At Rainy Days Three Years Later

A Thousand Love ( One-Shot Collection )
Please Subscribe to read the full chapter

At Rainy Days Three Years Later

 

cast : Junho, Chansung, dan member 2PM lain.

genre : , angst (??), drama-romance

author: Wooyochie

 

Sekedar tulisan lama yang diedit menjadi ff Chanuneo.

Happy reading~

 

 

Hingga tiga tahun berlalu, aku masih saja berdiri di tempat yang sama. Di tempat kita pertama bertemu, aku masih saja terpaku, menikmati jiwaku menari dengan bayanganmu dan bercumbu dengan kenanganmu. Dan mungkin, akhirnya kusadari kesalahan terbesar dalam hidupku adalah membiarkanmu pergi dari sisiku..

 

****

 

Suara alunan musik terdengar lembut menyelimuti ruangan kedai kopi bernuansa clasic-cozy. Di pojok ruangan, seorang namja tengah duduk sendirian, memandangi cangkir kopi yang isinya tinggal separuh. Ekspresi wajahnya datar, seakan berusaha keras menyembunyikan isi hatinya saat ini.

"Junho-yaa, apa sebenarnya kau pernah mencintaiku?"

Sebuah pertanyaan kembali terngiang di telinganya. Junho menghela nafas panjang sembari menghenyakkan diri ke sofa tempatnya duduk, memandangi sofa di depannya, tempat Minjun duduk beberapa menit yang lalu.

Minjun..

Junho kembali menarik nafas panjang saat sosok namja bernama Minjun itu kembali melintas di benaknya. Ia masih bisa melihat dengan jelas raut wajah terluka Minjun, alisnya yang bertaut dan bibirnya yang bergetar pelan. Di telinganya, masih terdengar jelas nada pahit dalam setiap patah kata yang meluncur dari mulut namja yang beberapa menit lalu masih menjadi kekasihnya itu.

Ya, beberapa menit yang lalu. Hingga pertanyaan itu keluar dari mulut Minjun, dan Junho bisa mendengar dengan jelas suara hati yang hancur saat ia menggeleng pelan pada Minjun.

"Jadi, selama ini aku hanya bertepuk sebelah tangan? Inikah alasanmu tak pernah membalas setiap bisikan cintaku?"

Kata-kata Minjun kembali terngiang di telinga Junho. Dan sebuah helaan panjang kembali terdengar saat Junho ingat ia hanya bisa menggumam maaf tanpa berani menatap mata Minjun.

Junho tahu ia salah. Junho tahu bahwa tak seharusnya Minjun terluka akibat keegoisannya. Junho pun sadar bahwa sebenarnya ia tak layak mendapatkan cinta Minjun. Minjun berhak mendapatkan yang lebih baik dari seorang Junho. Maka saat akhirnya Minjun memutuskan berpisah, Junho hanya bisa mengangguk lemah, tanpa mampu berkata apapun selain maaf.

Dan kini, setelah beberapa menit berlalu sejak Minjun meninggalkan Junho, namja itu hanya bisa merenungi apa yang telah terjadi padanya.

"Dan sekali lagi, aku hanya bisa terdiam dan melepaskan orang yang mencintaiku pergi dari hidupku." Junho berkata pelan, pandangannya menerawang ke luar jendela kedai kopi. "Sudah tiga tahun berlalu, tapi aku masih saja melakukan hal yang sama. Melepaskan mereka yang mencintaiku karena aku masih saja menyesal telah melepaskanmu dulu. Andai aku bisa mengulang waktu.."

Junho memejamkan mata. Lelah. Ia merasa lelah dengan semua yang telah ia lalui selama tiga tahun ini. Ia lelah menyakiti orang lain karena keegoisannya. Minjun, Taecyeon, Nichkhun dan Wooyoung. Entah berapa orang lagi yang akan ia sakiti seperti mereka hanya karena satu alasan, mereka bukan Chansung.

 

*****

 

Junho berjalan keluar dari kedai kopi. Ia tak mau lagi berlama-lama merenungi semua yang terjadi dengannya dan Minjun beberapa jam yang lalu. Junho telah memilih, dan ia memilih untuk melepaskan Minjun, maka tak ada hal lain lagi yang perlu ia sesali. Junho hanya bisa berdoa untuk kebahagiaan Minjun, serta kebahagiaannya sendiri.

Langkah Junho seketika terhenti saat ia menyadari hujan tengah turun dengan derasnya di luar. Selama beberapa jam yang lalu, ia terlalu asyik tenggelam dalam dunianya sendiri hingga tidak menyadari perubahan cuaca yang terjadi. Dengan sedikit berlari, Junho menuju ke arah mobilnya yang terparkir di seberang jalan. Sesampainya di dalam mobil, Junho terdiam sejenak, memandang deras rintik hujan yang jatuh dan mengalir di jendela mobilnya. Di luar hujan begitu deras, dan Junho tahu, hal yang sama juga terjadi di dalam hatinya. Sejak tiga tahun yang lalu, hujan terus turun di hatinya tanpa henti, membuat semua hari-harinya menjadi kelabu.

Dengan sebuah tarikan nafas panjang dan suara kunci yang terputar, akhirnya mesin mobil Junho menyala. Mobil sedan kuning itu melaju pelan di tengah rintik hujan di jalanan kota Seoul. Serangkaian nada musik ballad mengalun pelan, memenuhi setiap jengkal sudut mobil Junho dengan suasana mengharu biru. Tapi si pemilik hanya diam, seakan tak ikut larut dalam setiap syair yang mengalun. Ia hanya terus memandang jalanan di depannya dengan tatapan kosong.

Di sebuah lampu merah, Junho akhirnya menepi dan berhenti. Entah kenapa ia merasa tak ingin segera pulang ke rumah. Ia masih ingin menikmati hujan. Ia masih ingin menikmati satu-satunya hal tentang Chansung yang masih bisa ia ingat dengan senyuman di bibirnya. Junho memandangi wiper mobil yang terus bergerak, menghapus air hujan yang turun di kaca.

“Andai saja hatiku juga punya wiper yang bisa menghalau semua kenangan tentangmu untuk terus turun dan membasahi hatiku. Andai saja semua kenangan kita bisa dengan mudahnya dihapus seperti air hujan di jendela itu.”

Junho bergumam pelan. Seketika itu juga, semua kenangan tentang Chansung menyeruak, memenuhi setiap sel tubuhnya dan membuatnya sesak. Junho menyesal. Junho ingin bertemu Chansung sekali lagi. Ia begitu ingin memeluk Chansung sekali lagi. Menyatakan padanya bahwa ia masih mencintai Chansung, dan betapa ia ingin Chansung kembali lagi dalam hidupnya. Rasanya semua begitu salah tanpa Chansung di sampingnya. Chansung adalah separuh jiwanya dan saat ia pergi meninggalkan Junho tiga tahun yang lalu, separuh jiwa Junho otomatis ikut terbawa, membuat Junho merasa tak lagi lengkap.

“Chansung, kembalilah Chansung..”

Bagai sebuah mantra, tiba-tiba saja ekor mata Junho menangkap sesosok namja yang tengah berjalan keluar dari sebuah toko kaset di seberang jalan. Junho memicingkan matanya, berharap bisa melihat sosok namja itu dengan lebih jelas. Dan tak salah lagi, itu adalah Chansung.

“B-bagaimana mungkin?”

Junho berbisik pelan pada dirinya sendiri. Ia masih tak percaya dengan apa yang terjadi. Beberapa detik yang lalu ia masih menggumamkan permohonannya, dan sedetik kemudian Chansung telah muncul di depan matanya. Apakah ini keajaiban? Ataukah ini tanda dari Tuhan untuk hubungan mereka?

Tapi tiba-tiba saja Junho merasa takut. Ia takut mendekati Chansung dan menyapanya lagi. Ia takut Chansung akan menolaknya dan membuat hatinya hancur untuk kedua kalinya. Sekelebat memori kembali muncul di ingatan Junho.

 

 

-flashback-

 

“Tidak bisa sayang, aku masih harus latihan basket lagi malam ini. Lagipula kita kan sudah menghabiskan semalaman bersama, apa semua itu masih kurang?”

Suara Chansung di ujung telepon terdengar begitu letih dan Junho tahu ini waktunya untuk berhenti merengek. Tapi entah kenapa kali ini ia begitu keras kepala dengan permintaannya agar Chansung terus menemaninya hingga malam ini.

“Tapi Chan…”

“Tidak ada tapi-tapian Nuneo. Aku tahu ini hari ulang tahunmu, tapi kumohon mengertilah. Kita masih bisa bertemu lagi besok. Lagipula besok malam kita akan bertemu lagi untuk merayakan hari jadi kita.”

Junho akhirnya menghela nafas panjang, mencoba untuk melepaskan semua rasa kecewanya. Sebenarnya ia berharap, tiga hari ini ia bisa menghabiskan waktu terus bersama Chansung, tapi Chansung selalu punya kesibukan lain yang tidak bisa ditinggalkan sehingga mau tak mau Junho harus selalu mengalah.

“Baiklah, aku mengerti. Selamat berlatih Channie, semoga malammu menyenangkan.” Dengan memberikan sedikit penekanan sarkastik pada kalimat terakhir, Junho segera memutus telepon tanpa menunggu jawaban dari Chansung. Rasa kecewanya yang tak bisa dibendung lagi membuatnya tak mau berlama-lama berbicara dengan Chansung di telepon. Dan setelah melemparkan handphone-nya dengan jengkel ke atas kasur, Junho segera meringkuk di samping tempat tidurnya. Perlahan air mata menetes dari pelupuk matanya. Ia kecewa, sungguh kecewa.

Padahal ia ingat Chansung pernah berjanji padanya bahwa tahun ini mereka akan merayakan dua hari special mereka - hari ulang tahun Junho, hari jadian mereka– sebagai momen paling istimewa. Chansung berjanji akan membawanya liburan selama tiga hari. Tapi rencana itu harus batal karena Junho tak bisa ijin libur kuliah, dan Chansung juga harus mempersiapkan diri untuk kompetisi basket.

Kecewa. Itulah hal pertama yang dirasakan Junho saat tahu rencana mereka harus batal. Tapi Chansung berjanji ia akan selalu bersama Junho selama tiga hari itu, sehingga Junho bisa sedikit tersenyum. Namun sekarang, Chansung justru melupakan janjinya itu karena ia harus berlatih basket dengan tim-nya. Jujur, Junho sangat kecewa. Tapi ia tak bisa melakukan apa-apa selain menerima dan memendam perasaannya karena ia tahu, kompetisi itu sangat penting untuk Chansung. Dan di sinilah ia sekarang, menangis diam-diam karena ia

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
WinkAngel
maybe tomorrow i'll update hehe

Comments

You must be logged in to comment
babikhun
#1
Chapter 2: I thought it's in English T_____T
aririska #2
Chapter 17: aku reader baru disini .. boleh tahu blognya ochi g?? pengen baca fanficx ...
aririska #3
Chapter 16: authornya bener" .. abis dibuat nangis nangis ampe banjir ne ruanganku terus dikasih cerita ngakak badai kayak gini ... #plakk ...
bener" ne bikin mules ceritanya #dilempar sendal am author...
hahahaa...
aririska #4
Chapter 12: ahhh ... bener-bener bikin nyesek gak abis" ... untung lagi baca sendirian jadi gak ditanyain macem" ama momy .... #heheh good job author-shi ... tp aku juga setuju ... aku lebih seneng baca khunyoung ceria sampai akhir cerita ... bikin yang lebih bagus lagi y author-shi .. #Hwaiting ^_^
HottestKY #5
wheres the real chapter 1, authornim??
rinkhunyoung #6
Chapter 18: anyyoong authornim...aku readers baru...
setelah ku baca,semuanya benar keren...##
aku kehabisan kata untk comments...ini keren buanget...
ma`af tak bisa komen satu per satu chapterx...^^
adeumi
#7
Chapter 12: bener" nangis baca cerita ini T_T
jangwooyoung0730
#8
Chapter 12: woo begoooo, siapa yg bisa tersenyum saat seseorang yg paling dicintai bakalan mati. siapaaaa??? begoo begooo... dan khun, kau tidak seharusnya marah sama khun, kau mestinya marah sama authornya khun, yakin, kau harus benar benar marah sama authornyaaaaaaaa........

kesekian kalinya baca ini ,karena memang ingin, karena cerita ini sangat berkesan sama berkesan nya dengan cerita 'Heat' nya salah satu author fav ku juga. dan aku pertamana berharap, karena ini kesekian kalinya aku baca, aku bisa baca dg tenang, tanpa nangis sedikit pun, tapi apa? malah lebih parah. sakit banget rasanya.
hidup dg jantung orang lain past sangat tidak nyaman. tapi Kenapa woo harus terus trsenyum walaupun dia sekarat. itu benar benar sangat menjengkelkan. benci banget. wae wae wae?.? Kenapa saat mereka di mobil, kenapa ga sekalian aja mereka kecelakaan? adiil, lebih adil. mati bareng aja biar adil.
ouh, mata sakit, udah ga bisa melek. bengkak. Makasih authornim , cerita ini pasti akan sangat sangat berkesan sampai kapanpun. hadeuh. mestinya , khun bener bener marah sama authornya buat ngwakilin aku juga. sekalian kita serbu bareng bareng authornya.
sekali lagi, Makasih authornim ;)
Ndah_Young #9
Chapter 18: Ya ampun saya baru balik ke aff ternyata dapet kabar yg menyedihkan :( terima kasih juga thor untuk ffnya yg ngehibur banget walaupun ada yg sad end,,makin sepi aja deh ni aff *hikss
jangwooyoung0730
#10
Chapter 18: akhirnyaaa, author winkangel ngucapin salam perpisahan nya. fighting authornim. fighting. walaupun agak sedih, ga deh, sedih banget. karena aku kenal kalian ya dari ff ini. hiiks hiiks... tapi selama aku masih bisa menghubungi kalian, tidak masalah. Makasih buat story story nya. story kalian sangat menghibur dan yaah, walaupun ada juga yg buat aku nangis guling guling. asli, kenal sama kalian suatu keajaiban buat ku. kenapa? karena selama ini aku merasa aku hanya sendiri jadi kys dan angangels, tapi karena aff dan ffnya, aku serasa punya banyak pendukung, dan ga ngerasa sendiri lagi :)

sekali lagi, Makasih authornim. fighting buat author author. karena menurut ku, membuat cerita seperti ini pun, tidak slah, karena ini merupakan suatu karya/seni, dan aku akan selalu menghargai setiap karya itu.

bye bye authornim, take care dan good luck!!! :)#