five.

DREAM
Please Subscribe to read the full chapter

Makan malam berlangsung dengan sangat canggung. Baik mama maupun papa Chanyeol hanya mengobrol dengan putranya, seolah Jongdae sama sekali tidak ada disana. Jongdae pun berusaha menyantap makanannya dengan perlahan, sampai suatu ketika, ia merasakan sesuatu yang aneh dalam perutnya. Rasanya sakit sekali, sampai ia ingin memuntahkan segala sesuatu yang baru ia santap. Namun Jongdae tetap berusaha menahannya. Ia tak ingin kelihatan tak sopan di depan orang tua Chanyeol.

Ketika rasa mualnya sudah ak tertahankan, Jongdae segera menutup mulutnya dengan tangannya, seraya tangannya yang satu lagi melepas sendok yang sedari tadi ia genggam. Jongdae segera berlari ke kamar mandi, mengabaikan teriakan kawatir Chanyeol.

“Ma, pa, aku harus ke Jongdae. Kalian lanjut makan aja.” Chanyeol langsung berlari menyusul Jongdae.

Jongdae terlihat berantakan sesampainya ia di kamar mandi. Bekas muntahan ada dimana-mana, di lantai, di pakaian Jongdae. Jongdae hanya duduk disana dengan matanya yang merah, tengah menangis. Chanyeol sedikit jijik melihatnya, namun ia segera membersihkan kekacauan istrinya itu, dan menyuruh Jongdae untuk berganti pakaian.

Jongdae terlihat lebih tenang setelahnya, dan Chanyeol mendekapnya erat. Sangat erat sampai Jongdae dapat mendengar detak jantung Chanyeol.

“Udah baikan?” Chanyeol bisa merasakan anggukkan Jongdae dalam dekapannya.

“Besok mau ke rumah sakit?”

Jongdae hanya menggeleng. Nafasnya masih terputus-putus, sehabis menangis barusan.

Chanyeol tak memaksakan lebih jauh. Ia tahu betul istrinya itu kelelahan.

“Ya udah, sekarang kamu tidur aja. Ga usah khawatir tentang mama papa. Aku yakin mereka bakal ngerti.”

Jongdae tak lagi merespon, namun Chanyeol tahu Jongdae setuju dengannya. Ia langsung membawa Jongdae ke tempat tidur dan menyelimutinya.

“Aku segera nyusul. I love you.”

Malam itu, Jongdae tidur dengan nyenyak.

Paginya ketika ia bangun, Chanyeol sudah tak ada di sisinya. Ia sudah pergi ke kantornya, memang akhir-akhir ini, Chanyeol selalu datang lebih pagi ke kantornya. Mungkin pekerjaannya sedang menumpuk.

Jongdae beranjak dari kasurnya dan menatap dirinya di kaca. Matanya tampak sedikit bengkak akibat menangis semalam. Jongdae hanya bisa mengeluh. Kalau ia keluar sekarang, orang tua Chanyeol pasti ada di luar, dan Jongdae masih belum berani menemui keduanya sendiri tanpa Chanyeol. Tapi kalau ia tetap di

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
ZahraKim21 #1
Chapter 10: Kak, apa udh discontinue?
Krissan #2
Chapter 1: Can I get an English translation for this story I really wanna read this.... Please
pandachen #3
Kok nggk update2.....????
lurvejunho #4
Chapter 8: Omo i know jongdae n jongin relationship will be like noona n donsaeng but i am afraid chanyeol will think otherwise.n when jongdae will tell chanyeol about the baby
pandachen #5
Kapan updatenya????
pandachen #6
Chapter 6: Kapan updatenya lagi???
lurvejunho #7
Chapter 6: Jongdae need to take care of his health.n who save him?is it jongin?
evanialyn #8
Chapter 4: Suka banget sama cara author mendeskripsikan hubungan jongdae sama chanyeoll!!! So sweet banget! Jadi kepo sama jongin sebenernya siapa, di tunggu chapter selanjutnya, menarik banget ceritanya beda sama yang lain.
Ikhtiar #9
Chapter 3: OMG.....
agak kasihan lihat jongdaee
ceritanya tambahh bagusss bangettt
pandachen #10
Kapan lanjut nyaa????