chapter 3

Another Angel

Summary: [Krisho] Keturunan China-Kanada, kedengaran keren ya/Bule ya, memang terdengar keren. Itu bagus untuk memperbaiki keturunan/ Tao, adik dari Yifan. Masih junior high school tapi sudah setinggi itu. Jauh lebih tinggi darinya. Haha. Tragis/ Aku berasa dari China, kalian bisa memanggilku Zitao atau Tao. Bangapsumnida./AU, BL, OOC. Mind to RnR?

XoXo-XoXo-XoXo

Another Angel © Kirea

XoXo-XoXo-XoXo

Minggu sore, cerah dan menyegarkan, saat tepat untuk membersihkan mobil. Dan itulah yang sedang dilakukan Siwon sekarang. Namja dengan lesung pipit itu sedang membersihkan mobil silver kesayangannya sambil memutar lagu Suju dimulai dari album debut sampai yang terbaru. Sesekali dia ikut bernyanyi sambil melakukan dance asal-asalan karena begitu menghayati musik yang didengarnya. Dia juga terkadang tersenyum dan menyapa dengan ramah begitu melihat ada beberapa yeoja lewat sambil jogging di sore hari itu.

Yifan yang tampak keluar dari pintu depan melirik ke arah Siwon yang sibuk membersihkan jendela mobil. Manik Siwon mendapati namja muda yang merupakan tetangga baru itu, segera menyapa Yifan dengan ramah, “Tetangga baru itu ya? Salam kenal ya. Namaku Siwon.”

Yifan tampak diam sejenak sambil memperhatikan Siwon, kemudian dia baru tersadar, “Oh! Kakaknya Junmyeon! Aku Wu Yi Fan, teman sekelasnya. Aku penghuni baru di rumah ini. Mohon bantuannya, hyung,” ujar Yifan sambil menunduk sekilas.

Siwon tersenyum, “Jangan sungkan. Kalau perlu bantuan, datanglah kemari.”

“Ah, nde.” Ucap Yifan sambil mengambil selang air untuk menyiram tanaman milik pamannya, Han-ahjusshi. Beliau berpesan untuk merawat kebunnya dengan baik.

Lagu Marry you by Super Junior mengalun di halaman depan rumah Siwon, di antara dua orang yang sibuk dengan tugasnya masing-masing itu. Siwon sedang membersihkan mobil dan Yifan menyiram tanaman. Sungguh lagu yang kurang pas untuk suasana seperti ini sebenarnya.

“Oh ya, apa benar kau pindah dari China tanpa orang tuamu?” Siwon kembali memulai pembicaraan.

Nde,” sahut Yifan singkat.

“Padahal kau masih kelas 1 SMA ya, apa tidak sulit?” Siwon menuang cairan pembersih ke spoon yang dipegangnya.

Yifan tidak langsung menjawab, dia tampak berpikir beberapa saat, “Ya begitulah hyung. Kau sendiri juga hanya tinggal berdua dengan Junmyeon, apa tidak merasa sulit?”

“Ahh, tidak seberat kedengarannya, aku sudah terbiasa sih, lagipula lebih sering Junmyeon yang melakukan banyak hal dan mengingatkanku, haha…” Siwon berkata dengan nada santai.

“Aku juga akan mencoba agar terbiasa,” ucap Yifan kemudian.

“Sudah akrab dengan Junmyeon?”

“Lumayan hyung. Dia orangnya ramah dan ceria,” ujar Yifan. ‘Pendek, imut lucu gitu,’ lanjut Yifan dalam hati.

“Iya, begitulah Junmyeon-ku, tolong dijaga ya. Dia masih polos begitu pikirannya.”

“Kelihatan aja sih kalau dia masih polos, sepertinya kau menjaganya dengan baik, hyung,” gumam Yifan sambil melanjutkan pekerjaannya.

“Siwon-hyung, aku membuatkanmu teh,” ucap Junmyeon tiba-tiba muncul dari balik pintu dengan nampan berisi gelas dan teko. Matanya mendapati Siwon dan Yifan mengobrol.

“He~ Kalian sudah saling mengenal?” Tanya Junmyeon kemudian.

“Yaa, baru saja,” sahut Siwon sambil membersihkan tangannya. Namja yang hanya memakai singlet dan celana training itu kemudian berjalan menuju teras dan duduk di kursi yang memang tersedia di sana.

“Kalian kakak-beradik yang sama-sama ramah,” ujar Yifan.

“Benarkah begitu?” Tanya Junmyeon memastikan.

Yifan mengangguk.

“Ramah itu sikap yang baik. Oh ya Yifan, ayo kita minum bersama, jangan malu-malu.” ucap Siwon.

Nde,” namja yang memakai baju kaos lengan pendek dan celana pendek itu berjalan ke halaman tempat Siwon dan Junmyeon berada setelah mencuci tangan dan mematikan selang air.

Siwon berdecak kagum, “Wah, Yifan, dilihat dari dekat kau ternyata sangat tinggi dan handsome ya. Sepertinya Junmyeon perlu tips darimu agar tingginya bisa bertambah, bukannya mandek seperti itu.”

Hyung juga, tampan dan memiliki otot yang bagus. Soal tinggi badan ini, sepertinya karena memang keturunan dari keluargaku. Tapi aku tertarik untuk memiliki lengan sepertimu, hyung.”

“Huahaha, tentu saja ini karena aku rajin ke gym,” ujar Siwon dengan nada bangga sambil menggerakkan otot lengannya. “Kalau kau ingin memiliki otot seperti ini—”

Junmyeon menghela napas, pembicaraan mengenai fisik yang melibatkan dirinya ini sedikit menusuk hatinya, “Aku akan mengambilkan cemilan.” Ujar Junmyeon kemudian masuk ke dalam rumah.

XoXo-XoXo-XoXo

Malam senin yang cerah.

Cerah?

Karena banyak bintang di langit tanpa satu pun awan menghalanginya. Kau bahkan dapat menemukan beberapa rasi bintang terlihat begitu terang. Menatapnya dari lantai dua balkon seperti ini membuat terlihat lebih jelas. Menghabiskan waktu senggang sambil menikmati malam yang tenang.

Yifan baru saja selesai mandi dan memakai baju kaos berwarna hitam dengan celana training. Dia mengusap rambutnya dengan handuk sambil menatap keluar jendela. Dimana jendela kamarnya tepat mengarah ke balkon kamar Junmyeon. Namja angelic itu sedang melamun, pandangannya lurus ke atas langit. Atau mungkin sedang mencari bintang jatuh? Entahlah.

“Psssttt!”

Junmyeon tersentak dan menoleh kearah jendela kamar Yifan secara refleks. Dia mendapati Yifan sedang memegang senter, dan hal itu membuat Junmyeon mengernyit heran.

“Tangkap!” seru Yifan sambil melempar senter yang dipegangnya.

“Waa~ waah!” Junmyeon refleks mundur dan berusaha menangkapnya. Dan berhasil.

“Kenapa kau melemparnya? Bagaimana kalau kena kepalaku?!” seru Junmyeon sambil menyalakan senter itu ke arah Yifan. Yifan refleks melindungi wajahnya dengan tangan karena merasa silau.

“Coba senter ke bawah sini, “Yifan mengarahkan tangannya ke bawah jendela. Junmyeon mengikuti intruksinya dan mengarahkan senter ke atap. Matanya membulat ketika Yifan menginjakkan kakinya ke atap. Dia keluar dari jendela seperti seorang pencuri.

Ya! Ya! Yifan! Chakkaman! Kau mau apaa?” panik Junmyeon.

“Tetap arahkan senternya dengan benar, kalau tidak nanti aku jatuh nih!” Seru Yifan. Yifan berjalan dengan pelan di atap rumahnya dengan kaki telanjang. Dia kemudian berpegang di railing balkon Junmyeon. Matanya menatap ke bawah, menatap ruang kosong antara atap dan balkon, dia menelan  ludah karena mendapati bahwa jaraknya sekarang dengan tanah cukup jauh. Tentu saja, karena sekarang dia berada di lantai dua. Kalau dia terjatuh mungkin tulangnya akan keseleo, tidak akan sampai mati sih, tapi yang paling parah tulangnya bisa saja patah.

Hup!

Dia memanjat railing balkon Junmyeon dengan hati-hati layaknya splinter cell—penyelinap yang pro, dengan namja angelic yang masih mengarahkan senter pada langkahnya. Junmyeon benar-benar terlihat takut Yifan akan jatuh.

Dan akhirnya Yifan mendarat dengan selamat di balkon kamar Junmyeon!

“Aku selamat.” Ucapnya sambil menyapu anak rambut yang ada di dahinya dengan nada lega.

“Itu tadi bahaya sekali tahu tidak!” seru Junmyeon sambil mematikan senternya.

“Oh! Aku baru tahu kalau melihat bintang dari sini terlihat begitu bagus.”

“Eh? Iya sih, dari sini memang terlihat sangat bagus, makanya aku suda berada di sini…” Junmyeon tersadar, “Yah! Kau mau mengalihkan pembicaraan!”

“Yang penting aku sekarang tidak apa-apa.” Yifan menepuk-nepuk kepala Junmyeon. “Kau segitu khawatirnya padaku ya?” goda Yifan.

Junmyeon mengalihkan pandangannya sambil bergumam pelan, “Apaan sih...”

Yifan tertawa pelan.

“Nih senter kamu!” ucap Junmyeon menyerahkan senter pada Yifan dengan nada ngambek. Dia melipat tangannya. Tapi Yifan sepertinya tidak begitu peduli dan malah masuk ke kamar Junmyeon karena pintu kamarnya yang terbuka.

“Rapi sekali.” Yifan berdecak kagum.

Junmyeon tersentak kaget begitu melihat Yifan berada di dalam kamarnya. Dia segera menyusulnya dan berdiri di belakang Yifan.

Yifan tampak  melihat-lihat isi kamar Junmyeon. Mengambil buku yang ada di rak kemudian meletakkannya kembali. Kemudian menghempaskan pantatnya di kasur empuk milik Junmyeon. Ini tipe kamar anak yang rajin belajar. Rapi dan penuh dengan buku. Di meja belajar ada sebuah personal komputer. Tidak jauh dari meja belajar, di atasnya ada blackboard yang penuh dengan tempelan kertas note kecil tentang berbagai hal, seperti: ‘Tugas matematika dikumpulkan hari senin,’ ‘Semangat Junmyeon~ah!’, ‘DBSK-hyung~ saranghae~’, ‘Know Yourself~

Terlalu banyak note.

Ada beberapa foto tertempel dibagian lain papan, foto Junmyeon dengan dua orang dewasa, ada tulisan di bawah foto itu, Siwon, Junmyeon dan Kibum. Yifan memang sudah mengenali Siwon, tapi dia tidak tahu siapa Kibum. Mungkin teman kakaknya. Foto Junmyeon dengan Kyungsoo dan Chanyeol, juga beberapa orang lainnya. Foto Junmyeon sendirian memakai topi, tersenyum, selca juga ada. Sayang sekali tidak ada fotonya dengan Junmyeon. Yaah, tentu saja. Mereka baru berteman.

Di sudut ruangan ada pintu bertuliskan kamar mandi, lebih ke kiri ada rak dengan televisi di atasnya, di bawah rak ada tumpukan kaset film dan lagu, kemudian ada sebuah lemari dengan ukuran cukup besar.

“Huh, kau tidak mengizinkanku ke kamarmu beberapa waktu yang lalu, tapi kamu sekarang malah masuk ke kamarku tanpa izin,” ucap Junmyeon membuat kegiatan menjelajah dengan tatapan Yifan berhenti.

“Kau boleh berkunjung ke kamarku suatu saat nanti,” sahut Yifan.

Junmyeon hanya memutar bola matanya.

“Ah, film favoritku akan mulai!” seru Junmyeon ketika dia tidak sengaja mengarahkan pandangannya kepada jam weker di meja nakasnya. Dia segera berlari menuju tivi di rak dan menghidupkannya.

Televisi menyala dan tampak sedang menayangkan iklan, membuat Junmyeon menghela napas lega, dia kemudian berdiri. “Silakan duduk, aku akan segera kembali!” seru Junmyeon membuka pintu kamarnya, meninggalkan Yifan yang hanya bisa terdiam di kamarnya karena bingung.

Terdengar derap langkah kaki yang berlari dan menuruni tangga, membuat Siwon yang sedang menonton acara berita menoleh, “Jangan berlari di tangga, Jun!”

Miaaan~” seru namja angelic itu dari dapur, dia membuka kulkas dan mengambil cemilan, juga sebotol cola. “Film drama yang kutunggu sudah mulai hyung, aku harus cepat!” seru Junmyeon kembali dengan cepat menuju kamarnya.

Junmyeon kembali masuk ke kamarnya, meletakkan cemilan dan botol di lantai. Dia duduk di lantai bersandar di ujung kasurnya. Dia menepuk lantai disampingnya, mengajak Yifan duduk di sana, dengan tatapan polos Yifan ikut duduk dan mengarahkan pandangan ke benda elektronik itu. Junmyeon tampak menaikkan volume televisi dan menonton dengan excited. Dia mengeluarkan banyak ekspresi sepanjang menonton, dan Yifan sadar, sepanjang acara dia malah memperhatikan Junmyeon, bukannya memperhatikan acara televisi.

“Acaranya benar-benar menarik bukan?” Tanya namja berambut brunnete itu sambil tersenyum lebar. Jadi ceritanya malam ini dia hanya menumpang nonton televisi di kamar Junmyeon, begitu?”

“Ngomong-ngomong, aku mau pulang…” ucap Yifan sambil bangkit dari duduknya.

“Jangan lewat jendela lagi!” cegah Junmyeon.

“Lalu?”

“Lewat pintu!” ucap Junmyeon sambil menunjuk pintu kamarnya.

“Tapi pintu depan rumahku terkunci…”

“Jangan bilang kau tidak membawa kuncinya…” mata Junmyeon melebar. Membiarkan Yifan melewati atap dan balkon lagi? Dia tidak mau, itu berbahaya!

“Kunci cadangannya ada di bawah pot kaktus nomor dua,” sahut Yifan.

“Yaah, kau mempermainkanku ya!” ucap Junmyeon dengan nada kesal.

“Upss, mian,” sahut Yifan sambil mengangkat tangan kanannya ke atas.

Junmyeon menghela napas, “Maaf diterima. Sekarang ikuti aku,” ujarnya.

Dengan segera Yifan mengikuti langkah Junmyeon keluar dari kamar dan menuruni tangga sembari kembali mengedarkan pandangannya. Di ruang tamu, tampak Siwon masih menonton televisi.

Hyung, Yifan mau pulang. Aku akan mengantarnya ke depan, ” Ucap Junmyeon.

“Hm…”Namja tampan yang popular di kampus dengan senyuman memikat itu hanya mengiyakan sambil tetap fokus dengan tayangan ditelevisi. Tentang debat yang tampaknya sangat seru dan serius.

Yifan menunduk sekilas pada Siwon, kemudian kembali mengikuti langkah Junmyeon yang mengantarkannya sampai ke depan jalan.

Beberapa saat kemudian Siwon tersadar, dia sudah berada di depan televisi sejak tadi sore setelah selesai acara nge-teh. Jadi… “Kapan Junmyeon mengajaknya masuk ke rumah?”

XoXo-XoXo-XoXo

Junmyeon bergolek tidak karuan di kasurnya sambil mengeluh dan berucap, “Ini membosankaannn…” Dia tidak memiliki hal yang bisa dikerjakan. Dia sudah selesai membaca novel yang dibelinya beberapa waktu lalu, pekerjaan rumah dari ssaem juga sudah dia kerjakan, kamarnya terlalu rapi untuk dirapikan, dia menarik napas dan menghembuskan napasnya berulang-ulang, kemudian dia keluar dari kamarnya dan menuruni tangga. Berjalan menuju dapur dan mendapati Kibum sedang memotong wortel di dapur. Dan entah kenapa hal itu membuatnya tertarik. Jarang-jarang namja dengan killer smile itu berkunjung dalam waktu yang lama.

“Membuat apa hyung?” dia sedikit berjingkit dari belakang Kibum.

Gochu Jang Chigae (Sup pasta kacang merah). Mau membantu?”

“Hm,” Junmyeon mengangguk, “Apa yang harus kulakukan?”

“Kau bisa membantuku memotong jamur itu,” tunjuk Kibum dengan pisau.

“Oh, nde!” sahut Junmyeon. ‘Ini terlihat lebih menyenangkan dibanding tidak ada kerjaan,’ pikirnya.

“Siwon-hyung eoddie?” Tanya Junmyeon sambil meraih plastik bungkusan berisi jamur.

“Ke minimarket untuk membeli cemilan. Kau tahu Jun, paling tidak kalian harus mengisi kulkas dengan banyak sayuran.”

“Kami mengisinya dengan banyak sayuran kok!” sahut Junmyeon sambil mengingat-ingat kapan terakhir kali dia mengisi kulkas dengan sayuran. Sepertinya dua minggu yang lalu…

“Banyak?” Kibum berucap dengan nada tidak percaya.

“Yaah… lebih banyak yang instan sih… kami lebih suka fast food atau memesan diluar, Kibum-hyung. Memasak sup perlu banyak waktu. Sepertinya Siwon-hyung perlu secepatnya untuk…” Junmyeon melirikkan matanya pada Kibum yang sedang memotong daging.

“Untuk?” Kibum berhenti sesaat memotong dan menoleh pada Junmyeon.

Menjadikanmu pacar dan kemudian melamarmu…’ Junmyeon hanya bisa mengucapkannya dalam hati tentang hal itu.

 “…datang, karena aku mulai lapar. Rasanya aku bisa menghabiskan semua sup ini, haha…” Junmyeon tertawa canggung.

“Kau memang perlu banyak makan Jun,” namja pemilik killer smile itu menepuk-nepuk kepala Junmyeon.

Hyung-ah~” rengek Junmyeon tidak terima.

Kibum hanya tersenyum kecil. “Jja, laksanakan tugasmu.”

Arraseo. Ay ay, captain!” Dengan segera namja pemilik angelic smile itu membantu memotong jamur ake, beberapa saat kemudian dia teringat sesuatu, “Ah! Bisakah kita membuat porsinya lebih banyak? Aku ingin memberikannya pada tetangga baru di sebelah.”

“Tetangga baru?” Tanya Kibum tanpa mengalihkan pandangannya dan tetap sibuk dengan kegiatannya.

“Hm,” Junmyeon mengiyakan, “Dia menempati rumah Han-ahjusshi, namanya Wu Yifan, sekelas denganku. Tapi dia tidak tinggal dengan orang tuanya. Aku yakin sekarang dia akan makan makanan instan lagi.”

Kibum mengangguk, “Yifan? Waah~ Namanya mirip dengan nama mandarinku, Jifan. Apa dia orang China?”

Nde…” Junmyeon memiringkan kepalanya, “Keturunan China-Kanada, kedengaran keren ya. Orangnya memang keren juga sih, cool, tinggi dan handsome.”

“Bule ya, memang terdengar keren. Itu bagus untuk memperbaiki keturunan,” ujar Kibum sambil melirik Junmyeon dengan sebuah smirk di bibirnya.

Hyung~ apa maksudmu?” Junmyeon kembali cemberut.

Kibum terkekeh pelan, “Baiklah, tentu kita akan membuat porsi lebih. Berbagi adalah hal yang baik bukan?”

“Kibum hyung, Jjang!” Junmyeon mengacungkan jempolnya.

‘Sangat baik seperti seorang malaikat!’

“Aku datang dengan cemilan~ apa kalian merindukanku?” Siwon tiba-tiba muncul dengan kedua tangan yang membawa kantung berisi tampak berisi penuh, membuat Kibum ternganga. Itu siwon ngeborong isi minimarket apa?

Yah! Kau beli apa saja sih? Jangan boros seperti itu!” seru Kibum sambil mengacungkan pisau di tangannya.

‘Sekarang dia terlihat seperti psikopat,’ pikir Junmyeon.

XoXo-XoXo-XoXo

“Panas… panas…” Junmyeon segera meletakkan mangkuk sup kacang merah itu di meja yang terdapat di teras rumah tetangga barunya itu. Dia meniup tangannya sebentar kemudian menekan bel pintu rumah itu.

Ting! Tong!

Setelah menunggu selama beberapa saat, dia mendengar derap langkah kaki dan sahutan dari balik pintu.

Cklek!

Pintu dibuka dan Junmyeon otomatis mendongak ketika mendapati seseorang yang tidak dia kenali membuka pintu. Kata pertama yang terpikir oleh Junmyeon adalah, ‘Tinggi…’

Another tiang listrik…

Namja itu benar-benar tinggi dan memiliki kantung mata yang membuatnya terlihat seperti panda!

Dengan cepat Junmyeon meraih mangkuk yang ada di meja dengan kedua tangannya, “Untuk tetangga…”

Namja bermata panda itu menoleh ke belakang, “Kris-ge! Kemari!”

Tidak lama kemudian kembali terdengar langkah kaki dan suara pintu yang terbuka lebih lebar, “Ah, Junmyeon. Untuk kami?” tunjuknya pada mangkuk yang dibawa Junmyeon. Namja angelic itu mengangguk dengan pelan dan kaku.

“Ayo masuk!” ujar Yifan kemudian.

“Waahh, ini terlihat enak!” namja bermata panda itu mencium aroma sup setelah membuka penutup mangkuk. “Suho-ge yang membuatnya?”

Aniya, bukan aku kok, aku hanya membantu Kibum-hyung membuatnya. Semoga kalian menyukainya.” Junmyeon melipat tangannya di meja makan sambil melihat tingkah lucu orang yang baru ditemuinya itu. Tao, adik dari Yifan. Masih junior high school tapi sudah setinggi itu…

Jauh lebih tinggi darinya. Haha…

Tragis.

Haah…

“Karena kami lapar, sepertinya kami akan menyukainya,” komentar Yifan.

“Tapi kita belum memasak nasi, Kris-ge. Makan sup aja mana puas.”

“Kau benar, Tao. Ayo memasaknya sekarang.” Ucap Yifan sambil mencari beras di lemari atas.

“Memangnya kita punya beras?” Tanya Tao sambil membantu Yifan mencarinya di laci lemari sebelah.

“Ada dong,” sahut Yifan lugas. “Tapi aku lupa menaruhnya dimana.”

“Ah, aku akan membantu,” ujar Junmyeon mencari di lemari bagian bawah.

“Aku menemukannya, ayo memasak~” nada ceria keluar dari mulut Tao, dia mengeluarkannya dari lemari. “Apa yang harus kita lakukan?” tanyanya kemudian.

“Bagaimana kalian akan bertahan hidup…” gumam Junmyeon pelan.

“Masukan beras sesuai takaran, masukan air, kemudian mencucinya, benar bukan?” ucap Yifan sambil membuka keran air.

“Ya, benar seperti itu,” sahut Junmyeon.

Setelah selesai melakukan sesuai prosedur, mereka menunggu rice cooker memberikan tanda kalau nasi akan matang.

Suasana hening menyapa ruang makan sembari menunggu, mereka bertiga sedang duduk di kursi ruang makan saat ini. Mata panda Tao tampak menatap Junmyeon dengan intens. Tangannya terlipat di meja, dia meletakkan dagunya di atas tangannya.

“Err… Tao-yah?” ucap Junmyeon. “Kau membuatku takut…”

“Suho-ge, kau benar-benar seperti yang diceritakan Kris-ge.” Ucap Tao tanpa mengalihkan pandangannya.

“Memang dia cerita bagaimana tentang diriku?” Junmyeon tampak tertarik.

“Kalau kau baik hati, ramah, pend-aduuhh, appo!” pekik Tao tiba-tiba.

Yifan menginjak kaki Tao di bawah meja.

“Tao-yah, kau kenapa?” Tanya Junmyeon terkaget-kaget mendengar pekikan Tao yang melengking.

Tao menoleh pada Yifan dengan tatapan kesal. Yifan balas menggerakkan dagunya, membuat Tao sadar dia hampir saja mengatakan hal yang tidak disukai Junmyeon.

Pendek.

“A—Aku tidak sengaja menendang kaki meja…” ringis Tao. “Kris-ge bilang senyumanmu menenangkan, jadi, coba tersenyum padaku, Suho-ge.”

Junmyeon melongo, kemudian menggaruk kepalanya pelan, “Kalau diminta tiba-tiba seperti itu, aku jadi tidak tahu bagaimana harus tersenyum dengan baik…”

“Tersenyum itu mudah, seperti ini…” Tao membenarkan posisi duduknya, dia meletakkan kedua telunjuknya disamping pipinya sambil melengkungkan bibirnya, membuatnya terlihat cute karena mata pandanya yang terlihat menyipit.

“Ah…kyeopta…” sahut Junmyeon balas tersenyum melihat tingkah Tao. Rasanya dia ingin mencubit pipi Tao karena sangat gemas.

Dia tidak menyangka kalau Tao yang jago wushu itu adalah anak yang manja, kekanakan dan lucu seperti ini. Punya banyak aegyo. Benar-benar anak yang polos. Padahal jago dalam martial arts tapi takut pada hantu dan kecoa. Junmyeon jadi mempertanyakan bagaimana cara Tao melawan musuh yang membawa kecoa. Apa dia akan tetap melawan dengan martial arts atau berteriak ketakutan!

“Oh! Senyumanmu benar-benar indah Suho-ge!” ucap Tao dengan wajah terkesima.

“Eh? Begitukah?” Junmyeon merasa salah tingkah begitu mendengar pujian dari Tao.

“Kau harus banyak tersenyum, Suho-ge.”

“Aku merasa sudah cukup banyak tersenyum, Tao-yah.”

“Tetaplah seperti ini, ge.” Tao menepuk bahu Junmyeon. Membuat Junmyeon menatap Tao dan Yifan bergantian dengan heran.

“Hah? Wae?”

You looks good the way you are, anyway.” Ucap Yifan.

Tidak berapa lama kemudian rice cooker berbunyi menandakan nasi sudah matang. Makan malam dua kakak beradik itu dihabiskan dengan mengobrol bersama Junmyeon.

Junmyeon jadi semakin banyak tahu tentang Yifan dan Tao, begitu pula sebaliknya.

XoXo-XoXo-XoXo

“Selamat pagi Kris-ge.” Tao menghampiri Yifan yang tampak sedang membuat nasi goreng.

“Pagi Tao,” Sahut Yifan masih fokus dengan nasi goreng buatannya. “Hari ini akan jadi hari pertamamu sekolah, bagaimana perasaanmu?” Tanya Yifan.

“Ah… aku grogi.” Ucap Tao sambil melonggarkan dasi sekolahnya.

“Kuharap kau tidak akan di-bully seperti di sekolahmu yang dulu,” ucap Yifan.

“Aku juga berharap demikian, Kris-ge.” Tao memasang wajah suram. “Ngomong-ngomong, nasi goreng buatanmu ini bisa dimakan, bukan?”

Tao menatap kearah Yifan yang menyendokkan nasi goreng itu ke piring dihadapan Tao.

“Kau coba saja sendiri,” ucap Yifan sambil menggoreng telur setelah menyendokkan nasi goreng ke piring miliknya.

Tao mengambil sendok dan mencobanya satu suapan, dia diam beberapa saat. Yifan melirik Tao sekilas, cukup penasaran dengan pendapat Tao. Sebenarnya dia juga tidak begitu yakin dengan rasanya, tapi sepertinya tadi rasanya lumayan.

Tao mengangguk, “Wah, kau sekarang bisa menjadi seorang chef, Kris-ge! Ini enak!” Tao mengacungkan kedua jempolnya.

‘Itu berlebihan,’ pikir Yifan. Tapi mungkin Yifan bisa menjadi chef spesialis nasi goreng?

“Padahal kau bahkan belum tinggal sebulan disini, tapi sudah bisa memasak sesuatu. Ini sebuah perubahan yang bagus.”

“Kau juga harus mulai terbiasa dengan semua ini. Cepatlah beradaptasi dan punya banyak teman nantinya.”

“Seakan gege sudah punya banyak teman saja,” ucap Tao sambil menyuap nasi gorengnya.

“Punya banyak kok.” Sahut Yifan singkat.

“Eh? Jinjja? Meskipun dengan sikap dan wajah gege yang seperti itu?” Tanya Tao tidak percaya.

“Apa maksudmu dengan seperti itu?” Tanya Yifan dengan mata tajamnya yang melirik Tao.

“…ya, seperti itu,” ucap Tao dengan nada pelan. Dia kemudian mempercepat menyelesaikan makanannya, dan mencuci piringnya setelah selesai, “Aku pergi duluan Kris-ge.”

“Hati-hati. Ingat untuk memperkenalkan dirimu dengan benar.”

Nde!” seru Tao.

Hari inipun bunga sakura yang berjatuhan masih menghiasi sepanjang jalan menuju sekolah. Yifan memasang headsetnya di telinga kiri dan berjalan dengan santai. Hari ini dia bangun cukup pagi karena hari ini adalah hari pertama Tao sekolah, dia tidak ingin adiknya itu terlambat di hari pertama sekolah. Namun ternyata berefek dengan dia yang ikut berangkat lebih pagi daripada biasanya ke sekolahnya.

Sebenarnya tidak ada yang salah dengan berangkat sekolah lebih pagi. Kau bisa saja menemukan sesuatu yang menarik di pagi hari. Misalnya…pemandangan yang indah.

Jja, ayo melompat padaku!” seru Junmyeon kepada seekor kucing berwarna hitam berpadu putih yang berada di atas dahan pohon. Tangannya berusaha menggapai kucing yang tidak berani melompat turun. Yifan menutup separuh wajahnya dengan tangan kanan, berusaha menyembunyikan senyuman lebarnya.

Lucu,’ pikir Yifan.

“Ayo~” seru Junmyeon sambil melompat kecil untuk meraih tubuh mungil kucing hitam putih itu.

Hup!

Yifan muncul dari belakang Junmyeon dan menangkap kucing yang ada di dahan dengan sedikit melompat. Junmyeon tampak kaget, namun langsung menyadari kalau namja berambut blonde itu adalah Yifan. Dia mengenalinya dari aroma cologne yang dipakai Yifan. Aroma parfum dengan botol berwarna hitam yang dia pilihkan di minimarket beberapa waktu yang lalu.

“Kucing yang lucu.” Yifan menyerahkan kucing itu pada Junmyeon.

“Terima kasih.” Ucap Junmyeon, “Iya, aku sering melihatnya disekitar sini, sepertinya dia kucing liar.” Junmyeon menggeondong kucing itu lalu menurunkannya ke tanah. Tangannya mengelus kepala kucing, membuat kucing itu mengeong dan menggosokkan kepalanya di kaki Junmyeon.

“Sepertinya aku punya sesuatu untukmu,” ucap Junmyeon sambil membuka tasnya, dia mengeluarkan biskuit dan memberikannya. Membiarkan kucing itu mengendus, kemudian memakannya.

Jja, ayo kembali melanjutkan perjalanan.” Ucap Junmyeon pada Yifan sambil mengarahkan telunjuknya ke depan. Sementara itu Yifan mengikuti langkah Junmyeon sambil memasukkan tangannya di saku celana.

Sok keren,’ batin Junmyeon sambil terkekeh pelan begitu melihat sikap Yifan.

Jam pertama hari ini adalah pelajaran olahraga, tapi Yunho-ssaem sibuk mengikuti rapat di kantor sampai jam kedua sehingga mereka dibebaskan untuk melakukan olahraga apa saja (yang pada akhirnya banyak murid yang lebih memilih untuk kabur ke kantin). Beberapa dari mereka yang memiliki semangat olahraga memutuskan untuk bertanding basket dengan kelas sebelah. Junmyeon, Kyungsoo, Baekhyun dan Chen tampak memberi semangat kepada teman-teman mereka yang sedang bermain setelah melakukan lari mengelilingi lapangan. Ada Xiumin dan Luhan di tim B, Chanyeol dan Kris yang berada pada tim yang berbeda—Tim A. Mereka jadi musuh dalam pertandingan antar kelas ini karena mereka berada di kelas yang berbeda.

“Maaf sekali Suho-hyung. Walaupun kita berteman, tapi kami harus mendukung teman sekelas kami,” ucap Chen.

“Semangat Chanyeolie!” seru Baekhyun sambil melambaikan tangannya pada Chanyeol. Chanyeol tersenyum lebar, menampilkan giginya yang putih. Dia balas melambai pada Baekhyun dengan penuh keceriaan. Benar-benar happy virus.

“Baekkie, kita harus mendukung tim kita, bukannya tim musuh,” ucap Chen sweatdrop sambil menyikut bahu Baekhyun.

“Aku lupa.” Baekhyun hanya nyengir tanpa dosa pada Chen. “Xiumin hyung, Luhan hyung, semangaaattt!” teriak Baekhyun kemudian.

Sementara itu Junmyeon hanya terkekeh pelan, beberapa saat kemudian dia ikut berteriak, “Semangat Yifan, Chanyeol!”

“Eh, Kris-hyung memang benar-benar keren ya~” ucap Baekhyun kemudian, “Kris-hyuung~ aku fans-mu mulai sekarang! Semangat ya~”

“Menurutku, sampai sekarang, yang paling keren main basket itu adalah Luhan~” komentar Junmyeon.

“Xiumin-hyung juga keren kok!” timpal Chen.

“Ayo semangat Tim A! Suho-hyung akan mentraktir kalian jika kalian menang!” Kyungsoo ikut berseru dengan meletakkan kedua tangan di depan mulutnya, agar teriakannya terdengar lebih keras.

“Eh? Kapan aku bilang begitu?” Junmyeon menoleh pada Kyungsoo.

Para namja dengan seragam olahraga putih hitam khas sekolah mereka itu tambah bersemangat begitu mendengar kata traktiran.

Ahh~ masa muda memang indah…

XoXo-XoXo-XoXo

“Sepertinya aku mendapat kabar kalau akan ada murid baru di kelas kita!” Seru Jungkook begitu memasuki kelas, membuat penghuni kelas menatap ke arahnya.

“Kalau begitu, aku berharap dia adalah yeoja manis,” ucap Gongchan menanggapi Jungkook, “Kau setuju kan, Kai?”

Tidak ada jawaban dari Kai.

Plak!

Sehun menghantamkan majalah yang dibacanya ke kepala Kai.

“Hah? Apanya?” Kai yang sedari tadi tampak sibuk mendengarkan lagu dengan headset langsung melepas sebelah headsetnya.

“Menurutku namja atau yeoja tidak masalah,” Komentar Sehun.

“Murid baru? Hm… kita lihat saja nanti,” ucap Kai. “Siapa tahu dia adalah anak berandalan dengan tampang sangar yang ternyata adalah anak mafia.”

“Atau anak berkacamata yang tampak culun tapi ternyata aslinya adalah anak orang kaya yang menyamar,” sambung Jungkook.

“Kau terlalu banyak nonton drama,” ucap Gongchan dan Sehun.

“Itu menarik, siapa tahu kita bisa membully-nya.” Ucap Sungjae yang duduk di kursi depan Gongchan, membuat tatapan mereka semua mengarah kepadanya yang sedari tadi hanya diam.

“Haha, aku bercanda, apa kalian pikir aku akan melakukan hal seperti itu?” lirik Sungjae.

“Mem-bully itu mainstream, tapi itu hal yang selalu terjadi di sekolah,” ucap Sehun sambil tersenyum.

 “Aku berasa dari China, kalian bisa memanggilku Zitao atau Tao. Bangapsumnida.” Tao menunduk setelah mengakhiri perkenalan dirinya. Sedikit grogi dengan tatapan asing teman-teman sekelasnya yang baru. Dia tidak akan dibully kan? Iya kan?

XoXo-XoXo-XoXo

[tbc]

XoXo-XoXo-XoXo

Kalteng, 23/11/2014

Repost; edited: 12/12/1017

-Kiriya-

 

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Sweet_cheesecake
#1
Chapter 10: Nah lho hayoo ada yang bakal dimarahin mama habis ini wkkk
Makasi updateannyaa~
Krisho_daughter #2
Chapter 10: Next juseyooo
Krisho_daughter #3
Chapter 8: Akhirnya update ?
Sky_Wings
#4
>_< ♡
BabyBugsy
#5
Chapter 5: Waduh ternyata ini lbh dr sekedar cinta segitiga tp segi lima wkwkwkkwk.. Kira kira siapa nih ya mau nyatain duluan? Ayo dong kriss ngmng dulu sama suho. You are the real prince cool man bro hahahhaa.. Dont be a coward. Fighting!!!
BabyBugsy
#6
Chapter 4: Kyaaaa junmyeon tingkahnya emng ajaib banget dah hahahhaa.. Heemm kekny seru kalau lay sma kris terlibat cinta segita dg junmyeon wkwkkwkwkw..
Makin sweet ajah nih kriss
BabyBugsy
#7
Chapter 3: Aigoo fighting tao... Pengen lihat tao makin deket sama junmyeon sebenernya. Pasti gemesin kalau dia nempel mulu sama jumnmyeon hahahhaha
Mereka ga buli tao kn?? Fighting baby taoo
BabyBugsy
#8
Chapter 2: Haahaha kencan di pagi buta pada hari minggu. Otu terasa menyenangkan hahahhaa..
Cieee kris..
BabyBugsy
#9
Chapter 1: I love it. Gemesin lhat mereka berdua kenalan.. Wkwkkwkwk si dingin kris ternyatabisa senyambung itu kalau ngmng sama suho yg bawel ^^~
ihc_ocohc #10
Chapter 4: Makin manis aja hubungan krishonya, semoga cepet jadian ya kalian berdua <3
Btw kalo ada scene sulay, please lay aja yg jadi semenya hehe