Chapter 7

Here I Am

Kris memandang kepergian pria yang tadi bersama Amber dengan tatapan tidak suka.

"Kris.." suara Amber terdengar

"Kau sudah datang!" Amber dengan senang menyambutnya lalu mendekati pria cina bermarga Wu itu.

"Yang tadi itu siapa?" tanya Kris langsung tanpa basa basi

"huh ??" Amber merasa bingung

"laki-laki yang datang ke rumahmu tadi itu siapa?" dengan nada ketus Kris mengulang pertanyaanya.

"oh, dia itu temannya Luna." jelas Amber terlihat ragu.

"Kalau temannya Luna kenapa akrab sekali denganmu!!" Kris membalas masih dengan nada yang ketus.

"Temannya Luna kan juga temanku." Amber beralasan

"Aku temanmu tapi tidak seakrab itu dengan Luna." Kris tidak mau kalah

"mengacak rambut, mengelus bahu, aku lihat itu." tambahnya mengingat hal yang laki-laki itu lakukan saat bersama Amber.

Amber menarik nafasnya dalam-dalam. Sepertinya Kris terlalu salah saham dan mungkin juga cemburu.

"Namanya Lee Jin Ki, dia tidak ada hubungan apapun denganku." kata Amber.

"sudahlah lupakan!" sela Kris

Mereka masuk ke dalam rumah Amber dan duduk di ruang tengah sambil menonton televisi. Amber bingung ingin melakukan pembicaraan apa dengan Kris. Karena pria yang sekarang duduk di sampingnya itu terus bersikap diam dan begitu fokus dengan tontonan di layar kaca. Amber melirik Kris untuk ke sekian kalinya.

"Kau mau minum apa?" tanya Amber hati-hati

"Apa saja!" jawab Kris singkat tanpa mengalihkan matanya dari televisi.

Beberapa saat kemudian setelah Amber pergi ke dapur, ia kembali dengan segelas jus jeruk di tangannya.

"Kris, kau marah?" tanya Amber.

Kris hanya menggeleng.

"Kau cemburu?"

Kris menggeleng lagi.

Bukan jawaban berupa gelengan kepala dari Kris yang Amber mau, tapi dia ingin pria itu berbicara. Amber merasa perlu menjelaskan siapa sosok Lee Jin Ki sebenarnya pada Kris. Hanya saja dia tidak tahu harus mulai darimana.

Hari itu berakhir tanpa hal apapun yang terjadi. Kris masih dengan sikap bungkamnya serta Amber yang tidak tahu harus berbuat apa. Meski Amber berusaha membuat percakapan namun setiap kali gadis itu menanyakan sesuatu, Kris hanya menjawab singkat sehingga sulit untuk diteruskan. Kris pulang setelah berpamitan singkat pada Amber. Wajahnya pun masih terlihat masam.




 

Kris tidak mengerti dengan sikap Amber. Dia pikir jika dirinya diam gadis itu akan menjelaskan siapa sosok Lee Jin Ki sebenarnya. Atau setidaknya dia tahu kalau misal perasaannya pada Amber itu bertepuk sebelah tangan. Kris memang marah karena Amber terlihat intim dengan laki-laki asing itu. Jujur, dirinya ingin sekali mengatakan kalau Amber itu miliknya. Ya, walau pada kenyataannya belum resmi.
Tapi ada hal yang lebih membuatnya tidak mengerti yaitu kenapa dia masih mengunjungi Amber meski dirinya sedang marah. Padahal pertemuan mereka hanya akan menghasilkan keadaan saling diam. Amber yang payah serta Kris yang juga sama payahnya memang aneh. Mereka menghabiskan waktu bersama, duduk berdampingan di bangku taman kemudian berkutat pada pikiran masing-masing. Pula seperti hari ini, hari ke empat Kris marah pada Amber.

"Kris..." Amber bersuara memecah keheningan yang sudah berlangsung sejak setengah jam lalu.

"hm ?"

"Kau ingin aku menjelaskan semuanya?" tanya Amber lebih terdengar sebagai tawaran.

Pertanyaan bodoh! Tentu saja Kris perlu penjelasan. Dan itu haruslah penjelasan yang bagus serta membuat perasaannya lega tentunya.

"kalau kau tidak ingin jangan paksakan dirimu." Kris masih bersikap cuek

"Aku ingin menjelaskannya padamu, Kris. Kau boleh bertanya padaku sekarang."

Kris diam sejenak. Dari sekian banyak pertanyaan yang ada di kepalanya, lebih baik yang mana dulu yang akan ia ajukan.

"Apa hubunganmu dengannya?" tanya Kris.

"Teman." jawab Amber.

Mendengar itu Kris langsung menatap marah ke arah Amber. Dia masih ingat saat gadis bernama tengah Josephine itu mengatakan kalau dia dan laki-laki bernama Lee Jin Ki itu tidak punya hubungan. Tapi sekarang dari yang tidak punya hubungan berubah menjadi 'Teman'.

"Apa dia teman yang penting?"

"Ya."

"Seberapa penting?"

"Sangat!"

Perasaan Kris sudah sangat tegang mendengar jawaban yang terlontar dari mulut Amber. Dia merasa sudah tidak tahan lagi mengajukan pertanyaan yang lain. Dia takut kalau jawabannya akan lebih menyakitkan lagi daripada ini. Mengetahui Lee Jin Ki itu penting bagi Amber saja sudah membuat dirinya marah.

"Kris?" panggil Amber ketika menyadari Kris yang terdiam.

"Seharusnya sejak awal kau bilang padaku jika perasaanku ini bertepuk sebelah tangan." ucap Kris datar sambil berdiri dan berniat pergi. Namun sebelum dia benar-benar melangkah, lengannya sudah lebih dulu dihentikan oleh tangan Amber.

"Dengarkan dulu, Kris!" pinta Amber

"Kurasa tidak perlu!" Kris menepis tangan Amber dengan kasar walau sebenarnya di dalam hati dia tidak tega. Tapi dia sudah terlanjur marah pada Amber. Kecewa karena sudah dibohongi.

"Jin Ki itu adalah dokterku, Kris." perkataan itu sukses membuat Kris mematung.

Nah, Amber itu terlalu membuang banyak waktu. Kenapa dia tidak memberi tahu sejak awal kalau Jin Ki itu dokter, dengan begitu Kris tidak akan terlalu salah saham.

"Dia dokter yang merawatku di rumah sakit, Kris."

Kris kini menoleh ke arah Amber dan menemukan gadis itu mulai sendu.

"Aku sakit parah, Kris." mata Amber terlihat mulai berkaca-kaca.

"Apa kau masih mau berteman dengan orang yang penyakitan sepertiku?" lanjut Amber.

Kris mendekati Amber dan menatapnya lekat-lekat.

"Kenapa kau bertanya seperti itu?" Kris bertanya balik.

"karena aku hanya akan menyusahkanmu saja." jawab Amber

"Kenapa kau baru memberi tahuku soal ini sekarang? Ini sudah terlambat Amber, aku sudah terlanjur tidak bisa meninggalkanmu."

Kris tentu saja berbohong. Bukankah sejak awal dirinya sudah tahu kalau Amber mengidap penyakit yang parah. Dan sejak awal dirinya juga tidak bisa meninggalkan Amber.

"Aku takut. Kebanyakan orang yang tahu aku memiliki penyakit, awalnya mereka akan peduli padaku karena kasihan. Tapi lama-lama mereka lelah karena terus terbebani olehku. Dan pada akhirnya pergi meninggalkanku." Amber sudah tak lagi bisa menahan air matanya ketika mengingat hal itu.

Dulu jauh sebelum hanya Luna seorang yang menjadi sahabatnya, ada orang lain yang juga berstatus seperti Luna. Orang-orang yang awalnya seperhatian dengan Luna, orang-orang yang selalu menyemangati dirinya untuk bertahan. Tapi setelah itu mereka merasa terbebani olehnya sehingga pergi meninggalkan Amber.

"Aku takut kau meninggalkanku, Kris." tambah Amber

"Aku lebih takut lagi kalau kau meninggalkan aku, Amber." batin Kris.

Kedua tangan Kris menangkup wajah Amber dan mengangkatnya ke atas supaya gadis itu menatapnya.

"Apa kau pikir aku sama seperti mereka?" tanya Kris

Amber hanya diam.

"Aku hanya takut kalau kau seperti mereka, Kris. Maafkan aku." Amber menunduk karena tidak ingin kesedihannya dilihat oleh Kris.

"Kau boleh menganggapku seperti itu. Tapi dengar, apapun yang terjadi aku akan selalu berada di sisimu. Aku akan membuktikannya, Amber." Kris berkata dengan lirih sembari mengelus pipi Amber lembut. Kemudian dia merengkuh gadis itu ke dalam pelukannya. Membiarkan air mata gadis itu membasahi pakaiannya.

"Jadi Jin Ki itu hanya dokter kan? Bukan yang lainnya?" tanya Kris.

Amber mengangguk kepala untuk menjawabnya.

"Dia itu temannya Luna?"

Amber mengangguk lagi.

"Jadi sekarang kita resmi bersama?" tanya Kris lagi.

Amber lagi-lagi mengangguk.

"apa!" Amber yang sadar langsung melepaskan diri dari pelukan Kris.

"apapun, kau tidak bisa menarik kembali persetujuanmu yang tadi!" Kris tersenyum.

"Kris Wu!! Kau!" teriak Amber kesal karena merasa dikerjai oleh Kris. Dia memukuli bahu Kris dengan kesal walaupun sebenarnya dia itu sangat gugup saat ini.

Kris hanya tertawa menerima serangan Amber lalu secara tiba-tiba dia memeluk gadis itu dengan erat dan mencium pucuk kepalanya.

"Aku menyukaimu!"

"Aku menyukaimu!"

"Aku menyukaimu!"

Kris terus mengulang kalimat itu berkali-laki yang membuat Amber tersenyum bahagia dalam pelukannya.

Kalimat itu merasuk ke dalam pikiran dan hati Amber seperti mantra yang telah mempengaruhinya. Tapi Amber merasa sangat bahagia sekarang, bersama Kris atau Kris-nya.

"Aku juga menyukaimu, Kris Wu."

Tbc

Hayoooo, adakah yang menyangka kalo si Onew adalah orangnya?
Sengaja taruh Onew buat temenin Luna dicerita ini, moga suka semuanya..

PicsArt_1381702367934.jpg
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
dheaariftya
#1
Chapter 12: wow kris lucu bgt, bener2 tergila2 sama amber. selamat buat lunew couple.
dheaariftya
#2
Chapter 5: baru nemu dan baca sampai chap 4, nanti sore diterusin, kkk. uahhhhh ngantuk.
ikiranalf
#3
Chapter 12: aaaappdeett suunn wkwk update soon authornim!!
krisber_1806 #4
Chapter 12: cieh cieh cieh....
sweet bingit chap yang ini....
vewolowitz
#5
Chapter 12: Eaaaa, Onew in action bung! Akhirnya Amber gak ngeyel lagi. Tapi, kok pusing lagi? Udah deh langsung bawa ke luar negeri aja! Next author nim!
dewipur
#6
Chapter 12: ye...akhir nya baikan lagi...
lanjut.. :)
rismadjuanita27 #7
Chapter 12: Asik akhirnya luna ame abang onew juga walaupun blm pacaran sih
lanjut ya thor rame nih d ff nya jadi ada 2 cople
krisber and lunew
okeyberliu #8
Chapter 11: DAEEEBAAAAAAK.....!!!!
ini ff kuren abis thor, sukses bikin cemas, lega, nyesek, senyum2 gaje dan bikin mewek seketika
LANJUUUT.....!!
juju7442
#9
Chapter 11: update soon
krisber_1806 #10
Chapter 11: Yah ko bertengkar??
update soon.