All That Remains

Till We Meet Again II : Light that Calls
Please Subscribe to read the full chapter

Karena hanya dorm Super Junior yang mengalami kerusakan, jadwal TVXQ dan JYJ sama sekali tidak terpengaruh dan masih tetap padat seperti biasa. Hal itu pula yang menjadi sebab kenapa mereka lebih sering berada di luar dibandingkan yang lain.

Pada awalnya Super Junior hendak dicarikan disatukan di dorm yang lain namun  Leeteuk memberikan argumentasi dengan mengatakan kalau itu akan mempersulit jadwal mereka. Perusahaan juga mencoba memberikan solusi dengan mencarikan tempat tinggal baru namun karena setelah kejadian itu dan juga karena posisi Penjaga lebih kuat, perusahaan lebih memilih untuk lebih mempercayai mereka dan menyerahkan soal keamanan grup itu kepada Penjaga seutuhnya. Itu sebabnya kenapa hingga saat itu semua anggota Super Junior tinggal di markas besar.

Jadwal mereka sebenarnya masih padat dan semakin banyak yang dikurangi oleh karena alasan keamanan. Pada akhirnya, sebagian besar waktu mereka dihabiskan dengan bersantai di markas. Untuk menghilangkan kebosanan, mereka pun membuat jadwal sendiri seperti latihan menyanyi maupun menari atau pun kegiatan lain; tentu saja mereka harus menyesuaikan dengan jadwal penggunaan ruang yang secara elektronik telah ditempel di dinding tiap ruangan.

Jadwal penggunaan ruangan yang juga padat memaksa semua member SuJu menggunakan ruang latihan vokal secara bersamaan. Kali itu Yesung, Kyuhyun, dan Ryeowook berdiri di pojok ruangan sambil latihan lagu-lagu K-R-Y; Eunhyuk bersama Siwon, Donghae, Sungmin, Leeteuk, Kangin, dan Shindong tampak sedang latihan koreografi; Heechul berada di pojok lain sambil latihan lagu solo-nya, yang setelah bosan lalu melantunkan Good Day sambil meniru koregrafinya sehingga Henry dan Zhoumi yang berada tak jauh darinya terkikik melihatnya di sela-sela latihan mereka sendiri. Di sudut lain Hankyung tampak menyendiri, sedang serius latihan lagu solonya. Hanya Kibum yang tidak ada di ruangan itu.

“Lega rasanya bisa main biola lagi.” kata Henry sambil menurunkan biola dari lehernya. “Rasanya seperti sudah bertahun-tahun.” Dia lalu duduk selonjor di ruangan itu ditemani Zhoumi. Tampak yang lain juga baru selesai latihan dan sedang istirahat.

“Hentikan itu. Kau barusan terdengar seperti seorang kakek-kakek.” kata Zhoumi sambil tertawa. “Kegiatanmu kelihatannya biasa-biasa saja tapi kenyataannya jadwalmu begitu padat. Tentu saja kau tidak akan sempat.”

Siwon yang mendengarkan percakapan itu ikut duduk di samping mereka. “Ada yang melihat Kibum? Hari ini aku belum melihatnya sama sekali.”

“Tadi aku sempat bertemu sebelum kemari. Sepertinya saat ini dia sedang berada ruang kendali.” kata Zhoumi.

Siwon melempar pandang melihat jadwal yang terpampang di dinding yang sedang dipunggunginya. “Waktu kita sudah habis.” katanya kemudian. Matanya kemudian menangkap Heechul yang masih asyik berdendang sambil menari. Dia tertawa tertahan. “Heenim, waktu kita sudah habis.”

Tidak ada reaksi. Akhirnya Siwon berdiri lalu mendekati Heechul untuk memberitahunya.

Saat itu serombongan orang masuk ke ruangan. Karena ruangan itu masih belum kosong, mereka kelihatan bingung.

“Kalian belum selesai?” tanya seorang wanita anggun kepada Henry. Warna kulitnya agak gelap tapi itu justru membuatnya kelihatan cantik. Mereka mengenalnya sebagai Sarah.

Mereka semua membungkukkan badan kepadanya.

“Kami mohon maaf.” kata Henry. “Tapi yang lain sepertinya juga sudah selesai. ”

“Tidak masalah kalau kalian ingin istirahat dulu.” Sarah memberi isyarat kepada yang lain untuk menempati posisi masing-masing.

“Sarah?” panggil seseorang dari depan pintu.

Semua mata beralih ke pintu. Josh ada di sana dengan Kibum di sampingnya. Kibum terlihat memegang sesuatu seperti tablet. Dia tampak seperti seorang asisten sekarang dan entah kenapa itu membuat beberapa dari antara mereka tersenyum.

“Bummie, apa yang kau lakukan?” tanya Leeteuk. Semua teman-temannya berkumpul mengerumuninya.

“Aku membantu profesor.” jawab Kibum sambil mengeluarkan senyumnya yang terkenal sebagai senyum mematikan. “Cukup asyik sebenarnya. Sekali-sekali aku butuh selingan.”

“Ada apa ya?” kata Eunhyuk sambil melihat ke arah Josh yang sedang berbicara secara intens.

“Jo-hyung sedang mencoba salah satu hipotesisnya.” Kibum melempar pandang ke arah kelompok paduan suara yang kini tampak membuka-buka buku berisi partitur berbagai macam lagu.

“Hipotesis? Apa itu?”

“Jo-hyung mencurigai sesuatu, ya?” Entah sejak kapan Changmin dan Junsu sudah ada di depan pintu. “Mengenai apa?”

“Dunia tempat kita berada sekarang.” jawab Kibum singkat. Dia tidak bicara apa-apa lagi karena saat itu Josh mendekati mereka.

Mereka mengira Josh akan berbicara kepada mereka tapi ternyata tidak. Dia segera berbalik lagi ke arah Sarah dan paduan suaranya.

“Kita coba dengan Song of Mana, ya?” katanya dengan suara keras. Dia berhenti. “Ah, Sarah. Bisa kau gunakan kristalmu?”

“HAH?” Sarah yang sudah bersiap-siap untuk bernyanyi langsung melotot ke arah Josh. “Kenapa aku harus menggunakan kristal di saat seperti ini?”

Josh memasang tampang memelas kepadanya. “Pleaaseeee….” katanya sambil mencoba kelihatan imut namun gagal. Yang lain menahan tawa geli.

Sarah menghela napas, tampak ragu-ragu. “Oke. Kali ini saja.” katanya lalu membuang muka. “Kau dan hipotesis gilamu itu…”

“Kalau ini berhasil, mungkin kita butuh lebih dari sekali.” gumam Josh sambil nyengir. Kyuhyun yang sedari tadi menatapnya dengan intens langsung bergidik ngeri. “ICO, tolong pantau kondisi cuaca selama Sarah bernyanyi.”

“Affirmative. Start recording…”

“Sarah, if you please…”

Sarah mengeluarkan kristalnya dengan cara yang sama seperti yang biasa dilakukan oleh Josh. Sebuah kristal dengan cahaya berkilauan muncul di atas telapak tangannya. Junsu dan Changmin yang pernah melihat langsung kristal Josh dari dekat langsung tahu kalau bentuknya berbeda dengan yang ada pada Sarah saat itu.

“Jag horde                                                [I heard]

  En nostalgisk                                           [A nostalgic song]

  Sång någonstans långt borta             [somewhere far away]

  Den rörde djupt I mitt hjärta                [It stirred deep within my heart,]

  En ung styrka                                         [A young strength]

  Talade om livets sang…                         [Spoke of the song of life]…”

Semua orang yang melonjak kaget ketika sebuah glyph tiba-tiba muncul di bawah kaki Sarah. Semua, terkecuali Josh yang sudah mengantisipasi hal ini. Sarah yang sedang menghayati lagunya dengan menutup matanya juga tidak memperhatikan ini. Tapi begitu dia membuka mata, dia sendiri sempat mundur selangkah karena kaget. Josh memberi isyarat kepadanya untuk terus melanjutkan. Dia sendiri ikut menyanyikan sebagian dari lagu itu.

“…Min längtan ej nån diamant  (Bara en linten kristall)  [My longing is no diamond (Just a small crystal)]

  Ett sandkorn i öknen, en droppe i havet                            [A grain of sand in the desert, one drop in the ocean]

  Men med högmod, kommer jag                                          [But with pride, I come]

  Åstider kommer och går;  Och jag följer i samma spar    [Seasons come and go and I follow the same tracks]

  Allt jag vill är att sova,  Omfamnad i din sang                   [All I want is to sleep, embraced in your song]

  Allt jag vill är att vänta,  Kura ihop i en dröm                   [All I want is to wait, curl up in a dream]

  Jag följer min längtan till dig                                               [I am following my longing for you]…”

Ketika lagu itu selesai, glyph yang ada di kaki Sarah pun memudar kemudian menghilang. Melihat itu, Josh tersenyum puas.

“Thanks, Sarah. My hypothesis just have been proved.” katanya sambil melambaikan tangannya. Dia melangkah riang meninggalkan ruangan diikuti tatapan bingung dari semua orang.

Tapi Sarah justru mendatanginya dengan buru-buru. “Tunggu!” katanya sebelum mereka meninggalkan ruangan. “Bagaimana bisa…”

“Kalau kau mau tanya bagaimana glyph Guardian of Voice bisa muncul, kurasa kau lebih tahu daripada aku.” potong Josh. “Kau tahu glyph jenis ini tidak akan muncul begitu saja. Bahkan ketika di ‘Corona’ glyph itu tidak ada. Jadi ini pasti ada hubungannya dengan kejadian sebelumnya.” Dia memberi penekanan pada kata ‘sebelumnya’ sambil menatap mata Sarah.

“ICO, tolong tunjukkan hasil pemantauan di luar tadi. Sinkronisasi dengan waktu kami bernyanyi.” kata Josh, sementara Sarah tampak mulai berpikir dengan raut wajah serius.

Penasaran, mereka semua melihat layar monitor yang ada di dekat situ. Tayangan yang muncul memperlihatkan gambar sebuah kota dari ketinggian. Keadaan kota kelihatan baik-baik saja sampai ketika Sarah mulai bernyanyi.

Awan perlahan-lahan mulai bergerak perlahan dalam membentuk lingkaran kecil membentuk pola lingkaran tipis di angkasa. Namun, ketika suara Josh mulai terdengar, lingkaran itu tiba-tiba saja semakin menebal. Mereka bisa mendengar suara guruh yang keras, dan dari balik awan mereka bisa melihat kilatan-kilatan petir.

Semua orang kaget menyaksikan itu tapi senyuman justru mengembang di wajah Josh.

“Yappari (sudah kuduga).” katanya.

“Hyung, kau sudah tahu?” tanya Changmin.

“Ya, ternyata yang terjadi di dunia ini tidak berbeda jauh dengan sebelumnya.” Dia menatap Changmin dan Junsu dengan tatapan penuh makna. Kekhawatiran justru tampak di wajah semua orang yang berkumpul di situ.

“Tenang.” kata Josh. “Mungkin tindakan kita tidak perlu seekstrim waktu itu.” Dia meninggalkan ruangan dan kembali ke ruang kontrol. “Mungkin.” Kibum bergegas mengikutinya dari belakang.

* * *

“Hyung, aku ingin membantumu. Boleh?”

Josh yang sedang sibuk bekerja di salah satu terminal langsung melempar tatapan curiga kepada Kyuhyun. Siwon yang berdiri di sebelahnya langsung menghela napas pelan. Markas Penjaga memang memerlukan tenaga tambahan karena hampir semua Penjaga dikerahkan sebagai petugas lapangan. Akan tetapi, jika Kyuhyun yang mengajukan diri dengan cara seperti itu justru menimbulkan tanda tanya kepada semua orang yang mendengarnya.

“Tidak.” jawab Josh tegas, lalu kembali menatap monitornya.

“Hyuung.” Kyuhyun mencoba bersikap imut dan itu justru membuat Josh semakin curiga.

Siwon menghela napas lagi. Dia paham betul tingkah laku Kyuhyun kalau dia sudah menginginkan sesuatu tapi di satu sisi dia tidak bisa memaksa Kyuhyun untuk menghentikan niatnya itu.

“Ada apa ini? Biasanya kau hanya ingin berkutat dengan PSP dan tidak peduli dengan yang lain. Lagipula, aku yakin kau lebih suka tidur daripada berada di depan monitor.” Semua kata-kata Josh langsung tepat sasaran.

“Yah, memangnya kenapa kalau aku suka tidur dan main PSP?” kata Kyuhyun ketus. Siwon memegang bahunya mencoba memberinya peringatan tapi dia menepisnya.

“Tidak salah.” kata Josh tenang meski dia merasa agak kurang suka dengan nada bicara Kyuhyun. “Setahuku kau tidak pernah peduli dengan hal seperti ini. Kalau begitu coba katakan padaku kenapa tiba-tiba kau ingin membantuku?”

“Baik. Jangan pernah minta bantuanku kalau begitu.”

Sambil merengut Kyuhyun meninggalkan ruangan itu sambil menghentakkan kakinya, melupakan semua image-nya sebagai seorang idola. Kibum yang memperhatikan itu dari jauh cuma bisa tersenyum geli sedangkan Daniel yang juga ada di sudut lain hanya bisa menggelengkan kepalanya. Beberapa Penjaga yang lain terkikik seru.

“Aigo, benar-benar seperti anak kecil.” kata Josh.

“Dia dan Donghae sama saja meski sifat kekanakan mereka muncul di situasi yang berbeda.” 

Lagi-lagi Siwon menghela napas, tapi kali ini bersamaan dengan Josh.

“I’m really sorry.” kata Siwon.

“You don’t have to.” kata Josh. Matanya mengarah ke arah pintu dimana Kyuhyun baru saja pergi meninggalkan ruangan itu.

Monitor di depan Kibum tiba-tiba berbunyi. “Kita menemukannya.” kata Kibum.

“Siapa?” tanya Siwon.

“Gill hyung.“ Kibum yang menjawab. “Dia ada di—” Dia mematung sejenak melihat tulisan di layarnya lalu melempar pandang ke Josh. “—di dalam markas?”

“Mwo?!”

Pintu ruangan langsung terbuka dan Gilland melenggang masuk. Dia tampak tidak bersemangat.

“Gill—apa-apaan—? Dari mana saja kau?” kata Josh.

“Kau mencariku?” kata Gilland.

“Apa maksudmu aku mencarimu?” Josh bangkit dari duduknya, marah. “Kau sudah menghilang selama berminggu-minggu.”

“Aku tidak bisa menghubungi kalian. Dan teleponku juga mati.” kata Gilland santai.

“Lalu bagaimana dengan tugasmu untuk melindungi mereka? Kau sudah lupa?” kata Josh. Nada suaranya sudah meninggi sekarang.

Gilland hanya diam. Ekspresi wajahnya sama sekali tidak berubah.

“Aku tahu kau membawa mereka kemari.” katanya. “Bukannya masalahnya sudah selesai?”

Josh diam. Dari amarah yang meledak-ledak tiba-tiba sesuatu membuatnya tersadar. Sikap Gilland seakan berubah dengan mendadak dan itu mengundang tanda tanya besar di dalam dirinya.

“Sejak aku tahu kau pergi bersama seorang wanita, kau seperti menghilang begitu saja. Apa yang terjadi denganmu?” tambahnya lagi. “Dan kenapa kau tiba-tiba kembali?”

Sekarang semua mata di ruangan itu sudah menatap mereka berdua. Untuk sesaat lamanya ekspresi Gilland berubah namun dalam sekejap dia telah kembali seperti sebelumnya. Tampaknya perubahan ekspresi itu hanya disadari oleh Siwon yang posisinya paling dekat dengan Gilland.

“Aku hanya sedang berusaha memenuhi janjiku yang sempat tertunda.” kata Gilland, masih dengan ekspresinya yang datar.

Josh tahu akan terlalu pribadi jika menanyakan hal itu di hadapan banyak orang, jadi dia lebih memilih untuk diam. “Sedang apa kau di sini sekarang?” tanyanya kemudian.

“Aku cuma singgah setelah pulang sebentar. Aku harus menemui Hua Yin.” Dia berbalik lalu melangkah meninggalkan mereka dengan sejuta tanda tanya.

“Apa-apaan? Dia singgah hanya untuk itu?” kata Josh. “Hei, kau mau ke mana sekarang?” Tapi pintu ruangan itu sudah tertutup sedari tadi.

* * *

“Kyu, kenapa kau tiba-tiba ingin membantu Jo-hyung?” Kejadian tadi siang ternyata telah sampai ke telinga Leeteuk.

“Apakah aku butuh alasan untuk membantu seseorang, Hyung?” jawab Kyuhyun dengan mata yang tetap berfokus dengan PSP-nya.

“Melihat sifatmu yang seperti itu tentu saja Jo-hyung akan menolak.” kata Leeteuk. Dia memandangi Kyuhyun dengan tatapan penuh selidik. “Dan terus terang, aku juga.”

Kyuhyun tetap diam. Matanya masih berfokus pada PSP-nya. “Aku melihat tidak begitu banyak Penjaga yang ada di sini sekarang karena mereka semua sedang turun lapangan. Aku makan dan tinggal gratis di sini setidaknya ada yang bisa kulakukan untuk mereka.” katanya. “Tapi dia justru curiga padaku.”

Leeteuk memandangi Kyuhyun lagi dan meski dia melihatnya dari samping, dia bisa merasakan sesuatu dari dongsaeng-nya itu. Tidak biasanya Kyuhyun bersikap seperti itu. Dia menepuk bahu Kyuhyun pelan lalu melangkah keluar dari kamar tanpa bicara apa-apa lagi.

Ketika Leeteuk sudah menghilang di balik pintu, Kyuhyun meletakkan PSP di pangkuannya lalu memandang ke pintu dengan tatapan sendu. “Mianhae, Leeteuk hyung. Aku tidak bisa mengatakannya sekarang.” gumamnya pada dirinya sendiri. Dia meremas tangannya, berusaha menyembunyikan rasa gugupnya.

* * *

Kira-kira dua jam kemudian Josh masuk ke kamar Kyuhyun. Kyuhyun yang masih asyik bermain malah tidak peduli. Josh memandangi Kyuhyun dari atas sampai bawah yang saat itu cuma mengenakan celana putih selutut dengan T-shirt biru.

Josh meletakkan kedua tangannya di pinggangnya lalu menghela napas. Dia berjalan ke lemari pakaian lalu mulai melihat-lihat pakaian yang ada di sana.

Melihat barangnya diusik, Kyuhyun langsung berhenti. “Yah, apa yang kau lakukan?”

Josh menarik keluar baju seragam yang digunakan di markas lalu meletakkannya di atas kasur.

“Ganti bajumu.” katanya.

Kyuhyun bingung. “Ada apa ini?” tanyanya.

“Kau baru saja direkomendasikan oleh Leeteuk.” kata Josh.

Kyuhyun melongo. Butuh waktu kira-kira beberapa detik baginya untuk menyadari apa yang baru saja terjadi. “Aish, Leeteuk hyung…” umpatnya.

“Di sini dilarang menggunakan kata-kata kasar termasuk makian.” sela Josh sebelum Kyuhyun mengatakan lebih jauh.

“Bagaimana Leeteuk hyung bisa merekomendasikanku?”

“Dia punya hak istimewa di sini.”

Kyuhyun menatap Josh sengit.

“Kenapa? Bukannya tadinya kau ingin membantuku? Cepat ganti bajumu. Aku tunggu di luar.”

Dia lalu melangkah keluar dari ruangan sebelum Kyuhyun mengatakan sesuatu yang kurang enak didengar.

Kyuhyun langsung mengeluarkan ponselnya dan hendak menelepon Leeteuk tepat ketika teleponnya berbunyi.

“Kyu, lakukan apa yang Jo-hyung perintahkan. Jangan berbuat yang aneh-aneh. Arra?” kata Leeteuk. “Kalau kau melanggar, kau akan kuhukum. Aku sudah menyiapkan sejumlah hukuman untukmu. Hehehehehehehe.”

Tawa Leeteuk saat itu terdengar begitu mengerikan di telinga Kyuhyun. Kalau keadaan terdesak, lelaki dengan julukan angel without wings itu bisa berubah menjadi sangat menyeramkan.

“Ne, arrasseo.” Kyuhyun memutuskan hubungan teleponnya. ‘Sial, orang itu pasti punya indra keenam.’ batinnya. Kyuhyun menatap teleponnya sambil merengut. Dia melihat ke arah baju seragam yang masih terletak di tempat tidurnya lalu menghela napas. Dia pada akhirnya mengganti bajunya lalu keluar dari kamar.

* * *

Josh dan Kyuhyun berjalan menuju ruang kendali dalam keadaan diam. Ekspresi keduanya datar namun Kyuhyun lebih tampak seperti tidak merasa nyaman.

“Aku masih penasaran kenapa kau begitu ingin membantuku.” kata Josh, berusaha memecah kesunyian diantara mereka.

Kyuhyun tetap diam. Rasa jengkelnya pada Josh tergantikan oleh sesuatu yang lebih kuat di dalam memorinya. Pandangannya berubah menjadi kosong. Dan Josh memperhatikan itu.

“Kyuhyun, kau baik-baik saja?” kata Josh lagi, agak kuatir.

Kyuhyun mengangguk meski pandangannya masih kosong. Mereka kembali diam.

“Hyung…” katanya beberapa waktu kemudian setelah memastikan bahwa tidak ada orang yang mendengarkan. Suaranya tercekat. Matanya menatap lantai. “Siapa itu yang ada di lantai bawah?”

Josh menghentikan langkahnya, bingung. “Siapa, apa maksudmu?”

“Aku melihatnya, Hyung.” kata Kyuhyun.

Josh bingung. “Melihat apa?”

“Orang-orang di dalam tabung itu …” Kyuhyun melanjutkan dengan suara pelan. Josh diam, dia membutuhkan informasi lebih banyak dari Kyuhyun. Josh menatapnya dengan pandangan bertanya-tanya. “…Cryogenic, kan?”

Kyuhyun mengatakan kata terakhir dengan suara yang sangat kecil tapi cukup jelas bagi Josh untuk mendengarnya. Mata Josh membulat horor.

“Bagaimana kau bisa tahu?” kata Josh kaget. Tidak butuh waktu lama bagi Josh untuk tahu alasan Kyuhyun ingin membantunya.

“Aku tidak sengaja melihatnya ketika berada di dekat sana.” kata Kyuhyun, meremas tangannya dalam usaha menahan diri agar tubuhnya tidak gemetar.

Meski awalnya ragu-ragu, Josh pun akhirnya merangkulnya. Kyuhyun yang notabene katanya juga tidak menyukai skinship pun tampak pasrah.

“Pada waktunya mereka pasti akan memberitahumu. Tidak, maksudku memberitahu kalian semua. Kau tidak usah takut, orang-orang itu baik-baik saja.” bisiknya. “Dan untuk sementara ini, lupakan saja.”

Dia menepuk-nepuk pundak Kyuhyun, mencoba memberinya semangat. “Tapi jangan katakan apapun pada semua hyung-mu. Aku tidak mau keadaan mereka seperti kau sekarang atau mungkin lebih parah. Kau paham?”

Kyuhyun menghela napas lalu mengangguk pelan. Mereka telah sampai di depan pintu ruang kendali. “Well, setidaknya kau sempat melihat isinya. Aku saja sampai saat ini tidak diberitahu apalagi diijinkan untuk masuk ke sana.”

“Apa?” seru Kyuhyun. Dia menatap mata Josh. “Jadi kau juga—“

“Aku rasa ruangan itu salah satu alasan kenapa aku dilarang kemari waktu itu. Ayo, jangan pasang tampang yang bisa membuat yang lain curiga.” kata Josh lagi. Dia lalu masuk terlebih dahulu, meninggalkan Kyuhyun tetap berdiri di situ.

Kyuhyun menepuk pipinya beberapa kali, memasang ekspresi terbaiknya, lalu ikut melangkah masuk ke ruang kendali.

* * *

“Kalau seperti ini, kalian harus melakukan ini.” Josh memberikan instruksi kepada Kyuhyun dan Siwon. Dia menekan beberapa tombol pada keyboard hingga sebuah jendela terbuka pada monitor.

Josh lalu meninggalkan Kyuhyun dan Siwon yang asyik berdiskusi. Keduanya pun melontarkan menanyakan beberapa pertanyaan kepada Kibum mengenai beberapa hal yang kurang mereka pahami.

Baginya, Siwon memang selalu kelihatan apa adanya tapi Kyuhyun adalah sesuatu yang lain. Selama ini Josh melihatnya serius hanya ketika sedang bernyanyi tapi pada kenyataannya dia bisa juga serius untuk ha

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
SelviKyu #1
Chapter 1: Ini ff WonKyu kan? *tinggal jejak
Kok Josh ya? Tp gpp lah, ceritanya bagus sih ^_^
ningekaputri #2
Chapter 15: akhir na bagian kedua selesai. Msh byk teka-teki dsni. Bkn agak bingung.
ningekaputri #3
Chapter 1: author,,,,aq baca lg hehe,,,oya,,,baru sadar. Josh tuh org indo???jd sbnr na markas para penjaga tu d indo??? Jujur ff ini adalah ff pertama TVXQ yg q baca. Meski knl baik wajah jg sifat member na, tp gak trllu knl slrh lagu na. Hehe. Jd ini ckp mengenalkn q byk hal. Thx ya^^
Narenkyu #4
ini tokohnya dbsk sama suju gitu ? yang wonkyu doang ada gak ?
lyelf15 #5
next chap... good story^^
babykyu_wonie #6
Chapter 11: josh bnar2 penuh dg teka-teki ya..josh dsn liz gk mngkin bersatu lagi ya ?
wonkyu moment ny mana ?????
babykyu_wonie #7
Chapter 10: aduhh ceritanya daebakkk B-) woww josh pnya kemampuan yg luar biasa..
speachless speachless..sumpah keren bgett :-D
tp mimen wonkyu ny mana ??
mgkin next chapter ya.. :-)
babykyu_wonie #8
Chapter 9: wah wah kyukyu bnar2 pntar..aku smakin mencintaimu kekeke
ceritany benar-benar serrrrrruuuu >_<
babykyu_wonie #9
Chapter 8: mian ne coment di chapter ini..hehe kmaren2 gk bisa baca karena gk tau gmana cara coment..trus tnya sama unnie aku dan di ajarin deh caranya :-D
sbner ny aku gk bgtu paham ma ceritany tp ceritany seru bget !!!!! fan lagi ini ff wonkyu tmbah semangat baca ny kkkk~