Chapter 9

Here I Am

"Aku hanya ingin mengatakan, good night my Amber have a nice dream."

Kris mematikan ponselnya. Lalu menghidupkan mesin mobilnya dan melesat pergi.

Sesampainya di rumah dia langsung membaringkan tubuhnya ke ranjang. Mencoba memejamkan mata. Tapi kemudian matanya terbuka kembali. Lagi-lagi dia tidak bisa tertidur.

"Ibu, sesakit apa rasanya saat kau tahu hidupmu tak akan lama? Apa kau seperti Amber? Putus asa? Sering menangis? Bagaimana perasaanmu waktu itu?" Kris berbicara sendiri dengan nada lirih sembari menatap langit-langit kamarnya.

"Bu, apa kau bisa melihat Amber dari sana? Kalau kau masih ada, aku pasti sudah memperkenalkan gadis itu denganmu. Dia gadis yang baik, cantik dan manis. Tapi gadis itu sakit, sakit parah. Aku takut sekali bu, kalau dia akan pergi seperti dirimu. Aku harus bagaimana, bu?"

Kris memejamkan matanya, sekali lagi mencoba tidur. Gagal. Dia lalu membuka laci yang terdapat pada meja kecil disebelah kanan ranjangnya. Mengambil botol kecil yang berisi pil obat. Dia membuka pelan lalu mengambil beberapa butir pil dan menenggaknya dengan paksa.

Sudah beberapa hari ini, pemuda cina itu bergantung pada obat tidur agar bisa terlelap. Semakin hari dosisnya ia tambah karena merasa obat tidur itu mulai tak memberi efek buatnya. Setelah meminum obat itu, Kris mulai mengantuk hingga akhirnya jatuh terlelap.

 

Esok paginya Kris bergabung dengan sang ayah yang sedang melakukan sarapan. Keduanya saling diam. Tak memperhatikan satu sama lain. Dan Kris dengan cuek hanya duduk begitu saja berseberangan dengan ayahnya.

"mmm, saat kau tahu ibu sakit seperti apa perasaanmu?" Kris dengan canggung bertanya. Suaranya pun terdengar tidak jelas.

"Hah?" ayahnya mendongak dan memberi tatapan bertanya pada Kris. Lelaki tua itu kaget saat Kris tiba-tiba mengajaknya bicara terlebih dahulu.

Kris terdiam sejenak lalu ingat ketika Amber menyuruhnya untuk memanggil lelaki tua di hadapannya itu 'ayah'.

"Saat tahu ibu sakit, bagaimana perasaan ayah?" Kris mengulang pertanyaanya, lebih jelas kali ini.

Dan ayahnya kali ini tak dapat menyembunyikan perasaan terkejutnya. Kris Wu, putra yang selama ini marah dengannya. Putra yang selama 3 tahun terakhir memiliki hubungan buruk dengannya secara tiba-tiba memanggilnya ayah. Pasti sesuatu telah terjadi.

"Aku merasa sangat sakit. Seperti merasakan apa yang ibumu rasakan ketika penyakit jantung itu sedikit demi sedikit menggerogoti tubuhnya. Entahlah aku tidak bisa menjelaskan sesakit apa itu." ayahnya menjawab. Menghentikan kegiatan sarapan paginya.

Perasaan seperti itu persis dengan apa yang Kris rasakan sewaktu mengetahui ibunya sakit serta ketika tahu gadis yang dicintainya juga sakit.

"Ada apa?" Ayah bertanya pada putranya yang terlihat diam.

"Aku mengerti ayah."

"Kris, ayah minta maaf karena terlalu sibuk sehingga tidak pernah memperhatikanmu. Ayah terlalu ambisius bekerja sampai mengabaikan putra ayah yang butuh kasih sayang." Ayahnya menatap penuh penyesalan.

"Kau berhak marah padaku. Aku mengerti." lanjutnya.

"Aku juga minta maaf, ayah. Seharusnya aku bersikap lebih dewasa." ujar Kris

"Ini belum terlambat kan? Jika kita mulai memperbaiki hubungan buruk ini?" ayahnya mengusulkan.

Kris menggeleng.

"Ini belum terlambat ayah."

"Soal makan malam nanti, ayah minta maaf karena ada.." Pria tua itu ragu menyambung kalimatnya. Rasanya dia sangat menyesal karena tidak bisa menepati janji pada Kris.

"Tidak apa-apa. Kita bisa melakukannya lain kali." Kris menyela.

"Ayah akan batalkan jadwal supaya kita bisa makan bersama.."

"tidak perlu ayah. Aku mengerti, pekerjaan ayah sangat padat." Kris tersenyum meyakinkan.

Ayahnya tidak percaya kalau Kris bersikap begitu baik padanya.

"Siapa dia?" suara ayah terdengar penasaran.

"Siapa?" Kris tidak mengerti.

"Orang yang membuatmu jadi begitu hangat."

Kris tersenyum dan langsung memikirkan Amber.

"Nanti pasti akan aku kenalkan pada ayah." jawab Kris

"Seorang gadis?"

Kris tersenyum sedikit malu.

"Menurutmu?"

Ayahnya tersenyum mengerti lalu melanjutkan sarapan.

. . .

Amber memperhatikan Kris yang sedang duduk bersila  sambil sibuk mengutak atik laptopnya. Kris datang ke rumahnya hanya untuk menumpang bermain laptop di ruang tamunya? Benar-benar keterlaluan. Televisi yang menyala pun diabaikan. Amber merengut kesal sampai kemudian dia melihat sesuatu dan tersenyum.

"Ini milikmu kan?" Amber merangkul Kris dari belakang secara tiba-tiba dan menunjukkan boneka alpaca di depan wajah Kris.

Pria bermarga Wu itu tersenyum sambil menoleh ke kanan untuk melihat wajah Amber.

"Kau meninggalkannya saat sedang marah padaku beberapa hari yang lalu." Amber menjelaskan.

"Sebenarnya itu memang untukmu." balas Kris.

"Benarkah?"

Kris mengangguk.

"Bagaimana menurutmu?"

"Aku suka."

Amber mengintip sekilas layar laptop dihadapan Kris. Mencari tahu apa yang sedang kekasihnya itu kerjakan.

"Kau sedang apa?" tanyanya penasaran karena tidak mengerti isi tulisan di laptop.

"aku sedang mengerjakan tugas kampus."

"Pasti menyenangkan jadi mahasiswa! Seharusnya aku sudah masuk universitas 2 tahun lalu." keluh Amber.

"Berhenti bicara Amber Liu!" Kris sudah hafal dengan nada mengeluh yang di keluarkan oleh Amber.

"Kalau kau masuk universitas akan ada banyak pria yang mengejarmu. Nanti aku dicampakkan olehmu." Kris beralasan.

"siapa yang masuk universitas karena ingin dapat pacar! Kau sungguh aneh." Amber berkomentar.

Kris tersenyum. Sebenarnya bukan karena ucapan Amber barusan tapi karena gadis itu urung melepaskan pelukannya. Tangan Amber masih setia mengalung di lehernya dan posisi wajah mereka juga sangat dekat.

"Amber, pria kolot itu e..maksudku ayahku membatalkan acara makan nanti malam." Kris memberi tahu.

"Ayah?" Amber memberi tatapan bertanya kepada Kris.

"Kau kan bilang kalau aku harus memanggilnya ayah." Kris yang mengerti arti tatapan itu membalas.

"anak pintar..." Amber mengelus pipi Kris dengan tangan kanannya.

"Anak pintar biasanya sering mendapatkan hadiah." setelah mengatakan itu Kris memajukan bibirnya lalu jari telunjuknya ia tusuk-tusukkan dengan pelan ke bibirnya. Memberi isyarat minta dicium kepada Amber.

"Berikan aku hadiah, sayang." Kris merayu masih dalam tindakan yang sama.

Amber menggeleng dan segera melepas rangkulannya.

"Memang kau sedang berulang tahun!" kata Amber

"Apa orang yang berulang tahun saja yang dapat hadiah? Pacarmu yang malang ini butuh vitamin supaya bisa mengerjakan tugas kampus yang menumpuk!" Kris membujuk. Kedua tangannya disatukan dan memberi tatapan memohon pada Amber.

"Pergi beli vitamin sana!" Amber beranjak dengan kesal dan membuat Kris tersenyum.

"Dasar jahat!" ucap Kris.

Pria itu melanjutkan kegiatannya tapi kemudian suara Amber menginterupsinya lagi.

"Kris, boleh aku pinjam ponselmu?" Amber kembali menghampiri Kris.

"Tentu." Kris mengambil ponsel di dalam saku celananya lalu memberikannya kepada Amber.

Gadis itu mencomot ponsel yang berada di tangan Kris lalu tiba-tiba memberi kecupan kilat di pipi kanan Kris. Amber langsung berlari kabur menuju kamarnya sebelum Kris yang terkejut akhirnya berkomentar pelan.

"Dasar aneh." Kris tertawa kecil lalu memegang pipi bekas ciuman Amber tadi.


 

Kris yang akhirnya selesai mengerjakan tugas melihat ke arah jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 10 malam. Sudah 3 jam berlalu sejak Amber menciumnya tadi. Kris menarik nafas lalu menuju ke kamar Amber. Melihat gadis itu sedang sibuk mengutak-atik ponsel layar sentuh miliknya sambil tiduran di ranjang dari dekat pintu. Dia tersenyum kala memperhatikan ekspresi serius Amber.

"Sedang apa?" Kris akhirnya bersuara mengalihkan perhatian Amber dari ponsel.

Amber nyengir malu seperti baru saja ketahuan melakukan hal bodoh.

Kris melangkah menuju ranjang lalu berbaring di sebelah kanan gadis itu.

"Aku sedang melihat foto-foto yang ada di ponselmu." Amber menunjukkan apa yang ia lihat di ponsel.

"Siapa dia?" tanya Amber memperlihatkan gambar seorang pria muda yang sedang tertawa.

"Dia si happy virus, Park Chan Yeol." jawab Kris.

"Pantas, banyak fotonya yang tertawa." komentar Amber mengangguk-angguk.

Amber menyentuh layar ponsel menggeser ke foto lain. Terlihat gambar para anak muda dengan berbagai gaya di sebuah pantai.

"Ini?"

"Itu liburan setahun lalu kami di pulau Jeju. Ini Suho, Luhan, Chen, dan Kyungsoo." jelas Kris menunjuk masing-masing gambar sesuai nama yang ia sebutkan.

"Nah, siapa mereka? Cantik sekali!"

"Krystal dan Sulli, mereka berdua ini model."

Amber hanya mengangguk.

"Kau tidak cemburu aku menyimpan foto gadis lain di ponselku?" goda Kris mencolek pipi Amber.

Amber menggeleng membuat Kris mencubit pipi gadis itu dengan gemas.

"Kenapa foto-fotomu itu gayanya selalu sama." Komentar Amber saat melihat foto Kris yang ke sekian kalinya.

"Tanpa bergaya pun aku sudah menawan." Kris dengan percaya diri memuji diri sendiri.

"Wah siapa ini? Lucu sekali! Tampangnya seperti kakek-kakek." seru Amber menunjuk salah satu foto wajah yang sedang tersenyum.

"Dia Tao! Si kungfu panda.
Dasar! Kenapa kau mengejeknya seperti itu."

"Tapi menurutku tampangnya benar-benar lucu. Aku jadi ingin bertemu dengan Tao." Amber melirik Kris.

"Kalau Tao lucu, aku ini lebih tampan." Lagi lagi Kris bersikap over percaya diri.

"Lihat, siapa pria ini?"

"Oh SeHun."

"Dia jauh lebih tampan darimu, Kris Wu YiFan!" komentar Amber.

Kris yang sedikit kesal langsung memeluk Amber dengan erat. Gadis itu berontak saat wajahnya menempel di dada bidang Kris.

"Asal kau tahu saja ya Amber Liu! Keluargaku itu sangat kaya di China. Aku ini adalah pewaris berbagai perusahaan besar di sana. Jadi kau tidak akan menyesal jika menikah denganku." Ucap Kris mempererat pelukannya.

"Aku tidak dengar.. Aku tidak peduli!" Amber merajuk dalam pelukan Kris.

Kris tersenyum tak peduli dengan apa yang diucapkan oleh Amber.

"Pulang sana! Ini kan sudah malam!" Amber berteriak mengusir Kris.

"Tunggu sampai Luna pulang." jawab Kris melonggarkan pelukannya sehingga wajah mereka yang berjarak hanya beberapa senti saling menatap.

"Luna tidak akan pulang malam ini." ucap Amber.

"Benarkah?" Kris tersenyum aneh.

Amber menanggapinya dengan anggukan. Awalnya dia tidak memperhatikan ekspresi wajah Kris yang begitu aneh sampai akhirnya dia sadar sesuatu pasti sedang dipikirkan oleh kekasihnya itu.

"Aku akan tanyakan pada Luna dia pulang jam berapa!" Amber yang gugup justru menggunakan ponsel Kris untuk menghubungi Luna. Dia yang tidak kunjung menemukan nomor kontak temannya itu pun kemudian sadar kalau ponsel yang sedang dia pegang bukan miliknya. Amber melirik Kris yang masih menatapnya sambil tersenyum.

"Jangan terlalu banyak bermain ponsel, sayang." Kris mengambil ponsel di tangan Amber lalu meletakannya diatas meja dekat ranjang.

"Kris Wu! Sebaiknya kau pulang seka-.." ucapan Amber terpotong karena kedua tangan Kris menangkup wajahnya dan kemudian bibir Kris dengan lembut menciumnya.

"Love you.." Kris bergumam di sela-sela ciumannya.

Kris terus memperdalam gerakan bibirnya sampai tubuhnya mulai menindih tubuh mungil Amber. Hormon lelakinya semakin naik seiring Amber mulai membalas ciumannya. Tangan gadis itu mulai bergerak mengelus punggungnya dengan lembut. Perlahan tapi pasti ciuman panas Kris mulai turun menelusuri leher Amber.

. . . . .

"Kau berisik sekali Tao!" Kris berkata dengan kesal karena mendengar ocehan Tao ditelepon.

"Semalam aku menghubungimu, ge! Tapi kau mengabaikanku. Aku kan khawatir denganmu dan juga tugas kampus kita." Tao menjelaskan.

"Cepat bangun kau pemalas!" Amber berseru dari arah pintu.

Kris menoleh dan memberi senyuman manisnya kepada Amber. Pria itu juga tak lupa mengedipkan mata kanannya dengan genit.

Amber bergidik geli dan dengan angkuh meninggalkan Kris.

"Ge! Apa kau masih di sana? Kris ge, jangan abaikan aku.." Tao merengek di seberang sana untuk kesekian kalinya.

"Diam kau panda!" Kris memberikan perhatiannya kepada Tao lagi setelah sempat terganggu oleh kehadiran Amber barusan.

"Yang tadi itu siapa?" tanya Tao penasaran.

"Lupakan! Kita bahas nanti di kampus. Sudah, aku mau sarapan.." Kris bersuara dengan nada datar

"Ge, jangan tutup teleponnya! Aku mohon ge, jangan.." teriakan terakhir Tao akhirnya lenyap selepas Kris memutuskan telepon. Kris bisa membayangkan bagaimana ekspresi berlebihan Tao saat memohon kepadanya tadi di telepon. Dan itu membuatnya risih.

Kris bangkit dari ranjang, memungut kaos di lantai dan memakainya dengan cepat. Dia berjalan keluar kamar lalu menemukan Amber sedang sarapan. Pria besar itu menghampiri Amber kemudian mencium pipi gadis itu secara tiba-tiba. Membuat pipi Amber memerah seketika.

"Sarapan apa?" tanya Kris dengan nada lembut.

"Sandwich." Amber membalas

Kris mengambil duduk di sebelah kanan Amber.

"Lihat! Jam segini saja Luna belum pulang. Untung ada aku semalam." ucap Kris memandang Amber.

"Akan lebih beruntung lagi kalau Luna pulang."

"Masa??" Kris menggoda Amber. Mencolek pucuk hidung kekasihnya.

"Tutup mulutmu dan cepat makan sandwichmu, Kris Wu." Amber jadi salah tingkah karena ulah Kris. Amber baru tahu kalau pacarnya ternyata se-cheesy itu.

"Makan ini! Sandwich untuk pacarku.." Kris mengarahkan sandwich ke mulut Amber. Gadis itu tersenyum sebelum menggigit roti isi itu.

. . .

Kris pasti terlalu bahagia menjadi seseorang karena memiliki Amber Josephine Liu. Walau hubungan mereka masih terbilang singkat, tapi Kris tidak bisa membantah kalau dia sangat mencintai gadis itu. Dia benar-benar beruntung karena memiliki Amber. Sepenuhnya.

"Kalian pernah melihat Kris to the Wu tersenyum seperti orang gila?" Tao dengan serius bertanya kepada dua pria yang duduk di depannya.

Kedua pria itu memandang Kris yang duduk di sebelah kanan Tao dengan seksama. Aneh. Itulah ekspresi yang tergambar dari wajah mereka.

Keduanya memandang Tao dan kompak menggeleng.

Jepret!

Kris tersadar dari lamunannya.

"Aku tahu kau calon fotografer tapi jangan mengambil gambar orang sembarangan, Park Chan Yeol!" ucap Kris memberi death
glare kearah pria yang memegang kamera DSLR di tangannya.

Park Chan Yeol hanya nyengir tanpa merasa berdosa.

"Gege, siapa gadis beruntung yang bersamamu semalam?" Tao menginterogasi.

"Kau bersama siapa?" Suho yang sebenarnya tak mengerti apa-apa ikut menginterogasi. Sok detektif wanna be.

Park Chan Yeol masih sibuk dengan gambar Kris yang baru saja di ambil olehnya.

"Aku yang beruntung karena bersamanya semalam." deklar Kris membuat ketiga temannya melotot kaget tidak terkecuali Chan Yeol yang semula sibuk sendiri.

"Wow!" ketiganya berdecak.

"vitamin?" Suho bertanya.

Kris mengangguk lalu tersenyum.

"Kris ge, bagaimana denganku?" Tao merengut.

"apa?" tanya Kris.

"Kau menghianatiku!"

"Berhenti bersikap homo, Tao!" balas Kris.

"Ya ampun, aku jadi membayangkan Tao memakai pakaian wanita dan menggoda pria di klub malam. Hahaha.." Chan Yeol setelah mengucapkan kalimatnya langsung tertawa terbahak-bahak.

Sementara yang lainnya memandang aneh atas kelakuannya. Apanya yang lucu? Chan Yeol sudah gila. Pasti!
 

Kris setelah menjalankan kegiatannya sebagai mahasiswa pulang dengan senyum di wajahnya. Dia tidak sabar menemui sang kekasih yang sebenarnya baru tadi pagi ia tinggalkan. 5 jam yang lalu dan Kris sudah sangat merindukan Amber.

Kris melihat Amber sedang berdiri di depan rumahnya. Dia mempercepat langkahnya supaya bisa segera menemui gadis itu.

Entah kenapa tiba-tiba saja Amber terlihat gontai hingga akhirnya terjatuh ke lantai.

"Amber!"  teriak Kris cemas.

 

Tbc.

Sorry for update late,..

PicsArt_1381702367934.jpg
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
dheaariftya
#1
Chapter 12: wow kris lucu bgt, bener2 tergila2 sama amber. selamat buat lunew couple.
dheaariftya
#2
Chapter 5: baru nemu dan baca sampai chap 4, nanti sore diterusin, kkk. uahhhhh ngantuk.
ikiranalf
#3
Chapter 12: aaaappdeett suunn wkwk update soon authornim!!
krisber_1806 #4
Chapter 12: cieh cieh cieh....
sweet bingit chap yang ini....
vewolowitz
#5
Chapter 12: Eaaaa, Onew in action bung! Akhirnya Amber gak ngeyel lagi. Tapi, kok pusing lagi? Udah deh langsung bawa ke luar negeri aja! Next author nim!
dewipur
#6
Chapter 12: ye...akhir nya baikan lagi...
lanjut.. :)
rismadjuanita27 #7
Chapter 12: Asik akhirnya luna ame abang onew juga walaupun blm pacaran sih
lanjut ya thor rame nih d ff nya jadi ada 2 cople
krisber and lunew
okeyberliu #8
Chapter 11: DAEEEBAAAAAAK.....!!!!
ini ff kuren abis thor, sukses bikin cemas, lega, nyesek, senyum2 gaje dan bikin mewek seketika
LANJUUUT.....!!
juju7442
#9
Chapter 11: update soon
krisber_1806 #10
Chapter 11: Yah ko bertengkar??
update soon.