Profesor Ico mengumpulkan keenam belas Penjaga level bersama semua anggota Super Junior, TVXQ dan Kevin.

“Ada apa ini?” tanya Yuchun. “Kita bahkan tidak diijinkan untuk menghubungi keluarga kita.”

“Hyung, gwaenchanha?” tanya Siwon agak kuatir, melihat Josh yang agak pucat.

Josh sedang tenggelam dalam pikirannya namun mendengarkan. Dia hanya menggeleng pelan. Tindak-tanduknya membuat semua anggota TVXQ yang sudah mengenalnya lebih lama semakin kuatir.

“Kita harus bergegas. Sudah tidak banyak waktu lagi.” Hanya itu kata-katanya, lalu melangkah cepat-cepat mendahului mereka.

Bukan hanya Josh, tapi semua Penjaga tampak tutup mulut dengan komentarnya itu. Semuanya bergerak menuju sebuah ruangan yang terletak paling bawah markas.

Kyuhyun langsung tersentak ketika sadar ruangan apa yang mereka datangi. Itu adalah ruangan yang dia lihat dulu secara tidak sengaja. Ruangan yang pernah dia ungkapkan keberadaannya kepada Josh, namun Josh sendiri tidak mampu menjawabnya. Jantungnya berdegup kencang ketika dia sadar bahwa sesaat lagi rahasia yang sudah lama mengganggu pikirannya akan terungkap.

* * *

Suhu ruangan itu begitu dingin dan penuh dengan tube-tube berukuran besar di mana-mana. Ruangan itu bagaikan sebuah lemari es raksasa dengan suhu yang sangat dingin namun tanpa es. Mereka semua bertanya-tanya sebenarnya untuk apa ruangan ini.

Leeteuk yang penasaran lalu mendekati salah satu tabung dan melihat isinya dengan lebih teliti. “Sungmin-ah…” panggilnya dengan suara gemetar.

“Ada apa, Hyung?” Sungmin mendekati Leeteuk.

“Kalau kau ada di sini, lalu itu siapa?” Leeteuk menunjuk ke arah tabung yang baru saja dia lihat.

Sungmin yang mengintip isi tabung itu langsung terjatuh ke lantai ketakutan. Sementara para Penjaga hanya menyaksikan itu dalam diam.

Semua orang yang melihatnya bergegas mengerumuninya untuk menanyakan ada apa gerangan yang membuatnya begitu takut.

“Itu…itu aku! Tapi aku ada di sini!”

Siwon mendekati tabung itu dan matanya langsung terbelalak. Dia bergegas melihat ke tabung-tabung yang lain dan dia kelihatan sangat terkejut.

Semua member TVXQ maupun Super Junior sangat shok ketika tahu apa isi dari tabung-tabung itu. Yang berada di dalamnya adalah mereka sendiri! Beberapa dari antara mereka bahkan sampai lemas karenanya.

“Jangan-jangan ini?” kata Josh.

Profesor menghela napas. “Semua ini adalah member Super Junior dan TVXQ dari dunia yag sempat kita tinggali sebelumnya.”

“Mwo?” Suara semua orang menggema di ruangan itu.

Profesor melanjutkan, “Baik kalian maupun kami bukan berasal dari dunia itu. Di dunia tersebut tidak ada yang namanya Penjaga tidak pernah eksis.”

Dia melangkah ke salah satu tube lalu mengelap kacanya yang berembun, memperlihatkan penghuninya. Mereka semua tampak kaget, terkecuali para Penjaga yang tampaknya sudah cukup berpengalaman mengenai kejadian semacam ini.

“Ini Rachel yang berasal dari dunia ini.” kata profesor Ico. Dia menunjuk ke sisi sebelah dalam ruangan. “Di sana masih ada yang lain. Semuanya penduduk asli dunia itu.”

“Karena eksistensi kita sama, meski berbeda ruang dan waktu, ada baiknya mereka dan kita tidak boleh bertemu apalagi bersentuhan.” jelas Josh kepada anak-anak itu.

“Bagaimana dengan Justin hyung dan Gilland hyung?” kata Yesung dengan suara tercekat.

“Mungkin kalian tidak tahu, tapi mereka berdua punya kemampuan khusus yang tidak dimiliki oleh banyak orang.” Josh lalu segera menambahkan. “Kalian bisa lenyap dari muka bumi dan dianggap tidak pernah lahir kalau melanggar aturan ini.”

“Penjaga juga?” tanya Kevin. “Lalu kenapa hanya dari U-Kiss hanya aku yang diundang?”

“Penjaga juga sama-sama manusia, Kevin.” kata Josh, akhirnya paham. “Dan, di antara U-Kiss cuma kau yang berasal dari dunia kami. Yang lain berasal dari dunia itu. Tentunya kau tidak mau mereka tahu ini, kan?”

Kevin hanya menundukkan wajahnya dalam kemurungan. Dia merasa sedih sekali. Entah kenapa dia merasa seperti anak yatim-piatu di dunia ini.

Profesor melangkah ke tube yang lain lalu mengelap kacanya. Semua kembali menahan napas. Itu Daniel.

"Oh, ya. Mana Daniel? Maksudku yang berasal dari dunia kita." kata Adam. "Aku tidak melihatnya dari tadi."

"Kristalnya retak." jawab Josh cepat. Ada ekspresi jengkel dalam nada bicaranya.

"Itu mustahil. Kristal tidak mungkin retak." kata Rachel.

"Memang tidak. Kecuali jika kristalnya lahir bukan dari dirinya sendiri." Adam menambahkan.

Penjelasan mereka berhasil menarik perhatian semua orang. Well, setidaknya sebagian besar dari mereka.

"A-apa maksudnya?" tanya Yunho.

"Daniel menjadi Penjaga karena kasus khusus. Kristalnya lahir karena Cahaya yang berasal dari kristal Josh. Dengan kata lain, kristalnya adalah hasil replikasi dari kristal Josh. Bukan dari dirinya sendiri." kata Liz ikut menambahkan. "Kristal semacam itu tidak bisa bertahan dalam pertempuran yang sesungguhnya."

Mereka akhirnya bisa menangkap apa yang sebenarnya terjadi.

"Apakah dia baik-baik saja?" tanya Yuchun.

"Aku harus menyegel ingatannya LAGI untuk menyelamatkannya." kata Josh. "Profesor…"

Sang profesor yang sibuk memeriksa tube-tube itu berbalik.

"Prof, mulai sekarang kalau terjadi sesuatu tolong jangan buka lagi ingatannya. Tolong." Rasanya baru kali itu mereka mendengar Josh memohon seperti itu. "Kau tahu betapa sulitnya menyegel ingatan? Aku harus menyusuri setiap bagian memorinya dan menyegelnya satu per satu."

Yang lain terbelalak kaget termasuk teman-temannya.

"Semuanya? Sepanjang beberapa tahun ini?" tanya Adam.

"Ya." jawabnya tegas. "Dan karena kali ini karena masalah ini aku harus menggunakan tiga lapis segel sekaligus. Kalian tidak tahu betapa melelahkannya itu."

"Jadi tidak mungkin dia akan ingat apa pun." kata Sarah paham. "Bahkan kalau dia menemukan kristalnya sendiri."

"Sebenarnya, kalau dia menemukan cahaya-nya sendiri, dia akan ingat." Lagi-lagi kata-katanya membuat mereka kaget. "Tapi kalau dipaksa..."

"...apa yang akan terjadi kalau dibuka paksa?" tanya Marcel penasaran.

"Dia akan mati. Semua memori yang telah aku segel akan muncul seperti bendungan yang jebol. Dia akan menderita sakit kepala yang teramat sangat…dan akhirnya mati karena pendarahan otak.”

Sesaat mereka semua mengira Josh sedang bercanda, tapi ekspresinya saat itu benar-benar serius. Terkecuali Josh adalah aktor yang sangat baik, apa yang dikatakannya saat itu sangat serius.

Josh berinisiatif untuk menggiring Kevin yang masih terlihat sedih keluar dari ruangan. Namun sebelum dia mencapai pintu keluar, dia merasakan sesuatu di dalam tubuhnya, ditambah sedikit pusing. Pertarungan antara Cahaya dan kegelapan di dalam tubuhnya telah selesai semenjak lama. Itu artinya sedang terjadi sesuatu yang lain. Dia masih ingin melakukan sesuatu dan itu tidak boleh ditunda.

“Tunggu sebentar.” katanya kepada Kevin. Dia menengok ke dalam lalu menyahut. “Siwon, Kyu, bisakah kalian berdua ikut denganku? Kalian bisa kembali kemari nanti. Ini penting.”

Berempat, mereka meninggalkan ruangan itu.

* * *

“Sedang apa kami di kamarmu?” tanya Kyuhyun.

Josh melempar pandangannya ke arah Kevin yang masih menunduk dalam kesedihannya. Dia mendekati anak itu, mengeluarkan kristalnya lalu meletakkannya di tangan Kevin, seakan-akan sedang berusaha menghibur seorang anak kecil. Kristal itu berpendar lembut di tangannya.

"Ini kristal yang asli." katanya.

Ekspresi Kevin pun berubah cerah. Siwon dan Kyuhyun yang terkejut dengan kejadian itu pun menghampiri keduanya.

“Boleh kulihat?” kata Siwon.

Josh lalu memindahkan kristal itu ke tangan Siwon. Siwon tersenyum lebar ketika benda itu bercahaya terang di tangannya.

“Aku rasa benda ini menyukaiku.” katanya asal. Josh tertawa