It Begins with A Strike

Till We Meet Again II : Light that Calls
Please Subscribe to read the full chapter

Suasana di ruangan itu perlahan-lahan mencair ketika mereka mulai bercakap-cakap. Leeteuk adalah orang yang sangat mudah diajak berbicara meski dalam keterbatasan bahasa. Sedangkan yang lain cenderung memperhatikan apa yang dikatakan oleh pemimpin mereka itu sebelum akhirnya ikut bergabung dalam perbincangan. Mereka sedang terlibat dalam perbincangan seru ketika sesuatu tiba-tiba seakan merayap masuk ke dalam hati Josh. Perasaannya menjadi tidak enak dan mulai gelisah meski dia berusaha bersikap biasa di hadapan mereka.

Dia agak kaget ketika tahu kalau Henry dan Zhoumi tanpa sadar sedang menatapnya dalam-dalam. Sesekali mereka saling berbicara dalam bahasa Mandarin untuk bertukar pikiran namun kembali menatapnya. LeeTeuk yang kemudian menyadari itu menatap keduanya dengan mata yang agak dilebarkan. Butuh waktu agak lama bagi keduanya untuk paham arti tatapan itu dan sebelum buru-buru mengalihkan pandangan mereka ke tempat lain.

Di tengah kecanggungan yang terjadi, tiba-tiba terdengar ponsel Leeteuk berbunyi.

”Waeyo, Siwonnie?” Josh hanya paham dua kata itu ketika Leeteuk mengangkat teleponnya. Selain karena memang kosa kata bahasa Korea-nya yang masih sedikit, dia juga sedang terganggu oleh perasaan tidak enak yang masih terus mengganggunya.

“Mwo?” seru Leeteuk, membuat seisi dorm kaget, termasuk Josh. Melihat reaksi yang lain membuat firasat buruk Josh semakin terasa mengganggu. Josh bisa menebak kalau sedang ada sesuatu yang terjadi saat itu sesuatu yang diluar pemahaman orang biasa. Dia menatap komunikatornya dengan was-was. Sesekali ujung jari tangan kanannya menyentuh alat itu dengan gugup.

“Siwon-ah, gwaenchanha? (Baik-baik saja?)”

Lagi-lagi pikirannya teralih ke Leetuk. Sesuatu yang buruk sedang terjadi, setidaknya itu yang terlintas dalam benaknya. Tidak peduli lagi dengan semua mata yang seakan mengawasinya, Josh mengeluarkan sebuah benda dari dalam sakunya. Benda itu berbentuk anak kunci berukuran sangat besar sekitar hampir tiga kali ukuran anak kunci biasa dan penuh dengan ukiran-ukiran yang memberi kesan antik. Dia melihat ke arah sesuatu yang tampak seperti permata yang terbuat dari kaca di bagian tengah kunci itu. Warna merah pada kunci itu perlahan-lahan berubah gelap sebelum menjadi hitam. Matanya terbelalak. Terlepas dari pembicaraan Leeteuk dengan seseorang yang bernama Siwon di telepon—karena dia saat itu tidak mendengar apalagi mengerti apa yang mereka bicarakan—dia benar-benar gelisah sekarang.

“Ah,” Kyuhyun mendadak menunjuk komunikator Josh. “Bukannya alat itu yang dipakai oleh Gill?”

“Yah, Kui Xian-ge.” kata Henry. “Jangan panggil Li Guang-ge dengan panggilan seperti itu.”

Josh tidak menanggapi. Dia ingat sekarang. Dulu dia pernah meminjamkannya kepada Gilland ketika mereka terjebak di Corona.

Ini membuat segalanya menjadi lebih mudah. Dia menekan beberapa tombol di komunikator itu. Terdengar suara berisik ketika hubungan komunikasi telah tersambung. Semua, kecuali Leeteuk yang masih sibuk berkomunikasi dengan Siwon, beralih menatapnya.

“Profesor?” panggil Josh pelan. Dia tahu betul bunyi apa di belakang. Itu sirine tanda bahaya. Sesuatu memang sedang terjadi dan itu membuat perasaannya semakin tidak enak. “Profesor?” Suaranya yang terkenal besar segera saja membahana di ruangan itu.

“Tunggu sebentar, Josh.” Ada tanggapan dari seberang. Nada suaranya serius. “Cepat panggilkan Penjaga terdekat. Jangan sampai ada yang terluka. Cepat!”

“Ada apa ini?” Sekarang dia benar-benar kuatir. Firasat buruknya terbukti. Sang profesor tidak menanggapi. Dia sudah tidak sabar lagi. “Profesor, beberapa saat lalu aku mendapat firasat buruk. Coba katakan ada apa, mungkin aku bisa bantu.”

“Joshie, dengar baik-baik.” balas sang profesor. Suaranya yang keluar dari komunikator menggema di dorm itu. “Sekarang ini sedang ada serangan mendadak ke seluruh dunia.”

“WHAT?” Sekarang giliran Josh yang berteriak. Pada saat itu bel pintu rumah berbunyi. Zhoumi berinisiatif membukakan pintu. “Kenapa aku tidak diberitahu? Pantas permata Kunci Gerbang Waktu dan Dimensi berubah hitam. Apa yang menyerang? Lalu bagaimana dengan yang lain?”

“Aku tidak bisa menjelaskannya sekarang. Semua teman-temanmu sedang berpencar dan bertarung. Josh, kurasa aku butuh bantuanmu untuk—Tunggu. Apa katamu tadi?”

“Apa? Yang mana?”

“Apa yang berubah?”

Josh termenung sejenak. Sejenak, dia melirik ke arah pintu masuk dan melihat Yunho dan Changmin berdiri di sana. “Kunci Gerbang Waktu dan Dimensi?” katanya. Dan mereka semua mendengar profesor berteriak. Kurang jelas apa yang dia katakan tapi mereka bisa menebak kalau profesor cantik itu frustasi.

“Josh, aku minta kau—“

Josh tidak mendengarkan. Dia menoleh kaget ke arah Leeteuk yang saat itu sedang menarik lengan bajunya. Raut wajahnya yang penuh kekuatiran dengan mata yang berkaca-kaca membuatnya agak kaget. Dia berkata sesuatu dalam bahasa Korea sambil menunduk. Dari gelagatnya, sepertinya dia memohon sesuatu padanya. Kyuhyun dan Henry berusaha menenangkannya.

“Apa yang dia katakan?” kata Josh, melihat ke sekeliling ruangan, berharap ada yang mau menerjemahkannya kepadanya.

Henry tampaknya terlalu sibuk dengan Leeteuk untuk dapat menerjemahkan kata-katanya kali ini.

“Dia memintamu menolong Siwon dan Donghae.” kata Changmin yang baru datang dengan Yunho dengan mata terbelalak karena shock. “Mereka ada di bandara Incheon sekarang.”

“Katanya sedang terjadi sesuatu di sana tapi tidak ada yang tahu apa itu.” lanjut Yunho.

Mata Josh bergerak liar. Dia yakin sekali Leeteuk tahu kalau dia bisa melakukan sesuatu yang tidak biasa. Tapi reaksinya setelah mendapat telepon dari seseorang yang bernama Siwon itu membuatnya bertanya-tanya. Kalau keadaan mereka baik-baik saja tidak mungkin reaksinya seperti itu.

“Josh—“ Kali ini profesor yang berbicara. Ternyata dia mendengar semua percakapan itu melalui komunikator. Josh tidak menanggapi karena pikirannya masih berkelana.

“Josh, kau masih di situ? Tolong dengarkan aku.” katanya lagi, membuat Josh tersadar dari transnya. “Beberapa Penjaga dari Korea sudah berada di sana. Mereka sedang menangani masalah ini meski dengan sembunyi-sembunyi. Pergilah dan lakukan apa yang menurutmu benar tapi jangan sampai ketahuan. Kau mengerti?”

Josh memutus hubungan komunikasi dengan profesor. Dia menatap Leeteuk yang tampak sudah mulai tenang tapi masih menunduk. “Akan kulakukan sebisaku.” katanya lalu bangkit dari tempatnya duduk. 

Dia memandang sekeliling ruangan dan berhenti di Changmin. Dia langsung melangkah lebar-lebar mendekatinya.

“Changmin, kau ikut denganku.” katanya tegas.

“Kenapa?”

“Karena kau yang paling tinggi. Kau bisa dengan mudah mengenali mereka.” kata Josh cepat. “Yunho, coba kau hubungi Jaejung dan yang lain. Pastikan mereka baik-baik saja. Sedangkan kalian—“ Dia menoleh ke yang lain. “—cepat hubungi teman-teman kalian, paksa mereka menghentikan kegiatan mereka kalau bisa dan kembali kemari secepatnya. Aku serius.”

Setelah keduanya kembali mengenakan sepatu, Josh menyambar lengan Changmin dan keduanya lenyap dari pandangan.

* * *

“Donghae-ah, gwaenchanha?” tanya Siwon yang duduk di samping Donghae.

“Gwaenchanha, Hyung.” kata Donghae dengan napas berat. Siwon tahu kalau dia sebenarnya tidak sedang dalam keadaan baik.

“Ambulans tidak bisa sampai kemari. Katanya ada yang memblokir jalan. Polisi dan tentara ada di mana-mana tapi tidak bisa berbuat apa-apa.” kata manager mereka dalam kepanikannya. “Petugas keamanan juga tidak bisa membantu. Semuanya terblokir.”

“Sebenarnya apa yang terjadi? Makhluk apa itu tadi?” tanya Donghae, berusaha bersikap senormal mungkin.

Mata Siwon sesekali melirik ke Donghae, memeriksa keadaan Donghae dengan ekor matanya. Dia lebih mengkhawatirkan keadaan dongsaeng-nya itu dibandingkan apapun sekarang. Dia lalu melayangkan pandangannya ke sekeliling ruangan. Semua kursi di sana terisi penuh. “Bersandarlah di bahuku kalau kau lelah.” katanya.

 “Andwae (tidak).”

Siwon menghela napas lalu menurunkan topinya hingga alisnya sejajar dengan bagian depan topinya. Dia melirik sebentar ke arah manager-nya yang berlari ke arah yang lain untuk segera mencari pertolongan.

* * *

Suasana di bandara benar-benar kacau. Semua orang panik dan berlarian. Banyak sekali polisi di sana-sini, dan mereka tampak sedang berfokus terhadap sesuatu. Josh dan Changmin teleport masuk di daerah yang sunyi, di luar bangunan. Setelah memasang perlengkapan menyamar, Changmin lalu mengikuti Josh masuk ke dalam bandara.

“Di mana terminal kedatangannya?” tanya Josh. Changmin memimpin jalan, menaiki eskalator secepat yang mereka bisa dan langsung menuju terminal kedatangan. Semua orang yang mereka lewati tampak panik, sehingga mereka tidak terlalu memperhatikan Changmin yang melintas.

“Kau melihat mereka?” tanya Josh. Karena meski sekarang tubuhnya lebih tinggi dibandingkan wujud Vessel-nya yang terdahulu tapi tetap saja dia tidak setinggi Changmin.

Changmin tidak menjawab, dia hanya melihat sekeliling di antara kerumunan orang-orang yang panik. Tampaknya semua orang di kumpulkan di sana, karena mereka harus berdesak-desakan.

“Apa mereka berada di ruang VIP?” tanya Josh ingin tahu. “Sayang sekali aku tidak mengenali wajah mereka.”

“Kurasa hyung kenal.” tanggap ChangMin sambil terus berusaha mencari. “Mereka ada bersama-sama kita ‘di tempat itu’.”

“Benarkah?” Josh ikut mencari.

Changmin mengeluarkan teleponnya lalu menelepon seseorang. “Arrasseo.” katanya lalu menutup telepon. “Hyung, mereka mengenakan topi coklat dan topi hitam dengan kaca mata hitam.” Dia kembali melayangkan pandangannya ke sekeliling. Sesaat kemudian dia menjawil tangan Josh lalu menunjuk ke salah satu arah dengan kepalanya.

Mereka menerobos kerumunan orang yang seakan sedang menanti kedatangan kereta bawah tanah hingga mencapai lokasi yang ditunjuk oleh Changmin sebelumnya. Kedua lelaki yang menjadi tujuan mereka tampak sedang berbincang. Mereka berdiri agak jauh dari semua orang dan berada di pojok ruangan VIP itu. Yang mengenakan topi hitam tampak mengelus dadanya sedikit sedangkan temannya yang berbadan lebih besar tampak berusaha melakukan sesuatu untuknya.

Si lelaki bertopi hitam mengangkat kepalanya dan melihat sesuatu yang membuatnya senang. “Changmin!” panggilnya dengan suara setengah berbisik. Dia menyembunyikan mata dan rambutnya yang dicat pirang dibalik kacamata dan topinya. Lelaki yang berdiri di sebelahnya mengenakan topi hitam dan kacamata. Changmin benar, Josh mengenali keduanya.

“Hyungdeul, gwaenchanha?” tanya Changmin.

“Ne.” jawab Donghae singkat. Tapi Josh merasa kalau dia sama sekali tidak dalam keadaan yang baik.

Lelaki yang mengenakan topi coklat memandang Josh dengan penuh arti. “Akhirnya kita bertemu lagi.” gumamnya pelan sambil tersenyum. Dia menarik kacamatanya sedikit sehingga Josh bisa melihat matanya yang berwarna coklat.

Ah, si cowok mata elang, batin Josh. Dia langsung mengenalnya karena dapat merasakan Eterna yang kuat. Kekuatannya bahkan melebihi yang dimiliki Kyuhyun. Sulit baginya untuk melupakan Eterna sekuat itu, karena selama ini Eterna yang

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
SelviKyu #1
Chapter 1: Ini ff WonKyu kan? *tinggal jejak
Kok Josh ya? Tp gpp lah, ceritanya bagus sih ^_^
ningekaputri #2
Chapter 15: akhir na bagian kedua selesai. Msh byk teka-teki dsni. Bkn agak bingung.
ningekaputri #3
Chapter 1: author,,,,aq baca lg hehe,,,oya,,,baru sadar. Josh tuh org indo???jd sbnr na markas para penjaga tu d indo??? Jujur ff ini adalah ff pertama TVXQ yg q baca. Meski knl baik wajah jg sifat member na, tp gak trllu knl slrh lagu na. Hehe. Jd ini ckp mengenalkn q byk hal. Thx ya^^
Narenkyu #4
ini tokohnya dbsk sama suju gitu ? yang wonkyu doang ada gak ?
lyelf15 #5
next chap... good story^^
babykyu_wonie #6
Chapter 11: josh bnar2 penuh dg teka-teki ya..josh dsn liz gk mngkin bersatu lagi ya ?
wonkyu moment ny mana ?????
babykyu_wonie #7
Chapter 10: aduhh ceritanya daebakkk B-) woww josh pnya kemampuan yg luar biasa..
speachless speachless..sumpah keren bgett :-D
tp mimen wonkyu ny mana ??
mgkin next chapter ya.. :-)
babykyu_wonie #8
Chapter 9: wah wah kyukyu bnar2 pntar..aku smakin mencintaimu kekeke
ceritany benar-benar serrrrrruuuu >_<
babykyu_wonie #9
Chapter 8: mian ne coment di chapter ini..hehe kmaren2 gk bisa baca karena gk tau gmana cara coment..trus tnya sama unnie aku dan di ajarin deh caranya :-D
sbner ny aku gk bgtu paham ma ceritany tp ceritany seru bget !!!!! fan lagi ini ff wonkyu tmbah semangat baca ny kkkk~