampak mengeringkan rambutnya dengan handuk ketika mata tajamnya mendapati seseorang berdiri di balkon dengan tangan yang bertumpu di railing. Tangan namja bermarga Kim itu melambai kearahnya, diiringi sebuah senyuman angelic.

“Hai Yifan!”

Sebenarnya Yifan tidak tahu detailnya bagaimana bisa anak dengan perbedaan tinggi yang jauh dengannya itu bisa masuk ke rumah tempatnya tinggal itu sekarang. Rasanya tadi dia baru selesai mandi, melihat jendela, saling menyapa, kemudian Junmyeon mengetuk pintu rumah yang baru ditempatinya selama dua hari, dan masuk setelah dia membuka pintu.

Oh, ternyata begitu kronologinya. Mungkin Yifan terlalu banyak melamun hingga merasa ketinggalan banyak hal. Junmyeon mengedarkan pandangannya, “Kamarmu dilantai dua kan?” Junmyeon berniat melangkah menaiki tangga ketika namja China itu mencegahnya.

“Kamarku masih berantakan.”

“Aku bisa membantumu,” tawar Junmyeon.

“Tidak perlu, bagaimana kalau kau duduk saja di sofa. Aku akan membuatkan minuman. Kau ingin jus atau kopi?”

Junmyeon masih mengedarkan pandangannya hanya untuk sekedar mengagumi interior rumah tetangganya itu, “Meskipun sudah lama bertetangga dengan Han-ahjusshi, tapi kurasa baru beberapa kali aku masuk ke rumah ini. Aku tidak tahu kalau desainnya begitu klasik, tapi menenangkan dan terkesan damai. Oh ya, aku mau jus kalau begitu.”

“Kau pikir begitu?” Yifan tidak berkomentar banyak tentang interior ruangan, dia tidak begitu peduli sebenarnya pada hal berbau arsitektur. Dia berjalan menuju dapur dan menoleh ke belakang ketika mendapati Junmyeon mengikutinya lalu duduk di kursi makan.

“Sebenarnya jusnya sudah habis. Kau tidak keberatan dengan kopi?” Tanya Yifan yang berdiri di dekat wastafel.

Tahu begitu, kenapa tidak menawarkan kopi saja dari awal?

Junmyeon mengangguk, “Tentu.”

Yifan duduk berseberangan dengan Junmyeon setelah meletakkan secangkir kopi dihadapan Junmyeon dan dirinya sendiri. Tepat beberapa detik setelah Yifan meletakkan cangkir, tangan Junmyeon meraih cangkir itu dan meniupnya pelan. Sejujurnya Junmyeon jarang –sangat jarang- meminum kopi, dia lebih menyukai hot milk chocolate, karena minum susu bisa membantu pertumbuhan tingginya. Atau minum bubble tea bersama Luhan dan Sehun di café Moonlight.

Junmyeon kembali mengedarkan pandangannya setelah beberapa saat merasakan keheningan dan hanya mendapati bunyi detik jam di dinding dan suara binatang malam.

Sepi sekali.

Yifan yang tampak tenang dan menikmati kopilah yang pertama kali memecah keheningan.

“Kau suka mendengarkan musik?” Tanya Yifan sambil mengeluarkan ponselnya. Junmyeon mengangguk, kemudian Yifan memainkan musik instrument Reflection—Song Kwang Sik dari mp3 ponselnya.

Terasa seperti sedang kencan dinner bersama, sejenak Junmyeon berpikir begitu dan hampir sukses membuatnya tersedak karena pikirannya itu.

“Sepi…” gumam Junmyeon.

“Sepi karena hanya aku sendiri disini.” Sahut Yifan.

“Kau tinggal sendirian?”

“Adikku akan menyusul beberapa minggu lagi. Dia sedikit berat untuk meninggalkan tempat tinggal kami yang lama, selain itu ada banyak hal yang harus diurus.”

Junmyeon mengangguk mengerti, Yifan menceritakan tentang adik laki-lakinya kepada Junmyeon. Namanya Zi Tao. Dan sering dipanggil Tao. Dia hebat dalam bela diri terutama wushu. Dan itu membuat Junmyeon berdecak kagum. Sepertinya dia harus menjaga sikapnya kalau tidak ingin ada anggota tubuhnya yang patah saat bertemu dengan Tao.

Yifan tidak sekalem yang dia pikirkan, ketika membahas sesuatu hal, kadang berbicara lebih banyak darinya. Hanya saja ekspresi namja tinggi itu selalu datar dan tampak serius. Hal sepele jadi terlihat serius. Kadang itu terlihat menakutkan bagi Junmyeon. Tapi selebihnya, Junmyeon tahu, Yifan sebenarnya orang yang cukup hangat dan ramah. Berbanding terbalik dengan wajah tampannya yang dingin itu.

[Another Angel]

Jam 02.10 A.M

Sejauh ini Junmyeon tidak pernah mengalami insomnia. Tapi sepertinya tidak untuk malam ini. dia tidak bisa tidur gara-gara meminum kopi. Bahkan dia sudah mengitung sampai seratus capung agar bisa tertidur. Ahh… ini buruk. Besok kan harus bangun pagi untuk sekolah. Dia minum kopi merek apa sih sampai jadi seperti ini? Efeknya kuat sekali. Lain kali dia harus berpikir dua kali untuk minum kopi buatan Yifan.

Yifan.

Oh ya, namja minim ekspresi itu juga minum kopi kan? Apa dia belum tidur juga?

Junmyeon mengubah posisi tidurnya menjadi menyamping. Kenapa dia memikirkan Yifan sampai seperti ini? Dia menatap langit-langit kamarnya kemudian bergolek ke samping kiri dan mendapati poster Dong Bang Shin Ki di sudut kamarnya. Kau tahu, dia adalah fans Jung Yunho. Menurutnya Yunho adalah orang yang benar-benar berkharisma. Berpikir tentang Kharisma, Yifan sepertinya juga memilikinya. Mereka sama-sama terlihat keren dengan mata tajam mereka.

Haahh… tidurlah Junmyeon. Besok ada hari baru yang harus dilewati. Semakin cepat tidur, semakin cepat pagi datang. Dan kau bisa bertemu dengan Yifan lagi.

Ugh, tetap tidak bisa…

Junmyeon membuka pintu kamarnya kemudian berjalan menuju balkon. Dia menatap ke arah jendela kamar Yifan yang tertutup tirai tapi lampu kamarnya masih menyala.

“Mungkin belum tidur,” gumam Junmyeon. Dengan nekat kemudian dia memanggil Yifan.

“Yifaaan~”

Hening.

“Krisseu~”

Masih tidak ada jawaban.

“Wu Yifan~”

Srett!

Terdengar bunyi jendela dibuka. Yifan tampak sedikit terkejut melihat Junmyeon sedang bertumpu di railing balkon persis seperti tadi malam.

“Kau belum tidur?/Belum tidur?” Junmyeon dan Yifan mengatakannya serempak.

“Yaah, belum.” Ucap Junmyeon. “Kau juga bukan?”

“Aku masih merapikan beberapa barangku. Baru saja selesai sih.”

“Oh~” Junmyeon bergumam pelan, mengangguk-angguk sambil menggerakkan kakinya, menendang railing pelan.

“Kau bilang apa?” Tanya Yifan sedikit menaikkan nada suaranya.

Junmyeon menggeleng, “Ah, tidak kok.”

“Aku kurang mendengar suaramu. Coba sebutkan nomor teleponmu, jadi aku bisa menelponmu.” Ucap Yifan kemudian.

“Tidak usah sampai seperti itu,” seru Junmyeon.

“Kalau kita terus bicara seperti ini, satu komplek bisa terbangun.” Ucap Yifan sambil mengacungkan ponselnya.

“Hngg, baiklah…” Junmyeon kemudian menggerakkan jari tangannya, menyebutkan nomor teleponnya dalam bentuk isyarat jemari tangannya.

Neoui sesangeuro yeah, yeorin barameul tago, yeah~

Negyeoteuro eodieseo wannya go

Haemarkge mutneun nege bimirira malhaesseo

Manyang idaero hamkke georeumyeon

Eodideun cheongugilte ni~

Beberapa saat kemudian ponsel Junmyeon yang memiliki nada panggilan Angel (Into your world)—EXO berdering. Panggilan dari nomor tidak dikenal. Dia menerima panggilan itu.

“Yifan imnida.”

Junmyeon terkekeh sambil kembali menuju balkon dan menatap jendela kamar Yifan. Tampak Yifan sedang meletakkan ponselnya di telinga. Yifan menumpu dagunya di jendela, balas menatap Junmyeon.

“Haha, Junmyeon imnida.” Sahut namja dengan senyum angelic itu.

“Tidakkah kau merasa dingin berada di balkon semalam ini?” ujar Yifan dari seberang telpon.

“Tidak juga,” ucap Junmyeon sambil mengedarkan pandangan ke langit.

“Menurutku malam ini terasa cold (dingin) sama dengan diriku yang merasa cool (keren),” ucap Yifan.

“Haha, apa itu? Memaksa sekali.”

“Semua orang mengakui aku adalah orang yang calm, cold and cool.” Ujar Yifan dengan nada bangga.

“Dari luar memang terlihat seperti itu. Dalamnya sih, ternyata rada-rada,” sahut Junmyeon.

“Apa boleh buat, aku memang tercipta sebagai orang tampan semenjak lahir.”

Junmyeon hanya menggeleng pelan.

“Dan kau sepertinya tercipta memiliki senyum yang indah semenjak lahir.” Ucap Yifan sambil tersenyum.

Save number +82xxxx

Nama kontak: Duizhang Yi fan

Nama kontak: Angelic Junmyeon

XoXo-XoXo-XoXo

Chapter I

XoXo-XoXo-XoXo

Annyeong… ^^

Kapuas Timur, 10/11/2014

-Kiriya-

Mind to Review?

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Sweet_cheesecake
#1
Chapter 10: Nah lho hayoo ada yang bakal dimarahin mama habis ini wkkk
Makasi updateannyaa~
Krisho_daughter #2
Chapter 10: Next juseyooo
Krisho_daughter #3
Chapter 8: Akhirnya update ?
Sky_Wings
#4
>_< ♡
BabyBugsy
#5
Chapter 5: Waduh ternyata ini lbh dr sekedar cinta segitiga tp segi lima wkwkwkkwk.. Kira kira siapa nih ya mau nyatain duluan? Ayo dong kriss ngmng dulu sama suho. You are the real prince cool man bro hahahhaa.. Dont be a coward. Fighting!!!
BabyBugsy
#6
Chapter 4: Kyaaaa junmyeon tingkahnya emng ajaib banget dah hahahhaa.. Heemm kekny seru kalau lay sma kris terlibat cinta segita dg junmyeon wkwkkwkwkw..
Makin sweet ajah nih kriss
BabyBugsy
#7
Chapter 3: Aigoo fighting tao... Pengen lihat tao makin deket sama junmyeon sebenernya. Pasti gemesin kalau dia nempel mulu sama jumnmyeon hahahhaha
Mereka ga buli tao kn?? Fighting baby taoo
BabyBugsy
#8
Chapter 2: Haahaha kencan di pagi buta pada hari minggu. Otu terasa menyenangkan hahahhaa..
Cieee kris..
BabyBugsy
#9
Chapter 1: I love it. Gemesin lhat mereka berdua kenalan.. Wkwkkwkwk si dingin kris ternyatabisa senyambung itu kalau ngmng sama suho yg bawel ^^~
ihc_ocohc #10
Chapter 4: Makin manis aja hubungan krishonya, semoga cepet jadian ya kalian berdua <3
Btw kalo ada scene sulay, please lay aja yg jadi semenya hehe