Can You Smile    Pairing: 2PM Nichkhun, Wooyoung - Khunyoung  

Happy Reading \(^__^)/

Sorry for typos...

 

 

 

And, can you smile?
You want this, you hope for this
I can’t seem to have you with only my heart
And, can you smile?
I said to go, I said I’m okay
It seems like I can give nothing but this to you in the end

    Aku memandang rangkaian lili putih di depanku dengan tatapan kosong. Aroma khas lili yang tak begitu familiar menyapa indra penciumku, membawa sebuah sensasi aneh akan campuran nostalgia masa lalu dan kenyataan yang terpampang di hadapanku saat ini. Kutarik napas dalam-dalam, lalu sebuah senyum getir terulas tipis di bibir bersamaan dengan perasaan sesak di dada.     “Nichkhun hyung?”     Sebuah suara lembut menyapa telingaku, membuatku segera mendongak dan mendapati Junho tengah menatapaku dengan tatapan antara heran dan tak percaya. “Aku tidak tahu kalau kamu akan datang.”     Aku terkekeh ringan, mencoba menunjukkan senyum terbaik walaupun hatiku tetap terasa sesak. “Mungkin karena aku tidak memberitahumu jika aku akan datang, jadi tentu saja kamu tidak tahu.” Mencoba untuk melucu adalah cara terbaik untuk menganggapi Junho saat ini. Dan itu berhasil. Junho tertawa.     “Kamu seharusnya memberitahuku hyung, jadi kita bisa berangkat bersama tadi. Chansung dan Minjun hyung pasti akan senang melihatmu lagi, begitu juga dengan Taecyeon hyung dan…” Junho terlihat ragu untuk meneruskan kalimatnya. Ia menggigit bibir bawahnya sembari menatapku dengan bingung, dan aku tahu apa yang menjadi penyebab perubahan sikapnya yang mendadak itu.     “Wooyoung tahu aku akan datang.” Aku berkata pelan, tersenyum simpul saat Junho secara tidak sadar menarik nafas lega dan mengangguk pelan. “Kami bertemu secara tidak sengaja seminggu yang lalu dan ia mengundangku untuk datang.”     “Ahh, begitu…” Junho mengangguk paham. “Lalu kenapa kamu duduk di sini, ayo kita ke depan. Chansung dan Minjun hyung juga sudah di sana.”     Aku menggeleng pelan. “Aku ingin di sini saja Junho. Pergilah duluan, upacara sudah akan dimulai kan?”     Mungkin karena nada suaraku yang terdengar memelas, atau bibir yang secara tak sengaja kembali mengulaskan senyum getir, Junho tidak memaksaku lebih jauh untuk duduk bersamanya. Ia hanya tersenyum simpul sembari menepuk bahuku dengan lembut. Tatapan penuh pengertian terpancar dari matanya saat ia menatapku. “Oke hyung. Tapi bergabunglah dengan kami setelah upacara selesai. Oke?”     Aku segera mengangguk dan ia pun berjalan, meninggalkanku sendiri di salah satu sudut bangku di barisan terakhir gereja tua ini. Dan aku pun kembali hanyut dalam lamunan, memandang rangkaian lili putih yang masih saja menguarkan aroma yang tak familiar di hidungku.       I remember that feeling from a long ago when I looked at you I remember that time when I knew you, you knew me I think about those desperate times when I wanted to be like you, hang out with you But it’s merely a memory that’s passed by     Lagu pernikahan menggema di setiap sudut gereja, membawaku kembali ke realita. Kulihat orang-orang sudah mulai memenuhi gereja, duduk dengan wajah cerah sembari memandang sesosok lelaki dengan jas putih yang, entah sejak kapan, su