Josh masuk ke ruang kendali diikuti oleh Kyuhyun, Siwon, dan Zhoumi mengikutinya dari belakang. Saat itu, di ruangan yang seperti laboratorium komputer itu terdapat banyak sekali orang, termasuk diantaranya member dari Super Junior dan TVXQ yang sedang melihat-lihat, meski tampaknya mereka di sana bukan dengan tujuan itu.

“Josh, kami sudah menemukan Gilland.” kata Adam yang kebetulan saja berada di sana. Dia berhenti ketika melihat wajah kusutnya. “Kenapa kau?”

“Apa dia sedang bersama seorang wanita?” tanya Josh langsung.

“Ya, memangnya kenapa?”

Josh baru saja membuka mulutnya untuk memberi tahu yang lain apa yang mereka ketahui ketika mereka mendengar seruan heboh dari depan mereka.

Di layar tiga ratus inci menunjukkan Gilland yang sedang berduaan dengan seorang wanita yang sangat cantik. Keduanya sedang berbincang-bincang sambil tertawa.

“Di mana itu?” tanya Josh.

“Sepertinya di tepi sungai Han.” kata Siwon.

“Aku harus segera ke sana. ICO, tolong tandai lokasinya.” kata Josh.

“Tapi hyung—“ Lagi-lagi kata-kata Siwon terputus. Kali ini karena seruan heboh lain.

Hampir semua mata orang yang ada di sana terbelalak melihat pemandangan yang ada di hadapan mereka. Gilland mendekatkan wajahnya dekat sekali wajah wanita itu hendak menciumnya.

Josh mematung, dia tidak bisa berbuat apa-apa untuk mencegahnya meski dia tahu betul kalau tindakan Gilland itu bisa membahayakan dirinya sendiri.

“Ow…oww….oww….” Suara Gilland mendadak mengagetkan mereka. Dia belum sempat mencium wanita itu tapi ada sesuatu yang membuatnya mengaduh kesakitan. Baik dia maupun wanita yang bersamanya melonjak kaget.

Semua langsung melongo dengan mulut terbuka lebar ketika tahu apa yang terjadi padanya. Justin tiba-tiba saja berada di sana menarik kuping Gilland kuat-kuat sementara tangannya yang satunya lagi berada di pinggangnya.

Gilland melirik sejenak untuk melihat siapa yang menjewernya.

“Aduh….aduh….Justin stop!” pekik Gilland, diikuti tawa semua orang yang ada di ruangan itu.

Justin melempar senyum sejenak kepada wanita yang berada di samping Gilland itu sebelum menarik Gilland jauh-jauh darinya.

“Permisi sebentar.” Justin masih menarik Gilland pada daun telinganya.

Kira-kira sepuluh meter dari situ barulah Justin melepaskan kupingnya.

“Apa kau sudah gila?” kata Justin dengan gigi yang gemertak.

“Cinta memang gila, kan?” jawab Gilland berbunga-bunga. Dia kelihatan seperti orang mabuk.

Lagi-lagi ruangan kendali dipenuhi suara tawa.

“Dia bukan Lee Hua Yin yang kau kenal, Gill!” kata Justin setengah berbisik.

Gilland mendelik. “Tapi dia memang Hua Yin. Dia sendiri yang bilang begitu.” kata Gilland.

“Terserah kau. Tapi aku ingin menanyakan sesuatu. Apa kau tidak sadar selama kalian berduaan tidak ada orang di sekeliling kalian?” kata Justin lagi.

Semua orang terhenyak mendengar kata-kata Justin.

“That’s not her fault.”

“Apa kau juga tidak tahu kalau setiap kali dia muncul di dekatmu, tak jauh dari sana selalu ada serangan?”

Gilland hanya menatap Justin dengan tatapan datar dan itu agak mengagetkannya.

“Dia tidak tahu apa-apa.” kata Gilland. “Yang dia ingat hanyalah namanya saja, Hua Yin.”

“Perangkap.” kata Josh. “Ini adalah perangkap.”

Tiba-tiba sebuah jeritan memilukan mengagetkan mereka. Wanita yang bernama Hua Yin itu mendadak seperti kesakitan. Gilland bermaksud menghampirinya namun Justin langsung menahan tangannya. Justin berbuat sesuatu padanya sehingga dia tidak bisa memberontak dari tempatnya berdiri sekarang.

Sesuatu yang mengerikan terjadi di depan mata semua orang yang menyaksikannya. Di punggung wanita itu menempel sesuatu seperti kepompong. Belum habis keterkejutan mereka, muncul enam buah benda panjang serupa kaki serangga dari dalamnya. Sesuatu dari dalam kepompong itu lalu membungkusnya dari leher hingga menutupi seluruh kakinya dengan selaput berwarna merah.

Sesuatu jatuh dari angkasa dan membuat permukaan tanah langsung retak dan berlekuk. Sesuatu yang sangat besar dan mengerikan berdiri tepat di belakang Hua Yin yang kini telah pingsan. Makhluk itu memiliki bentuk badan seperti manusia tapi dengan sisik-sisik yang tajam. Dari bagian pinggang ke bawah bentuknya seperti perut serangga. Di atas kepalanya melayang-layang sesuatu yang tampak seperti sesosok robot yang sedang berdiri di atas sebuah mesin terbang.

Adam secara spontan menyuruh semua Penjaga level Prince dan Princess yang ada di sana untuk teleport ke tempat kejadian.

Monster itu mengangkat tubuh lemah Hua Yin dan menancapkannya ke dadanya. Semua orang di ruang kendali shock berat.

“Junction!” seru profesor Ico horor. “Wanita itu pasti memiliki sesuatu yang tidak biasa.”

Semua orang tampak shock berat melihat pemandangan itu. Itu kejadian yang paling mengerikan yang pernah mereka lihat. Yesung harus menuntun Ryeowook keluar dari ruangan.

Eunhyuk tampak sudah menjadi batu di tempatnya seandainya Henry tidak menyadarkannya. Henry menarik tangan Eunhyuk dan Siwon untuk keluar namun Siwon menolak Henry dengan halus. “Aku masih ingin di sini.” katanya pelan, meski masih dengan wajah pucat menyaksikan kejadian tadi. Ada sesuatu yang lain yang mengganggu pikirannya saat itu sehingga membuatnya tetap bertahan.

Henry mengangguk paham dan menarik tangan Leeteuk sebagai gantinya. Kangin di sisi lain terpaksa harus menarik Donghae dari pinggangnya karena kakinya sudah lemas sekarang. Zhoumi membantunya dan turut memapah Donghae keluar ruangan. Member Super Junior dan TVXQ yang lain perlahan-lahan meninggalkan tempat itu, meninggalkan hanya Siwon bersama Kyuhyun yang masih diam membatu di tempat mereka. Eskpresinya saat itu menunjukkan kalau untuk sementara waktu Kyuhyun hanya akan makan sayur yang paling tidak disukainya.

Pikiran keduanya agak sedikit teralih melihat pertempuran yang entah sejak kapan sudah dimulai. Justin bertarung sendirian meninggalkan Gilland yang tampak shock berat.

Justin menghindari dari laser yang dikeluarkan robot terbang yang mengelilingi kepala monster itu. Serangan ganda itu sangat merepotkan meski dengan kemampuannya sebagai penyihir tingkat tinggi. Ditambah lagi ratusan arachne berbagai ukuran yang menutupi seluruh bagian jalan kini sedang berusaha menyergapnya.

Setelah bertahan setidaknya dua puluh menit para Penjaga di bawah pimpinan Adam pun muncul dan langsung menghadang makhluk-makhluk itu.

“Don’t mind the small fry. Attack the big one!” Mereka mendengar suara Josh berteriak.

“Easy for you to say!”

Adam dan Josh bahu-membahu menyerang makhluk paling besar di sana sementara yang lain berusaha menghadang yang lebih kecil karena jika dibandingkan yang besar, makhluk-makhluk ini justru sangat mengganggu.

Josh limbung karena menahan serangan fisik dari monster besar itu. Serangan keduanya seakan tidak berpengaruh sama sekali.

“Apa yang kau lakukan? Gunakan Seven Spirits!” seru Adam padanya.

“Jangan!” Gilland yang berteriak. Dia melangkah maju, mencoba menahan Josh dan Adam.

Josh langsung menarik Gilland mundur.

“Apa kau sudah gila?” Josh berteriak di telinganya. Dia mengayunkan pedangnya sekali ke arah salah satu monster yang berusaha menyergapnya dari belakang dan kembali menatap Gilland yang sama sekali tidak ingin bertempur.

“Aku tidak peduli! Jangan sen