Let the World Know

Till We Meet Again II : Light that Calls
Please Subscribe to read the full chapter

Chapter ini ku re-upoad setelah meminta penulisnya untuk memperbaiki bagian yang kesannya ga nyambung dan terlalu kaku. Semoga tidak ada yang bingung dengan chapter panjang ini.

===============================================================================

Minggu siang, ketika sebagian besar anggota Super Junior dan TVXQ menjalani kegiatan mereka seperti biasa, beberapa di antara mereka memutuskan untuk berkumpul di dorm. Karena hari itu hari minggu, sulit bagi mereka untuk keluar tanpa ketahuan orang banyak. Saat itu yang ada bersama mereka hanyalah Siwon, Sungmin, Kangin, Zhoumi, dan Henry.

Meski yang lain tampak asyik bercanda satu dengan yang lain, Josh, Daniel, dan Gilland duduk berhadap-hadapan mendiskusikan tugas mereka sebagai pengawal.

“Menurut jadwal, Siwon, Donghae, Kyuhyun, Ryeowook, dan Henry harus berangkat sore ini.” kata Josh. “Itu artinya aku harus mencari pengganti lain karena Yuchun dan Junsu masih di sini.”

“Aku akan mengawal Yuchun.” kata Daniel. “Tapi kita masih harus mencari pengawal pengganti untuk Junsu.”

Gilland berpikir sejenak. “Kurasa lebih baik kau menemani mereka ke Taiwan, Josh.” sarannya kemudian. “Yuchun harus syuting sedangkan Junsu harus menghadiri pertemuan untuk drama musikalnya. Mereka terpisah terlalu jauh.”

Josh diam sejenak. “Kurasa lebih baik begitu.” katanya setuju. “Bagaimana denganmu?”

“Zhoumi harus ikut mereka kembali ke Taiwan, Kibum harus kembali syuting, dan Hankyung harus kembali ke China besoknya.” Dia menatap Josh dan Daniel dengan pandangan putus asa. “Bisa-bisanya Adam memberikan tugas ini padaku padahal aku bukan Penjaga seperti kalian.”

“Hyungdeul sedang membicarakan apa?” tanya Siwon yang tiba-tiba saja muncul sambil tersenyum lebar, memperlihatkan kedua lesung pipinya. Dia merangkul Josh sejenak sebagai sapaannya.

“Jadwal kegiatan kalian.” kata Josh ketika Siwon melepas rangkulannya. Dia berbalik kepada Gilland. “Biar Zhoumi aku yang tangani. Kau pilih saja Kibum atau Hankyung.”

“Kurasa aku dengan Kibum saja, kalau untuk Hankyung aku akan meminta bantuan Matt. Dia cukup familiar dengan China.”

“Bukannya kau juga sama? Dan setahuku kau juga belum terlalu familiar dengan Korea. Pasti kau cari jarak yang dekat.”

Gilland tertawa gugup.

“Semoga saja Matt mau diganggu di hari Minggu.” kata Josh sambil menghela napas.

“Kalian tidak ingin jalan-jalan?” tanya Gilland kepada Siwon kemudian.

“Ini weekend.” kata Siwon. “Cukup sulit. Lagipula, kami harus bersiap-siap untuk berangkat.”

“Itu artinya kalian terkurung di sini. Ada kalanya fans bisa sangat menakutkan.” tanggap Josh. “Apapun yang kalian kerjakan pasti selalu jadi sorotan. Bahkan privasi jadi kurang.” Dia berbalik menatap Daniel. “Ngomong-ngomong, apa kau bawa benda itu?”

Daniel nyengir lebar. “Tentu saja!” Dia lalu mengeluarkan sebuah benda yang mirip seperti tablet PC yang semenjak tadi dia sembunyikan. 

Josh tampak gembira sekali. “Aku pinjam dulu, ya?” katanya.

“Josh, benda ini punyamu. Kenapa kau malah—“ Dia berhenti.

“Bukannya sudah kuberikan padamu sesuai janjiku?”

Dan Daniel tidak bicara apa-apa lagi.

 

“Ah, benda yang mengeluarkan hologram itu, kan?” kata Siwon tertarik.

Josh nyengir. “Ya. Namanya Analyzer. Aku bisa mencari tahu banyak hal lewat benda ini.” Dia menghidupkan Analyzer.

Mata Siwon membulat ketika melihat wallpaper yang terpampang di desktop Analyzer yang berisi foto narsis profesor Ico yang dihiasi dengan hati berbagai ukuran. Josh pasrah karena terlambat menutupnya dari pandangan Siwon.

“Aish, profesor itu. Apa yang dia lakukan dengan Analyzer ini? Dia sengaja agar aku tidak bisa mengganti foto ini.” keluh Josh kesal. Dia merasa agak risih melihat gambar hati yang bertebaran di foto itu.

“Itu foto profesor yang ada di markas kalian, kan?” Siwon melempar pandang ke arah Daniel.

“Ya, itu dia.” kata Daniel.

“Maaf kau harus melihat foto ini. Bukan aku yang memasang wallpapernya.”

“Oh, tidak apa-apa.” Siwon menatap desktop itu sambil tersenyum. “Dia cantik.”

Mendengar kata cantik, seisi ruangan langsung mengerubuti mereka. Semuanya terkagum-kagum ketika tahu apa yang mereka lihat. Mereka tampaknya masih belum melupakan profesor Ico semenjak terakhir kali mereka datang ke markas Penjaga.

“Ya, terlampau cantik untuk orang yang telah berusia enam puluh tahun.” tukas Josh, Daniel, dan Gilland serempak.

“Mwo?!”

Hanya dengan satu kalimat, Josh berhasil menghancurkan impian setiap lelaki yang ada di ruangan itu.

Josh berusaha mengingat-ingat. “Tahun ini seharusnya…berapa ya? Enam puluh lima tahun, mungkin?” 

“Mwo? Kalian bohong!” tanggap Eunhyuk.

“Kalau tidak percaya, silahkan langsung tanya ke orangnya.” kata Daniel. “Tapi siap-siap kepala kalian dipukul. Seperti aku.”

Josh tertawa. “Karena waktu itu kau langsung tanya terus terang.” katanya. “Kau bahkan melupakan tata krama di negaramu sendiri.”

“Aku sudah basa-basi terlebih dahulu!” kata Daniel, mencoba membela diri.

 

Suara kunci elektronik yang berbunyi dan pintu dorm terbuka membuka mereka berhenti dari semua kegiatan mereka dan melempar pandang ke arah pintu. Kyuhyun, Yesung, dan Ryeowook baru saja kembali dari kegiatan KRY.

“Kami pulang.” kata Kyuhyun. Dia melangkah malas melewati mereka dan langsung menuju dapur. Walau kelihatannya kurang sopan santun, namun matanya sempat melirik ke arah Josh sebentar. Cuma Yesung dan Ryeowook yang membungkuk kecil ke arah Josh, Gilland, dan Daniel.

“Kenapa kalian di sini?” tanya Gilland ketika keduanya hendak mengikuti Kyuhyun ke dapur. “Bukannya dorm kalian di bawah?”

“Di lantai dasar ada banyak sekali E.L.F.” jawab Yesung. “Dan entah bagaimana ada yang berhasil menyusup ke lantai sebelas.”

“Apa? Bagaimana mungkin? Bukannya gedung ini dijaga ketat?” seru Daniel. “Lalu, bagaimana kalian bisa masuk?”

“Kami dibantu petugas keamanan.” kata Ryeowook.

“Sepertinya mereka tahu di mana kalian.” kata Josh. “Susah menyembunyikan kalian kalau jadwal kegiatan terus-terusan diekspos ke seluruh dunia.”

“Ada kalanya jasa bodyguard jadi sangat dibutuhkan.” kata Daniel sambil menghela napas kecil.

“Kalian tidak bisa melakukannya?” tanya Henry. “Maksudku, kalian ada di sini sekarang.”

“Tugas kami bukan untuk mengawal idola, Henry. Kau tahu betul—“

BUK! Beberapa di antara mereka tiba-tiba merasa kalau lantai tempat mereka berdiri seperti dipukul dengan menggunakan bola besi raksasa. Apa ada yang ingin membongkar gedung ini ketika semua penghuninya masih di dalam?

Josh, Gilland, dan Daniel spontan melompat berdiri. “Apa itu barusan?”

Namun anehnya, tidak terjadi apa-apa dengan dorm. Bahkan debu yang berguguran pun tidak. Apa itu cuma halusinasi mereka?

Yang lain memandangi ketiganya dengan bingung. Hanya ekspresi Siwon yang kelihatan kaget meski dia tetap duduk diam di tempatnya. Di saat yang sama mereka mendengar suara sesuatu jatuh dari arah dapur.

Ryeowook dan Eunhyuk langsung berlari ke dapur untuk mencari tahu apa yang sedang terjadi.

“Hyung, ada apa?” yang lain bertanya kepada Gilland.

Gilland ikut bingung. “Kalian tidak merasakannya?” katanya.

“Merasakan apa?”

Gilland, Josh, dan Daniel berlarian menuju jendela yang berbeda dan memeriksa semua sisi gedung dengan teliti. Tidak ada bekas tabrakan atau apapun di bagian mana pun. Ketiganya juga tidak menemukan sesuatu apapun yang mencurigakan. Lalu apa itu tadi?

BUK! Pukulan kedua terasa lebih kuat dari yang pertama, membuat Josh, Gilland, dan Daniel limbung di tempat mereka berdiri. Anehnya, yang lain tetap tidak merasa apa pun dan tetap di posisi mereka berdiri, menatap mereka dengan bingung.

Melihat itu ketiganya saling bertukar pandang.

“Rasanya seperti ada yang ingin menerobos masuk. Tapi dari mana?” kata Daniel. Kata-katanya membuat Josh langsung otak Josh bekerja. Perasaannya sungguh tidak enak mengenai kejadian ini.

Wajah Siwon pucat pasi. Henry, yang pertama kali memperhatikan ekspresi Siwon langsung mendekatinya. Tidak ada yang bisa melihat ekpresinya waktu itu karena dia duduk membelakangi mereka.

“Hyung, gwaenchanha (kau baik-baik saja)?” tanya Henry pelan di telinga Siwon sambil merangkulnya.

“Gwaenchanhayo.” Siwon tersenyum namun segera menunduk untuk menyembunyikan ekpresinya. Dia berdiri dari duduknya lalu menuju dapur untuk mengambil minum.

“Daniel, hubungi markas.” perintah Josh lalu mulai memeriksa Analyzer­-nya. Dia menekan salah satu tombol di sana hingga memunculkan peta kota dalam bentuk hologram. Seisi dorm yang tertarik melihat hologram itu kembali mengerubutinya, terkecuali Kyuhyun yang hanya memandangi mereka dari dapur dengan tatapan kosong dengan botol minuman di tangannya. Dia tidak kalah pucatnya dengan Siwon namun karena wajahnya yang memang sangat putih, tidak ada yang begitu memperhatikan perubahannya.

Josh berusaha mencari informasi apapun mengenai gempa, aktivitas gunung api, jalur aliran lava, bahkan hingga aktivitas lain yang menurutnya tidak biasa. Dengan kemampuan Analyzer, dalam waktu sekejap semua informasi itu bisa dia peroleh tapi hasil pencarian menunjukkan tidak ada hal aneh yang terjadi di negara itu.

Sementara itu Daniel sedang berusaha menghubungi markas dengan menggunakan komunikator namun tampaknya tidak ada respon sehingga dia beralih menggunakan ponselnya.

Gilland, di sisi lain, segera menghitung berapa jumlah orang yang ada di sana lalu mulai menghubungi sisanya satu per satu.

“Apa? Tapi bukannya itu—“ kata-kata Daniel terputus. Semua orang menoleh padanya sementara dia tampak khusyuk mendengarkan. Matanya bergerak liar lalu berhenti ketika matanya beradu pandang dengan Josh. Ekspresinya saat itu seperti campuran antara rasa takut dan shock yang luar biasa. “Apa kalian butuh bantuan?” tanyanya dengan suara tercekat.

Sekarang seisi ruangan itu menjadi kuatir.

“Ok, aku mengerti.” kata Daniel lagi, sebelum menutup telepon.

“Ruang antar Waktu dan Dimensi, kan?” tanya Josh tanpa basa-basi.

Daniel mengangguk lemah. “Bagaimana kau tahu?” tanyanya, masih dengan suara tercekat.

“Hanya dugaan.” kata Josh. “Aku tidak menemukan informasi apapun mengenai aktivitas seismik. Tentu saja, karena hanya kita bertiga yang bisa merasakannya.” Dia mengatakan itu dengan sambil melempar pandang ke arah Siwon yang masih agak pucat. Kaget, dia mengalihkan pandangannya ke Kyuhyun tapi Kyuhyun langsung membuang muka dan duduk di sofa. Josh menghela napas pelan. Dia yakin dugaannya tidak meleset.

“Bagaimana keadaan di markas?” tanya Gilland.

“Mereka tidak apa-apa meskipun jaraknya sangat dekat.” jawabnya. “Cuma hubungan komunikasi yang rusak tapi tidak ada korban jiwa.”

“Lalu kenapa kau lemas begitu?” tanya Josh.

“Kau tahu kalau dentuman tadi berasal dari ruang dan waktu.” kata Daniel, sekarang bersandar ke jendela. “Dentuman itu membuka banyak portal di bumi. Menurut hasil pelacakan, asalnya dari Pluto.”

Seisi ruangan tersentak. Siwon, yang masih berada di dekat dapur terbelalak.

“A—apa maksudnya itu?” tanya Zhoumi.

“Jangan-jangan…teleport masaal?” seru Josh. “Kita akan kedatangan banyak tamu!”

“Oh, astaga. Ini bukan kabar yang baik.” kata Gilland. “Biar aku cek kondisi dulu.” Dia segera berlari menuju pintu keluar.

“Daniel, hubungi para Penjaga yang bertugas melindungi member yang lain. Perintahkan mereka untuk segera membawa mereka kembali kemari.” kata Josh.

“Tapi ada beberapa yang sedang siaran langsung.” kata Sungmin cepat.

Josh berpikir sejenak. “Yang sedang siaran langsung biarkan tapi mereka harus segera kembali kalau terjadi sesuatu.” katanya kemudian. “Tapi kau harus hubungi mereka, Dan.”

Daniel segera melaksanakan instruksi itu.

 

Zhoumi menuju jendela lalu melihat ke bawah. Beberapa di antara anak-anak itu juga mengikutinya.

“Ada yang aneh?” tanya Josh.

“Sepertinya aman-aman saja.” Kangin yang berbicara. Dia menundukkan kepalanya sedikit, melihat ke bawah. “Jalan pun ramai seperti biasa. Tidak ada yang aneh.”

“Hati-hati jangan sampai jatuh. Apapun bisa terjadi di saat seperti ini.” kata Josh agak kuatir.

Kyuhyun berdiri dari duduknya hendak kembali ke dapur. Tanpa dia disadari, mereka berdua ternyata saling mengawasi dalam diam.

Josh mengambil ponselnya sendiri dan berupaya menghubungi Yunho atau Changmin, dan juga Jaejung, Yuchun, atau Junsu. Siwon, yang merasa penasaran dengan apa yang dirasakannya, melangkah mendekati Josh hendak bertanya.

 

BUK! Pukulan ketiga terjadi. Josh dan Daniel berhasil menjaga keseimbangan mereka sementara Kyuhyun kini sudah jatuh terduduk di lantai dan mendarat tepat di pantatnya. Josh yang melihat Siwon yang limbung langsung menangkap lengannya.

“Sudah kuduga.” kata Josh setengah berbisik padanya ketika kepala mereka berdekatan. “Kau bisa merasakannya, kan? Kyuhyun juga.”

Siwon menatapnya dengan mata terbelalak. “Eh?”

“Tidak apa-apa. Ada kami di sini. Kami tidak akan membiarkan apapun terjadi pada kalian.” kata Josh lagi. Entah kenapa kata-kata itu berhasil sedikit menenangkannya.

 

“Aaah!”

Mereka mendengar jeritan yang melengking Ryeowook sambil menunjuk ke luar jendela.

Semua langsung berlarian ke jendela.

“Apa itu?” kata Ryeowook sambil menunjuk kejauhan.

Separuh pemandangan di hadapan mereka berganti, seakan ada yang menggunakan proyektor yang sangat besar di udara kosong. Semua orang bisa melihat sebuah pemandangan asing di hadapan mereka. Yang tampak dari pemandangan adalah sebuah permukaan planet yang penuh dengan kristal-kristal es yang menjulang, sangat kontras dengan warna biru langit di hari yang cerah itu.

“Itu—itu seperti sebuah gerbang!” seru Josh. Dia benar-benar panik sekarang.

Sementara mereka terpana memandangi kejadian yang sangat aneh itu, tiba-tiba terdengar bunyi dentuman yang sangat keras dan berulang-ulang. Hampir sekuat dengan tiga dentuman pertama. Bedanya, kali ini semua bisa merasakannya.

Daniel berusaha memfokuskan matanya untuk melihat kejauhan. Sesaat kemudian ekspresi mereka semua berubah horor. Ratusan makhluk aneh keluar dari gerbang itu.

“Menurutmu itu gerbangnya?” tanya Daniel sambil memandang keluar.

Josh tidak menjawab. Sesuatu yang berada di bawah berhasil mengundang perhatiannya. “Ya, ampun.”

“What in the—“

Sekarang mereka melihat banyak sekali orang dengan kostum warna putih keperakan, muncul dan menghadang makhluk-makhluk itu.

“Mereka benar-benar keluar?” kata Daniel, tepat ketika mereka mulai merasakan angin kencang bertiup.

 

Tiupan angin yang aneh itu terasa begitu aneh, karena semakin lama semakin kencang tapi di sekeliling mereka sama sekali tidak ada badai. Dan itu membuat mereka semua bertanya-tanya apa yang sebenarnya sedang terjadi. Yang terjadi hanyalah barang-barang yang mulai beterbangan ke arah—

“Celaka, gerbangnya!” kata Josh, tersentak kaget.

Semua melihat ke arah gerbang itu dan mereka menjadi ketakutan. “Gerbangnya menyedot udara?”

“Udara di Pluto sangat tipis jadi wajar kalau dia menyedot udara dari sini.” kata Daniel.

“Mundur! Aku akan menutupnya.” pekik Josh ketika kecepatan angin sudah mulai tidak terkendali.

Semua orang mulai berpegangan pada benda apa pun yang menurut mereka cukup kuat bagi mereka untuk bertahan di sana.

“Bagaimana kau mau menutupnya?”

Josh tidak menjawab. Dia mengeluarkan Kunci Gerbang Waktu dan Dimensi yang selama ini selalu dibawanya ke mana pun dia pergi. Dia membuka tangannya, dan kunci itu langsung berdiri tegak di atas telapak tangannya. Josh mengarahkan telapak tangannya yang terbuka itu ke depan. Kunci yang mirip seperti kunci itu seakan melekat di tangannya. Seberkas cahaya keluar dari permata merah—yang kini telah berubah menjadi hitam—melesat dengan kecepatan tinggi menuju gerbang raksasa di hadapan mereka.

Ketika cahaya itu mengenainya gerbang yang terbuka itu memudar seperti sehelai kain yang terkena api. Angin yang bertiup kencang mendadak berhenti dan menjatuhkan semua barang yang sempat dibawa terbang.

“Se—sebenarnya apa yang sedang terjadi?” tanya Eunhyuk. Tangannya masih memeluk tiang, dan dia terduduk di sana dengan lemas. Wajahnya benar-benar pucat.

“Ini—benar-benar tidak biasa.” kata Henry. Dia tampak kagum dan bingung di saat yang sama.

Terkecuali barang-barang yang masih berantakan, situasi di dorm perlahan kembali tenang. Namun di luar sana keadaan justru semakin kacau. Pertempuran itu sungguh di luar dugaan dan mereka yakin masih banyak tempat lain yang mengalami hal yang serupa.

“Aku harus pergi membantu yang lain.” kata Josh. “Daniel, kau tetap di sini saja. Mereka prioritas utama.”

“Bagaimana dengan yang di bawah?” tanyanya.

“Aku yakin mereka pasti bisa menanganinya. Hubungi Gilland. Suruh dia membawa yang lain kembali ke mari. Kita sudah tidak bisa menunggu lagi.” Dia lalu lenyap dari dorm itu dengan menggunakan teleport.

* * *

Beberapa jam setelah kejadian itu, situasi di seluruh dunia perlahan mulai tenang. Semua monster telah berhasil ditangani oleh pihak keamanan dan juga para Penjaga. Dari semua hal itu, yang paling menghebohkan adalah berita kemunculan ratusan orang berpakaian seragam berwarna putih keperakan yang melawan para monster. Berbagai isu mulai beredar dan hampir semua forum dan situs jejaring sosial ramai membicarakan itu. Dalam waktu singkat, Penjaga menjadi topik

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
SelviKyu #1
Chapter 1: Ini ff WonKyu kan? *tinggal jejak
Kok Josh ya? Tp gpp lah, ceritanya bagus sih ^_^
ningekaputri #2
Chapter 15: akhir na bagian kedua selesai. Msh byk teka-teki dsni. Bkn agak bingung.
ningekaputri #3
Chapter 1: author,,,,aq baca lg hehe,,,oya,,,baru sadar. Josh tuh org indo???jd sbnr na markas para penjaga tu d indo??? Jujur ff ini adalah ff pertama TVXQ yg q baca. Meski knl baik wajah jg sifat member na, tp gak trllu knl slrh lagu na. Hehe. Jd ini ckp mengenalkn q byk hal. Thx ya^^
Narenkyu #4
ini tokohnya dbsk sama suju gitu ? yang wonkyu doang ada gak ?
lyelf15 #5
next chap... good story^^
babykyu_wonie #6
Chapter 11: josh bnar2 penuh dg teka-teki ya..josh dsn liz gk mngkin bersatu lagi ya ?
wonkyu moment ny mana ?????
babykyu_wonie #7
Chapter 10: aduhh ceritanya daebakkk B-) woww josh pnya kemampuan yg luar biasa..
speachless speachless..sumpah keren bgett :-D
tp mimen wonkyu ny mana ??
mgkin next chapter ya.. :-)
babykyu_wonie #8
Chapter 9: wah wah kyukyu bnar2 pntar..aku smakin mencintaimu kekeke
ceritany benar-benar serrrrrruuuu >_<
babykyu_wonie #9
Chapter 8: mian ne coment di chapter ini..hehe kmaren2 gk bisa baca karena gk tau gmana cara coment..trus tnya sama unnie aku dan di ajarin deh caranya :-D
sbner ny aku gk bgtu paham ma ceritany tp ceritany seru bget !!!!! fan lagi ini ff wonkyu tmbah semangat baca ny kkkk~